Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
BAB V UTILITAS
5.1. Unit Pengadaan Steam .................................................................. 45
5.2. Unit Pengadaan Air ....................................................................... 46
5.3. Unit Pengadaan Listrik .................................................................. 50
5.4. Unit Pengadaan Bahan Bakar ........................................................ 53
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
DAFTAR NOTASI
1. ACCUMULATOR
C = Tebal korosi yang diizinkan, m
E = Effisiensi pengelasan, dimensionless
ID, OD = Inside diameter, Outside diameter, m
L = Panjang accumulator, m
P = Tekanan operasi, atm
S = Working stress yang diizinkan
t = Temperatur Operasi, oC
V = Volume total, m3
Vs = Volume silinder, m3
W = Laju alir massa, kg/jam
= Densitas, lb/ft3
viii
ix
3. KOLOM DISTILASI
Ad = Downcomer area, m2
At = Tower area, m2
An = Net area, m2
Aa = Active area, m2
Ab = Hole area, m2
Ada = Aerated area, m2
C = Faktor korosi yang dizinkan, m
ix
x
x
xi
4. MIXING TANK
b = Lebar blade impeller, m
BHP = Brake Horse Power, HP
Cc = Faktor korosi maksimum yang diizinkan
Dd = Tinggi impeller, m
Di = Diameter impeller, m
Dt = Diameter tangki, m
E = Efisiensi pengelasan
f = Tekanan kerja yang diinginkan, kPa
Hh = Tinggi ellipsoidal head, m
Ht = Tinggi tangki, m
Hs = Tinggi silinder, m
HL = Tinggi level liquid, m
l = Panjang blade impeller, m
LB = Lebar baffle, m
N = Kecepatan putar pengaduk, rpm
Nre = Bilangan reynold
OD = Outside diameter, m
P = Tekanan operasi, atm
spgr = Specific gravity
T = Temperatur operasi, oC
t = Waktu tinggal, jam
xi
xii
5. POMPA
A = Area alir pipa, in2
BHP = Brake Horse Power, HP
Di opt = Diameter optimum pipa, in
E = Equivalent roughtness
f = Faktor friksi
FK = Faktor keamanan
gc = Percepatan gravitasi, ft/s2
Gpm = Gallon per menit
Hf suc = Total friksi pada suction, ft
Hf dis = Total friksi pada discharge, ft
Hfs = Skin friction loss
Hfsuc = Total suction friction loss
Hfc = Sudden Contraction Friction Loss (ft lbm/lbf)
Hfc = Sudden expansiom friction loss (ft lbm/lbf)
ID = Inside diameter pipa, in
KC, KS = Contraction, expansion loss contraction, ft
L = Panjang pipa, ft
Le = Panjang ekuivalen pipa, ft
NPSH = Net positive suction head (ft)
NRe = Reynold number, dimension less
PVp = Tekanan uap, Psi
Qf = Laju alir volumeterik
xii
xiii
6. REAKTOR
CAo = Konsentrasi awal umpan gas masuk, kmol/m3
CBo = Konsentrasi awal umpan liquid masuk, kmol/m3
C = Tebal korosi yang dizinkan, atm
DR = Diameter reaktor, m
FAo = Laju alir umpan gas, kmol/jam
FBo = Laju alir umpan liquid, kmol/jam
g = Gravitasi
HHr = Tinggi Head Reaktor, m
HS = Tinggi Kolom Reaktor, m
HR = Tinggi Reaktor Total, m
k = Konstanta laju reaksi, m3/kmol.s
OD = Outside Diameter, m
P = Tekanan, atm
QL = Volumetric Flowrate Umpan
S = Working Stress yang diizinkan, atm
T = Temperatur. oC
t = Tebal dinding reaktor
ts = Tebal dinding ellipsoidal head
VK = Volume katalis, m3
V
HR = Volume Head Reaktor, m3
VR = Volume total reaktor, m3
Vt = Volume reaktor, m3
Wk = Berat katalis
X = Konversi
= Densitas
εA = Voidage
xiii
xiv
τ = Residence Time
= Porositas Katalis
dp = Diameter efektif katalis
ΔPlg = Pressure drop dua fase, Psi
ΔPg = Single pressure drop aliran gas, Psi
ΔPl = Single pressure drop aliran liquid, Psi
7. STRIPPER
A = Luas permukaan, m2
ap = Luas permukaan spesifik packing, m2/m3
c = Densitas molar
Cc = Faktor korosi maksimum yang diizinkan
Cd = Konstanta empirik
Cf = Konstanta flooding pada tray
ds = Diameter permukaan packing, m
Dgas = Difusifitas gas, m2/s
Dliq = Difusifitas liquid, m2/s
Dt = Diameter tower, m
E = Efisiensi pengelasan
F = Koefisien volumetrik
G = Laju alir gas keluar, kg/jam
HtoL = Tinggi transfer unit, m
HST = Tinggi stripper, m
L1 = Laju alir liquid masuk, kg/jam
m = slope
n = jumlah tray
NtoL = Jumlah transfer unit
P = Tekanan operasi, atm
p = Kontanta empirik tekanan
S = Tekanan kerja yang diizinkan, psi
T = Temperatur operasi, oC
xiv
xv
t = Tebal dinding, m
Z = Tinggi packing, m
α = Interfacial area, m2/m3
β = Konstanta empirik untuk kecepatan flooding
σ = Surface tension, N/m
ε = Operating void space
µgas = Viskositas gas, cP
µliq = Viskositas liquid, Cp
ρgas = Densitas gas
ρliq = Densitas liquid, kg/m3
φ = Hold up, m2/m3
ΔP = Pressure drop, atm
8. TANGKI
C = Tebal korosi yang diizinkan
D = Diameter tangki, m
E = Efisiensi penyambungan, dimensionless
h = Tinggi head, m
H = Tinggi silinder, m
HT = Tinggi total tangki, m
P = Tekanan Operasi, atm
S = Working stress yang diizinkan, Psia
T = Temperatur Operasi, K
t = Lama persediaan/penyimpanan, hari
Vh = Volume ellipsoidal head, m3
Vs = Volume silinder, m3
Vt = Volume tangki, m3
W = Laju alir massa, kg/jam
= Densitas, kg/m3
xv
xvi
BAB I
PEMBAHASANaUMUM
1.1. LatarpBelakang
Seiring berkembang pesatnya pembangunan pada eraqglobalisasi di
Indonesia saat ini, kebijakanapemerintah memfokuskan pada pengembangan
pembangunan di sektor industri. Pembangunan sektor industri merupakan bagian
dari usahaspembangunanfekonomicnegara jangka panjang yang diarahkan untuk
menciptakan strukturqekonomi yang lebih kuat dan stabil. Industri merupakan salah
satunelemen penting untuk menggerakkan rodacperekonomian dan meningkatkan
kemampuan dayaksaing global.
Pengembangan pembangunanwindustri khususnya sektor industri kimia
dikarenakan karena hampir semua sektormindustri pada saat sekarang ini
membutuhkan bahan kimia sebagai bahan baku maupun dalam pengolahannya.
Ketersediaan sumber dayanalam yang melimpah dengan jumlah penduduk sekitar
230 juta jiwa membuat Indonesia memiliki peluang dalam pengembangannindustri
kimia. Pengembangan industrimkimia ini diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan impor dan dapat memenuhi kebutuhan bahan kimia dalam negeri,
serta dapat membuka lapangan pekerjaan baru.
Etanolamina merupakan salah satu bahanwkimia yang hingga saat ini masih
didatangkan darimluar negeri, serta belum adanya pabrik yang memproduksi
etanolamina di dalam Indonesia. Etanolamina merupakan senyawamorganik dari
golongan aminamprimer, sekaligus merupakan golongannalkohol primer. Etanol
amina berwujud cairan kental tak berwarna, mudah terbakar, dannkorosif dengan
bau yang mirip amoniakk dan memiliki sifat toksik. Etanolamina
diproduksindengan mereaksikan etilen oksida dengan larutanwamoniakk yang
menghasilkan mono-, di- dan tri-etanolamina.
Etanolamina memilikimperanan penting dalam kebutuhan rumahmtangga
maupun kebutuhannindustri, antara lain sebagai bahan dalam produksiqsurfaktan,
bahan baku pewarnamtekstil, dan kegunaan lainnya yang dapat dilihat pada Tabel
1.1. Oleh karena itu, atas pertimbangan untuk mengurangi ketergantungan impor
1
2
serta memenuhi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat, perlu untuk
dilakukan pembangunan pabr\ik etanolamina agar dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri.
etilen oksida. Hal inilah yang menyebabkan etilennoksida yang dikenal sebagai
bahan sintesis etanolamina menggantikan peran klorohidrin.
Industrinmodern yang memproduksi etanolamina beroperasi dengan
mereaksikan etilennoksida dengan larutan amoniak. Hal ini membuktikan bahwa
air berperan dalam reaksi, di mana bila tidak terdapat air, maka etilen oksida dan
amoniak tidak dapat bereaksi. Pada kenyataannya, air berperan sebagai katalis pada
reaksi. Monoetanolamina, dietanolamina, dan trietanolamina, diproduksi dengan
konsep threemparallel-consecutivencompetitivereactions. Karena sifat yang
alkoholik dari monoetanolamina, maka bahan kimia ini sering digunakan pada
pembuatan detergen, tekstil, obat-obatan, serta sebagai emulsifier, dan corrosion
inhibitor sebagai bahan aditif pada semen.
Pre-treatment - Preheating feed (20-100oC) - Membuat larutan - Preheating feed - Membuat larutan
- Membuat larutan ammonia ammonia 45-55%wt di - Membuat larutan ammonia 20-50%wt di
30-50%wt dalam Absorber ammonia 90% dalam Absorber.
Sintesis
Persamaan Reaksi C2H4O(l) + NH3(aq) (CH2OHCH2NH2)(l)
C2H4O(l) + (CH2OHCH2NH2)(l) (CH2OHCH2)2NH(l)
C2H4O(l) + (CH2OHCH2)2NH(l) (CH2OHCH2)3N(l)
Reaktor 1: Reaktor 1:
T = 20-100oC T = 50-110oC
P = 8-15 MPa T = 30-75oC T = 130-225oC P = 10-30 kg/cm2
Kondisi Operasi Reaktor 2: Reaktor 2:
P = 1-2 MPa P = 2000-5000 psia
T = 25-150oC T = 110-180oC
P = 0,09-16 MPa P = 10-30 kg/cm2
Katalis Reaktor 1 : Aluminosilicate
Tanpa Katalis Nickel-rhenium-boron Tanpa Katalis
(ZSM-5)
Reaktor 1 : 80-95%
Konversi 98-100% 30-80%
Reaktor 2 : 99%
Reaktor 1 : Reaktor 1 :
Fixed-bed reactor Fixed-bed plug flow Tubular reactor (U-tube)
Jenis Reaktor Tubular reactor
Reaktor 2 : reactor Reaktor 2:
Shell and tube reactor Tubular reactor
6
2) Amoniakk (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)
Rumus Kimia : NH3
Rumus Bangun :
3) Air (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov)
Rumus Kimia : H2O
Rumus Molekul :
1.4.2. Produk
1) Monoetanolamina (www.dowamines.com)
Rumus Kimia : C2H7NO
Rumus Bangun :
2) Dietanolamina (www.dowamines.com)
Rumus Kimia : C4H11NO2
Rumus Bangun :
DAFTAR PUSTAKA
Frauenkron, M., Melder, J., Ruider, G., dan Hӧke, H. 2012. Ullmann’s
Encyclopedia of Industrial Chemistry. Weinheim: Wiley-VCH Verlag
GmbH & Co. KGaA.
Fumiaki, M., Atsushi, T., Takahiro, T., dan Yutaka, S. 2018. Process for Producing
High Purity Trialkanolamine. EP Patent No. 1.443.036 B2.
IHS Markit. 2018. World Consumption of Ethanolamines 2017. (Online).
https://www.ihsmarkit.com. (Diakses pada tanggal 21 April 2019).
Ismail, S. 1996. Alat Industri Kimia Cetakan ketiga. Palembang: Universitas
Sriwijaya. ISBN 979-587-168-4.
Smith, J. M. 1982. Chemical Engineering Kinetics. New York: McGraw Hill Book
Company.
Kern, D. Q. 1965. Process Heat Transfer. New York: McGraw-Hill Book, Co.
KLM Technology Group. 2011. Layout and Spacing. (Online).
www.klmtechgroup.com. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2019).
Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering Third Edition. United State
of America: John Wiley and Sons.
Matches Engineering. 2017. Equipment Cost Index. http://www.matche.com/
equipcost.html. (Diakses pada tanggal 15 Juni 2019).
Mantiq, A. 2016. Trietanolamin. (Online). https://bisakimia.com/2016/07/28/tri
etanolamin/ (Diakses pada tanggal 23 Maret 2019)
Marvin, K. dan Billig, B. J. 2015. Process for Making Ethanolamines. US Patent
No. 9.120.720 B2
McCabe, W. L., Smith, J. C., & Harriott, P. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering 5th Edition. New York: McGraw-Hill.
Pemerintah Kabupaten Karawang Prov. Jawa Barat Indonesia. 2018. Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karawang 2010-2030. (Online).
https://karawangkab.bps.go.id. (Diakses pada tanggal 30 Juni 2019).
Perry, R. H. 1997. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 7th Edition. United
States of America. The McGraw Hill Companies.
Perry, R. H. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook 8th Edition. United
States of America. The McGraw Hill Companies.
12