Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BUPATI SITUBONDO,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Situbondo.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Situbondo.
3. Bupati adalah Bupati Situbondo.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah DPRD Kabupaten Situbondo.
5. Dinas Cipta Karya adalah Dinas Cipta Karya Kabupaten Situbondo.
6. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas,
Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan
dalam bentuk apapun Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun,
Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, Organisasi
Sosial Politik atau Organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan
lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.
7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang retribusi
sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
8. Sampah ialah limbah yang bersifat padat dan dianggap tidak berguna
lagi yang biasanya dibuang, baik yang berasal dari orang pribadi
dan/atau badan, termasuk didalamnya adalah kotoran hewan, rontokan
dari tumbuh-tumbuhan dan/atau benda-benda serta zat lainnya yang
mengganggu kebersihan dan kesehatan masyarakat.
9. Tempat Pembuangan Sampah Sementara yang selanjutnya disingkat
TPS adalah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
menampung sementara.
10. Tempat Pembuangan Akhir Sampah, yang selanjutnya disingkat TPA
ialah tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
menampung atau memusnahkan sampah.
11. Kas Daerah Kas Daerah Kabupaten Situbondo.
12. Retribusi adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
13. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
14. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan
perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran
retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
15. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan
batas waktu bagi Wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan
tertentu dari Pemerintah Daerah.
16. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD,
adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke
kas daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah
pokok retribusi yang terutang.
4
BAB II
NAMA, OBYEK, DAN SUBYEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut
retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan Persampahan/Kebersihan yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah.
Pasal 3
Pasal 4
(1) Subyek Retribusi Persampahan/Kebersihan adalah Orang Pribadi atau
Badan yang menggunakan/menikmati pelayanan
persampahan/kebersihan dari Pemerintah Daerah.
(2) Wajib Retribusi pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah Orang
Pribadi atau Badan yang menurut Peraturan Daerah ini diwajibkan untuk
melakukan pembayaran, termasuk pemungut atau pemotong retribusi
persampahan/kebersihan.
5
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan termasuk golongan Retribusi
Jasa Umum.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan lokasi pengambilan, volume dan
jangka waktu pelayanan.
BAB V
PRINSIP PENETAPAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi pelayanan
persampahan/kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya
penyediaan jasa pelayanan persampahan/kebersihan, kemampuan
masyarakat, aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan
tersebut.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan
pemeliharaan, pengangkutan, penampungan, dan pemusnahan/daur
ulang.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
Struktur dan besarnya tarif retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Daerah ini.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi terutang dipungut di wilayah daerah.
BAB VIII
MASA DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Masa Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan terutang adalah jangka
waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender.
6
Pasal 11
Saat Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan terutang terjadi pada saat
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
BAB IX
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Tata Cara Pemungutan
Pasal 12
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa karcis.
(3) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau
kurang membayar diberikan sanksi administrasi berupa bunga sebesar
2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak
atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
(4) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
didahului dengan surat teguran.
(5) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
Bagian Kedua
Tata Cara Pembayaran
Pasal 13
Bagian Ketiga
Tata Cara Penagihan
Pasal 14
(1) Dalam hal 7 (tujuh) hari setelah jatuh tempo pembayaran Wajib
Retribusi belum membayar retribusi terutangnya, dapat diterbitkan surat
teguran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal diterbitkannya surat
teguran, Wajib Retribusi masih belum memenuhi kewajibannya,
dilakukan penagihan dengan STRD.
(3) STRD sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berisi tentang pokok
retribusi dan sanksi administratif berupa bunga 2% (dua persen) per
bulan dari retribusi terutang.
(4) Surat teguran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikeluarkan oleh
Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
7
BAB X
INSTANSI PEMUNGUT
Pasal 15
Menunjuk Dinas Cipta Karya sebagai instansi yang berwenang memungut
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan di Kabupaten Situbondo.
BAB XI
PEMANFAATAN
Pasal 16
Pemanfaatan dari penerimaan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
diperuntukkan untuk mendanai kegiatan yang berhubungan dengan
penyediaan pelayanan persampahan/kebersihan di Kabupaten Situbondo.
BAB XII
KEBERATAN
Pasal 17
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau
pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan
sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu
dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan
Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan
pelaksanaan penagihan Retribusi.
Pasal 18
(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal
Surat Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan ysng
diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya
atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang
terutang.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang
diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
Pasal 19
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan
bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas)
bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak
bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
8
BAB XIII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN
PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 20
BAB XIV
PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN RETRIBUSI
Pasal 21
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.
(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak
diterimanya permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah
dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB
harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan
pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan
sejak diterbitkannya SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah
lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua
persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran
Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XV
KEDALUWARSA PENAGIHAN
Pasal 22
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah
melampui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya
Retribusi, kecuali jika Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di
bidang Retribusi.
9
Pasal 23
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk
melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang
sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur
dengan Peraturan Bupati.
BAB XVI
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 24
(1) Bupati dapat memberikan insentif kepada instansi yang melaksanakan
pemungutan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB XVII
PENYIDIKAN
Pasal 25
BAB XVIII
KETENTUAN PIDANA
Pasal 26
Pasal 27
Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) merupakan penerimaan
negara.
11
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, Peraturan Daerah Kabupaten
Situbondo Nomor 47 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kebersihan
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Situbondo.
Ditetapkan di Situbondo
Pada tanggal 7 April 2011
BUPATI SITUBONDO,
ttd
Diundangkan di Situbondo
Pada tanggal 7 April 2011
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SITUBONDO,
ttd
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO
NOMOR 5 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI KEBERSIHAN/PERSAMPAHAN
I. PENJELASAN UMUM
1 2 3
b. Kelas Ib 5.000,00/Bln
kantor swasta, toko atau tempat usaha lain yang sejenis yang
terletak di tepi jalan
usaha lain yang sejenis yang terletak di tepi jalan dan/atau
yang mempunyai omzet penjualan besar
c. Kelas II 4.000,00/Bln
kantor swasta, toko, atau tempat usaha lain yang sejenis
yang terletak di lingkungan yang dapat dilalui mobil
d. Kelas III 3.000,00/Bln
kantor swasta, took, atau tempat usaha lain yang tidak dapat
dilalui mobil
7. Pabrik, Perusahaan
a. Kelas I 25.000,00/Bln
pabrik atau perusahaan yang menggunakan alat-alat besar
b. Kelas II 15.000,00/Bln
pabrik atau perusahaan percetakan, penyamakan kulit,
pengawetan barang, penggilingan beras, service mobil
c. Kelas III 10.000,00/Bln
pabrik atau perusahaan konveksi, pembuatan barang
kerajinan, vulkanisir, service sepeda motor
8. Rumah Sakit
a. Kelas I 15.000,00/Bln
rumah sakit swasta
b. Kelas II 12.500,00/Bln
rumah sakit milik pemerintah
c. Kelas III 7.500,00/Bln
puskesmas, poliklinik, rumah bersalin, laboratorium medis,
dokter praktek, dan apotek
9. Kantor, Bank, Perusda
a. Kelas I 15.000,00/Bln
perusahaan milik daerah
b. Kelas II 10.000,00/Bln
bank
c. Kelas III 5.000,00/Bln
kantor pemerintah
10. Pasar dan Pasar Hewan
a. Pedagang dalam Kios 500,00/Hr
b. Pedagang dalam Los 400,00/Hr
c. Pedagang luar Kios/Los 300,00/Hr
d. Keluar Masuk Hewan 300,00/Ekor
Ternak
11. Bekas Bongkaran Bangunan 1.500,00/m3
dilakukan setelah adanya permohonan yang terlebih dahulu
diajukan kepada Kepala Dinas Cipta Karya.
12. Rumah Potong Hewan
a. Sapi, kerbau, kuda 1.500,00/ekor
b. Kambing, domba 1.000,00/ekor
13. Terminal
Bus 750,00 / 1 Kali masuk
Angkutan Umum selain bus 500,00/Hr
Warung 500,00/Hr
Kios, pedagang asongan 300,00/Hr
15
1 2 3
14. Objek retribusi secara mandiri
a. Kelas I 10.000,00/1Kali masuk
Truk atau sejenisnya yang mengangkut sampah ke TPA
b. Kelas II 5.000,00 /1 Kali masuk
Pick up atau sejenisnya yang mengangkut sampah ke TPA
BUPATI SITUBONDO,