Anda di halaman 1dari 7

Memahami pengetahuan tentang kompetensi guru, peranan guru dalam pembelajaran,

serta hakekat guru sebagai suatu profesi

A. Kompetensi guru
Standar Kompetensi Guru adalah beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuran
karakteristik guru yang dinilai kompeten secara profesional. Kompetensi guru
merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan
spiritual yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang
mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme.
Guru merupakan komponen paling utama dalam sistem pendidikan secara keseluruhan
yang harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Figur ini akan mendapat sorotan
strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan
komponen manapun dalam sistem pendidikan. Guru mempunyai peran yang sangat
strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional, khususnya di bidang
pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga profesi yang bermartabat dan
profesional.
Berdasarkan standar kompetensi ini, seorang guru harus memiliki empat kompetensi
yaitu:
✓ Kompetensi profesional, yaitu kecakapan seorang guru dalam
mengimplementasikan hal-hal yang terkait dengan profesionalisme yang
terlihat dalam kemampuannya mengembangkan taanggung jawab,
melaksanakan peran dengan baik, berusaha mencapai tujuan pendidikan, dan
melaksanakan perannya dalam pembelajaran di kelas.
✓ Kompetensi pedagogik yaitu menguasai dan memahami karakter serta
mengidentifikasi potensi dan kesulitan belajar siswa. Guru juga harus mampu
mengembangkan kurikulum sehingga mampu mebuat rancangan pembelajaran
yang menarik dan memanfaatkaan teknologi dan informasi untuk kepentingan
pendidikan.
✓ Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam berinteraksi dengan siswa,
orang tua siswa, rekan seprofesi dan lingkungan, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
✓ Kompetensi kepribadian, yaitu kemapuan menjadi teladan akan sikap sikap
positif.
Siswa memiliki keinginan agar mereka lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hal
ini bisa terlaksana apabila guru memiliki kemampuan berikut ini
• Mampu melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, mampu
memperlakukan mereka secara adil dan mampu membedakan perbedaan setiap
peserta didik
• Mampu menguasai bidang ilmu yang diajarkan, dan mengaitkannya dengan
pelajaran lain serta menghubungkannya dengan dunia nyata
• Mampu menciptakan, memperkaya dan menyesuaikan metode mengajar yang
menarik minat siswa

Dalam banyak analisis tentang kompetensi keguruan, aspek kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial umumnya disatukan.

Rincian kompetensi personal sosial yang disarankan dalam uraian ini adalah:

a. Mampu menghayati serta mengamalkan nilai hidup (nilai moral dan keimanan)
b. Jujur dan bertanggung jawab
c. . Mampu berperan menjadi pemimpin
d. Bersikap bersahabat, terampil berkomunikasi
e. Mampu berperan aktif dalam pelestarisan dan pengembangan budaya
f. Mampu bersahabat dengan siapapun tanpa menghilangkan prinsip dan nilai hidup yang
diyakini
g. Mampu berperan dalam kegiatan sosial
h. Bermental sehat dan stabil
i. Mampu tampail secara pantas dan rapi
j. Kreatif dan penuh perhitungan
k. Mampu bertindak tepat tepat waktu dalam relasi sosial dan profesionalnya
l. Mampu menggunakaan waktu luang secara bijaksana dan produktif

Menurut Samana (1994:61-68), 10 kemampuan dasar guru adalah sebagai berikut:[4]

1. Guru dituntut menguasai bahan ajar


2. Guru mampu mengelola program belajar mengajar
3. Guru mampu mengelola kelas
4. Guru mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran
5. Guru menguasai landasan landasan pendidikan (Ilmu Pendidikan, Psikologi
Pendidikan, Administrasi Pendidikan dan Filsafat Pendidikan)
6. Guru mampu mengelola interakksi belajar mengajar
7. Guru mampu menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran
8. Guru mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
9. Guru mengenal dan mampu ikut serta dalam penyelanggaraan administrasi sekolah
10. Guru memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan
hasil penelitian pendidikan demi kepentingan pengajaran.

Daftra pustaka
^ a b c d 1962-, Mulyasa, E., (Enco), (2007). Standar kompetensi dan sertifikasi guru.
Bandung: Remaja Rosdakarya. ISBN 9796927969. OCLC 958847179.
• ^ Rofa"ah (2016). Pentingnya Kompetensi Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
dalam Perspektif Islam. Deepublish. hlm. 7. ISBN 9786024531744.
• ^ Suyanto dan Asep Jihad (2013). MENJADI GURU PROFESIONAL: Strategi
Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Penerbit Erlangga.
hlm. 3. ISBN 9786027596504.
• ^ a b Halimah, D. Deni Koswara (2008). Seluk Beluk Profesi Guru. Bandung: PT.
Pribumi Mekar. hlm. 52-54. ISBN 9786028142458.

B. Peranan guru dalam pembelajaran

Proses pembelajaran ataupun kegiatan belajar-mengajar tidak bisa lepas dari


keberadaan guru. Tanpa adanya guru pembelajaran akan sulit dilakukan, apalagi dalam
rangka pelaksanaan pendidikan formal, guru menjadi pihak yang sangat vital. Guru
memiliki peran yang paling atif dalam pelaksanaan pendidikan demi mencapai tujuan
pendidikan yang hendak dicapai. Guru melaksanakan pendidikan melalui kegiatan
pembelajaran dengan mengajar peserta didik atau siswa.
Siswa juga akan kesulitan dalam belajar ataupun menerima materi tanpa
keberadaan guru, hanya mengandalkan sumber belajar dan media pembelajaran
saja akan sulit dalam penguasaan materi tanpa bimbingan guru. Guru juga
memiliki banyak kewajiban dalam pembelajaran dari mulai merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, hingga melakukan evaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari semua proses pembelajaran mulai perencanaan hingga evaluasi
pembelajaran profesi guru memiliki banyak peran. Sardiman (2011: 143-144)
menyebutkan bahwa terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai
peran-peran yang dimiliki oleh guru, anttara lain adalah:
Prey Katz yang menggambarkan peranan guru sebagai komunikator, sahabat yang
dapat memberikan nasihat-nasihan, motivator sebagai pemberi inspirasi dan
dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-
nilai, dan sebagai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
Havighurst menjelaskan bahwa peranan guru di sekolah sebagai pegawai dalam
hubungan kedinasan, sebagai bawahan terhadap atasannya, sebagai kolega dalam
hubungannya dengan teman sejawat, sebagai mediator dalam hubungannya
dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, evaluator dan pengganti orang tua.
James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peranan guru antara lain
menguasai dan mengembangkan materi pelajaran, merencanakan dan
mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
siswa.
Federasi dan Organsasi Profesional Guru Sedunia mengungkapkan bahwa
peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai transmitter dari ide tetapi juga
berperan sebagai transformer dan katalisator dari nilai dan sikap.
Berdasarkan pendapat-pendapat mengenai peranan guru diatas, Sardiman (2011:
144-146) merincikan peranan guru tersebut menjadi 9 peran guru. 9 peranan
guru dalam kegiatan belajar mengajar tersebut yaitu:
✓ Informator. Sebagai pelaksana mengajar informatif, laboratorium, studi
lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
✓ Organisator. Pengelola kegiatan akademik, silabus, workshop, jadwal
pelajaran dan lain-lain. Organisasi komponen-komponen kegiatan belajar
harus diatur oleh guru agar dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam
belajar pada diri guru maupun siswa.
✓ Motivator. peran sebagai motivator penting artinya dalam rangka
meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru
harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement
untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas)
dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses
belajar.
✓ Pengarah atau Director. Guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-
citakan.
✓ Inisiator. Guru sebagai pencetus ide-ide dalam proses belajar. Ide-ide yang
dicetuskan hendaknya adalah ide-ide kreatif yang dapat dicontoh oleh
anak didik.
✓ Transmitter. Dalam kegiatan belajar mengajar guru juga akan bertindak
selakuk penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuan.
✓ Fasilitator. Guru wajib memberikan fasilitas atau kemudahan dalam
proses belajar mengajar misalnya dengan menciptakan susana kegiatan
pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan perkembangan siswa,
sehingga interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
✓ Mediator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah dalam kegiatan
belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar atau
solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik. Mediator juga dapat
diartikan sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan media
pembelajaran mana yang tepat digunakan dalam pembelajaran.
✓ Evaluator. Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati
perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas
penuh dalam menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus
dilaksanakan dengan objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus
dilakukan dengan metode dan prosedur tertentu yang telah direncanakan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
Bisa dilihat bahwa guru memiliki banyak peran yang harus dikerjakan bersamaan. Dari
peran-peran yang dimiliki guru tersebut tentunya guru mengemban tugas yang cukup
kompleks, bukan hanya sekedar mengajar saja, sangat pantas profesi guru diberikan
apresisasi yang tinggi karena jasanya yang aktif dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa seperti yang tertuang pada pembukaan UUD 1945.
moral di masyarakat. Seorang yang memiliki profesi sebagai guru banyak dianggap
sebagai tokoh masyarakat dan layak untuk dijadikan panutan. Hal ini membuat peranan
guru semakin lengkap dan tidak sembarang orang dapat begitu saja menjadi guru.
Referensi

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press

C. Hakekat guru sebagai suatu profesi


Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Uno (2007:15-17) guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu
jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun pada
kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut di luar bidang kependidikan.
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya secara professional, yaitu sebagai
berikut:
1. Guru harus membangkitkan perhatian peserta didik pada materi
pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan
sumber belajar yang bervariasi.
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif
dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian
pembelajaran dan penyesuaiannya dengan usia dan tahapan tugas
perkembangan peserta didik.
4. Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar
peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang
diterimanya.
5. Sesuai dengan prinsip repitisi dalam proses pembelajaran, diharapkan
guru dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga
tanggapan peserta didik menjadi jelas.
6. Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan
antara mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan
cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,
mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang
didapatnya.
8. Guru harus menyelidi dan mendalami perbedaan peserta didik secara
individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya
tersebut.
9. Guru dapat melaksanakan evaluasi yang efektif serta menggunakan
hasilnya untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat
melakukan perbaikan dan pengembangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru
tidak lagi hanya bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing yang
lebih banyak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan
mengolah sendiri informasi. Dengan demikian, keahlian guru harus terus
dikembangkan dan tidak hanya terbatas pada penguasaan prinsip mengajar.

Referensi
Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen
Uno, H. Hamzah B. 2007. PROFESI KEPENDIDIKAN : Problema, Solusi, dan
Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai