Anda di halaman 1dari 10

UJIAN TENGAH SMESTER

(BERPIKIR STRATEGIS)
PERAN BUMDES SEBAGAI UPAYA KREATIVITAS PEMERINTAH DALAM
PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA
Dosen Pengampu: Drs. Anas Hidayat, MBA., Ph.D.

Oleh: Akbar Abdulah

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019/2020
PENDAHULUAN
Sentralisasi kekuatan ekonomi pada kota-kota besar mengakibatkan terjadinya
laju urbanisasi dan sekaligus menciptakan jurang yang besar antara kemajuan kota dan
kemisikinan masyarakat pedesaan. Padahal secara factual, eksistensi desa sebagai poros
utama pertanian justru harus dimaksimalkan. Kepentingan-kepentingan tersebut harus
ditata sedemikian rupa agar tercapai keseimbangan yang proporsional. Manfaatnya
adalah terbangunnya suatu struktur masyarakat sedemikian rupa hingga secara
maksimum mencapai kepuasan akan kebutuhan dengan seminimum mungkin
menghindari benturan dan pemborosan.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola
oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa
dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. BUMDes sebagai salah satu
lembaga ekonomi yang beroperasi di pedesaan harus memiliki perbedaan dengan
lembaga ekonomi pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan dan kinerja
BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan
kesejahteraan warga desa. Disamping itu, agar tidak berkembang sistem usaha kapitalistis
di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan
bermasyarakat. Pendekatan yang diharapkan mampu menstimuli dan menggerakkan roda
perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang dikelola
sepenuhnya oleh masyarakat desa. Lembaga ekonomi ini tidak lagi didirikan atas dasar
instruksi Pemerintah, tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa yang
berangkat dari adanya potensi yang jika dikelola dengan tepat akan menimbulkan
permintaan di pasar. Lembaga ekonomi ini agar keberadaannya tidak dikuasai oleh
kelompok tertentu yang memiliki modal besar di pedesaan, maka kepemilikan lembaga
itu oleh desa dan dikontrol bersama di mana tujuan utamanya untuk meningkatkan
standar hidup ekonomi masyarakat.
Pendirian BUMDes dimaksudkan untuk mengurangi peran para tengkulak yang
seringkali menyebabkan meningkatnya biaya transaksi antara harga produk dari produsen
kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di pedesaan
dapat menikmati selisih harga jual produk dengan biaya produksi yang layak dan
2
konsumen tidak harus menanggung harga pembelian yang mahal. BUMDes membantu
kebutuhan dana masyarakat yang bersifat konsumtif dan produktif, menjadi distributor
utama untuk memenuhi kebutuhan sembilan bahan pokok (sembako) dan berfungsi
menumbuh suburkan kegiatan pelaku ekonomi di pedesaan. Pendirian BUMDes tersebut
harus disertai dengan upaya penguatan kapasitas dan didukung oleh kebijakan daerah
(Kabupaten/Kota) yang memfasilitasi dan melindungi usaha ini dari ancaman persaingan
para pemodal besar. Mengingat badan usaha ini merupakan lembaga ekonomi baru yang
beroperasi di pedesaan dan masih membutuhkan landasan yang kuat untuk tumbuh dan
berkembang. BUMDes dalam operasionalisasinya ditopang oleh lembaga moneter desa
(unit pembiayaan) sebagai unit yang melakukan transaksi keuangan berupa kredit
maupun simpanan. Jika kelembagaan ekonomi kuat dan ditopang kebijakan yang
memadai, pertumbuhan ekonomi yang disertai pemerataan distribusi aset kepada rakyat
secara luas akan mampu menanggulangi berbagai permasalahan ekonomi di pedesaan.
Tujuan akhirnya, BUMDes sebagai instrumen merupakan modal sosial (social capital)
yang diharapkan mampu menjembatani upaya penguatan ekonomi di pedesaan.
Dengan melihat ulasan diatas, penulis akan menjelaskan bagaimana BUMDes
berperan penting dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat desa

3
PEMBAHASAN
Ekonomi pedesaan adalah ekonomi rakyat kecil yang sumber dayanya masih
rendah dan kegiatan ekonominya tidak terorganisasi dan lebih bersifat perorangan atau
per keluarga dan tidak terikat dengan berbagai peraturan, seperti peraturan perburuhan,
jam kerja, dan sebagainya. Begitu juga pelakunya bisa pria, wanita, bisa orang tua, orang
muda, dan anak-anak sekalipun.
Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang telah jauh tertinggal dibidang
industri, jadi kurang bijaksana rasanya kalau kita langsung terjun ke industrialisasi dalam
membangun Negara ini karena sector yang akan dikejar itu tidak sedang berhenti, tetapi
semakin kencang berlari. Oleh karena itu, lebih baik kita memilih sector lain yang lebih
strategis, yaitu sektor pertanian dan pertambangan. Karena Indonesia memiliki tanah
yang cukup luas dan subur, disamping memiliki kekayaan alam berupa barang-barang
tambang dan sumber daya alam lainnya. Sektor strategis Indonesia adalah sektor
pertanian terutama beras dan bahan-bahan pangan lainnya, yaitu tergolong sektor yang
menguntungkan, pemberian alam, dan tidak terlalu banyak membutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Kondisi ini merupakan kondisi atau gambaran secara garis
besar betapa keadaan perekonomian kita mengalami keterlambatan untuk mengejar
kemajuan kearah industrialisasi. Sementara Indonesia masih memiliki begitu banyak
sektor strategis yang bisa dibidik dan dikembangkan untuk meningkatkan standar hidup
masyarakat banyak. Upaya untuk mencapai peningkatan kesejahteraan itu disambut oleh
Pemerintah dengan melakukan pembenahan-pembenahan yang salah satunya adalah
melakukan de-regulasi untuk menguatkan payung hukum dalam mencapai kemajuan dan
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat khususnya masyarakat desa.
Salah satu upaya de-regulasi tersebut adalah diundangkannya UU Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Pemerintahan Desa sebagai upaya untuk menjemput bola. Diundangkannya
UU ini semakin mengukuhkan kembali posisi BUMDes yang dalam peraturan-peraturan
perundang-undangan sebelumnya mengalami mati suri dan hampir dikatakan gagal.
Tentunya dengan pengaturan yang baru ini, BUMDes dapat memperlihatkan peranannya
dalam mengupayakan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

4
 BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)
BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki
desa melalui penyertaan modal langsung yang berasal dari kekayaan desa. Lembaga ini
digadang-gadang sebagai kekuatan yang akan bisa mendorong terciptanya peningkatan
kesejahteraan dengan cara menciptakan produktivitas ekonomi bagi desa dengan berdasar
pada ragam potensi yang dimiliki desa. BUMDes harus lahir atas kehendak seluruh
warga desa yang diputuskan melalui Musyawarah Desa (Musdes). Musdes adalah forum
tertinggi melahirkan berbagai keputuan utama dalam BUMDes mulai dari nama lembaga,
pemilihan pengurus hingga jenis usaha yang bakal dijalankan. Dalam proses ini
setidaknya ada dua pertemuan besar yang melibatkan seluruh elemen penting warga desa
secara perwakilan. Yang pertama adalah sosialisasi dan pembentukan tim yang bertugas
mengawal seluruh proses pembentukan dan pertemuan kedua untuk melahirkan berbagai
keputusan final. Seluruh proses ini tentu saja menjadi tanggung jawab Pemerintah Desa
sebagai penyelenggaranya.
Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), sebagai lembaga ekonomi masyarakat yang
perannya cukup strategis dalam menggerakkan perekonomian masyarakat di pedesaan.
Sehingga, Bumdes sebagai lembaga ekonomi rakyat yang juga menjadi pilar demokrasi.
Bumdes yang diciptakan dengan tujuannya untuk meningkatkan perekonomian desa,
mengoptimalkan aset desa, meningkatkan usaha masyarakat, menciptakan peluang usaha,
menciptakan lapangan pekerjaan, pengembangan ekonomi desa serta meningkatkan
pendapatan desa. Jika pengelolaan Bumdes optimal, maka desa akan menjadi desa yang
mandiri. BUM Desa sebagai salah satu mitra pemerintah desa dalam mewujudkan
rencana-rencana pembangunan perekonomian ekonomi dituntut mampu menyediakan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam mengembangkan usaha. Badan Usaha Milik
Desa adalah usaha yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan
modal dan pengelolaanya dilakukan oleh pemdes dan masyarakat.
Masalahnya, hingga sampai saat ini, berbagai data menyebut bahwa sebagian
besar BUMDes masih sebatas berdiri dan belum memiliki aktivitas usaha yang
menghasilkan. Sebagian lagi malah layu sebelum berkembang karena masih ‘sedikitnya’
pemahaman BUDMdes pada sebagian besar kepala desa. Ada beragam masalah yang
5
membuat ribuan BUMDes belum tumbuh sebagaimana harapan. Pertama, karena wacana
BUMDes bagi banyak desa baru masih seumur jagung terutama sejak disahkannya UU
Desa No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sejak saat itu pemerintah lalu menggenjot isu
pendirian BUMDes di seluruh desa di penjuru nusantara. Ini membuat Kementerian Desa
menjadi salah satu Kementerian yang paling sibuk keliling seluruh pelosok negeri demi
sosialisasi jabang bayi bernama BUMDes ini. Kedua, selama bertahun-tahun desa adalah
struktur pemerintahan yang berjalan atas dasar instruksi dari lembaga di atasnya. Hampir
semua yang diurus Kepala Desa dan pasukan perangkatnya berpusat pada masalah
administrasi.
Sejatinya, dana desa tidak hanya difokuskan untuk program ekonomi saja
melainkan juga pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas pelayanan publik juga
termasuk memberantas gangguan pertumbuhan anak-anak di desa akibat stunting. Tetapi
semua program itu pada akhirnya bakal secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi kesiapan desa mengembangkan ekonomi warganya.
Ada beberapa bidang prioritas yang harus diilakukan desa dalam program dana
desa. Pertama, desa harus menemukan produk unggulan wilayah perdesaan. Produk
unggulan yang dimaksud adalah jenis komoditas berupa produk yang lahir dari desa
tersebut. Produk unggulan haruslah produk yang memiliki berbagai kelebihan seperti
kualitas yang tak banyak dimiliki wilayah-wilayah lainnya. Misalnya, beberapa desa
memusatkan diri mereka memproduksi komoditas hasil pertanian seperti padi dan lain-
lain karena memiliki lahan pertanian yang subur. Ada pula desa yang fokus pada
pengolahan hasil kelautan misalnya, biasanya ini dilakukan desa-desa di wilayah pesisir.
Produk unggulan diharapkan memiliki kemampuan produksi dalam jumlah yang besar
dan kontinyu memilliki kekuatan persaingan di pasar.
Kedua, membentuk BUMDes. BUMDes dimaksudkan sebagai lembaga usaha yang akan
mendorong produktivitas ekonomi warga desa. Menggunakan modal penyertaan dari
desa, BUMDes memiliki berbagai pilihan untuk dijadikan sebagai usaha sesuai dengan
potensi yang dimiliki dan peluang pasar yang dibidik.

6
Jenis usaha yang bisa dijalankan BUMDes yakni:
1. Bisnis Sosial/ Serving
Melakukan pelayanaan pda warga sehingga warga mendapatkan manfaat sosial yang
besar. Pada model usaha seperti ini BUMDes tidak menargetkan keuntungan profit.
Jenis bisnis ini seperti pengelolaan air minum, pengolahan sampah dan sebagainya.
2. Keuangan/Banking
BUMDes bisa membangun lembaga keuangan untuk membantu warga mendapakan
akses modal dengan cara yang mudah dengan bunga semurah mungkin. Bukan
rahasia lagi, sebagian besar bank komersil di negeri ini tidak berpihak pada rakyat
kecil pedesaan. Selain mendorong produktivitas usaha milik warga dari sisi
permodalan, jenis usaha ini juga bisa menyelamatkan nasib warga dari cengkeraman
renternir yang selama ini berkeliaran di desa-desa.
3. Bisnis Penyewaan/Renting
Menjalankan usaha penyewaan untuk memudahkan warga mendapatkan berbagai
kebuuhan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan misalnya penyewaan gedung,
alat pesta, penyewaan traktor dan sebagainya.
4. Lembaga Perantara/Brokering
BUMDes menjadi perantara antara komoditas yang dihasilkan warga pada pasar yang
lebih luas sehingga BUMDes memperpendek jalur distribusi komoditas menuju pasar.
Cara ini akan memberikan dampak ekonomi yang besar pada warga sebagai produsen
karena tidak lagi dikuasai tengkulak.
5. Perdagangan/Trading
BUMDes menjalankan usaha penjualan barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat
yang selama ini tidak bisa dilakukan warga secara perorangan. Misalnya, BUMDes
mendirikan Pom Bensin bagi kapal-kapal di desa nelayan. BUMDes mendirikan
pabrik es ada nelayan sehingga nelayan bisa mendapatkan es dengan lebih murah
untuk menjaga kesegaran ikan tangakapan mereka ketika melaut
6. Usaha Bersama/Holding
BUMDes membangun sistem usaha terpadu yang melihatkan banyak usaha di desa.
Misalnya, BUMDes mengelola wisata desa dan membuka akses seluasnya pada
7
penduduk untuk bisa mengambil berbagai peran yang dibutuhkan dalam kegiatan
usaha wisata itu.
7. Kontraktor/Contracting
Menjalankan pola kerja kemitraan pada berbagai kegiatan desa seperti pelaksana
proyek desa, pemasok berbagai bahan pada proyek desa, penyedia jasa cleaning
servise dan lain-lain. Apalagi sejak 2018 pemerintah desa dilarang mengundang
kontraktor dari luar desa untuk mengerjakan berbagai proyek yang dimiliki desa.
Hal penting dalam pembuatan keputusan mengenai unit usaha adalah BUMDes tidak
boleh mematikan potensi usaha yang sudah dijalankan warga desanya. Usaha BUMDes
juga harus memiliki kemampuan memberdayakan kesejahteraan banyak orang. Ini yang
disebut sebagai asas subsidiaritas.
Misalnya, di kampong yang sebagian besar warganya menghasilkan tepung tapioka,
BUMDes tidak boleh memiliki keinginanan membangun pabrik pengolahan tapioka
sendiri. Melainkan mengambil peran lain dalam rantai produksi warganya.

 Hubungan BUMDes dengan Kesejahteraan Masyrakat


Pengembangan BUMDes merupakan bentuk penguatan terhadap lembaga-
lembaga ekonomi desa serta merupakan alat pendayagunaan ekonomi lokal dengan
berbagai ragam jenis potensi yang ada di desa, lebih dari itu BUMDes menjadi tulang
punggung perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan
warganya. Dengan terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa menjadi mimpi
indah untuk menuju kehidupan desa yang otonom dalam mengelola pemerintahan dan
kemasyarakatannya. Dengan demikian akan mendorong lahirnya desa dengan tata kelola
yang lebih akuntabel dan transparan, masyarakat desa yang partisipatif, dan
perekonomian desa yang menghidupi. Didukung dengan semangat gotong royong
masyarakat akan berpengaruh pada percepatan pembangunan ekonomi desa.
BUMDes memiliki peran yang cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa, bila dikelola secara baik, karena bisa berperan dari hulu hingga hilir. Peran
dari hulu misalnya, BUMDes bisa berperan untuk membantu menyalurkan berbagai
subsidi pemerintah, mulai dari subsidi pupuk, benih dan lainnya. Sedangkan di sektor
8
hilir, BUMDes bisa jadi pengumpul hasil produksi yang dihasilkan oleh masyarakat desa.
Bahkan, BUMDes juga bisa bermitra dengan perbankan untuk menyalurkan kredit usaha
rakyat (KUR) yang kini dikelola oleh perbankan pemerintah dan sebagian perbankan
swasta. BUMDes, juga bisa berperan sebagai pengelola keuangan inklusif seperti usaha
simpan pinjam yang bila dikelola dengan baik, bisa meningkatkan pendapatan yang
cukup baik, BUMDes bisa menjadi sarana pembayaran air, listrik dan gas.
Secara garis besar BUMDes memiliki 2 manfaat yaitu komersil dan pelayanan
publik.
1. Komersil
Sebagai lembaga komersil Bumdes mampu membuka ruang lebih luas untuk
masyarakat meningkatkan penghasilan dan juga membuka lapangan pekerjaan untuk
masyarakat desa. pemuda desa yang memiliki potensi akan memperoleh pekerjaan di
desa sehingga mengurangi urbanisasi .
2. Pelayanan public
BUMDes tidak hanya bergerak dibidang bisnis saja, tetapi BUMDes juga harus
berkepentingan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui kontribusinya dibidang
pelayanan sosial. Misalnya, BUMDes Tirta Mandiri memiliki program Satu Rumah Satu
Sarjana yaitu memberikan beasiswa kepada mahasiswa/i di Desa Ponggok.
Dari banyaknya manfaat yang di terima dari pendirian BUMDes maka Desa akan
mandiri baik dibidang ekonomi maupun pelayanan publik. Maka diharapkan untuk
seluruh masyarakat desa-desa di Indonesia segera membentuk BUMDes dan ikut
berpartisipasi dalam meningkatkan perekonomian desa.

9
PENUTUP
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan
oleh pemdes (pemerintah Desa) yang kepemilikan modal & pengelolaannya dilakukan
oleh pemdes dan masyarakat, dalam hal ini BUMdes sebagai institusi yang dibuat oleh
Pemerintah Desa untuk mengelola/menampung (semua) unit-unit usaha milik desa yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Usaha Desa adalah jenis usaha
yang berupa pelayanan ekonomi desa seperti, usaha jasa, penyaluran sembilan bahan
pokok, perdagangan hasil pertanian, serta industri dan kerajinan rakyat.
Sebagai salah satu badan usaha, BUMDes berperan penting terhadap
perkembangan dan kemajuan perekonomian ditingkat desa. Kehadiran BUMDes dapat
menjadi alat rekayasa sosial bidang kesejahteraan yang akan berfungsi untuk merekayasa
taraf kehidupan masyarakat desa yang mengalami stagnasi kearah progress kesejahteraan
masyarakatnya yang lebih baik.

Referensi
 Bumdes.id

10

Anda mungkin juga menyukai