Anda di halaman 1dari 26

1.

KONSEP DASARDAN PROBLEMATIKANYA

 Dalam millenium yang ketiga ini manusia


tidak pernah jauh dari bangunan yang terbuat
dari beton.
 Beton adalah materi bangunan yang paling
banyak digunakan di bumi ini.
 Dengan beton dibangun bendungan, pipa
saluran, fondasi dan basement, bangunan
gedung pencakar langit maupun jalan raya.
2.Arti Katadan PengertianBeton
Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama
dalam bahasa Belanda.
Kata concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin
concretus yang berarti tumbuh bersama atau
menggabungkan menjadi satu.
Dalam bahasa Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti
harafiahnya material-material seperti tulang; mungkin karena
agregat mirip tulang-tulang hewan.
Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat
dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian
sama sekali tentang beton leknologi, tetapi pengertian yang salah
dari kesederhanaan ini sering menghasilkan persoalan pada produk,
antara lain reputasi jelek dari beton sebagai materi bangunan.
Sebagai material komposit, sifat beton sangat tergantung pada
sifat unsur masing-masing serta interaksi mereka. (Gambar 1.1).
Unsur-unsurPembentuk Beton

 Ketiga sistem tersebut dapat pula dipandang sebagai model


komposit dengan 2 fase, yaitu fase matriks dan fase terurai.
Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia
pembantu (admixture) untuk mengubah sifat-sifatnya ketika
masih berupa beton segar (fresh concrete) atau beton keras.
3.Sifat UmumBeton
 Beton mempunyai kuat tekan yang besar
sementara kuat tariknya kecil. Oleh karena itu
untuk struktur bangunan, beton selalu
dikombinasikan dengan tulangan baja untuk
memperoleh kinerja yang tinggi.
 Beton ditambah dengan tulangan baja
menjadi beton bertulang (reinforced concrete)
dan jika ditambah lagi dengan baja prategang
akan menjadi beton pratekan (prestressed
concrete) (Gambar 1.2)
Gb.1.2.Baja sebagaikoplemen beton
untukstruktur bangunan
4. PERSENTASEKOMPOSISI
KOMPONEN PEMBENTUK BETON
 Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya
terbungkus dengan mortar. Demikian pula halnya dengan
ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas
pasta atau mortar menentukan kualitas beton.
 Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun
jumlahnya hanya 7-15% dari campuran (Gambar 1.3).
 Beton dengan jumlah semen yang sedikit (sampai 7%)
disebut beton kurus (lean concrete), sedangkan beton
dengan jumlah semen yang banyak (sampai 15%) disebut
beton gemuk (rich concrete).
Gamboa. 1.3 Persentase komposisi beton gemuk (rich
concrete) dan beton kurus (lean concrete).
 Sifat masing-masing bahan juga berbeda dalam hal perilaku beton segar
maupun pada saat sudah mengeras, selain faktor biaya yang perlu
diperhatikan.
 Di lain pihak, secara volumetris beton diisi oleh agregat sebanyak 61-76%
(Gambar 1.4).
 Jadi agregat juga mempunyai peran yang sama pentingnya sebagai material
pengisi beton.
 Sebagai materi komposit, keberhasilan penggunaan beton tergantung pada
perencanaan yang baik, pemilihan dan pengadaan masing-masing material
yang baik, proses penanganan dan proses produksinya.

Gambar1.4
Persentase volume
komposisi beton
pada umumnya
KEUNGGULANBETON
a. Ketersediaan (availability) material dasar.
 Agregat dan air pada umumnya bisa didapat dari lokal
setempat. Semen pada umumnya juga dapat dibuat di
daerah setempat, bila tersedia. Dengan demikian, biaya
pembuatan relatif lebih mudah karena semua bahan bisa
didapat di dalam negeri, bahkan bisa setempat. Bahan
termahal adalah semen, yang bisa diproduksi di dalam
negeri.
 Tidak demikian halnya dengan struktur baja, karena harus
dibuat di pabrik, apalagi kalau masih harus impor.
Pengangkutan menjadi masalah tersendiri bila proyek
berada di tempat yang sulit untuk dijangkau, sementara
beton akan lebih mudah karena masing-masing material
bisa diangkut sendiri.
 Ada masalah lain dengan struktur kayu. Meski problemnya
tidak seberat struktur baja, namun penggunaannya secara
massal akan menyebabkan masalah lingkungan, sebagai
salah sate penyebab utama kerusakan hutan.
b.Kemudahan untuk digunakan (versatility).
 Pengangkutan bahan mudah, karena masing-
masing bisa diangkut secara terpisah.
 Beton bisa dipakai untuk berbagai struktur, seperti
bendungan, fondasi, jalan, landasan bandar
udara, pipa, perlindungan dari radiasi, insulator
panas. Beton ringan bisa dipakai untuk blok dan
panel. Beton arsitektural bisa untuk keperluan
dekoratif.
 Beton bertulang bisa dipakai untuk berbagai
struktur yang lebih berat, seperti jembatan,
gedung, tandon air, bangunan maritim, instalasi
militer dengan beban kejut bestir, landasan pacu
pesawat terbang, kapal dan sebagainya.
C.Kemampuan beradaptasi (adaptability).
 Beton bersifat monolit sehingga tidak memerlukan
sambungan seperti baja.
 Beton dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun,
misalnya pada struktur cangkang (shell) maupun bentuk-
bentuk khusus 3 dimensi.
 Beton dapat diproduksi dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan situasi sekitar. Dari cara sederhana
yang tidak memerlukan ahli khusus (kecuali beberapa
pengawas yang sudah mempelajari teknologi beton),
sampai alat modern di pabrik yang serba otomatis dan
terkomputerisasi. Metode produksi modern memungkinkan
industri beton yang profesional.
 Konsumsi energi minimal per kapasitas jauh lebih rendah
dari baja, bahkan lebih rendah dari proses pembuatan batu
bata.
d.Kebutuhanpemeliharaan yangminimal

 Secara umum ketahanan (durability) beton


cukup tinggi, lebih tahan karat, sehingga
tidak perlu dicat seperti struktur baja, dan
lebih tahan terhadap bahaya kebakaran.

Struktur
dari beton
5.KELEMAHAN BETONDAN CARA
MENGATASINYA
Beberapa kelemahan Beton yang perlu dipertimbangkan :
 Berat sendiri beton yang besar, sekitar 2400 kg/m3.
 Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya
besar.
 Beton cenderung untuk retak, karena semennya hidraulis.
Baja tulangan bisa berkarat, meskipun tidak terekspose
separah struktur baja.
 Kualitasnya sangat tergantung cara pelaksanaan di
lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat
terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.
 Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian
kembali atau daur-ulang sulit dan tidak ekonomis. Dalam
hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal
melepas sambungannya saja.
MengatasiKelemahan Beton
 Untuk elemen struktural: Membuat beton mutu tinggi,
beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen
non-struktural dapat memakai beton ringan.
 Memakai beton bertulang atau beton pratekan.
 Melakukan perawatan (curing) yang balk untuk mencegah
terjadinya retak, memakai beton pratekan, atau memakai
bahan tambahan yang mengembang (expansive
admixtures.).
 Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan
dan kontrol kualitas yang baik. Bila perlu bisa memakai
beton jadi (ready mix) atau beton pracetak.
 Beberapa elemen struktur dibuat pracetak (precast)
sehingga dapat dilepas per elemen seperti baja.
Kemungkinan untuk melakukan beton recycle sedang
dioptimasikan.
Gambar1.7 BetonPracetak
PROBLEMATIKABETON
 Bila dilihat secara sepintas, beton tampaknya sederhana. Namun
kalau diamati dengan lebih seksama, beton sebagai material
komposit mempunyai banyak permasalahan. Bayangkan kita
ingin mengaduk sesuatu campuran yang beragam seperti dawet
atau cendol padahal menginginkan semua bahan tercampur
merata dengan baik. Campuran beton tersebut tidak bisa
langsung menjadi benda kaku (set), tetapi proses hidrasi air
dengan semen memakan waktu. Masing-masing unsur beratnya
tidak sama sehingga yang berat seperti agregat cenderung
bergerak ke bawah sedangkan yang ringan seperti air cenderung
naik ke atas.
 Masing-masing unsur sendiri adalah benda yang kompleks.
Semen, misalnya, terdiri dari banyak unsur. Demikian pula
dengan agregat. Ukuran, bentuk, kualitas permukaan, berat
jenisnya juga berbeda-beda. Jadi beton dapat dianggap sebagai
materi komposit dari komposit. Sifat beton segar sebelum
dipadatkan seperti material berbutir (granular), sedangkan
setelah menjadi massa yang padat masih mungkin terjadi
deformasi plastis.
PROBLEMATIKABETON (lanjutan)
 Sifat beton keras juga unik sebab di satu pihak bersifat elastis
tetapi di pihak lain non-elastis. Karena pengikatnya semen
hidraulis, reaksi semen dengan air sering mengakibatkan susut
selama pengeringan, sehingga beton penuh dengan cacat seperti
retak-retak rambut, bahkan sebelum menerima beban. Proses
perawatan atau curing setelah beton dipadatkan perlu diperhatikan
juga agar beton dapat mencapai kekuatan maksimalnya.
 Meskipun beton dibuat dengan proporsi yang sudah tertentu, bisa
terjadi variasi dari satu takaran ke takaran yang lain. Variasi bisa
terjadi pada masing-masing bahan yang masuk ke dalam
pengaduk, khususnya agregat. Variasi bisa juga terjadi pada
proses, mulai dari penakaran, pengadukan, penuangan,
pemadatan maupun perawatannya. Variasi juga bisa terjadi akibat
pengambilan dan pengujian contoh benda uji. Variasi bisa
berfluktuasi sampai 15% di lapangan.
 Jadi dengan demikian apakah beton adalah material bangunan
yang lebih sulit bila dibanding dengan material yang lain?
Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, bila melihat permasalahan di
atas. Tidak, bila sudah mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang memadai untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik
sesuai rencana, konsisten dan seragam, yang juga ekonomis.
Prosesterbentuknya beton
 Proses awal terjadinya beton adalah pasta semen yaitu
proses hidrasi antara air dengan semen, selanjutnya jika
ditambahkan dengan agregat halus menjadi mortar dan
jika ditambahkan dengan agregat kasar menjadi beton.
Penambahan material lain akan membedakan jenis
beton, misalnya yang ditambahkan adalah tulangan baja
akan terbentuk beton bertulang
DENGAN
SEMEN
ATAU
PASTA SEMEN TIDAK
MENGUN
AIR
AKAN
BAHAN
TAMBAH
AGREGAT
MORTAR
HALUS

AGREGAT
BETON
KASAR

DITAMBAHKAN
JENIS
TULANGAN, SERAT, AGREGAT RINGAN,
BETON
PRESTRESS, PRECAST, DAN LAINNYA

BETON BERTULANG,
BETON SERAT,
BETON RINGAN, BETON
PRESTRESS,
BETON PRACETAK, DAN
LAINNYA
Definisi dan Pengertian

Pasta semen Campuran antara air dengan semen.


Mortar Pasta semen ditambah dengan agregat halus.
Beton Campuran semen portland atau sembarang semen hidrolik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa
menggunakan bahan tambahan.
Beton normal Beton yang menggunakan agregat normal.
Beton Beton yang menggunakan tulangan dengan jumlah dan luas tulangan
bertulangan tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa
pratekan dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material
bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja.
Beton pracetak Elemen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak ditempat yang
berbeda dari posisi akhir elemen dalam struktur.
Beton prestress Beton bertulang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi
( pratekan ) tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
Beton ringan Beton yang mengandung agregat ringan yang memenuhi ketentuan dan
struktural persyaratan ASTM-C.330 dan mempunyai unit massa kering udara seperti
yang ditentukan oleh ASTM-C.567 tidak lebih dari 1900 kg/cm³.
Beton ringan total Beton yang seluruh agregat terdiri dari agregat halus dengan berat normal.
atau beton ringan
berpasir
UMUR BETON
 Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya
umur beton.
 Kekuatan beton akan naik secara cepat ( linier ) sampai
umur 28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil.
Kekuatan tekan beton pada kasus-kasus tertentu terus
akan bertambah sampai beberapa tahun dimuka.
Biasanya kekuatan tekan rencana beton dihitung pada
umur 28 hari.
 Untuk struktur yang menghendaki kekuatan awal tinggi,
maka campuran dikombinasikan dengan semen khusus
atau ditambah dengan bahan tambahan kimia dengan
tetap menggunakan jenis semen tipe I ( OPC-I ).
 Laju kenaikan umur beton sangat tergantung dari
penggunaan bahan semen karena semen cenderung
secara langsung memperbaiki kinerja tekannya.
1.KEKUATAN TEKAN BETON (f’c)
 Kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari
sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan
struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu
beton yang dihasilkan. Kekuatan tekan beton
dinotasikan sebagai berikut (PB.1989:16 ).
f’c = Kekuatan tekan beton yang disyaratkan ( MPa ).
fck = Kekuatan tekan beton yang didapatkan dari hasil
uji kubus 150 mm atau dari silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm ( MPa ).
fc = Kekuatan tarik dari hasil uji belah silinder beton (
MPa ).
f’ cr = Kekuatan tekan beton rata-rata yang dibutuhkan,
sebagai dasar pemilihan perancangan campuran
beton ( MPa ).
S = Deviasi standar ( s ) ( MPa ).
 Beton harus dirancang proporsi campurannya agar
menghasilkan suatu kuat tekan rata-rata yang
disyaratkan.
 Pada tahap pelaksanaan konstruksi, beton yang
telah dirancang campurannya harus diproduksi
sedemikian rupa sehingga memperkecil frekuensi
terjadinya beton dengan kuat tekan yang lebih
rendah dari f’c seperti yang telah disyaratkan.
 Kriteria penerimaan beton tersebut harus pula
sesuai dengan standar yang berlaku.
 Menurut Srandar Nasional Indonesia kuat tekan
harus memenuhi 0.85 f’ c untuk kuat tekan rata-rata
dua silinder dan memenuhi f’c + 0.82 s untuk rata-
rata empat buah benda uji yang berpasangan.
 Jika tidak memenuhi, maka diuji mengikuti
ketentuan selanjutnya.(baca SNI)

Anda mungkin juga menyukai