PENDAHULUAN
Untuk mengetahui kandungan ion atau logam pada suatu sampel cair atau
mengetahui kandungan senyawa yang ada dalam industri makanan dan minuman
serta industri semikonduktor dalam beberapa menit dapat digunakan
sebuah teknik pemisahan yang dinamakan kromatografi. Bahkan
dengan metode
pemisahan ini, dapat ditentukan ion/logam/senyawa dari sampel yang
diteliti secara kualitatif maupun kuantitatif. Dalam hitungan beberapa menit saja,
ion-ion
# # # # # #
bermuatan positif (kation seperti ! "a , "$% , & , 'g , )a , *g , )
#
u dan sejumlah kation lainnya atau ion-ion bermuatan negatif (anion seperti
! +-, )l-,
"-, Br -, %- dan jenis anion lainnya dapat diketahui
konsentrasi/jumlahnya dalam suatu sampel.
eknik pemisahan kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ahli tumbuh-tumbuhan berkebangsaan usia yang bernama Mikhail Tswett pada
tahun 0123. swett memulai percobaannya dengan memisahkan sejumlah
leaf
pigments (4at warna daun seperti klorofil dan 5antofil dengan
mengalirkan
solution (larutan ekstrak daun tersebut ke dalam sebuah kolom gelas
yang sebelumnya diisi tepung kalsium karbonat yang dibuatnya
sendiri. Dia menamakan fenomena yang ditemukannya ini dengan
6Chromatography” (kromatografi. 7ang dalam bahasa usia, chroma berarti
6warna8 dan graphein
berarti 6menulis8. ehingga kalau diartikan secara bahasa, artinya
6menulis dengan warna8.
eknik kromatografi ini akhirnya terus dikembangkan oleh
para kromatografer lainnya antara lain . &urn, salah seorang
kromatografer yang sangat intens mengembangkan teknik ini.
9ercobaannya dengan memisahkan
pigmen-pigmen tumbuhan seperti karotin membuahkan hasil. Dengan
kegigihannya ini, &urn dianugrahi medali "obel pada tahun 01:0 untuk pertama
kalinya dalam bidang kromatografi. Demikian juga, 'artin dan
ynge mendapatkan medali "obel pada tahun 01; setelah sukses dengan
penemuannya dalam memisahkan berbagai jenis asam amino dan asam
nukleat. &esuksesan yang telah diraih oleh para penemu ini, mengilhami
banyak para kromatografer lainnya untuk lebih gigih mengembangkan teknik ini ke
yang lebih modern lagi.
BAB
II ISI
(/es."'e:
#
# -- # (/es."'e )l- # $,
(/es."'e ,$ # $ )l (lar. :
:
*kti<itas resin-resin ini serupa dengan resin penukar kation sulfonat,
dan aksinya sangat tak bergantung pada p$. esin penukar ion yang basa
lemah, hanya mengandung sedikit bentuk hidroksida dalam larutan
basa.
ebagai contoh, kesetimbangan dari!
(/es."'e # $, (/es."$ 'e#,$-
erutama adalah ke sebelah kiri, dan resin ini sebagian besar berada
dalam bentuk amina. =ni dapat juga dinyatakan dengan kata-kata bahwa dalam
larutan basa, basa bebas es."$'e $ sangat sedikit terionisasi.
"amun, dalam larutan yang asam, mereka berperilaku sebagai resin penukar
ion basa
kuat, yang menghasilkan bentuk garam yang sangat terionisasi!
(/es."'e #
# $#)l- (lar. (/es."$'e )l-
'ereka dapat digunakan dalam larutan asam untuk pertukaran anion,
sebagai contoh!
# - - -
(/es."$'e )l- # ",: (lar. (/es."$
#
",: # )l (lar.
'e
esin yang bersifat basa, dalam bentuk garamnya,
mudah diregenerasikan dengan alkali.
DA*TAR PUSTAA
&hopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Aakarta ! U=-9ress
&hopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Aakarta ! U=-9ress
itis ekar $umani dan 'artalena amli, 6 preparasi dan uji stabilitas 177lu-dota-
nimotuumab sebagai radiofarmaka terapi kanker 8, Aurnal 9enelitian,
(7ogyakarta, =" 01E-203, 202