Anda di halaman 1dari 8

DAMPAK KASUS PENGGELAPAN PAJAK DI INDONESIA

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KOTA


PADANG

Firmanto Rahmad Putra1), Lusiana, SE, MM2) , Hanna Pratiwi, SE, MM3)
1) Akuntasi, U n i v e r s i t a s P u t r a I n d o n e s i a ( Y P TK ) , P a d a n g
email: mantoputra@yahoo.com
2) Akuntasi, U n i v e r s i t a s P u t r a I n d o n e s i a ( Y P TK ) , P a d a n g
email: dysi_0915@yahoo.com
3) Akuntasi, U n i v e r s i t a s P u t r a I n d o n e s i a ( Y P TK ) , P a d a n g
email: pratiwihanna86@yahoo.com

Abstrak – Firmanto Rahmad Putra, 09101155110052, Jurusan akuntansi, dengan judul


Dampak Kasus Penggelapan Pajak Di Indonesia Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kota Padang,
dibawah Bimbingan Lusiana, SE, MM ( Pembimbing I ) dan Hanna Pratiwi, SE, MM ( Pembimbing II),
Objek dari penelitian ini adalah wajib pajak pribadi yang dipilih secara acak di kota Padang yang
berjumlah 145.979 orang pada tahun 2011. penelitian ini menggunakan SPSS versi 20 yaitu uji validitas,
uji reliabilitas, analisis korelasi, analisis regresi linier sederhana dan uji t. Hasil penelitian dari uji
hipotesis diperoleh t hitung (12,033) > t table (1,660). Maka Ho ditolak, dan Ha diterima hasil dari
analisis korelasi yang menunjukkan sebesar 59,6% yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, sisanya
40,4% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

Kata Kunci : Kepatuhan Wajib Pajak, Penggelapan Pajak


Nama File Journal : 09101155110022_Firmanto Rahmad Putra_Akuntansi

1. PENDAHULUAN

Pajak masih merupakan Primadona dan korupsi yang terjadi di Indonesia, maka
komponen terbesar dalam negeri untuk timbullah pemi kiran wajib paja k, beban
menopang pembiayaan-pembiayaan umum pajak yang diba yar kan juga tidak akan
Negara, dan pajak merupakan kontribusi wajib masuk ke kas Negara, tidak heran
kepada Negara yang terutang oleh orang Negara banya k berhutang, dan rakyat
pribadi atau badan bersifat memaksa dirugikan karena pajak yang di ba yar kan
berdasarkan undang-undang dan tidak tidak dapat digunakan melainkan di
mendapatkan imbalan secara langsung dan korupsi, dan sisan ya untuk memba yar
digunakan untuk keperluan Negara untuk hutang Negara.
kemakmuran rakyat. Rumusan masalahn ya Apakah penggelapan
Pengusaha umumn ya menghin dari pajak di Indonesia berdampak terhadap
paja k karena bagi perusahaan pajak kepatuhan wajib pajak di kota padang?
adalah beban, dan banyak perusahaan
yang melakuka n tax planning untuk Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
mengurangi pajak secara legal. sebagai berikut :
Perencanaan pajak dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu tax avoidance dan 1. Memahami bagaimana respon wajib
tax evasion, tujuann ya sama tetapi pajak yang berada di kota padang
berbeda. Tax avoidance mengurangi terhadap kasus penggelapan yang
paja k secara legal, sedangkan tax terjadi di Indonesia.
evasion menguran gi pa jak secara illegal,
ban ya k perusahaan yang melakukan tax
evasion, alasannya ban yakn ya kasus
2. Untuk memahami penyebab terjadinya pengeluaran umum berhubungan dengan tugas
penggelapan pajak yang terjadi di negara yang menyelenggarakan pemerintahan.
Indonesia.
Menurut Siti Resmi (2008:30), Sistem
Diharapkan hasil penelitian ini dapat pemungutan pajak dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Self assesment system adalah suatu
a. Bagi Penulis sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada wajib
Hasil penelitian ini berguna untuk pajak untuk menentukan sendiri
lebih memahami dan memperluas besarnya pajak terutang.
pengetahuan yang dimiliki tentang 2. Official assesment system adalah suatu
penggelapan pajak sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada
b. Bagi Perusahaan pemerintah (fiskus) untuk menentukan
besarnya pajak terutang oleh wajib
Hasil penelitian ini diharapkan bisa pajak.
memberikan manfaat berupa perbaikan
dalam penyempurnaan atas kekurangan With holding assesment system adalah suatu
yang ada dan untuk mencapai hasil sistem pemungutan pajak yang memberikan
yang lebih baik bagi perusahaan. wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan wajib pajak bersangkutan) untuk
c. Bagi Pembaca menentukan besarnya pajak yang terutang oleh
Hasil penelitian ini diharapkan bisa wajib pajak.
menambah ilmu pendidikan dan
menjadi masukan yang berguna bagi menurut Fidel (2008:3) Fungsi pajak
dunia pendidikan khususnya mengenai terbagi 2 yaitu :
penggelapan pajak 1. Fungsi budgetair / finansial /
penerimaan.
Pajak berfungsi untuk mengumpulkan
2. LANDASAN TEORI dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran – pengeluaran
Menurut Mardiasmo (2011:1) pajak pemerintah guna untuk kepentingan
adalah iuran rakyak kepada kas Negara dan keperluan seluruh masyarakat.
berdasarkan undang-undang (yang dapat Tujuan ini biasanya disebut “revenue
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal adequacy”, yaitu bahwa pemungutan
(kontraprestasi) yang langsung dapat pajak tersebut ditujukan untuk
ditunjukkan dan yang digunakan untuk mengumpulkan penerimaan yang
membayar pengeluaran umum. memadai atau yang cukup untuk
Pengertian pajak menurut Djoko Muljono membiayai belanja negara. Dengan
(2006:1) adalah kontribusi wajib pajak kepada demikian fungsi finansial yaitu pajak
negara yang terhutang oleh orang pribadi atau merupakan sumber dana bagi
badan yang bersifat memaksa berdasarkan pemerintah (apalagi untuk saat ini,
undang–undang dengan tidak mendapatkan pajak merupakan sumber dana bagi
imbalan secara langsung dan digunakan untuk pemerintah yang paling utama,
keperluan negara bagi sebesar-besarnya dikarenakan mulai berkurangnya
kemakmuran rakyat (Pasal 1 angka 1 UU KUP). sumber dana lainnya yang dimliki
Pengertian pajak menurut Rochmat pemerintah, misalnya minyak dan gas
Soemitro (2008:1) adalah iuran rakyat kepada bumi), guna mendapatkan uang
kas negara berdasarkan undang-undang (yang sebanyak-banyaknya untuk
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa pengeluaran pemerintah dan
timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat pembangunan negara.
ditunjukkan dan digunakan untuk membayar Sebagai contoh : dimasukkannya pajak
pengeluaran umum. dalam APBN sebagai penerimaan
Menurut PJA Adriani yang dikutip oleh dalam negeri.
Waluyo (2009:2), pajak adalah iuran kepada 2. Fungsi regulerend / mengatur.
negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang
Fungsi mengatur adalah tujuan agar
oleh yang wajib membayarnya menurut
memberikan kepastian hukum.
peraturan-peraturan, dengan tidak dapat prestasi
Terutama dalam menyusun undang-
kembali, yang langsung ditunjuk, dan yang
undang perpajakan senantiasa perlu
gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
diusahakan agar ketentuan yang
dirumuskan jangan sampai dapat Dalam penjelasan Undang-Undang
menimbulkan interpretasi yang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
berbeda antara fiskus dan wajib pajak. Perpajakan (UU KUP) telah dinyatakan bahwa
Namun perlu diingat pula bahwa pajak merupakan salah satu sarana dan hak tiap
fungsi pajak itu bukan semata-mata wajib pajak untuk berpartisipasi dalam
hanya untuk mendapatkan uang bagi penyelenggaraan negara dan pembangunan.
kas negara, itu memang benar, namun Namun bagi pelaku bisnis pajak dianggap
yang perlu diingat juga bahwa negara sebagai beban investasi. Oleh karena itu, adalah
Republik Indonesia dalam wajar bila perusahaan / pengusaha berusaha
menjalankan fungsi pajak juga untuk untuk menghindari beban pajak dengan
melaksanakan kebijakan di bidang melakukan perencanaan pajak yang efektif.
ekonomi, moneter, sosial, budaya, dan
bidang lainnya. penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan
upaya penghindaran atau penghematan pajak
Tarif pajak menurut Mardiasmo (2011:9)
yang masih dalam kerangka memenuhi
dibedakan menjadi 4 yaitu:
ketentuan perundangan (lawful fashion).
1. Tarif sebanding / proporsional Penghindaran pajak dengan cara illegal adalah
Tarif berupa persentase yang tetap penggelapan pajak. Hal ini perbuatan kriminal,
terhadap berapapun jumlah yang dikenai karena menyalahi aturan yang berlaku.
pajak sehingga besarnya pajak yang Penggelapan pajak (tax evasion) secara umum
terutang proporsional terhadap besarnya bersifat melawan hukum (ilegal) dan mencakup
nilai yang dikenai pajak. perbuatan sengaja tidak melaporkan secara
Contoh : untuk penyerahan BKP didalam lengkap dan benar obyek pajak atau perbuatan
daerah pabean akan dikenakan Pajak melanggar hukum (fraud) lainnya.
Pertambahan Nilai sebesar 10%. Hal ini merupakan pelanggaran terhadap
2. Tarif tetap undang-undang dengan maksud melepaskan diri
dari pajak/mengurangi dasar penetapan pajak
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama)
dengan cara menyembunyikan sebagian dari
terhadap berapapun jumlah yang dikenai
penghasilannya
pajak sehingga besarnya pajak yang
terutang tetap. Syarat-syarat pemungutan pajak menurut
Contoh : besarnya tarif bea materai untuk Siti Resmi (2008:8) adalah sebagai berikut :
cek atau bilyet giro dengan nilai nominal
berapapun adalah Rp. 1.000,00. 1. Pemungutan pajak harus adil.
3. Tarif progresif Seperti halnya produk hukum pajak
Persentase tarif yang digunakan semakin pun mempunyai tujuan untuk
besar bila jumlah yang dikenai pajak menciptakan keadilan dalam hal
semakin besar. pemungutan pajak. Adil dalam
perundang-undangan maupun adil
Menurut Erly Suandy (2008:6) dalam dalam pelaksanaannya.
buku perencanaan pajak Contohnya :
a. Dengan mengatur hak dan
“Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam kewajiban para wajib pajak.
mananjemen pajak ,pada tahap ini dilakukan b. Pajak diberlakukan bagi setiap
pengumpulan dan penelitian terhadap warga negara yang memenuhi
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan syarat sebagai wajib pajak.
penghematan pajak yang akan dilakukan” c. Sanksi atas pelanggaran pajak
diberlakukan secara umum sesuai
Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dengan berat ringannya
dilakukan dengan berbagai cara ,baik memenuhi pelanggaran.
ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang
melanggar peraturan perpajakan (unlawful). 2. Pengaturan Pajak harus berdasarkan
Istilah yang sering digunakan adalah tax UU.
avoidance (penghindaran pajak yang dilakukan Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945
secara legal menurut undang undang perpajakan yang berbunyi: "Pajak dan pungutan
yang ada) dan tax evasion (penghindaran pajak yang bersifat untuk keperluan negara
yang dilakukan secara illegal yang mengarah diatur dengan Undang-Undang”, ada
pada penggelapan/penyelewengan pajak). beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan undang-undang
tentang pajak, yaitu :
a. Pemungutan pajak yang dilakukan perpajakan yang telah dilaksanakan oleh wajib
oleh negara yang berdasarkan UU pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
tersebut harus dijamin
kelancarannya. Manfaat Kepatuhan pajak akan menghasilkan
b. Jaminan hukum bagi para wajib banyak keuntungan, baik bagi fiskus maupun
pajak untuk tidak diperlakukan bagi wajib pajak sendiri selaku pemegang
secara umum. peranan penting tersebut. Bagi fiskus,
c. Jaminan hukum terjaganya kepatuhan pajak dapat meringankan tugas
kerahasiaan bagi para wajib pajak. aparat pajak, petugas tidak terlalu banyak
3. Pungutan pajak tidak mengganggu melakukan pemeriksaan pajak dan tentunya
perekonomian penerimaan pajak akan mendapatkan
pencapaian yang optimal.
Pemungutan harus diusahakan
sedemikian rupa agar tidak Sedangkan bagi wajib pajak, manfaat yang
mengganggu kondisi perekonomian, diperoleh dari kepatuhan pajak adalah sebagai
baik kegiatan produksi, perdagangan, berikut :
maupun jasa. Pemungutan pajak
jangan sampai merugikan kepentingan a. Pemberian batas waktu penerbitan
masyarakat dan menghambat lajunya Surat Keputusan Pengembalian
usaha masyarakat pemasok pajak, Pendahuluan Kelebihan Pajak
terutama masyarakat kecil dan (SKPPKP) paling lambat tiga bulan
menengah. sejak permohonan kelebihan
pembayaran pajak yang diajukan wajib
4. Pemungut pajak harus efisien pajak diterima untuk PPh dan satu
bulan untuk PPN, tanpa melalui
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penelitian dan pemeriksaan oleh DJP.
rangka pemungutan pajak harus
diperhitungkan. Jangan sampai pajak b. Adanya kebijakan percepatan
yang diterima lebih rendah daripada penerbitan SKPPKP menjadi paling
biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh lambat dua bulan untuk PPh dan tujuh
karena itu, sistem pemungutan pajak hari untuk PPN. Dari uraian tersebut
harus sederhana dan mudah untuk dapat diketahui bahwa dengan adanya
dilaksanakan. Dengan demikian, wajib kepatuhan pajak, maka masyarakat
pajak tidak akan mengalami kesulitan patuh pajak akan memperoleh
dalam pembayaran pajak baik dari segi keuntungan yang diberikan instansi
perhitungan maupun dari segi waktu. perpajakan dibandingkan dengan wajib
pajak lainnya.
5. Sistem pemungutan pajak harus
sederhana Lyons Susan M. (Erly Suandy, 2008:7),
berpendapat bahwa:Tax evasion is the reduction
Bagaimana pajak dipungut akan sangat of tax by illegal means. the distinction,
menentukan keberhasilan dalam however, is not always easy. some example of
pungutan pajak. Sistem yang sederhana tax avoidance schemes include locating assets in
akan memudahkan wajib pajak dalam offshore jurisdictions, delaying repatriation of
menghitung beban pajak yang harus profit earn in low-tax foreign jurisdictions
dibiayai sehingga akan memberikan ensuring that gains are capital rather than
dampak positif bagi para wajib pajak income so the gains are not subject to tax(or a
untuk meningkatkan kesadaran dalam subject at a lower rate),spreading of income to
pembayaran pajak. Sebaliknya, jika other tax payers with lower marginal tax rates
sistem pemungutan pajak rumit, orang and taking advantages of tax incentives
akan semakin enggan membayar pajak.
Menurut Mardiasmo (2011:168) PPH 21
Safri Nurmantu (Siti Kurnia Rahayu, adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
2010:138), mendefinisikan Kepatuhan honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain
perpajakan adalah suatu keadaan dimana wajib dengan nama dan dalam bentuk apapun
pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan melaksanakan hal perpajakannya.Dengan dan kegiatan dan dilakukan oleh orang pribadi.
demikian dapat dikatakan bahwa kepatuhan
perpajakan merupakan kondisi yang PPh 22 Mardiasmo (2011:226) merupakan
menunjukkan adanya pemenuhan kewajiban pembayaran pajak penghasilan dalam tahun
berjalan yang dipungut oleh :
1. Bendahara pemerintah, termasuk 1. Wajib pajak membayar sendiri (PPh
bendahara pada pemerintah pusat, Pasal 25)
pemerintah daerah, instansi atau
lembaga pemerintah, dan lembaga- 2. Melalui pemotongan atau pemungutan
lembaga Negara lainnya, berkenaan oleh pihak ketiga (PPh Pasal 21,22,23,
dengan pembayaran atas penyerahan dan 24)
barang, termasukjuga dalam pengertian
bendahara adalah pemegang kas dan Mardiasmo (2011:260) ketentuan pasal 26
pejabat lain yang menjalankan fungsi Undang-undang mengatur tentang pemotongan
yang sama atas penghasilan yang bersumber di Indonesia
2. Badan-badan tertentu, baik badan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak luar
pemerintah maupun swasta, berkenaan negeri ( baik orang pribadi maupun badan)
dengan kegiatan di bidang impor atau selain bentuk usaha tetap
kegiatan usaha di bidang lain, seperti
kegiatan usaha produksi barang
tertentu antara lain otomotif dan semen 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Wajib pajak badan tertentu untuk
memungut pajak dari pembeli atas penjualan Makalah harus mengandung hasil-hasil
barang yang tergolong sangat mewah. simulasi atau pengukuran sebagai validasi
Pemungutan pajak oleh wajib pajak badan metode.
tertentu ini akan dikenakan terhadap pembelian
barang yang memenuhi 5ariff5a tertentu sebagai Hasil Uji Validitas Variabel X
barang yang tergolong sangat mewah baik
dilihat dari jenis barangnya maupun harganya, Dampak kasus penggelapan pajak di
seperti kapal pesiar, rumah sangat mewah, Indonesia
apartemen dan kondominium sangat mewah,
serta kendaraan sangat mewah. rhitung rtabel
No.
Status
Pengertian Mardiasmo (2011:235) Butir Df= N =
N= 100
ketentuan dalam pasal 23 UU PPh mengatur 100
pemotongan pajak atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam 1 0,157 0,1638 Gugur
negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan 2 0,344 0,1638 Valid
kegiatan selain yang telah dipotong pajak
penghasilan pasal 21, yang dibayarkan, 3 0,522 0,1638 Valid
disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh
4 0,490 0,1638 Valid
tempo pembayarannnya oleh badan pemerintah,
subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara 5 0,580 0,1638 Valid
kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya. Sumber: data primer (diolah)
Yang dikenakan pemotongan PPh pasal 23
adalah wajib pajak dalam negeri atau bentuk Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 dari 5
usaha tetap yang menerima atau memperoleh butir pertanyaan dari variabel dampak kasus
penghasilan yang berasal dari modal, penggelapan pajak di Indonesia memiliki nilai
penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan rhitung lebih besar dari nilai kritis (rtabel pada
selain yang telah dipotong pajak penghasilan signifikansi (p) = 10%, dan df = 100) dengan
21. nominal sebesar 0,1638. Sesuai dengan yang di
sebutkan sebelumnya maka 4 dari 5 butir
Menurut Mardiasmo (2011:249) ketentuan
pertanyaan variabel dinyatakan valid.
PPh pasal 25 Undang-undang pajak penghasilan
tentang penghitungan besarnya angsuran
bulanan yang harus dibayar sendiri oleh wajib
pajak dalam tahun berjalan

Pembayaran pajak dalam tahun berjalan dapat


dilakukan dengan:
a. Listwise deletion based on all
variables in the Procedure
Cronbach’s N of
Alpha items

Hasil Uji Variabel Y .721 10

Kepatuhan wajib pajak di kota Padang Reliability Statistic


rhitung rtabel
No.
Status
Butir Df= N =
N= 100
100

1 0,580 0,1638 Valid

2 0,089 0,1638 Gugur


Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan
3 0,154 0,1638 Gugur bahwa cronbach alpha untuk variabel X dan Y
sebesar 0,721> 0,6 maka variabel dapat
4 0,344 0,1638 Valid dikatakan telah reliabel
5 0,522 0,1638 Valid Analisis Korelasi
Sumber : data primer (diolah) Hasil Korelasi dampak kasus penggelapan
pajak di Indonesia terhadap kepatuhan
Dari tabel di atas dapat terlihat 3 dari 5 butir wajib pajak di kota Padang
pertanyaan variabel kepatuhan wajib pajak di
kota padang memiliki rhitung lebih besar dari nilai Model Summary b
kritis (rtabel product moment pada signifikansi (p)
= 10%, dan df = 100) dengan nominal sebesar Std.
0,1638. Maka 3 dari 5 butir pertanyaan variabel Adjusted
R Error of
kepatuhan wajib pajak di kota padang Model R R
Square the
dinyatakan valid Square
estimate
Uji Reliabilitas 1 .772a .596 .592 1.113
Menurut Tony Wijaya (2012:118) suatu
variabel bisa dikatakan reliabel jika a. Dependent variable:
memberikan nilai cronbach alpha >0,60 hasil Kepatuhan_wajib_pajak
pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel Sumber : Hasil output SPSS 20
berikut :
Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh nilai
R = 0,772 berarti terdapat hubungan yang kuat
antara dampak kasus penggelapan pajak di
Hasil Uji Variabel X dan Y Indonesia terhadap kepatuhan wajib pajak di
kota padang dan nilai R Square 0,596 berarti
Case Processing Summary Kepatuhan wajib pajak di kota padang yang
dijelaskan oleh dampak penggelapan pajak di
N % Indonesia sebesar 59,6% dapat dikatakan
lumayan besar pengaruhnya dan sisanya 40,4%
Cases 100 100.0 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
Valid termasuk dalam penelitian

Excludeda 0 .0

Total 100 100.0


thitung > ttabel maka Ho ditolak atau Ha diterima

thitung < ttabel maka Ho diterima atau Ha ditolak

dari analisis uji t diperoleh thitung sebesar


12,033 dengan signifikan 0,000< 0,1.
Sedangkan ttabel dengan derajat kebebasan (n-k)
= (100-1) = 99, α= 0,1 dengan pengujian dua
sisi = α/2 = 0,05. Maka didapatkan ttabel = 1,660.
jadi thitung =12,033 > ttabel = 1,660. Maka Ha
Analisis Regresi Linier Sederhana
diterima dan Ho Ditolak dan diperkuat dengan
Hasil Regresi Linier dampak kasus perolehan data dengan signifikan kecil dari
penggelapan pajak di Indonesia terhadap 10%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut
kepatuhan wajib pajak di kota Padang maka dapat disimpulkan dampak kasus
penggelapan pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak di kota Padang mempunyai pengaruh
yang berarti semakin banyaknya kasus
Coefficientsa penggelapan pajak maka semakin berkurang
kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Mod Unstandardized Stan t Sig. pajaknya.
el Coefficients dardi
zed
Coef
ficie
nts 4. KESIMPULAN
B Std. Beta Berdasarkan hasil pembahasan yang dibahas
Error
pada bab sebelumnya maka penulis mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1 6.124 1.212 5,051 ,000
(Con 1. Penelitian ini dilakukan pada
stant masyarakat yang terdaftar mempunyai
)
npwp sampel yang diteliti dalam
.696 0.58 ,772 12,033 ,000
Peng penelitian ini berjumlah 100 sampel
gelap dari total responden sebanyak 145.979
an orang, menggunakan rumus slovin
Paja dengan tingkat kesalahan sebesar 10%.
k
2. Dari penelitian yang telah dilakukan
a. Dependent Variable: Kepatuhan_wajib_pajak maka dapat diketahui bahwa
penggelapan pajak berpengaruh
Sumber : Hasil output SPSS 20 terhadap kepatuhan wajib pajak ini
dapat dilihat dari uji hipotesis yang
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diperoleh dilakukan yaitu thitung (12,033) > dari
persamaan regresi sebagai berikut: ttabel (1,660). Maka ho ( kasus
penggelapan pajak tidak berpengaruh
Y= 6.124+0,696X terhadap kepatuhan wajib pajak)
ditolak, sedangkan ha (kasus
Dengan persamaan di atas dapat diartikan setiap
penggelapan pajak berpengaruh
kenaikan variabel kasus penggelapan pajak,
terhadap kepatuhan wajib pajak)
maka kepatuhan wajib pajak akan mengalami
diterima.
penurunan sebesar 0,696 satuan. Sedangkan bila
penggelapan pajak diasumsikan nol makan
kepatuhan wajib pajak tetap sebesar constanta
yaitu sebesar 6.124 satuan
DAFTAR REFERENSI
Uji T
(Reference From Book)
Uji T digunakan untuk mengetahui di dalam Fidel, 2008. Pembahasan Undang-Undang
model regresi variabel kasus penggelapan pajak Nomor 36 tahun 2008 Tentang Pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak Penghasilan Dengan Komentar
Pasal Per Pasal, Carofin Publishing :
kriteria pengujian : Jakarta
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Indonesia.
Yogjakarta : Andi.

Muljono, Djoko, 2006. Akuntansi Pajak. Andi


: Yogyakarta.

Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar


Analisis Data Dengan SPSS 20.00.
Yogyakarta : Media Kom.

Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Pajak dan


Perpajakan. Perpustakaan FEB.
Yogyakarta : Graha Ilmu.

Resmi, Siti. 2008. Perjakan Teori dan Kasus


Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.

Soemitro, Rochmad. 2008. Asas Dan Dasar


Perpajakan, edisi revisi. Bandung :
Refika Aditama

Suandi,Erly. 2008. Hukum Pajak, edisi 4,


cetakan 2. Jakarta : Salemba Empat.

Waluyo. 2009. Akuntansi Pajak, Edisi 2,


Cetakan Pertama. Salemba Empat :
Jakarta.
Wijaya, Toni. 2012. Praktis dan Simpel Cepat
Menguasai SPSS 20 Untuk Olah
Data dan Intepretasi Data.
Yogyakarta : Cahaya Atma Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai