Anda di halaman 1dari 8

PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

DAN PERIODISASINYA

Makalah
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam

Oleh:
(Ashhabul Kahfi)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
RAKEYAN SANTANG – KARAWANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang masalah

  Dalam sejarah kebudayaan ummat manusia proses tukar-menukar


dan interaksi(intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu
kebudayaan dengan kebudayaanlain memang senantiasa terjadi, seperti yang
terjadi antara kebudayaan Barat dan peradaban Islam. Dalam  proses ini
selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisidimana
suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah
dominasiyang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat
yang ditaklukkan,cenderung meniru budaya penakluknya".Ketika peradaban
Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan,masyarakat
Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika
gilirankebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu
juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan
politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar  berbagai disiplin ilmu termasuk
Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena peradaban Islam
dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-
konsepdalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.

b.  Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian dari  Sejarah Peradaban Islam


2.      Bagaimana periodisasi perkembangan peradaban islam :
·         Periode Klasik (650 – 1250 M)
·         Periode pertengahan (1250 – 1800)
·         Periode modern
BAB II
SEJARAH PERADABAN ISLAM

A. PENGERTIAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


  Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan.
Tetapi dalam B. Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah
tersebut. Istilah Civilization untuk peradabandan Culture untuk kebudayaan.
Demikian pula dalam B. Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan),
kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (peradaban)

Sejarah Peradaban Islam Menurut A.A. Fyzee, peradaban (civilization) dapat


diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari
kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang
berkemajuan. Dalam hal ini peradaban diartikan dalam dua cara:
·         Proses menjadi berkeadaban, dan
·         Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju.
       Suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, mis. Memiliki
kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri
(pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan dsb), memiliki
tertib politik dan kekuasaan, dan terdidik dalam kesenian yang indah-indah
 Adapun kebudayaan diartikan bersifat sosiologis di satu sisi dan
antropologis di sisi lain. Istilah kebudayan (culture) pada dasarnya diartikan
sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh2an, diartikan pula
melatih jiwa dan raga manusia. Dalam latihan ini memerlukan proses dan
mengembangkan cipta, karsa, dan rasa manusia. Maka culture adalah
civilization dalam arti perkembangan jiwa.

Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda :


1.      Pertama, kemajuan dan  tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam
suatu periode kekuasaan Islam  mulai dari periode Nabi Muhammad  SAW.
sampai perkembangan kekuasaan sekarang.
2.      kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam  lapangan
kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
3.      ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan
melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
B. PERIODISASI PERADABAN ISLAM
 ·         Periode Klasik (650-1250 M)
Perkembangan Islam terbagi lagi menjadi 2 fase ekspansi dan
disintegrasisebagai berikut :
1.      Fase ekspansi Masa Kemajuan Islam I adalah masa ekspansi, integrasi
dan keemasan Islam. Masa inimeliputi masa Khulafa Al-Rasyidin (632-661
M), zaman Dinasti Bani Umayyah (661-750 M), dan separuh dari zaman
Dinasti Bani Abbas (750-1000 M).
2.      Fase Disintregasi di bidang politik sebenarnya ditandai dengan adanya
keinginan wilayah-wilayah yang jauh dari ibu kota Negara, yaitu Baghdad
untuk melepaskan diri.Dinasti-dinasti kecil sebenarnya sudah ada sejak
zaman IX M. Diantaranya Dinasti Samani di Transoxania, dinasti Thariri di
Khurasan, dinasti Thulun di Mesir, Dinasti Aghlabi di Tunisia, dan dinasti
Idrisi di Maroko. Munculnya keinginan daerah-daerah itu untuk melepaskan
diri dari kekuasaan Baghdad karena khalifah di Baghdaddibawah kendali
dinasti lain, yaitu dibawah kendali Buwaihi dan Saljuk.Fase disintegrasi
(1000-1250 M) yang ditandai dengan perpecahan dan kemunduran politik
umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala
tentara Hulagu di tahun 1258 M. Disintegrasi mencapai klimaksnya
dengan  jatuhnya Dinasti Bani Abbas di Baghdad ke tangan Mongol yang
dipimpin oleh Hulagu Khan padatahun 1258 M.
·         Periode pertengahan (1250-1800 M)
            Periode ini dapat dibaca  juga dalam dua fase penting : Fase
kemunduran (1250-1500 M) yang penuh diwarnai perselisihan yang terus
meningkat dengan sentiman mazhabiyah (antara Sunni dan Syi’ah)
maupunsentimen etnis (antara Arab dan Persia). Pada masa inilah dunia
Islam terbelah yang kemudian diperparah dengan meluasnya pandangan
bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Sementara perhatian terhadap dunia ilmu
pengetahuan melemah,kekuatan Kristen (dimana Perang Salib telah
dimaklumatkan oleh Paus Urbanus II sejak dalam Konsili Clermont tahun
1095 M) justru kian menekan dunia Islam. Fase tiga kerajaan besar (1500-
1800 M). Pada masa kejayaannya, masing-masingkerajaan ini memiliki
keunggulan khas di bidang literatur dan arsitektur sebagaimana terlihat
melalui keindahan masjid-masjid dan bangunan lainnya yang lahir ketika itu.
Sedangkan perhatian pada riset ilmu pengetahuan masih terbilang sangat
kurang sehingga turut memberi kontribusi pada menurunnyakekuatan
militer sekaligus politik umat Islam. Sisi lain, dunia Kristen dengan kekayaan
yang terus berlimpah yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh semakin
maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan kekuatan militernya. Setelah
umat Islam kalah pada perang salib (abad ke-12), di kalangan umat islam
mulai muncul paham sufisme (menyendiri), umat Islam pada waktu itu
menganggap bahwa menyendiri itu lebih baik daripada mengembangkan
ilmu pengetahuan. Di saat bersamaan, barat berhasil mengembangkan ilmu
pengetahuan yang mereka dapatkan dari buku-buku yang telah mereka curi
dari umat Islam.
·         Periode modern
    Periode modern disebut juga sebagai zaman kebangkitan Islam. Ekspedisi
Napoleon yang berakhir tahun 1801 membuka mata umat Islam, terutama
Turki dan Mesir akan kemunduran dan kelemahan umat Islam disamping
kekuatan dan kemajuan barat.Ekspedisi Napoleon di mesir memperkenalkan
ilmu pengetahuan dengan membawa 167 ahli dalam berbagai cabang ilmu.
Ekspedisi itu datang bukan hanya untuk kepentingan militer, tetapi juga
untuk kepentingan
lmiah. Untuk keperluan ilmiah, Napoleon membentuk lembaga ilmiah yang
disebut Institute D’egipte Yang mempunyai 4 kajian yakni : ilmu pasti, ilmu
alam, ilmu politik, ilmu ekonomi. Ide-ide baru yang diperkenalkan Napoleon
di mesir adalah sebagai berikut : Sistem Negara republik yang kepala
negaranya dipilih untuk jangka waktu tertentu. Persamaan egalite
Kebangsaan Raja dan pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan keluar
untuk mengembalikan balance of power yang telah membahayakan umat
Islam. Maka timbulah gerakan pembaharuan yang dilakukan diberbagai
Negara, terutama Turki Usmani dan Mesir. Para pembaru di turki melahirkan
berbagai aliran baru seperti Usmani muda yangdipelopori oleh Ziya Pasya
dan Namik Kemal, Turki muda dipelopori oleh AhmedReza dan Mehmed
Murad. Kemudian di Mesir Pembaruan digagas dilakukan oleh para pembaru
diantaranya Rif’ah Badawi, Jamaludin Al Afgani, Muhammad Abduh,dan
Rasyid Ridho. Demikian sejarah Islam singkat pada kontak Islam dan barat
pertama menampilkankeuntungan atau keunggulan peradaban Islam atas
barat. Sedangkan pada kontak  berikutnya, menampilkan keunggulan
peradaban barat atas Islam,dan peradaban kitasekarang jauh tertinggal dari
barat.
     Ketika Napoleon datang dan menjajah negara Islam, dia tidak hanya
sekedar menjajah, tapi dia uga membawa dan mengembangkan ilmu-ilmu
pengetahuan. Sehingga berawal dari situlah umat islam mulai sadar bahwa
mereka mulai tertinggal jauh dari bangsa-bangsa bara,t, dan mulai
tergeraklah di hati2 umat Islam untuk mengembalikan kejayaan mereka di
masa lalu. Dan mengembalikan Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil
Alamin.

BAB III
PENUTUP

3.a KESIMPULAN
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda :
 ·         Pertama, kemajuan dan  tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam
suatu periode kekuasaan Islam  mulai dari periode Nabi Muhammad  SAW.
sampai perkembangan kekuasaan sekarang.
·         kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam  lapangan
kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
·         ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan
melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan
ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan.
 
Periodesasi Peradaban Islam :
 ·         Periode Klasik ( 650 – 1250 M )
Meliputi dua masa kemajuan yaitu masa Rasululloh SAW, Khulafaurrasyidin,
Bani Umayyah, dan masa-masa permulaan Dawlah Abbasiyah.

·         Periode Pertengahan ( 1250 – 1800 M )


Pada periode ini terjadi dua masa kemunduran dan masa Tiga Kerajaan
Besar. Turki Utsmani, Dawlah Shafawiyah, dan Dawlah Mongoliyah di India.
Fase Tga Kerajaan Besar mengalami kemajuan pada tahun 1500-1700 M. dan
mengalami kemunduran kembali pada 1700-1800 M.

·         Periode modern (1800- sekarang)


Pada masa periode ini umat Islam banyak belajar dari dunia Barat dalam
rangka mengembalikan balance of power. Dalam era ini Islam mulai bangkit
kembali dengan melakukan pembaharuan (tajdid)

DARTAR PUSTAKA
 A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, jilid 1, (Jakarta: Pustaka
Alhusna, 1987, cetakan        ke-5), hlm.289.
 David Wassenstain, Politics and Society in Islamic Spain: 1002-1086,
(New Jersey:            Princeton University Preess,1985), hlm.15-16
 Effat Al-Sharqawi, Filsafat Kebudayaan Islam, (Bandung: Penerbit
Pustaka, 1986), hlm. 5.
 Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Isla, (Yogyakarta:
Penerbit Kota           Kembang, 1989), hlm.28-29
 Lih. Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, Perkembangan Islam Kla
sik,             (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 78-89. 
 Lih. Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Per
sada, 1995), hlm. 54.
 Yatim, Badri. 2001. Sejarah peradaban Islam. Jakarta: PT.Raja
Gravindo.

Anda mungkin juga menyukai