Anda di halaman 1dari 35

MATERI SUSPENSI

(Makalah Sistem Suspeni)

Oleh

Khaerudin hidayat
David ardi ferari

JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF BERAT


FAKULTAS TEKNIK
POLITEKNIK SUGAR GRUP COMPANIES
2018

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem suspensi adalah suatu bagian dari chasis yang berfungsi menyerap kejutan
dari jalan agar tidak tersalur ke body, serta untuk menambah kenyamanan
berkendara (Hamid, 2013).

Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan Roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari Permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan
dan Stabilitas berkendaraan serta memperbaiki kemampuan Cengkram roda
terhadap jalan. Suspensi terdiri dari pegas, Shock absorber, stabilizer dan
sebagainya. Pada umumnya Suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe
rigid (rigid Axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension)
(Abidin, 2009).

Komponen utama pada suspensi yaitu pegas coil, pegas daun, serta pegas batang
torsi. Sedangkan Macam – macam System Suspensi yaitu Independent Type,
Rigid Suspension, serta Special Suspension (Zulkifli, 2011).

Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan Akan cenderung


beroskilasi naik turun pada waktu menerima Kejutan dari jalan. Akibatnya
berkendaraan menjadi tidak nyaman. Untuk itu shock absorber dipasang untuk
meredam oskilasi dengan cepat agar memperoleh kenikmatan berkendaraan dan
kemampuan cengkeram ban terhadap jalan (Abidin, 2009).
Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak
shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh
adanya tahanan aliran minyak karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu
piston bergerak (Bahrun, 2010).

I.2 Tujuan

1. Mengetahui tujuan suspensi


2. Mengetahui Komponen utama pada suspensi
3. Mengetahui Macam – macam System Suspensi
II. PEMBAHASAN

Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan Roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari Permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan

dan Stabilitas berkendaraan (Hamid, 2013).


Suspensi menghubungkan body kendaraan dengan roda-roda dan berfungsi
sebagai berikut :

1. Menyerap getaran, kejutan dari permukaan jalan, sehingga menambah


kenyamanan bagi penumpangnya..
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui gesekan
antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body dan
roda-roda.

Sistem suspensi memiliki tujuan diantaranya yaitu :


1. Menjaga kontak antara ban dengan permukaan tanah.
2. Menopang beban.
3. Menjaga kendaraan dan bebannya dari road shock.
4. Meneruskan gaya dari steering, brake dan gerakan ke frame.
5. Menyediakan reaksi torsi steering dan brake.
6. Menahan gerakan axle lateral pada saat berbelok.
7. Menahan gerakan axle longitudinal pada saat mengerem atau
berakselerasi.
8. Menyediakan gerakan roda yang cukup baik pada kondisi jalan yang tidak
teratur.
9. Rating spring, travel suspensi, roll stiffness, frekuensi pitch, redaman,
massa dengan spring dan tanpa spring, rating beban, pengaturan dan
pembagian beban merupakan faktor-faktor yang diperhitungkan dalam
perancangan suspensi (Zulkifli, 2011).
Komponen Utama Suspensi yaitu :

A. Pegas coil atau coil spring dibandingkan dengan pegas yang lainnya
memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dan tidak
terjadi gesekan antara pegas (defleksi) yang menyebabkan getaran
pada body.
Sebaliknya pegas koil memiliki kekurangan saat menerima kejutan, maka
secara langsung kejuan tersebut dilendutkan sehingga menyebabkan
kejutan balik yang cepat pada body. Oleh karena pada umumnya pegas
koil di kombinasikan dengan shock absorber .

Pegas ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya:


1. dapat dibuat ringan.
2. Membantu Pegas menjaga kualitas berkendara yang lebih baik dan
dapat menyerap getaran yang memiliki frekuensi tinggi .

Pegas ini memiliki beberapa kerugian diantaranya:


1. Membuat konstruksi dari suspensi rumit.

Sifat sifat Pegas Coil (Coil Spring) .


 Langkah pemegasan panjang
 Tidak dapat  meredam getaran sendiri 
 Tidak dapat  menerima gaya horisontal ( perlu lengan – lengan 
 Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun
 Dapat dibuat pegas lembut
 Pegas coil digunakan pada sistem suspensi independent dan aksel rigid.
B. suspensi type per daun atau leaf spring merupakan desain paling tua
yang saat ini masih banyak diaplikasikan pada kendaraan modern.
Alasan mengapa jenis suspensi per daun ini masih tetap dipertahankan
hingga saat ini adalah kelebihannya dalam hal menopang beban yang
sangat berat sehingga produsen manapun tetap mempertahankan
suspensi yang satu ini.

Kelebihan suspensi leaf spring :


1. Kontruksinya sangat sederhana yakni hanya berupa beberapa
lembar pelat baja tebal yang disusun dan direkatkan ke body kendaraan
sehingga posisi atau letaknya tidak akan bergeser serta memiliki
kekuatan yang sangat kokoh untuk menahan beban.
Kekurangan suspensi leaf spring :
1. Selain kelebihan ternyata suspensi ini pun memiliki beberapa
kelemahan yakni tingkat kendaraan yang menggunakan suspensi model
ini jika dikendarai akan terasa tidak nyaman, terasa keras dan timbul
bunyi bunyian akibat gesekan antar pelat karena habisnya bushing leaf
spring ataupun pelapis antar spring.

Dalam pengaplikasianya

Karena kekuatannya super kokoh ini, suspensi leaf spring banyak


diaplikasikan kedalam kendaraan muatan berat yakni seluruh jenis truk
kendaraan angkutan besar seperti bus dan juga mini bus. Beberapa jenis
mobil kecil yang menggunakan suspensi ini antara lain kurang lama, atau
kapsul, isuzu panther, toyota hilux, model lama nissan evalia kendaraan off
road dan lain sebagainya.
C. Pada sistem suspensi dikenal beberapa macam jenis pegas, seperti
pegas daun, pegas coil dan pegas batang torsi. Dari ketiga pegas
tersebut masing-masing memiliki karakteristik dan
kelebihan/kekurangan yang berbeda-beda.
Tetapi pada intinya ketiga pegas tersebut memiliki fungsi yang sama yaitu
untuk meredam kejutan/getatan yang diakibatkan oleh permukaan jalan
yang tidak rata/bergelombang dan juga oskilasi kendaraan ( Bahrun,
2010).

Keuntungan Pegas Batang Torsi diantaranya yaitu:


1. Paling ringan dibanding semua pegas yang digunakan pada kendaraan lain
2. Suspensi dapat dibuat sederhana saat coil spring digunakan..
3. Secara efektif menyerap getaran dengan frekuensi yang tinggi.
Kekurangan Pegas Batang Torsi diantaranya yaitu:
1. Produktifitasnya tidak efesien .
2. Harga agak mahal .

Sifat-sifat Pegas Batang Torsi :


 Memerlukan sedikit tempat
 Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain 
 Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
 Dapat menyetel tinggi bebas mobil
 Langkah pemegasan panjang
 Mahal
Macam – macam System Suspensi yaitu:

1) Independent Type
Macpherson type
• Independent type Trailing arm type.
• Wishbone type.
2) Rigid Suspension
Parallel leaf spring type.
• Trunnion type 8-.
• Balance arm type.
3) Special Suspension
Air suspension

Prinsip Kerja Suspensi

Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda yang dirancang
untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata sehingga menambah
kenyamanan dan stabilitas kendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkeram
roda terhadap jalan.

Oskilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan dengan bodi berpengaruh
besar pada kenyamanan kendaraan (Bahrun, 2010).

Shock Absorber

Shock Absorber Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan Akan
cenderung beroskilasi naik turun pada waktu menerima Kejutan dari jalan.
Akibatnya berkendaraan menjadi tidak nyaman.
Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam oskilasi dengan cepat agar
memperoleh kenikmatan berkendaraan dan kemampuan cengkeram ban terhadap
jalan.

Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak
shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh
adanya tahanan aliran minyak karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu
piston bergerak.

Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi (gerakan naik-turun) pegas saat
menerima kejutan dari permukaan jalan. (Abidin, 2009).

A. Menurut cara kerjanya


 .Shock Absorber ( kerja Tunggal )
Kalau type ini efeknya hanya terjadi Pada waktu shock absorber
Berekspansi. Sebaliknya pada Saat kompresi tidak terjadi Efek meredam.  
B. Menurut media kerjanya
 Shock absorber tipe
Hidraulis, di dalamnya hanya Terdapat minyak shock Absorber sebagai
medium Kerja. 

 Shock absorber berisi gas


Adalah absorber hidraulis Yang diisi dengan gas. Gas Yang biasanya
digunakan Adalah  nitrogen 

 Shock absorber kerja


ganda. (Multiple action), Baik saat ekspansi maupun Kompresi absorber
selalu Bekerja meredam. Pada Umumnya kendaraan sekarang
Menggunakan tipe ini.

C. Menurut konstruksi kerjanya


 Shock absorber tipe twin tube,
di dalam shock absorber tipe ini terdapat pressure tube dan outer tube yang
membatasi working chamber (silinder dalam) dan reservoir chamber
(silinder luar). 
 Shock absorber tipe mono-tube
di dalam shock absorber hanya terdapat satu silinder (atau tanpa reservoir)
(Bahrun, 2010).

Secara sederhana ada 5 komponen utama pada shock absorber yakni :


1. Tabung shock sebagai tempat berinteraksi fluida dengan piston
2. Piston berfungsi untuk volume ruang didalam tabung shock untuk
Mengkompresi fluida.
3. Piston rod bnerfungsi menghubungkan piston dengan poros roda agar
Gerakan piston agar sesuai dengan gerakan poros roda.
4. Piston vavle berfungsi sebagai penyekat antara ruang diatas dan dibawah
piston.
5. Fluida merupakan cairan hidrolik khusus (biasa disebut oli shock) sebagai
Fluida yang akan meredam guncangan.
Jenis – jenis shock absorber

1. Dual action shock absorber

Merupakan tipe shock absorber,dengan dua aksi yaitu kompresi da


aksi Ekspansi. Dengan kata lain baik saat kompresi dan ekspansi,shock
absorber tetap menyeran guncangan .
2. Single action shock absorber

Tipe single action, memiliki desain piston dengan hanya satu lubang dan satu
lubang lagi bernama saluran orifice yang ukurannya lebih kecil dibandingkan
lubang piston. Ketika langkah kompresi, fluida bisa bergerak ke ruang bawah
piston melewati kedua lubang sekaligus (lubang piston dan saluran orifice).

Tapi ketika ekspansi, katup pada lubang piston akan tertutup sehingga fluida
mengalir ke ruang atas piston hanya melalui saluran orifice. Ini akan membuat
pergerakan piston lebih lambat saat langkah ekspansi dibandingkan langkah
kompresi.

Desain seperti ini, akan membuat sistem suspensi empuk namun tidak terlalu
bergelombang. Sehingga cocok untuk kendaraan berat seperti truk.
Stabilizer Bar

Stabilizer Bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya


sentrifugal pada saat kendaraan membelok.

untuk meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya
dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian
tengah diikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda
kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan

jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari puntiran.

Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring)
tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang. Akibatnya stabilizer
bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan ujung lainnya
bergerak ke bawah.

Stabilizer bar juga Tahan terhadap puntiran ini berfungsi mengurarg body roll dan
memelihara body dalam batas Kemiringan yang aman.
Selain stabilizer Bar ada juga komponen yang gak kalah pentingnya juga yaitu
Strut Bar, berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
dorongan akibat terjadinya pengereman.

ujung strut bar dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikat ke
bracket strut bar yang diikatkan ke body atau cross member melalui bantalan
karet. Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
dorongan akibat terjadinya pengereman (Hamid, 2013).

Bumper

Bumper dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain
pada waktu pegas mengerut dan mengembang di luar batas
maksimumnya. Karena Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau
tonjolan besar, pegas mengerut dan mengembang secara berlebihan.
Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau tonjolan besar, pegas
mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan
kerusakan komponen lainnya. Untuk itu bounding dan rebounding bumper
dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu
pegas mengerut dan mengembang di luar batas maksimumnya (Hamid, 2013).

Ball Joint

Ball joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disaamping itu juga
berfungsisebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok. Di bagian
dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada
setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide
lithium base. 

Untuk menambah gemuk, lepaskan screw plug kemudian pasangkan fitting gemuk
Setelah pengislan gemuk selesal, pastikan gantl fitting gemuk dengan screw plug.
Pada tipe ball Joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan
penggantian gemuk.
Oskilasi Body

Oskilasi adalah pergerakan bodi kendaraan akibat gaya yang diterima dari luar
saat berkendara. Jenis oskilasi beragam tergantung arah pergerakan bodi saat
menerima gaya.

Jenis-jenis oksilasi pada kendaraan yaitu:


1. Rolling :
Rolling merupakan oskilasi yang terjadi saat mobil menikung. Hal ini dapat
dirasakan saat mobil menikung ke kanan, penumpang akan merasa terlempar
atau terasa goyang ke kiri akibat gaya centrifugal.

Disaat itu juga, suspensi di sebelah kanan mengembang, suspensi di sebelah


kiri mengkerut dan sebaliknya. Rolling juga dapat terjadi berlebihan jika
suspensi sudah mulai rusak, efeknya saat mobil menikung mobil akan terasa
limbung atau terasa seperti mau terbalik.

2. Pitching
Pitching merupakan gerakan naik turun bodi mobil depan dan belakang
terhadap titik tengah mobil. Pergerakan bodi mobil ini dapat dilihat dari
samping mobil, yaitu bergeraknya bodi depan dan belakang mobil secara
bergantian.

3. Bouncing
Bouncing merupakan pergerakan bodi depan dan belakang mobil secara
bersamaan. Untuk melihatnya tetap dilihat dari samping mobil.
Pergerakan ini terjadi karena mobil melewati jalan yang bergelombang.

4. Yawing
Yawing merupakan pergerakan bodi kendaraan memanjang ke arah kanan dan
kiri terhadap titik tengah kendaraan.

Yawing dapat terjadi ketika mobil melewati jalan yang tidak rata, berbatu dan
sebagainya (Zulkifli, 2011).

Fungsi suspensi

Fungsi suspensi ada 3 macam yaitu:


1. menyerap getaran, oskilasi dan kejutan akibat pengaruh dari permukaan jalan
yang tidak rata.
2. memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi.
3. menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara roda
Type dan Karakteristik Suspensi

1) Rigid suspesion

Suspensi rigid atau disebut juga sebagai suspensi axle beam adalah salah satu
jenis sistem peredam goncangan pada kendaraan dengan tipikal dua roda
terhubung dalam satu lateral rod (poros atau axle yang solid.

Ini akan membuat kedua roda tidak saling bebas (dependent) maksud dari tidak
bebas disini, saat roda kiri menerima beban guncangan maka roda kanan akan
terpengaruh (bergerak) meskipun tidak ada beban guncangan.

Kelebihan sistem suspensi rigid ada dua :


a) Sistem ini bekerja hanya dengan satu buah solid axle
dan dua unit pegas.
b) Kuat,dibandingkan dengan tipe independent sistem suspensi ini solid
Sehingga lebih kuat apabila dikenakan beban lebih besar.

kekurangan sistem suspensi rigid ada 2 macam yaitu:


a) Kurang nyaman dibandingkan dengan type independent karena kedua roda
tidak saling bebas.
b) Berat,inilah masalahnya mengapa tidak di gunakan si mobil kecil.
Suspensi rigid menggunakan sebuah solid axle yang memiliki beban yg
cukup berat (Abidin, 2009).

Sifat-sifat suspensi Rigid yaitu:


• gerakan salah satu roda mempengaruhi roda yang lain
• konstruksi sederhana, perawatan mudah
• gerakan pemegasan sedikit mempengaruhi geometri roda
• memerlukan ruang pemegasan yang besar
• titik berat kendaraan tidak dapat rendah (kenyamanan kurang)
• massa tak berpegas (aksel, roda) berat (kenyamanan kurang)
• bodi sedikit miring pada saat belok

Cara kerja suspensi rigid :

Sistem suspensi ini bekerja menggunakan serangkaian pegas untuk menyerap


gerakan naik atau turun roda karena mengenai hambatan di permukaan jalan.
Misal, saat roda melewati tanggul secara otomatis roda akan terangkat.

Karena roda terangkat, maka beban disisi roda yang melewati tanggul akan
bertambah. Dalam hal ini, pegas yang terhubung ke rigid axle akan menyerap
penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba tersebut.

Alurnya, seperti ini : Roda terangkat karena tanggul – wheel bearing – beam axle
– pegas – chasis.
Dari alur tersebut, gerak naik dari roda akan terpotong pada bagian pegas karena
pegas ini memiliki kemampuan yang elastis.

Komponen – komponen utama pada suspensi rigid :


 Beam axle, merupakan batang solid yang menghubungkan roda kanan dan
kiri.
 Serangkaian pegas, pegas yang digunakan pada sistem suspensi rigid axle
ini umumnya pegas daun untuk menyerap goncangan.
 U bolt, merupakan baut berbentuk “U” yang digunakan untuk mengikat
antara pegas dan beam axle.
 Wheel bearing, fungsi wheel bearing adalah sebagai tumpuan body mobil
terhadap roda kendaraan.
 Shock absorber, fungsi shock absorber adalah untuk menyerap guncangan
yang terjadi secara tiba-tiba agar mobil tidak rolling (Bahrun, 2010).

jenis – jenis suspensi rigid yaitu:

a) Front dead axle suspension :

sistem suspensi ini memiliki karakteristik beam axle atau axle shaft yang
mati atau tidak berputar. Artinya beam axle ini hanya berperan sebagai
penghubung antara roda kiri dan kanan.

Sistem ini banyak digunakan pada suspensi depan bus atau truk dengan ciri
utama terdapat besi melintang antara roda kanan dan kiri depan. Batang
melintang inilah yang disebut dead beam axle atau orang menyebutnya axle
block.

b) Rear life axle suspension :

Suspensi ini memilii karakteristik dimana beam axle memiliki dua fungsi,
selain sebagai penghubung antara roda kiri dan kanan, beam axle ini juga
berfungsi mendistribusikan tenaga dari poros propeller.
Oleh sebab itu pada kendaraan bus atau truk yang umumnya berpenggerak
roda belakang menggunakan jenis suspensi ini sebagai suspensi bagian
belakannya. Anda bisa melihat suspensi ini dengan ciri khas komponen
gardan yang cukup besar dibagian tengah batang yang melintang diantara
roda kanan dan kiri belakang.

2) independen suspension

Suspensi independen, adalah jenis peredam kejut pada kendaraan yang


memungkinkan dua roda yang terletak dalam satu axle dapat saling bergerak
tanpa mempengaruhi satu sama lain.

Secara mudah, misal sebuah mobil memiliki suspensi depan tipe independen.
Maka saat roda kanan depan bergerak vertikal ketas karena ada halangan,
roda kiri depan tidak akan bergerak kebawah ataupun keatas mengikuti
gerakan roda kanan dengan catatan dibagian roda kiri tidak ada halangan
serupa.

Ini berbeda dengan suspensi rigid, dimana ada efek silang. Saat roda kanan
terangkat karena melewati halangan, maka roda kiri cenderung bergerak
kebawah ( Zulkifli, 2011).

Sifat-sifat suspensi independen :


• gerakan salah satu roda tidak mempengaruhi roda lain
• konstruksi agak rumit
• membutuhkan sedikit tempat
• jarak roda dan geometri roda berubah saat pemegasan
• titik berat kendaraan dapat rendah (nyaman dan aman)
• pegas dapat dikonstruksi lembut (pegas tidak membantu mengantar gerakan
roda)
• perawatan lebih sulit

Macam – macam suspensi independen

a). Tipe Macpherson Strut


Tipe yang kedua, hampir sama dengan macpherson namun pada tipe ini ada
dua buah lengan yakni lower arm dan upper arm. Kedua lengan ini akan
menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil.

Perbedaanya dengan macpherson, kalau macpherson ada pegas yang


menghubungkan steering knucle dengan body mobil bagian atas. Sementara
pada double wishbone, pegas tersebut akan terletak pada lower arm. Sehingga,
steering knuckle hanya terhubung dengan dua lengan saja.

Ini akan membawa kelebihan pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga
biarpun mobil menerima beban berat, sudut chamber tetap normal.
Suspensi tipe ini tidak memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih
sederhana dari pada tipe double wishbone. Tipe ini dapat diservis dengan lebih
mudah karena memiliki komponen yang lebih sedikit.
Umumnya digunakan pada suspensi depan kendaraan FF .

Suspensi macpherson memiliki lengan tunggal yang terletak dibagian bawah,


lengan ini akan menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil. Disisi
lain, ada sebuah pegas yang menghubungkan steering knuckle dengan bagian
body atas. Dengan kata lain, ada dua koneksi pada steering knucle, satu ada
pada lower arm dan satunya ada pada pegas.

Namun, ada satu kekurangan pada tipe macpherson, yakni gerakan vertikal
roda akan mengubah sudut chamber roda. Sehingga, kalau mobil semakin berat
maka chamber akan semakin keluar.

Tipe ini, banyak digunakan untuk suspensi depan mobil dan beberapa jenis
mobil sedan juga menggunakannya sebagai suspensi belakang.
b). Type double wisbhone
Tipe yang kedua, hampir sama dengan macpherson namun pada tipe ini ada
dua buah lengan yakni lower arm dan upper arm. Kedua lengan ini akan
menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil.

Perbedaanya dengan macpherson, kalau macpherson ada pegas yang


menghubungkan steering knucle dengan body mobil bagian atas. Sementara
pada double wishbone, pegas tersebut akan terletak pada lower arm. Sehingga,
steering knuckle hanya terhubung dengan dua lengan saja.

Ini akan membawa kelebihan pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga
biarpun mobil menerima beban berat, sudut chamber tetap normal.

c). type Multi link


Suspensi multi link bisa diartikel sistem suspensi dengan beberapa lengan
lateral, lengan-lengan ini akan menghubungkan knucle dengan chasis mobil pada
sudut yang berbeda-beda. Lengan-lengan ini akan menjaga pergerakan roda agar
tetap stabil meski sedang menerima beban yang bervariasi.

Pada mobil, anda mungkin sering melihat label 4-link suspension, artinya ada 4
buah lengan lateral sementara 5-link suspension, memiliki 3 buah lengan.

d). Type swiling arm/trailing arm


Suspensi swing arm atau pada mobil biasa disebut semi trailing arm, sama
halnya dengan sistem suspensi belakang sepeda motor. Dimana knuckle atau
poros roda akan terhubung dengan sebuah lengan, lengan ini posisinya sejajar
dengan longitudinal axis (arah memanjang mobil).

Secara umum, tipe ini banyak digunakan pada suspensi belakang mobil dengan
sistem penggerak FWD (front wheel drive), tipe ini memiliki kelebihan pada
sektor konstruksinya yang ringkas juga performanya yang baik (Hamid, 2013).

Perbedaan Suspensi Independen Dengan Rigid yaitu:

1. Konstruksi (rigid simple, independen lebih rumit) .


2. Gerakan poros roda (rigid saling terpengaruh, independen tidak atau saling
terbebas) .
3. Axle shaft (rigid menggunakan solid axle/rigid axle shaft, independen
menggunakan axle yang dilengkapi dua flexible joint) .

Berdasarkan konstruksi pada mekanisme suspensi dapat dibedakan menjadi dua


jenis yaitu :

1.Jenis Poros Pejal (Rigid Axle Suspension)


Pada type ini poros roda kiri-kanan dipasangkan bersama pada sebuah poros
diatas pegas-pegas. Suspensi model ini mempunyai konstruksi sederhana, kuat
oleh karena itu banyak digunakan sebagai suspensi depan dan belakang (Mobil
angkutan berat) dan suspensi belakang (Mobil penumpang)

Seperti yang diutarakan diatas, sistem suspensi rigid hanya memiliki sedikit
komponen karena memang konstruksinya sangat simple. Komponen utamanya,
antara lain ;
 Beam axle, merupakan batang solid yang menghubungkan roda kanan dan
kiri.
 Serangkaian pegas, pegas yang digunakan pada sistem suspensi rigid axle
ini umumnya pegas daun untuk menyerap goncangan.
 U bolt, merupakan baut berbentuk “U” yang digunakan untuk mengikat
antara pegas dan beam axle.
 Wheel bearing, fungsi wheel bearing adalah sebagai tumpuan body mobil
terhadap roda kendaraan.

Shock absorber, fungsi shock absorber adalah untuk menyerap guncangan yang
terjadi secara tiba-tiba agar mobil tidak rolling.

2.Jenis Poros Bebas (Independen Suspension)


Pada type ini roda kiri-kanan menggantung satu sama lain dengan bebas, dimana
memungkinkan tiap roda bekerja sendiri menerima kejutan-kejutan lain.

a. Tipe Wishbone
Type ini terdiri atas Upper Suspension Arm dan Lower Suspension Arm
dengan Frame dan Steering Knuckle dengan Pegas Koil dan Peredam Kejut
b. Tipe Macpherson
Type ini terdapat Upper Arm, Konstruksi sederhana da memungkinkan ruang
mesin lebar
c. Tipe Swing Axle
Pada type ini poros dibaut dua bagian dan diberi Pivot ditengahnya sehingga
dapat berayun keatas dan kebawah secara terpisah (Bahrun, 2010).

Gangguan pada suspensi


Gangguan Kemungkinan Cara Mengatasinya
Sebab

Terjadi Pegas/spring lemah ganti


pitching/timbul
benturan

Melayang/menarik Komponen suspensi Ganti


depan/suspensi
belakang ada yang
kendor atau lemah

Kendaraan bergetar Ball joint aus atau Ganti


suspension arm patah

Bunyi Bushing/karet rusak Ganti


atau bumper rusak

Kendaraan bergetar Strut bar lemah Ganti

Mengayun Stabilizer bar Ganti


lemah/patah

Roda depan semi Ball joint/bushing Ganti

Pemeliharaan sistem suspensi dapat  dilakukan beberapa cara yaitu :

1) Memberikan greese pada komponen ball joint menggunakan alat khusus


(greese gun)
2) Memeriksa kekencangan baut –baut suspensi arm
3) Memeriksa kekencangan baut –baut control arm
4) Memeriksa dust cover dari kerusakan atau sobek
5) Memeriksa kerja shock absorber dan kemungkinan terdapat kebocoran
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut:

1. Tujuan dari suspensi yaitu


 Menjaga kontak antara ban dengan permukaan tanah.
 Menopang beban.
 Menjaga kendaraan dan bebannya dari road shock.
 Meneruskan gaya dari steering, brake dan gerakan ke frame.
 Menyediakan reaksi torsi steering dan brake.
 Menahan gerakan axle lateral pada saat berbelok.
 Menahan gerakan axle longitudinal pada saat mengerem atau berakselerasi.
 Menyediakan gerakan roda yang cukup baik pada kondisi jalan yang tidak
teratur.
 Rating spring, travel suspensi, roll stiffness, frekuensi pitch, redaman, massa
dengan spring dan tanpa spring, rating beban, pengaturan dan pembagian
beban merupakan faktor-faktor yang diperhitungkan dalam perancangan
suspensi.

2. Komponen utama pada suspensi yaitu pegas coil, pegas daun, serta pegas
batang torsi.

3. Macam – macam System Suspensi yaitu Independent Type, Rigid Suspension,


serta Special Suspension
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2009. Sistem Suspensi Kendaraan. Kanisius. Yogakarta.

Bahrun, H. 2010. Penyusun Utama Sistem Suspensi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hamid, M. 2013. Independent Suspention. of Mecanical Mediatama. Yogakarta.

Zulkifli, A. 2011. Suspensi Rigid Sistem Suspensi. Rajawali Press. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai