Oleh
Khaerudin hidayat
David ardi ferari
I. PENDAHULUAN
Sistem suspensi adalah suatu bagian dari chasis yang berfungsi menyerap kejutan
dari jalan agar tidak tersalur ke body, serta untuk menambah kenyamanan
berkendara (Hamid, 2013).
Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan Roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari Permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan
dan Stabilitas berkendaraan serta memperbaiki kemampuan Cengkram roda
terhadap jalan. Suspensi terdiri dari pegas, Shock absorber, stabilizer dan
sebagainya. Pada umumnya Suspensi dapat digolongkan menjadi suspensi tipe
rigid (rigid Axle suspension) dan tipe bebas (independent suspension)
(Abidin, 2009).
Komponen utama pada suspensi yaitu pegas coil, pegas daun, serta pegas batang
torsi. Sedangkan Macam – macam System Suspensi yaitu Independent Type,
Rigid Suspension, serta Special Suspension (Zulkifli, 2011).
I.2 Tujuan
Sistem suspensi terletak diantara body kendaraan dan Roda-roda, dan dirancang
untuk menyerap kejutan dari Permukaan jalan sehingga menambah kenikmatan
A. Pegas coil atau coil spring dibandingkan dengan pegas yang lainnya
memiliki tahanan atau redaman kejutan yang lebih baik dan tidak
terjadi gesekan antara pegas (defleksi) yang menyebabkan getaran
pada body.
Sebaliknya pegas koil memiliki kekurangan saat menerima kejutan, maka
secara langsung kejuan tersebut dilendutkan sehingga menyebabkan
kejutan balik yang cepat pada body. Oleh karena pada umumnya pegas
koil di kombinasikan dengan shock absorber .
Dalam pengaplikasianya
1) Independent Type
Macpherson type
• Independent type Trailing arm type.
• Wishbone type.
2) Rigid Suspension
Parallel leaf spring type.
• Trunnion type 8-.
• Balance arm type.
3) Special Suspension
Air suspension
Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda yang dirancang
untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata sehingga menambah
kenyamanan dan stabilitas kendaraan serta memperbaiki kemampuan cengkeram
roda terhadap jalan.
Oskilasi dan bergoyangnya bagian pegas dari kendaraan dengan bodi berpengaruh
besar pada kenyamanan kendaraan (Bahrun, 2010).
Shock Absorber
Shock Absorber Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan Akan
cenderung beroskilasi naik turun pada waktu menerima Kejutan dari jalan.
Akibatnya berkendaraan menjadi tidak nyaman.
Untuk itu shock absorber dipasang untuk meredam oskilasi dengan cepat agar
memperoleh kenikmatan berkendaraan dan kemampuan cengkeram ban terhadap
jalan.
Di dalam shock absorber telescopic terdapat cairan khusus yang disebut minyak
shock absorber. Pada shock absorber tipe ini, gaya redamnya dihasilkan oleh
adanya tahanan aliran minyak karena melalui orifice (lubang kecil) pada waktu
piston bergerak.
Shock absorber berfungsi untuk meredam oskilasi (gerakan naik-turun) pegas saat
menerima kejutan dari permukaan jalan. (Abidin, 2009).
Tipe single action, memiliki desain piston dengan hanya satu lubang dan satu
lubang lagi bernama saluran orifice yang ukurannya lebih kecil dibandingkan
lubang piston. Ketika langkah kompresi, fluida bisa bergerak ke ruang bawah
piston melewati kedua lubang sekaligus (lubang piston dan saluran orifice).
Tapi ketika ekspansi, katup pada lubang piston akan tertutup sehingga fluida
mengalir ke ruang atas piston hanya melalui saluran orifice. Ini akan membuat
pergerakan piston lebih lambat saat langkah ekspansi dibandingkan langkah
kompresi.
Desain seperti ini, akan membuat sistem suspensi empuk namun tidak terlalu
bergelombang. Sehingga cocok untuk kendaraan berat seperti truk.
Stabilizer Bar
untuk meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya
dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada bagian
tengah diikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing. Bila roda
kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan dengan arah dan
Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer spring)
tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang. Akibatnya stabilizer
bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke atas dan ujung lainnya
bergerak ke bawah.
Stabilizer bar juga Tahan terhadap puntiran ini berfungsi mengurarg body roll dan
memelihara body dalam batas Kemiringan yang aman.
Selain stabilizer Bar ada juga komponen yang gak kalah pentingnya juga yaitu
Strut Bar, berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
dorongan akibat terjadinya pengereman.
ujung strut bar dipasang pada lower suspension arm dan ujung lainnya diikat ke
bracket strut bar yang diikatkan ke body atau cross member melalui bantalan
karet. Strut bar berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau
dorongan akibat terjadinya pengereman (Hamid, 2013).
Bumper
Bumper dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain
pada waktu pegas mengerut dan mengembang di luar batas
maksimumnya. Karena Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau
tonjolan besar, pegas mengerut dan mengembang secara berlebihan.
Pada saat kendaraan melalui jalan yang berlubang atau tonjolan besar, pegas
mengerut dan mengembang secara berlebihan. Keadaan ini dapat menyebabkan
kerusakan komponen lainnya. Untuk itu bounding dan rebounding bumper
dipasang sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lain-lain pada waktu
pegas mengerut dan mengembang di luar batas maksimumnya (Hamid, 2013).
Ball Joint
Ball joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disaamping itu juga
berfungsisebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok. Di bagian
dalam ball joint terdapat gemuk untuk melumasi bagian yang bergesekan. Pada
setiap interval tertentu gemuk harus diganti dengan tipe molibdenum disulfide
lithium base.
Untuk menambah gemuk, lepaskan screw plug kemudian pasangkan fitting gemuk
Setelah pengislan gemuk selesal, pastikan gantl fitting gemuk dengan screw plug.
Pada tipe ball Joint yang menggunakan dudukan dari resin, tidak diperlukan
penggantian gemuk.
Oskilasi Body
Oskilasi adalah pergerakan bodi kendaraan akibat gaya yang diterima dari luar
saat berkendara. Jenis oskilasi beragam tergantung arah pergerakan bodi saat
menerima gaya.
2. Pitching
Pitching merupakan gerakan naik turun bodi mobil depan dan belakang
terhadap titik tengah mobil. Pergerakan bodi mobil ini dapat dilihat dari
samping mobil, yaitu bergeraknya bodi depan dan belakang mobil secara
bergantian.
3. Bouncing
Bouncing merupakan pergerakan bodi depan dan belakang mobil secara
bersamaan. Untuk melihatnya tetap dilihat dari samping mobil.
Pergerakan ini terjadi karena mobil melewati jalan yang bergelombang.
4. Yawing
Yawing merupakan pergerakan bodi kendaraan memanjang ke arah kanan dan
kiri terhadap titik tengah kendaraan.
Yawing dapat terjadi ketika mobil melewati jalan yang tidak rata, berbatu dan
sebagainya (Zulkifli, 2011).
Fungsi suspensi
1) Rigid suspesion
Suspensi rigid atau disebut juga sebagai suspensi axle beam adalah salah satu
jenis sistem peredam goncangan pada kendaraan dengan tipikal dua roda
terhubung dalam satu lateral rod (poros atau axle yang solid.
Ini akan membuat kedua roda tidak saling bebas (dependent) maksud dari tidak
bebas disini, saat roda kiri menerima beban guncangan maka roda kanan akan
terpengaruh (bergerak) meskipun tidak ada beban guncangan.
Karena roda terangkat, maka beban disisi roda yang melewati tanggul akan
bertambah. Dalam hal ini, pegas yang terhubung ke rigid axle akan menyerap
penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba tersebut.
Alurnya, seperti ini : Roda terangkat karena tanggul – wheel bearing – beam axle
– pegas – chasis.
Dari alur tersebut, gerak naik dari roda akan terpotong pada bagian pegas karena
pegas ini memiliki kemampuan yang elastis.
sistem suspensi ini memiliki karakteristik beam axle atau axle shaft yang
mati atau tidak berputar. Artinya beam axle ini hanya berperan sebagai
penghubung antara roda kiri dan kanan.
Sistem ini banyak digunakan pada suspensi depan bus atau truk dengan ciri
utama terdapat besi melintang antara roda kanan dan kiri depan. Batang
melintang inilah yang disebut dead beam axle atau orang menyebutnya axle
block.
Suspensi ini memilii karakteristik dimana beam axle memiliki dua fungsi,
selain sebagai penghubung antara roda kiri dan kanan, beam axle ini juga
berfungsi mendistribusikan tenaga dari poros propeller.
Oleh sebab itu pada kendaraan bus atau truk yang umumnya berpenggerak
roda belakang menggunakan jenis suspensi ini sebagai suspensi bagian
belakannya. Anda bisa melihat suspensi ini dengan ciri khas komponen
gardan yang cukup besar dibagian tengah batang yang melintang diantara
roda kanan dan kiri belakang.
2) independen suspension
Secara mudah, misal sebuah mobil memiliki suspensi depan tipe independen.
Maka saat roda kanan depan bergerak vertikal ketas karena ada halangan,
roda kiri depan tidak akan bergerak kebawah ataupun keatas mengikuti
gerakan roda kanan dengan catatan dibagian roda kiri tidak ada halangan
serupa.
Ini berbeda dengan suspensi rigid, dimana ada efek silang. Saat roda kanan
terangkat karena melewati halangan, maka roda kiri cenderung bergerak
kebawah ( Zulkifli, 2011).
Ini akan membawa kelebihan pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga
biarpun mobil menerima beban berat, sudut chamber tetap normal.
Suspensi tipe ini tidak memiliki lengan atas, sehingga konstruksinya lebih
sederhana dari pada tipe double wishbone. Tipe ini dapat diservis dengan lebih
mudah karena memiliki komponen yang lebih sedikit.
Umumnya digunakan pada suspensi depan kendaraan FF .
Namun, ada satu kekurangan pada tipe macpherson, yakni gerakan vertikal
roda akan mengubah sudut chamber roda. Sehingga, kalau mobil semakin berat
maka chamber akan semakin keluar.
Tipe ini, banyak digunakan untuk suspensi depan mobil dan beberapa jenis
mobil sedan juga menggunakannya sebagai suspensi belakang.
b). Type double wisbhone
Tipe yang kedua, hampir sama dengan macpherson namun pada tipe ini ada
dua buah lengan yakni lower arm dan upper arm. Kedua lengan ini akan
menghubungkan steering knuckle dengan chasis mobil.
Ini akan membawa kelebihan pada sektor chamber yang selalu tetap, sehingga
biarpun mobil menerima beban berat, sudut chamber tetap normal.
Pada mobil, anda mungkin sering melihat label 4-link suspension, artinya ada 4
buah lengan lateral sementara 5-link suspension, memiliki 3 buah lengan.
Secara umum, tipe ini banyak digunakan pada suspensi belakang mobil dengan
sistem penggerak FWD (front wheel drive), tipe ini memiliki kelebihan pada
sektor konstruksinya yang ringkas juga performanya yang baik (Hamid, 2013).
Seperti yang diutarakan diatas, sistem suspensi rigid hanya memiliki sedikit
komponen karena memang konstruksinya sangat simple. Komponen utamanya,
antara lain ;
Beam axle, merupakan batang solid yang menghubungkan roda kanan dan
kiri.
Serangkaian pegas, pegas yang digunakan pada sistem suspensi rigid axle
ini umumnya pegas daun untuk menyerap goncangan.
U bolt, merupakan baut berbentuk “U” yang digunakan untuk mengikat
antara pegas dan beam axle.
Wheel bearing, fungsi wheel bearing adalah sebagai tumpuan body mobil
terhadap roda kendaraan.
Shock absorber, fungsi shock absorber adalah untuk menyerap guncangan yang
terjadi secara tiba-tiba agar mobil tidak rolling.
a. Tipe Wishbone
Type ini terdiri atas Upper Suspension Arm dan Lower Suspension Arm
dengan Frame dan Steering Knuckle dengan Pegas Koil dan Peredam Kejut
b. Tipe Macpherson
Type ini terdapat Upper Arm, Konstruksi sederhana da memungkinkan ruang
mesin lebar
c. Tipe Swing Axle
Pada type ini poros dibaut dua bagian dan diberi Pivot ditengahnya sehingga
dapat berayun keatas dan kebawah secara terpisah (Bahrun, 2010).
2. Komponen utama pada suspensi yaitu pegas coil, pegas daun, serta pegas
batang torsi.