Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

EMULSI

Nama : Adellia Salsabilah


Nim : G20180017
Mata Kuliah : KIMIA FISIK II
Dosen : Aji Humaedi,S.Si.,M.Farm.
Farmasi c serang

UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR


BANTEN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem koloid berhubungan dengan proses-proses di alam yang mencakup
berbagai bidang. Hal itu dapat kita perhatikan di dalam tubuh makhluk hidup, yaitu
makanan yang kita makan (dalam ukuran besar) sebelum digunakan oleh tubuh.
Namun lebih dahulu diproses sehingga berbentuk koloid. Juga protoplasma dalam sel-
sel makhluk hidup merupakan suatu koloid sehingga proses-proses dalam sel
melibatkan sistem koloid. Dalam kehidupan sehari-hari ini, sering kita temui beberapa
produk yang merupakan campuran dari beberapa zat, tetapi zat tersebut dapat
bercampur secara merata/homogen.
Misalnya saja saat ibu membuatkan susu untuk adik. serbuk/tepung susu
bercampur secara merata dengan air panas. Udara mengandung juga sistem koloid,
misalnya polutan padat yang terdispersi (tercampur) dalam udara, yaitu asap dan
debu. Juga air yang terdispersi dalam udara yang disebut kabut merupakan sistem
koloid. Mineral-mineral yang terdispersi dalam tanah, yang dibutuhkan oleh tumbuh-
tumbuhan juga merupakan koloid. Penggunaan sabun untuk mandi dan mencuci
berfungsi untuk membentuk koloid antara air dengan kotoran yang melekat (minyak).
Campuran logam selenium dengan kaca lampu belakang mobil yang menghasilkan
cahaya warna merah merupakan sistem koloid.
Sistem koloid dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan, salah satu
contoh sistem koloid yang menguntungkan adalah penjernihan air dengan tawas ,air
dan tawas merupakan koloid, sedangkan sistem koloid yang merugikan adalah adanya
polusi udara akibat asap-asap yang timbul dari pabrik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Dispersi?
2. Apa yang dimaksud dengan Suspensi?
3. Apa yang dimaksud dengan Larutan?
4. Apa yang dimaksud dengan Koloid?
5. Apakah perbedaan antara Sistem Dispersi, Suspensi, Koloid, dan Larutan?
6. Apa saja Jenis-jenis dari Koloid?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan dari Pembuatan Makalah ini adalah saya dapat menambah wawasan
pengetahuan mengenai Sistem Dispersi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
1. Pengertian Sistem Dispersi
Sistem Dispersi adalah penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat
lain. Dalam larutan, terdiri dari zat terlarut yang dijumlahnya sedikit dan zat
pelarut, yang jumlahnya lebih banyak. Umumnya, zat terlarut yang jumlahnya
sedikit disebut fase terdispersi. Sedangkan zat pelarut yang jumlahnya lebih
banyak dinamakan medium pendispersi.Jadi sistem dispersi adalah pencampuran
antara fase terdispersi dengan medium pendispersi yang bercampur secara merata.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem disperse dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu, larutan, koloid, dan suspensi.
Suspensi adalah sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar
merata didalam medium pendispersinya. Pada umumnya, sistem dispersi
merupakan campuran yang heterogen. Salah satu Contoh : campuran kopi dengan
air. karena Ukuran partikel zat terdispersi di dalam suspensi lebih besar dari 10-5
(>100 nm) sehingga masih dapat diamati dengan mudah. Suspensi dapat disaring
dengan kertas saring biasa.Contoh lainnya adalah Air sungai yang keruh,
campuran air dengan pasir, dan campuran minyak dengan air.
Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya
adalah molekul atau ion-ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan
sentrifuge (pemusing). Ukuran pertikel zat terdispersi dan medium pendispersinya
hampir sama, maka sifat zat pendispersi dalam larutan akan terpengaruh (berubah)
dengan adanya zat terdispersi. Salah satu Contoh : Larutan gula, karena ukuran
partikel-partikelnya sangat kecil, sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara
partikel pendispersi dan partikel terdispersi meskipun dengan menggunakan
mikroskop ultra.Contoh lainnya adalah larutan garam, alkohol 70%, larutan cuka,
spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.
Sistem Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat
atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase
terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium
pendispersi/ pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran
yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu
partikel. Salah satu Contoh : Air Susu, karena Partikel koloid dapat disaring
dengan menggunakan suatu penyaring ultra. Berdasarkan sistem dispersinya,
suatu koloid tampak seperti suspensi.akan tetapi, secara fisik tampak seperti
larutan sehingga sering juga disebut istilah suspensi homogen.Contoh lainnya
adalahSabun, jelli, mentega, selai, santan, dan mayornaise.
B. Jenis-jenis Koloid
sistem koloid terdiri atas dua fase , fase terdispersi dan fase penderfesi
(medium dispersi). Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi
dan fase penderfesinya tersebut. Koloid yang fase terdispersinya padat disebut sol.
Jadi, ada tiga jenis sol, yaitu sol padat (padat dalam padat), sol cair (padat dalam cair),
dan sol gas (padat dalam gas). Istilah sol biasanya digunakan untuk menyatakan sol
cair, sedangkan sol gas lebih dikenal sebagai aerosol (aerosol padat). Koloid yang fase
terdispersinya cair disebut emulsi.Emulsi juga ada tiga jenis, yaitu elmulsi padat (cair
dalam padat), emulsi cair (cair dalam cair), dan emulsi gas (cair dalam gas). Istilah
emulsi biasanya digunakan untuk menyatakan emulsi cair, sedangkan emulsi gas
dikenal dengan namaaerosol (aerosol cair). Koloid yang fase terdispersinya gas
disebut buih.Hanya ada dua jenis buih, yaitu buih padat dan buih cair.Campuran
antara gas dengan gas selalu bersifat homogen, jadi merupakan lauratan bukan koloid.
Istilah buih biasa digunakan untuk menyatakan buih cair. Dengan demikian, ada 8
jenis koloid, seperti yang tercantum pada Tabel berikut.
Tabel Perbandingan Sistem Koloid

No Fase Fase Nama Contoh


. Terdispersi Pendisfersi
1. Padat Gas Aerosol Asap (smoke), debu diudara
2. Padat Cair Sol Sol emas, sol belerang, tinta, cat
3. Padat Padat Sol padat Gelas berwarna, intan hitam
4. Cair Gas Aerosol Kabut (fog) dan awan
5. Cair Cair Emulsi Susu, santan, minyak ikan
6. Cair Padat Emulsi padat Jeli, mutiara
7. Cair Cair Buih Buih sabun, krim kocok
8. Cair Padat Buih padat Karet busa, batu apung, stirofoam

a. Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut
aerosol.Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat
yang terdispersi beupa zat cair, disebut aerosol cair.
Contoh aerosol padat : asap dan debu dalam udara.
Contoh aerosol cair : kabut dan awan.
Dewasa ini, banyak prouk dibuat dalam bentuk aerosol, sehingga lebih praktis
digunakan. Contohnya, yaitu: semprot rambut (hair spray), obat nyamuk semprot,
parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak
digunakan adalah senyawa klorofuorokarbon (CFC) dan karbondioksida.
b. Sol
Sistem koloid dari particle padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.
Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun
industri.
Contohsol: air sungai (sol dari lempung dalam air), sol sabun,sol detergen, sol
kanji, tinta tulis, dan cat.

c. Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Syarat terjadinya emulsi ini adalah bahwa kedua jenis zat cair itu tidak saling
melarutkan. Emulsi dapat digolongkan kedalam dua bagian , yaitu emulsi minyak
dalam air (M/A) atau emulsi air dalm minyak (A/M). Dalam hal ini minyak
diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dalam air.
Contoh emulsi minyak dalam air (M/A) : santan, susu, dan lateks.
Contoh emulsi air dalam minyak (A/M) : mayonnaise, minyak bumi, dan minyak
ikan. Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator).Contohnya
adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran
minyak dengan air dikocok, maka akan diperoleh suatu campuran yang segera
memisah jika didiamkan. Akan tetapi, jika sebelum dikocok ditambah sabun atau
detergen, maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh
lainya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonnaise.

d. Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun,detergen dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas
kedalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai
proses, misalnya, pada pengelolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran,
kosmetik dan lain-lain. Adakalanya buih tidak dikehendaki. Zat-zat yang dapat
memecah/mencegah buih antara lain eter dan isoamil alkohol. Zat pemecah buih
disebut agen antibuih (de-foaming agent).

e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-
agar, lem kanj, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat terbentuk dari
suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga
terjadi koloid yang agak padat.

 Pengunaan Koloid
Dari contoh-contoh koloid yang telah disebutkan diatas, kita dapat melihat
kecenderungan industri membuat produknya dalam bentuk koloid. Misalnya:
industri kosmetik, industri makanan, industri farmasi, dan lain-lain. Mengapa
harus koloid? Hal ini dilakukan karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk
menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarutkan secara
“homogen” dan stabil (pada tingkat makroskopis). Cat, sebagai contoh,
mengandunng pigmen yang tidak larut dalam air atau medium cat, tetapi dengan
sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang “homogen” (merat) dan stabil.

C. Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi

Larutan Koloid Suspensi


(Dispersi Molekuler) (Dispersi Koloid) (Dispersi Kasar)
Contoh : larutan gula Contoh : susu Contoh : air kopi
 Homogen, tak dapat  Secara makroskopis  Heterogen (Campuran)
dibedakan walaupun bersifat homogen  Diameter partikel lebih
menggunakan tetapi heterogen jika besar dari 10-5 cm
mikroskop ultra diamati dengan  Dua fase
 Diameter partikel lebih mikroskop ultra  Tidak stabil
kecil dari 10-7 cm. (campuran antara  Dapat disaring dan
 Satu fase homogen dan memisah ketika
 Stabil heterogen) didiamkan
 Tak dapat disaring dan  Diameter partikel  Tidak jernih
tak memisah ketika antara 10-7 sampai 10-  Dapat
didiamkan 5 cm. menghamburkan
 Jernih  Dua fase cahaya
 Bersifat transparan dan  pada umumnya stabil
meneruskan cahaya  tidak dapat disaring
kecuali dengan
penyaring ultra dan tak
memisah ketika
didiamkan
 Tidak jernih
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Dispersi adalah
penyebaran secara merata dari suatu zat ke dalam zat lain.
Berdasarkan ukuran partikelnya, sistem disperse dibedakan menjadi 3 kelompok
yaitu, larutan, koloid, dan suspensi.
 Suspensi adalah sistem dispersi dimana partikel yang ukurannya relatif besar
merata didalam medium pendispersinya. Contohnya adalah campuran kopi dengan
air, air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, dan campuran minyak
dengan air.
 Larutan merupakan campuran homogen karena tingkat ukuran partikelnya adalah
molekul atau ion-ion sehingga sukar dipisahkan dengan penyaringan dan
sentrifuge (pemusing). Contohnya adalah Larutan gula, larutan garam, alkohol
70%, larutan cuka, spiritus, air laut, bensin, dan udara yang bersih.
 Sistem Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah).
Contohnya adalah air Susu, Sabun, jelli, mentega, selai, santan, dan mayornaise.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://dilaerwindachemstic.blogspot.com/p/sistem-dispersi.html
2. http://ely-hendriyani.blogspot.com/2012/03/makalah-sistem-koloid.html
3. http://nursyampoetrabungshu.blogspot.com/2012/05/laporan-kimia-sistem-disperesi.html
4. https://awalbarri.wordpress.com/2009/03/16/sistem-dispersi/

Anda mungkin juga menyukai