Anda di halaman 1dari 21

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Bakat Mekanik
1. Pengertian Bakat
Bakat adalah suatu karakteristik unik yang dimiliki oleh seseorang yang
menjadikannya lebih mudah dalam melakukan aktivitas dan tugas dalam menuju
kesuksesan (Binus,2005:26). Bakat bermula sejak pertemuan singkat namun
berpengaruh yang memicu timbulnya motivasi untuk menghubungkan identitas
pada pribadi atau kelompok yang sangat berprestasi (Boyle,2013). Munandar
(1999) mengemukakan bahwa bakat (aptitude) adalah kecakapan awal yang
menjadi potensi dan masih perlu diasah dengan latihan-latihan dan pendidikan
supaya potensi tersebut menjadi sebuah kecakapan dan dapat berguna di masa
yang akan datang. Selain itu, bakat merupakan unsur kepribadian dari seseorang
yang menentukan mampu tidaknya seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
baik atau tidak baik (Tim Psikotes Widyatama).
Sementara Srijanti (2007) mendefinisikan bakat sebagai sesuatu yang kita
miliki, kita pelajari, dan kita latih dalam upaya menggapai keberhasilan dalam
suatu pekerjaan. Jadi, dalam hal ini bakat mempunyai peranan dalam kita
melakukan pekerjaan. Banyak bakat yang dibutuhkan dalam menggapai
keberhasilan suatu pekerjaan. Bakat biasanya mempengaruhi seseorang dalam
mengambil suatu pekerjaan tertentu. Pekerjaan yang diambil biasa disesuaikan
dengan bakat yang dimiliki. Sebagai contoh, sesorang yang memiliki bakat
mekanik sudah pasti dan seharusnya bekerja pada bidang mekanik (mesin atau
otomotif).
Sementara Slameto (1995) mendefinisikan bakat sebagai “theccapacity to
learn” atau kemampuannuntuk belajar. Yang dimaksud kemampuan disini yaitu
berupa kemampuan dasar dari seseorang. Kemampuan dasar tersebut lama-
kelamaan akan terealisasiimenjadi sebuah kecakapan yanggnyata dengan adanya
proses belajar dan latihan-latihan yang berkesinambungan atau terus menerus.
Berdasarkan penjelasan diatas, bakat dipengarungi oleh belajar. Oleh karena itu,
penting bagi guru untuk menempatkan situasi belajar yang sesuai dengan bakat

9
10

siswa. Jika materippelajaran yang diajarkan kepada siswaasesuai dengan


bakatnya, maka bakat yang dimiliki siswa akan lebih terasah.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi bakat seseorang bisa terwujud.
Secara umum terdapat 2 faktor yaitu faktor dalamadiri sendiri dan faktor
lingkungan. Faktor dari dalam diri sendiri meliputi: minatnya terhadapssuatu
bidang; keinginannya untukiberprestasi; motivasi seseorang untuk berprestasi; dan
keuletan serta kegigihannya untuk mengatasi atau menyelesaikan masalah yang
mungkin muncul. Sementara faktor lingkungan meliputi: kesempatan; sarana dan
prasarana yang tersedia; dorongan dari orang tua; kondisi sosial ekonomi orang
tua; tempat tinggal; dan sebagainya (Munandar,1999).
Untuk mengetahui bakat seseorang dapat dilakukan dengan memadukan
pengalaman yang dimiliki dan tes bakat. Bakat seseorang dapat dikembangkan
melalui berbagai cara antara lain: (1) perlu keberanian, (2) perlu latihan, (3) perlu
didukung lingkungan, (4) perlu memahami hambatan dan cara mengatasinya
(Binus,2005:25).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkannbahwa bakat adalah kondisi atau
kacakapan dasar yang ada pada setiap individu dan dapat berkembang dengan
melakukan latihan-latihan dalam rangka menggapai suatu tujuan yaitu
keberhasilan dalam suatu pekerjaan.

2. Ciri Pokok Keberbakatan


Konsep keberbakatan dipakai untuk mengidentifikasi siswa berbakat di
Indonesia. Siswaaberbakat adalah mereka yang mempunyai kemampuan-
kemampuan yang unggul dan mampu berprestasi yanggtinggi (Munandar,1999).
Menurut Munandar (1999) ada tiga ciri yang menentukan keberbakatan seseorang,
yaitu:
a. Kemampuan di atas rata-rata
b. Kreativitas
c. Pengikatan diri atau tanggung jawab terhadap tugas (task-commitment)
11

Lebih lanjut Munandar (2009) menjabarkan tiga ciri dasar yang


merupakan kriteria atau persyaratannkeberbakatan sebagai berikut:
a. Kemampuannumum di atas rata-rata
Salah satu kesalahan dalam mengidentifikasi anak berbakat yaitu adanya
anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan yang bisa diukur dengan
tes intelegensi dan tes prestasi belajar untuk menentukan keberbakatan dan
produktivitas kreativitas seseorang. Namun dalam istilah ‘kemampuan
umum’ terdapat berbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes
yaitu intelegensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berfikir
kreatif.
b. Kreativitas di atas rata-rata
Istilah kreativitas diartikan sebagai kemampuan umum yang dimiliki oleh
seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru,
kemampuan tersebut bisa berupa gagasan-gagasan atau ide-ide baru yang
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau juga bisa kemampuan
untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya.
c. Pengikatan diri terhadap tugas
Pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang
muncul dari dalam diri. Motivasi tersebut memberikan dorongan kepada
seseorang untuk tekun dan ulet dalam mengerjakan tugasnya, meskipun
mengalami banyak hambatan dan rintangan. Namun karena adanya motivasi
yang kuat maka memunculkan anggapan bahwa menyelesaikan tugas adalah
sebuah tanggung jawab, karena ia telah mengikatkan dirinya terhadap tugas
tersebut atas kemauannya pribadi.
Sementara Slameto (1995) menjelaskan bahwa ciri-ciri anak berbakat
adalah sebagai berikut:
a. Ciri-ciri fisik
Meliputi: kondisi badan yang sehat dan perkembanganppsikomotorik lebih
cepat dari rata-ratakkemampuan koordinasi.
12

b. Ciri-ciri mental intelektual


Meliputi: memiliki mental yang lebih tinggi dibanding anak-anak
seumurannya; daya tanggap dan pemahamannlebih cepat luas; inisiatif
dalam berbicara; kreatif, mandiri dalam bekerja; mempunyai cara belajar
yang unik; mempuyai inisiatif memecahkan persoalan; dan senang dengan
eksplorasiimental.
c. Ciri-ciri emosional
Meliputi: memiliki rasa percaya diri yang lebih; mempunyai keinginan
yang tinggi; peka pada situasi di sekitarnya; dan senang dengan hal-hal
yang bersifat baru.
d. Ciri-ciri sosial
Meliputi: senang berkumpul dengan anak yang usianya lebih tua darinya;
suka permainan yang berhubungan dengan pemecahanimasalah; mandiri;
dan mempunyai jiwa kepemimpinan.

3. Bakat Mekanik
Bakat mekanik dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dimiliki
siswa dalam bidang mekanik yang masih memerlukan latihan dan pangasahan
agar bakat tersebut berkembang menjadi sebuah kemampuan yang optimal dan
kemampuan tersebut akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
berlatih dan belajar (Robby,2015). Sementara menurut Levy, Joan (2004) dalam
(Wikipedia,2019) menyebutkan bahwa “mechanical aptitude is a complex
function and is the sum of several different capacities, one of which is the ability
to perceive spatial relations.” Dalam hal ini bakat mekanik diartikan sebagai
fungsi dari berbagai kapasitas, yang merupakan kemampuan untuk memahami
hubungan spasial. Kemampuan spasial yang dimaksud disini adalah bagian
terpenting dari bakat mekanik untuk pekerjaan tertentu. Artinya bahwa bakat
mekanik merupakan kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk mencari
pekerjaan.
Siswa yang tidak memiliki bakat mekanik ketika bekerja pada bidang
mekanik tentu hasil karyanya tidak akan maksimal dan sebaliknya siswa yang
memiliki bakat mekanik ketika bekerja pada bidang mekanik tentu hasil karyanya
akan maksimal (Wibowo,2009). Bakat dapat berkembang apabila terus dilatih dan
13

mau belajar, begitu juga dengan bakat mekanik yang dimiliki siswa. Dengan bakat
mekanik yang dimiliki dipadu dengan latihan-latihan saat praktikum membuat
siswa dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya. Harapan kedepannya
mereka memiliki kemampuan produktifitas yang tinggi, memiliki ide yang solutif
dan kreatif sehingga bisa menghasilkan suatu karya sesuai dengan pemikiran dan
ide yang mereka kembangkan.
Dari uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan, bakat mekanik adalah
kemampuan, kapasitas, potensi diri yang dimiliki oleh siswa di bidang mekanik
yang masih dapat berkembang berkaitan dengan dasar-dasar pada kendaraan
ringan. Bakat mekanik memerlukan arahan dan bimbingan dalam
mengembangkannya, hal ini yang menjadi tugas guru untuk memaksimal bakat
mekanik yang dimiliki siswa.
Untuk mengetahui sejauh mana bakat mekanik yang dimiliki oleh siswa,
bisa dilakukan dengan tes bakat mekanik. Tes bakat mekanik adalah suatu tes
yang digunakan untuk mengukur potensi dan kemampuan siswa di bidang
mekanik dalam penelitian ini di bidang otomotif. Saat ini sudah banyak
dikembangkan metode-metode tes untuk mengetahui bakat seseorang. Salah
satunya tes bakat yang dikembangkan oleh Sukardi (2005). Sementara menurut
Paul Muchinsky dalam Wikipedia (2019) menyebutkan “mechanical aptitude tests
require a person to recognize which mechanical principle is suggested by a test
item”. Tes bakat mekanik bertujuan untuk mengukur atau mengenali prinsip
mekanik seseorang melalui beberapa butir soal. Konsep yang akan diukur
mengacu pada indikator-indikator yang ditetapkan.
Tes bakat mekanik dilakukan dengan cara mengajukan beberapa
pertanyaan ke siswa dengan mengacu pada indikator-indikator yang dibuat.
Mengacu pada Tes Bakat Mekanik yang dikembangkan oleh Sukardi (2005),
Garrett (Tanpa Tahun), Newton (2017), dan Levy (2004) indikator soal dalam tes
bakat mekanik adalah memahami konversi energi, memahami pengukuran,
memahami dasar-dasar elektronika, memahami logika teknik, dan memahami
penggunaan alat. Memahami konversi energi berisi tentang prinsip mesin konversi
energi dan dasar motor bakar. Memahami pengukuran berisi tentang ketepatan
pembacaan alat ukur dan kesesuaian penggunaan alat ukur. Memahami dasar-
14

dasar elektronika berisi tentang komponen elektronika dan rangkaian elektronika


dasar. Memahami logika teknik berisi tentang logika baut, logika mur, dan logika
roda gigi. Memahami penggunaan alat berisi tentang ketepatan penggunaan alat
dan kesamaan alat.

B. Kemampuan Praktik Kerja Industri


1. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasalddari kata “mampu”. Menurut Kamus BesarBBahasa
Indonesia, mampu berartikkuasa (bisa, sanggup) melakukanssesuatu. Sementara
“kemampuan” dalam KamusiBesar Bahasa Indonesia berarti kesanggupan,
kecakapan,aatau kekuatan. Sementara (Robbins,1998) mendefinisikan “ability is
individual capacity to do various task in a job” atau suatu kapasitas yang dimiliki
setiap individu untuk mengerjakan berbagai tugasddalamssuatu pekerjaan. Lebih
lanjuttRobbins (1998) mengemukakan bahwa kemampuan dibutuhkan untuk
dapat bekerja dengan baik dengan orang lain,bbaik secara individu maupun
kelompok “to work well with other people both individually and in a group”.
Sedangkan kemampuan menurut Munandar (1999) adalah daya atau kesanggupan
dalam melakukanssuatu kegiatan atau tindakannsebagai hasil dari pembawaan dan
latihan. Seseorang yang memiliki kemampuan memperlihatkan kalau dia dapat
melakukan tindakann(performance) pada saat itu juga.
Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuannadalah daya, kesanggupan, dan kapasitas dari seseorang untuk
melakukan kegiatan dengan baik secara individu maupun kelompok pada saat itu
juga.

2. Pengertian Praktik Kerja Industri


Praktik KerjaaIndustri (Prakerin) merupakan bagian dari Progam Sistem
Gandaa(PSG) yang diterapkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bekerja
sama dengan dunia industri. Gustion (2012) mengemukakan bahwa Pendidikan
SistemiGanda (PSG) merupakan model penyelenggaran pendidikannkeahlian
profesional yang menggabungkan secara sistematikddan sinkron antara
pendidikan di sekolah dan industri yang dilaksanakan selama melakukan kegiatan
kerja nyata di dunia industri untuk mewujudkan tujuan dan tingkat keahlian
15

profesional. Berdasarkan pendapat tersebut, PraktikkKerja Industri adalah proses


pendidikan profesi dengan menggabungkan secara terstruktur antara ilmu yang
didapat di sekolahddengan praktik secara langsung di duniaaindustri untuk
mencapai keahlian yang dituju.
Wayong (2010), berpendapat PendidikannSistem Gandaa(PSG)
merupakan salah satu model pendidikan kejuruan yang menggabungkan antara
progam pendidikanndi SMK dan progamppenguasaan kerja saat magang di
industri. Sementara menurut (Dikmenjur,2008) disebutkan bahwa Prakerin
merupakan progam penyelenggaran pendidikan yang dilaksanakan oleh SMK
bekerja sama dengan dunia industri sebagai InstitusiPPasangan (IP), meliputi
tahap perencanaan,ppelaksanaan, evaluasi, dannsertifikasi yang menjadi
satuukesatuan dari progam dengan menggunakanbberbagai alternatif
pelaksanakan, seperti dayyrelease dan block release. Sedang Amirudin (2016:88),
menyatakan bahwa Prakerin merupakan proses pembelajaran yang wajib dilalui
oleh siswa SMK melalui kegiatannpraktik dan pelatihan yang dilakukan di dunia
usaha/industri yang sesuai dengan kometensiyyang diambil siswa.
Dari pengertian-pengertian yang telah dipaparkan dapatdditarik
kesimpulan bahwa PraktikkKerja Industriaadalah bentuk penyelengaaran
pendidikan profesional yang harus diikuti oleh siswa SMK yang memadukan
secara sistematik progam pendidikan disekolah dengan pembelajaran praktik
diddunia usaha atau industri. PraktikkKerja Industrimmenerapkan prinsip learning
by doing dimana dalam proses pembelajaran siswa melakukan prosessbelajar
dengan bekerjaasecara langsung pada kondisi pekerjaannyang sebenarnya.
PraktikkKerja Industri memantapkan ilmu yang diterima siswa disekolah dan
membekali siswa dengan kemampuan dan pengalaman di dunia industri.

3. Pelaksanaan Praktik KerjaaIndustri


Untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) wajib melaksanakan
Praktik KerjaaIndustri. Kegiatan saat Praktik KerjaaIndustri akan memberikan
pengalaman penting bagi siswa SMK, mereka dapat mengembangkan bakat dan
kemampuan yang telah mereka miliki sebelumya serta dapat mengembangkan
ilmu yang mereka peroleh di SMK. Praktik Kerja Industri diselenggarakan dengan
mengambil waktu tertentu dan bekerjasama dengan pihak luar sekolah yaitu
16

duniaaindustri. Praktik KerjaaIndustri dapat dilaksanakanndi dunia industriaatau


dunia usaha baik itu dalam bentuk instansi pemerintah maupun perusahaan
swasta.
Nurgiyanto (2010:11) menyatakan, pelaksanaan Praktik KerjaaIndustri
merupakan salah satu model penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan
berbasis sekolah (school baseddlearning) dan berbasis kerja (work based
learning) di mana siswa berstatus sebagaissiswa SMK dan pemagang di industri.
Dalam pelaksanaan Praktik KerjaaIndustri diperlukan perencanaan yang baik dan
tersusun oleh pihak sekolahddan pihak industri supaya nantinya pelaksanaan
Praktik Kerja Industri dapat berjalan secara maksimal, efekitf, efisien, dan tujuan-
tujuan dari Praktik KerjaaIndustri tercapai.
Dalam Dikmenjur (2008), Praktik KerjaaIndustri dapat dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Untuk praktik dasar kejuruan, pelaksanaanya yaitu sebagian di sekolah dan
sebagian di dunia industri dengan syarat pihak industri memenuhi standar
kelayakan. Apabila tidak maka hanya dilaksanakan di sekolah saja.
b. Untuk praktik keahlian dasar produktif, sepenuhnya dilakukan di dunia
industri dalam bentuk “on job training”, pelatihan kerja dengan kegiatan
yang sesungguhnya dilapangan sesuai dengan bidang dan kompetensi
masing-masing.
c. Koordinasi antara progam pertama dan kedua harus disepakatiooleh kedua
belah pihak (sekolah dan industri) pada awal progam.
Sementara berdasarkan Permendikbud RI nomor 60 tahun 2014
menyatakan bahwa Praktik KerjaaIndustri dapat dilaksanakan:
a. Praktik KerjaaIndustri menggunakan sistem blok, selama setengah
semester (3 bulan).
b. Praktik Kerja Industri menggunakan sistem semi blok dengan cara masuk
3 hari dalam seminggu, setiap hari 8 jam selama 1 semester. Pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran dapat dilakukan di sekolah dan/atau industri
(terintegrasi dengan Praktik KerjaaIndustri) dengan portofolio sebagai
instrumennutama penilaian.
17

Lebih lanjut berdasarkan Permendikbud RI nomor 60 tahun 2014, waktu


pelaksanaan Praktik Kerja Industri di institusi atau industri bisa dilaksanakan pada
kelas XI atau XII. Dalam teknis pelaksanaannya Praktik Kerja Industri di SMKN
1 Trenggalek sendiri dilaksanakan pada semerter 3 dan 4 kelas XI dengan dua
gelombang pemberangkatan. Dalam proses pembelajarannya, dalam pelaksanaan
Praktik Kerja Industri harus ada kesinambungan yang saling terikat antara sekolah
dan dunia industri. Siswa dapat menerapkan dan mempraktikkan ilmu yang
mereka dapat selama di bangku sekolah (SMK) pada saat mereka Prakerin di
dunia industri. Sebaliknya ilmu dan pengalaman yang didapat siswa selama
melaksanakan Praktik KerjaaIndustri nantinya bisa menjadi modal berharga bagi
siswa dalam menghadapi dan terjun di dunia kerja sesungguhnya.
Pada pelaksanaan Praktik KerjaaIndustri, siswa tetap memperoleh
pengawasan darippihak sekolah, siswa tidak semena-mena dilepas begitu saja.
Bimbingan dari guru pembimbing serta kunjungan yang dilakukan tiap periode
tertentu ke tempat siswa Prakerin merupakan salah satu bentuk pengawasan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan agar siswa nantinya mendapat pembelajaran
yang berharga untuk bekal memasukiddunia kerja serta pelaksanaan Praktik Kerja
Industri dapat berjalan efektif, efisien, dan tujuan-tujuan dari Praktik Kerja
Industri dapat dicapai secara maksimal.

4. Tujuan Praktik Kerja Industri


Tujuan dari dilaksanakannya Praktik Kerja Industri tentu agar siswa
memperoleh pengalaman di dunia kerjaayang sesungguhnya sesuai dengan
kompetensinya dan juga untuk mengembangkan kemampuannyang dimiliki siswa
yang diperoleh selama di bangku sekolah. Menurut Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 323/U/1997 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan,
menyatakan bahwa tujuan pelaksanaan Praktik Kerja Industri adalah:
a. Meningkatkan kualitas dan kerjasama pendidikan kejuruan melalui peran
serta IP (Institusi Pasangan).
b. Mencetak lulusan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan etos
kerja yang sesui dengan tuntutan lapangannpekerjaan.
18

c. Mencetak lulusan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap


yang menjadi modal dasar pengembanganndirinya secara berkelanjutan.
d. Memberippengetahuan dan penghargaan terhadap pengalamannkerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
e. Menambah efesiensi penyelenggaraan pendidikan menengahhkejuruan
melalui pendayagunaanppendidikan yang ada di duniaakerja.
Sementara menurut (Dikmenjur,2008), menyatakan bahwa tujuan
pelaksanaan Praktik KerjaaIndustri adalah:
a. Pemenuhan kompetensissesuai tuntutan kurikulum
Penguasaannkompetensi yang dilakukan selama pembelajaran di sekolah
sangattditentukan dengan keberadaan dan kualitas fasilitasppembelajaran
yang ada. Apabila ketersediaan fasilitas pembelajaran terbatas, maka pihak
sekolah perlu merancang sebuah pembelajaran yang dilaksanakan di luar
sekolah dalam hal ini di dunia kerja sebagai mitra. Pelaksanaan
pembelajaran tersebut tidak sepenuhnya diserahkan pada dunia kerja,
pihak sekolah juga harus memberikan pengarahan tentang apaayang harus
diberikan oleh dunia kerja atau industri kepada siswa agar sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
b. Aplikasi kompetensi ke dalam duniaakerja
Kemampuan-kemampuanyyang sudah dimilki siswa, lewat pembelajaran
baik teori maupun praktik disekolah perlu diaplikasikan secaraanyata ke
dalam dunia kerja sehingga tumbuh kesadaran dalam diri siswa tentang
apa yang sudahhdimilikinya bisa bermanfaat bagiddirinya sendiri dan
orang lain. Dengannbegitu, siswa memiliki kepercayaan diri karena orang
lain/masyarakat bisa menerima ilmu dan pengetahuannya.
c. Penumbuhan etosskerja/pengalaman kerja
SMK sebagai lembagaapendidikan yang diharapkan bisa mengantarkan
tamatannya terserap ke kedunia kerja atau industri perluimemperkenalkan
lebih dini dengan kondisi dan lingkungan kerja di industri. Pengalaman
siswa ketika terlibat langsung dalam praktik di lapangan dan berinteraksi
dengan lingkungan duniaakerja, diharapkan bisa menumbuhkan dan
membangunnsikap kerja dan kepribadian yang utuh sebagai pekerja.
19

5. Kemampuan Praktik Kerja Industri


Dari uraian di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa kemampuan Praktik
KerjaaIndustri adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan,
ketrampilan maupun pengalaman. Kemampuan tersebut didapat melalui proses
pembelajaran baik disengaja atau tidak disengaja pada saat malaksanakan kegiatan
kerja di dunia industri sehingga dapat mengembangkan/mematangkan bakat yang
dimilki siswa dan membentuk siswa menjadi pribadi yang berkualitas.
Kemampuan tersebut ikut mendukung siswa untuk memiliki kesiapan kerja
setelah mereka lulus nanti sesuai bidang keahliannya.
Kemampuan Praktik Kerja Industri siswa biasanya dituangkan dalam
sertifikat nilai yang diberikan oleh lembaga dunia kerja atau dunia industri tempat
melaksanakan Praktik Kerja Industri. Nilai tersebut merupakan tingkat
kemampuan yang telah dicapai siswa saat melaksanakan Praktik Kerja Industri
dalam kurun waktu tertentu. Di SMKN 1 Trenggalek sertifikat nilai ini bukan
menjadi faktor utama untuk mengukur kemampuan Praktik Kerja Industri. Selain
itu ada nilai dari guru pembimbing Prakerin (tes pasca Praktik Kerja Industri dan
laporan Praktik Kerja Industri). Nantinya ketiga nilai tersebut dirata-rata dengan
presentasi yang telah ditentukan pihak sekolah. Nilai ini yang nantinya menjadi
nilai kemampuan Praktik Kerja Industri.

C. Kesiapan Kerja
1. Pengertian Kesiapan Kerja
Kesisapan kerja gabungan dari kata kesiapan dan kerja. Menurut Slameto
(1995), kesiapan adalah kesanggupan untuk memberikan reaksi. Sementara
menurut KBBI kesiapan berasal dari kata “siap” yang artinya sudahssedia atau
sudah bersedia sedangkan “kerja” berarti kegiatannmelakukan sesuatu: yang
dilakukan (diperbuat). Berdasarkan pengertian yang diuraikan di atas dapat
disimpulkan, kesiapan adalah suatu keadaan seseorang untuk merespon dan
mempraktikkanssuatu kegiatan, dimana kegiatan tersebut mencangkup
ketrampilan, sikap, dan mental yang harus dimilki dan dipersiapkan sebelumnya.
Sedangkan kerja adalah kegiatan yang dilakukan atau diperbuat seseorang dengan
menggunakan tenaga dan kemampuan yang dimiliki untuk menyelesaikan
20

sesuatu. Jadi, kesiapannkerja adalah suatu kesediaan atau reaksi seseorang untuk
mempraktikkanssuatu kegiatan yang dilakukan dengan tenaga dan kemampuan
yang dimilik untuk menyelesaikan kegiatan tersebut.
Kesiapannkerja bagi siswaaSMK sangat berharga. Hal iniddikarenakan
setelah lulus mereka akan menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Maka dari
itu, untuk menjadi tenaga kerja yang unggul, perlu adanya kesiapan kerja terlebih
dahulu. Menurt Harjono (1990) dalam Jiwong (2013), menyatakan kesiapan kerja
siswa untuk terjun ke dalam duniaakerja adalah sesuatu bekal yang wajib
dipersipakan dalam melakukan sesuatu pekerjaan untuk menggapai sebuah
keinginan. Kesiapan kerja siswa sebagai kandidat tenagaakerja adalah sebuah
keadaan pada individu dari hasilppendidikan dan latihan atau ketrampilan yang
mampu menghasilkan jawaban terhadappsituasi dalam suatu pelaksanaan
pekerjaan.
Bekerja sendiri merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap
individu terutama untuk mencari nafkah. Pekerja yang memiliki kesiapan kerja
tentunya akan lebih mudah dalam bekerja. Sugiarto (2015) dalam (Surokim,2016)
mengemukakan bahwa kesiapan kerja sangat penting, karena untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari manusia membutuhkan kerja dan untuk memperoleh
pekerjaan yang diinginkan dibutuhkan kesiapanikerja.

2. Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja


Menurut (Fitriyanto,2006) dalam (Surokim,2016) menyatakan adapun
aspek kesiapannkerja antara lain: memiliki pandangan yang masuk akal dan
rasional, memiliki rasa kerja sama dengan orang lain, dapat menahan diri (tidak
terbawa emosi), memiliki rasa tanggung jaawab, mampu menyesuaikan dengan
lingkungan dan perkembangannteknologi, dan memiliki ambisi menuju kemajuan.
Lebih lanjut Slameto (2003) menjelaskan ada beberapa aspek yang mempengaruhi
kesiapan seseorang, yaitu:
a. Kematangan (maturation)
Reaksi yang menghasilkan perubahan diri dan perilaku hasil dari adanya
pertumbuhan daniperkembangan.
b. Kecerdasan
Kemampuan berfikir yang dimiliki setiap individu.
21

Selain itu Slameto (1995) menjelaskan ada 4 prinsip-prinsippkesiapan


(readiness), yaitu:
a. Semua bagian perkembangannsaling berhubungan.
b. Perlunya kedewasaan baik itu jasmani dannrohani supaya mendapat
manfaatddari pengalaman.
c. Pengalaman-pengalaman mimiliki dampak yang positif terhadap kesiapan.
d. Kesiapanndasar terbentuk dalam waktu tertentu selama masa pembentukan
dan perkembangan.
Kesiapan kerja sendiri erat kaitannya dengan beberapaafaktor, antara lain:
a) kelengkapan dan pertumbuhannfisiologis, b) motivasi dalam memenuhi
kebutuhan, minat, dan tujuan-tujuan dalam mengembangkanndiri (Dalyono,2005)
dalam (Surokim,2016).
Menurut Slameto (1995), mengemukakan setidaknya ada 3 faktor yang
berpengaruh dalam kesiapan, yaitu:
a. Kondisi fisik,imental, dan emosional.
b. Kebutuhan-kebutuhan,amotif, dan tujuan.
c. Pengetahuan, ketrampilan, dan pengertiannlain yang sudah dipelajari.
Sementara Kartono (1991), menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesiapannkerja ada 2 yaitu faktor dari dalam diri sendiri (intern) dan dari luar diri
(ekstern). Faktor dari dalam diri sendiri meliputi: ketrampilan dan kecakapan,
bakat, kemampuan, minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis,
kepribadian, cita-cita, dan tujuan dalam bekerja. Sedangkan faktor dari luar diri
meliputi: lingkungan keluarga (rumah), lingkungan kerja, rasa aman dalam
bekerja, hubungan dengan rekan kerja, kesempatan dalam mendapatkan
kemajuan, hubungan dengan pimpinan, dan gaji.
22

Sedangkan menurut Sukardi (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi


kesiapannkerja, antara lain:
a. Faktor-faktor yang bersumber pada diri individu yang meliputi:
1) Bakat 11) Penggunaan waktu senggang
2) Kemampuan intelejensi 12) Aspirasi dan pengetahuan
3) Minat 13) Pengetahuan dunia kerja
4) Motivasi 14) Pengalaman kerja
5) Sikap 15) Kemampuan, keterbatasan fisik,
6) Kepribadian dan penampilan
7) Nilai 16) Masalah dan keterbatasan pribadi
8) Hobi atau kegemaran
9) Prestasi
10) Ketrampilan
b. Faktor-faktor yang bersumber dari orang lain (bimbingan orang tua,
kondisi temannsebaya, lingkungan, dan masyarakatssekitar).

3. Kesiapan Kerja pada Kompetensi Keahlian TKRO


TKRO (Teknik Kendaraan Ringan Otomotif) merupakan kompetensi
keahlian yang berada pada progam keahlian teknik otomotif, bidang keahlian
teknologi dan rekayasa. Pada kompetensi keahlian TKRO menekankan keahlian
pada bidang penguasaan jasa pemeliharan dan perbaikan kendaraan ringan.
Kompetensi keahlian TKRO menyiapkan siswa untuk bekerja pada bidang
pekerjaan pemeliharan dan perbaikan kendaraan ringan di dunia usaha/industri.
Secara khusus tujuan kompetensi keahlian TKRO adalah membekali siswa
dengan pengetahuan dan ketrampilan agar memiliki kesiapan kerja, meliputi:
a. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Pemeliharaan mesin kendaraan ringan berkaitan dengan penguasan
kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan cara merawat mesin secara
berkala (servis berkala) dan perbaikan kerusakan pada mesin kendaraan
ringan (mobil). Ruang lingkup pemeliharaan mesin kendaraan ringan
meiiputi: mekanisme katup, sistem pelumasan, sistem pendingin, sistem
bahan bakar bensin, sistem bahan bakar diesel, dan engine managemet
system.
23

b. Pemeliharan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan


Pemeliharan sasis dan pemindah tenaga kendaraan ringan berkaitan
dengan penguasan kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan cara
merawat dan perbaikan sasis serta mekanisme pemindahan tenaga dari
mesin ke roda. Ruang lingkup pemeliharan sasis dan pemindah tenaga
kendaraan ringan meliputi: sistem kopling, sistem transmisi, sistem
differential, sistem rem, sistem suspensi, dan sistem kemudi.
c. Pemeliharan Kelistrikan Kendaraan Ringan
Pemeliharan kelistrikan kendaraan ringan berkaitan dengan penguasan
kompetensi dasar pengetahuan dan ketrampilan cara merawat dan
perbaikan beberapa sistem kelistrikan yang ada pada kendaraan ringan
(mobil). Ruang lingkup pemeliharaan kelistrikan kendaraan ringan
meiiputi: sistem stater, sistem pengapian, sistem pengisian, sistem
penerangan, dan sistem AC (Air Conditioner).
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa kesiapan kerja pada
kompetensi keahlian TKRO adalah suatu kemampuan dan ketrampilan dari siswa
pada kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO) yang
meliputi pemeliharaan mesin, pemeliharaan sasis dan pemindah tenaga tenaga
ringan, serta pemeliharan kelistrikan kendaraan ringan yang didukung oleh
kemampuan fisik maupun mental untuk menghadapi dunia kerja, sehingga mampu
menyelesaikanssuatu pekerjaan pemeliharan dan perbaikan kendaraan ringan
dengannbaik tanpaamengalami kendala atau hambatan.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peniliti mengacu pada penelitiannterdahulu yang


relevanndengan penelitian yang akan peneliti lakukan saat ini, yaitu:
1. Nurgiyanto, Jamil (2010) meneliti tentang hubungan antara pengalaman
Praktik KerjaaIndustri dan sikap mandiri dengan kesiapannkerja pada
siswa kelas XII SMK Pancasila 9 Giriwojo tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian ini menggunakan metode Ex Post Facto dengan korelasional.
Teknik pengumpulanddata dengan angket atau kuesionerrdan
dokumentasi. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data
24

variabel: pengalaman Praktik Kerja Industri, sikap mandiri, dan kesiapan


kerja, sedang metodeddokumentasi digunakan untuk menggali data
mengenai daftar nama anggotappopulasi. Populasinya adalah siswa kelas
XII Jurusan Otomotif di SMK Pancasila 9 Giriwojo Tahun Ajaran
2009/2010 sebanyak 68 siswa sedang sampel 48 siswa dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik proportional sampling. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi.
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif antara pengalaman Praktik Kerja Industri dan sikap mandiri dengan
kesiapan kerja siswaakelas XII SMK Pancasila 9 Giriwojo Tahun Ajaran
2009/2010. Kesiapan kerja dapat ditingkatkan melalui pemupukan
pengalaman Praktik Kerja Industri dan peningkatan kemandirian siswa
dalam belajar.
2. Robby, Ade Lucky Anugrah (2015) meneliti tentang hubungan antara
bakat mekanik dan minatkkerja dengan kesiapannkerja pada siswa kelas
XI progam keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMKN 6 Malang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, korelasional, dan
inferensial. Populasi penelitiannini adalah siswaakelas XI TKR di SMKN
6 Malang sebanyak 168 siswa sedang sampel yang diambil sebanyak 113
siswa. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan pengukuran
langsung terhadap responden melalui penyebaran angket dan tes, baik
variabel bakat mekanik, minat kerja, dan kesiapan kerja. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, analisis statistik
korelasioanal, dan analisis statistik inferensial. Berdasarkan penelitian ini,
dapat disimpulkan bahwa bakat mekanik mempunyai hubungan yang
positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja, ada hubungan yang
signifikan antara minat kerja dengan kesiapan kerja, dan adanya hubungan
secara simultan antara bakat mekanik dan minat kerja dengan kesiapan
kerja siswa kelas XI progam keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMKN
6 Malang.
3. Pratiwi, Astari (2016) meneliti tentang pengaruh pengalaman Prakerin,
motivasi memasukiddunia kerja, dan prestasi belajar produktif
25

Administrasi Perkantoran terhadap kesiapan kerja siswa jurusan


Administrasi Perkantoran di SMK Gajah Mada Bandar Lampung.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif kausal atau sebab
akibat dengan ex post dan survey. Teknik pengumpulan data menggunakan
interview atau wawancara, kuesioner atau angket, dan dokumentasi.
Metode interview atau wawancara digunakan untuk mengumpulkan data
variabel: kesiapan kerja siswa, Praktik Kerja Industri, dan prestasi belajar
produktif Administrasi Perkantoran. Metode angket atau kuesioner
digunakanuuntuk mengumpulkanddata variabel: kesiapan kerjaadan
PraktikkKerja Industri. Metode dokumentasi digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai gambaran umum sekolah, jumlah siswa,
materi ajar, dan prestasi belajar siswa. Populasinya adalah siswa kelaas XII
Progam Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Gajah Mada Bandar
Lampung tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 81 siswa sedang sempel yang
diambil sebanyak 67 siswa dengan teknik pengambilan sempel
menggunakan teknik probability dengan simple random sampling. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear ganda (uji
asumsi klasik). Berdasarkan penelitiannini, dapat ditarik kesimpulan: ada
pengaruhppositif dan signifikansi pengalaman Prakerin terhadap
kesiapannkerja siswa jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Gajah
Mada Bandar Lampung, ada pengsruh positif dan signifikansi motivasi
memasuki dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa jurusan Administrasi
Perkantoran di SMK Gajah Mada Bandar Lampung, ada pengsruh positif
dan signifikansi prestasi belajar produktif Administrasi Perkantoran
terhadap kesiapan kerja siswa jurusan Administrasi Perkantoran di SMK
Gajah Mada Bandar Lampung, dan ada pengaruh positif dan signifikansi
pengalaman Prakerin, motivasi memasuki dunia kerja, dan prestasi belajar
produktif Administrasi Perkantoran secara bersama-sama terhadap
kesiapan kerja siswa jurusan Administrasi Perkantoran di SMK Gajah
Mada Bandar Lampung.
26

Dilihat dari variabel-variabel yang telah diteliti pada penelitian tersebut,


maka penelitian yang telah dibahas dapat diposisikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Perbedaan-perbedaan Variabel Penelitian


No Peneliti Jamil Ade Lucky Astari Peneliti
Variabel Nurgiyanto A. Pratiwi
1 Kemampuan Prakerin -
2 Pengalaman Prakerin -
3 Sikap mandiri -
4 Kesiapaan kerja - -
5 Bakat mekanik - -
6 Minat kerja -
7 Kesiapaan kerja - -
8 Pengalaman Prakerin -
9 Motivasi kerja -
10 Prestasi belajar -
11 Kesiapaan kerja - -

Bakat mekanik
Kesiapaan kerja
Kemampuan Prakerin

Gambar 2.1 Skema Hubungan Antar Variabel

Peneliti meggunakan variabel bebas Bakat Mekanik (X1) dan Kemampuan


Prakerin (X2). Variabel terikat menggunakan Kesiapan Kerja (Y). Peniliti
menggunakan variabel baru Kemampuan Prakerin sebagai variabel bebas.
Variabel lainnya peneliti mengembangkan dari variabel yang telah digunakan oleh
peneliti terdahulu.

E. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara Bakat Mekanik dengan Kesiapan Kerja
Bakatmmekanik merupakan potensi dasar yang dimilki siswa yang dapat
dikembangkan menjadi suatu kemampuan yang dapat dijadikan bekal dalam
memasuki dunia kerja. Bakat mekanik berhubungan dengan pemahaman atau
kemampuan dasar siswa dalam memahami berbagai pekerjaan di bidang otomotif,
27

seperti menggunakan alat-alat, teori dasar otomotif, perancangan mesin otomotif,


dan lain-lain.
Menurut Srijanti (2007), bakat merupakan sesuatu yang dimiliki oleh
setiap individu dalam upayanya menggapai keberhasilan dalam bekerja. Bakat
mekanik yang dimiliki siswa akan berpengaruh dengan tingkat kesiapan kerja
siswa itu sendiri baik itu secaraalangsung maupun tidakklangsung. Siswa yang
dari awal sudah memiliki bakat di bidang otomotif memiliki tingkat penguasaan
materi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang kurang berbakat. Jadi
dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki bakat mekanik yang tinggi
menunjukkan bahwa mereka memiliki kesiapan kerja yang tinggi pula.

2. Hubungan antara Kemampuan Praktik Kerja Industri dengan


Kesiapan Kerja
Kemampuan yang dimiliki seseorang dapat berupa pengetahuan dan
ketrampilan atau skill. Seseorang akan cenderung melakukan tindakan sesuai
dengan kemampuan yang mereka miliki. Praktik Kerja Industri memberikan
manfaat kepada siswa SMK untuk mengembangkan kemampuan yang mereka
miliki mengenai bagaimana kondisi nyata di dunia kerja. Praktik Kerja Industri
menurut Bukit (2014) dapat memberikan manfaat antara lain:
a. Memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang dapat mempermudah untuk
mencari pengalaman kerja.
b. Memperoleh pengalaman di dunia kerja secara nyata.
c. Menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik.
d. Memperpendek masa transisi (lend time) dari sekolah ke dunia kerja.
e. Melatih skill sesuai dengan bidang keahliannya.
f. Menghayati dan mengenal dunia industri lebih baik.
Dengan adanya Praktik Kerja Industri siswa dapat mengaplikasikan ilmu
yang mereka dapat di SMK secara langsung di lapangan. Dalam Praktik Kerja
Industri siswa mendapat berbagai kemampuan, ketrampilan, dan pengalaman baru
seperti lingkungan kerja yang baru, sarana prasarana bengkel yang baru,
bagaiamana cara menghadapi konsumen, bagaimana cara memecahkan masalah di
lapangan. Kegiatan siswa saat Praktik Kerja Industri merupakan proses
terbentuknya kemampuan agar lebih siap saat nanti terjun di dunia kerja.
28

Kemampuan tersebut nantinya akan mempengaruhi pola pikir, sikap, dan mental
siswa.
Aktivitas siswa yang tinggi pada saat Praktik Kerja Industri akan
memberikan bertambahnya kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki,
sehingga membuat pengetahuan dan ketrampilan (skill) yang mereka peroleh di
SMK lebih matang. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan (skill) yang kompeten
di bidangnya, akan menjadikan siswa bertambah siap dalam menghadapi dunia
kerja. Hal ini termasuk salah satu tujuan dari Praktik Kerja Industri menurut
(Dikmenjur,2008) yaitu menumbuhkan etos kerja dan pengalaman kerja.
Denganndemikian, Praktik Kerja Industri yang dilakukan dengan serius
dan dengan aktivitas yang tinggi akan memberikan kematangan kemampuan yang
tinggi kepada siswa. Semakin banyak kemampuan yang didapat siswa saat Praktik
KerjaaIndustri semikin tinggiipula kesiapanikerja dari siswa tersebut.

3. Hubungan antara Bakat Mekanik dan Kemampuan Praktik Kerja


Industri dengan Kesiapan Kerja
Menurut Sukardi (1993) faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja
seseorang diantaranya adalah bakat dan kemampuan. Dalam penelitian ini, sesuai
dengan bidang penelitian yaitu di bidang otomotif, maka peneliti menentukan
bakat mekanik dan kemampuan Praktik KerjaaIndustri siswa sebagai faktor yang
berpengaruh dalam kesiapan kerja siswa.
Seseorang yang mempunyai bakat membutuhkan jam terbang atau
pengalaman guna mengembangkan atau mematangkan bakat yang dimiliki. Bakat
mekanik yang dimiliki siswa dapat di kembangkan melalui Praktik KerjaaIndustri.
Praktik KerjaaIndustri akan memberikan manfaat kepada siswa untuk
mengembangkan dan mematangkan kemampuan yang mereka miliki sesuai
kondisi nyata di dunia kerja. Kegiatan saat Praktik Kerja Industri merupakan
proses untuk mematangkan bakat, pengetahuan, sikap, perilaku, dan mental serta
ketrampilan yang dimiliki siswa. Dengan adanya bakat mekanik yang dimilki
siswa dan kemampuan Praktik KerjaaIndustri, membuat siswa bertambah siap
dalam memasuki duna kerja.
Dari pemikiran-pemikiran diatas maka muncul pemikiran baru bahwa
bakat mekanik yang tinggi didukung dengan kemampuan yang didapat saat
29

Praktik KerjaaIndustri dapat membuat kesiapannkerja siswa lulusan SMK


semakin tinggi pula yang nantinya akan membuat siswa lulusan SMK lebih siap
dalam memasuki dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai