Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Gambar1.4
Persentase volume
komposisi beton
pada umumnya
KEUNGGULANBETON
a. Ketersediaan (availability) material dasar.
Agregat dan air pada umumnya bisa didapat dari lokal
setempat. Semen pada umumnya juga dapat dibuat di
daerah setempat, bila tersedia. Dengan demikian, biaya
pembuatan relatif lebih mudah karena semua bahan bisa
didapat di dalam negeri, bahkan bisa setempat. Bahan
termahal adalah semen, yang bisa diproduksi di dalam
negeri.
Tidak demikian halnya dengan struktur baja, karena harus
dibuat di pabrik, apalagi kalau masih harus impor.
Pengangkutan menjadi masalah tersendiri bila proyek
berada di tempat yang sulit untuk dijangkau, sementara
beton akan lebih mudah karena masing-masing material
bisa diangkut sendiri.
Ada masalah lain dengan struktur kayu. Meski problemnya
tidak seberat struktur baja, namun penggunaannya secara
massal akan menyebabkan masalah lingkungan, sebagai
salah sate penyebab utama kerusakan hutan.
b.Kemudahan untuk digunakan (versatility).
Pengangkutan bahan mudah, karena masing-
masing bisa diangkut secara terpisah.
Beton bisa dipakai untuk berbagai struktur, seperti
bendungan, fondasi, jalan, landasan bandar
udara, pipa, perlindungan dari radiasi, insulator
panas. Beton ringan bisa dipakai untuk blok dan
panel. Beton arsitektural bisa untuk keperluan
dekoratif.
Beton bertulang bisa dipakai untuk berbagai
struktur yang lebih berat, seperti jembatan,
gedung, tandon air, bangunan maritim, instalasi
militer dengan beban kejut bestir, landasan pacu
pesawat terbang, kapal dan sebagainya.
C.Kemampuan beradaptasi (adaptability).
Beton bersifat monolit sehingga tidak memerlukan
sambungan seperti baja.
Beton dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun,
misalnya pada struktur cangkang (shell) maupun bentuk-
bentuk khusus 3 dimensi.
Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan situasi sekitar. Dari cara sederhana
yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali beberapa
pengawas yang sudah mempelajari teknologi beton),
sampai alat modern di pabrik yang serba otomatis dan
terkomputerisasi. Metode produksi modern memungkinkan
industri beton yang profesional.
Konsumsi energi minimal per kapasitas jauh lebih rendah
dari baja, bahkan lebih rendah dari proses pembuatan batu
bata.
d.Kebutuhanpemeliharaan yangminimal
Struktur
dari beton
5.KELEMAHAN BETONDAN CARA
MENGATASINYA
Beberapa kelemahan Beton yang perlu dipertimbangkan :
Berat sendiri beton yang besar, sekitar 2400 kg/m3.
Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya
besar.
Beton cenderung untuk retak, karena semennya hidraulis.
Baja tulangan bisa berkarat, meskipun tidak terekspose
separah struktur baja.
Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaan di
lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat
terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.
Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian
kembali atau daur-ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam
hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal
melepas sambungannya saja.
MengatasiKelemahan Beton
Untuk elemen struktural: Membuat beton mutu tinggi,
beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen
non-struktural dapat memakai beton ringan.
Memakai beton bertulang atau beton pratekan.
Melakukan perawatan (curing) yang balk untuk mencegah
terjadinya retak, memakai beton pratekan, atau memakai
bahan tambahan yang mengembang (expansive
admixtures.).
Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan
dan kontrol kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai
beton jadi (ready mix) atau beton pracetak.
Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast)
sehingga dapat dilepas per elemen seperti baja.
Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang
dioptimasikan.
Gambar1.7 BetonPracetak
PROBLEMATIKABETON
Bila dilihat secara sepintas, beton tampaknya sederhana. Namun
kalau diamati dengan lebih seksama, beton sebagai material
komposit mempunyai banyak permasalahan. Bayangkan kita
ingin mengaduk sesuatu campuran yang beragam seperti dawet
atau cendol padahal menginginkan semua bahan tercampur
merata dengan baik. Campuran beton tersebut tidak bisa
langsung menjadi benda kaku (set), tetapi proses hidrasi air
dengan semen memakan waktu. Masing-masing unsur beratnya
tidak sama sehingga yang berat seperti agregat cenderung
bergerak ke bawah sedangkan yang ringan seperti air cenderung
naik ke atas.
Masing-masing unsur sendiri adalah benda yang kompleks.
Semen, misalnya, terdiri dari banyak unsur. Demikian pula
dengan agregat. Ukuran, bentuk, kualitas permukaan, berat
jenisnya juga berbeda-beda. Jadi beton dapat dianggap sebagai
materi komposit dari komposit. Sifat beton segar sebelum
dipadatkan seperti material berbutir (granular), sedangkan
setelah menjadi massa yang padat masih mungkin terjadi
deformasi plastis.
PROBLEMATIKABETON (lanjutan)
Sifat beton keras juga unik sebab di satu pihak bersifat elastis
tetapi di pihak lain non-elastis. Karena pengikatnya semen
hidraulis, reaksi semen dengan air sering mengakibatkan susut
selama pengeringan, sehingga beton penuh dengan cacat seperti
retak-retak rambut, bahkan sebelum menerima beban. Proses
perawatan atau curing setelah beton dipadatkan perlu diperhatikan
juga agar beton dapat mencapai kekuatan maksimalnya.
Meskipun beton dibuat dengan proporsi yang sudah tertentu, bisa
terjadi variasi dari satu takaran ke takaran yang lain. Variasi bisa
terjadi pada masing-masing bahan yang masuk ke dalam
pengaduk, khususnya agregat. Variasi bisa juga terjadi pada
proses, mulai dari penakaran, pengadukan, penuangan,
pemadatan maupun perawatannya. Variasi juga bisa terjadi akibat
pengambilan dan pengujian contoh benda uji. Variasi bisa
berfluktuasi sampai 15% di lapangan.
Jadi dengan demikian apakah beton adalah material bangunan
yang lebih sulit bila dibanding dengan material yang lain?
Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, bila melihat permasalahan di
atas. Tidak, bila sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik
sesuai rencana, konsisten dan seragam, yang juga ekonomis.
Prosesterbentuknya beton
Proses awal terjadinya beton adalah pasta semen yaitu
proses hidrasi antara air dengan semen, selanjutnya jika
ditambahkan dengan agregat halus menjadi mortar dan
jika ditambahkan dengan agregat kasar menjadi beton.
Penambahan material lain akan membedakan jenis
beton, misalnya yang ditambahkan adalah tulangan baja
akan terbentuk beton bertulang
DENGAN
SEMEN
ATAU
PASTA SEMEN TIDAK
MENGUN
AIR
AKAN
BAHAN
TAMBAH
AGREGAT
MORTAR
HALUS
AGREGAT
BETON
KASAR
DITAMBAHKAN
JENIS
TULANGAN, SERAT, AGREGAT RINGAN,
BETON
PRESTRESS, PRECAST, DAN LAINNYA
BETON BERTULANG,
BETON SERAT,
BETON RINGAN, BETON
PRESTRESS,
BETON PRACETAK, DAN
LAINNYA
Definisi dan Pengertian