Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH PBAK

“Nilai - Nilai Anti Korupsi"

Oleh:

Kelompok 2 :

Adira Liza Septiani :183110162 Aulia Rahma : 183110165

Diana Novita. : 183110169 Fifi rahmadita. : 183110174

Indra yaldi Wijaya. : 183110177 Maisarah. : 183110180

Nadia susila Ningsih. : 183110183 Putri Maharani : 183110184

Reren Yora yutari : 183110190 Serina Lia Oktaviani : 183110193

Tiara Hestin. : 183110196 Yulia. : 183110200

KELAS IIA

DOSEN PEMBIMBING :

Herwati ,SKM M.Biomed.

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

JURUSAN KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah menolong hambanya menyelesaikan
Makalah ini dengan mudah. Karena tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat lebih
memahami tentang Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Antikorupsi. Makalah ini disusun Dengan
berbagai rintangan. Baik itu datang dari penyusun maupun datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah SWT akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan
dengan tepat waktu.

Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Terima kasih.

Padang, 4 November 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang............................................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1

1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Nilai-nilai Antikorupsi

A. Jujur................................................................................................................................ 2

B. Disiplin .......................................................................................................................... 3

C. Tanggung Jawab............................................................................................................. 5

D. Adil................................................................................................................................. 5

E. Berani............................................................................................................................. 6

F. Peduli.............................................................................................................................. 7

G. Kerja Keras.................................................................................................................... 8

H. Sederhana....................................................................................................................... 9

G. Mandiri ........................................................................................................................ 11

2.2. Prinsip-prinsip Antikorupsi

A. Akuntabilitas.............................................................................................................. 13

B. Transpalasi.................................................................................................................. 14

C. Kewajaran.................................................................................................................. 15

D. Kebijakan................................................................................................................... 16

E. Kontrol Kebijakan...................................................................................................... 17

3
BaB III Penutup

3.1.Kesimpulan.................................................................................................................... 18

Daftar Pustaka..................................................................................................................... 19

4
BAB I

PEMBAHASAN

1.1. Latar Belakang

Korupsi disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan penyebab korupsi dari faktor individu, sedangkan faktor eksternal berasal
dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan faktor penyebeb korupsi.

Nilai-nilai antikorupsi yang meliputi jujur, disiplin, tanggung jawab, adil, berani, peduli,
kerja keras, sederhana, dan mandiri, harus dimiliki oleh tiap-tiap individu untuk menghindari
munculnya faktor internal sehingga korupsi tidak terjadi. Sementara itu, untuk mencegah faktor
eksternal penyebab korupsi, salain harus memiliki nilai-nilai antikorupsi, setiap individu juga
harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip antikorupsi yang meliputi akuntabilitas,
transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan dalam organisasi/ individu/ masyarakat.
Dengan demikian, nilai-nilai dan prinsip-prinsip antikorupsi harus tertanam dalam diri setiap
individu, agar terhindar dari perbuatan korupsi.

Pada dasarnya korupsi terjadi karena adanya faktor internal (niat) dan faktor ekstrenal
(kesempatan). Niat lebih terkait dengan faktor individu yang meliputi perilaku dan nilai-nilai
yang dianut, seperti kebiasaan dan kebutuhan, sedangkan kesempatan terkait dengan sistem yang
berlaku.

Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada
semua individu. Setidaknya ada Sembilan nilai-nilai korupsi yang penting untuk ditanamkan
pada semua individu, kesembilan nilai-nilai antikorupsi tersebut terdiri dari: (a) inti, yang
meliputi jujur, disiplin dan tanggung jawab, (b) sikap, yang meliputi adil, berani, dan peduli,
serta (c) etos kerja, yang meliputi kerja keras, sederhana, dan mandiri.

5
1.2. Rumusan Masalah

- Apa yang di maksud dengan Nilai-nilai antikorupsi

- Apa yang di maksud dengan Prinsip-prinsip antikorupsi

1.3. Tujuan

- Menjelaskan Nilai-nilai antikorupsi

- Menjelaskan Prinsip-prinsip antikorupsi

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. NILAI-NILAI ANTI KORUPSI

Nilai Anti Korupsi

Menurut Romi, dkk (2011 dalam Batennie, 2012) pada dasarnya korupsi terjadi karena
adanya faktor internal (niat) dan faktor eksternal (kesempatan). Niat lebih terkait dengan faktor
individu yang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dianut, seperti kebiasaan dan kebutuhan,
sedangkan kesempatan terkait dengan sistem yang berlaku.

Nila-nilai anti korupsi ini mengacu pada berbagai aspek yang dapat menjadi penyebab
terjadinya korupsi sebagaimana telah dipaparkan dalam pembahasan sebelumnya, dapat
dikatakan bahwa penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu,
sedangkanfaktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada
dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor
penyebab korupsi tersebut.

Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam
dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.
Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor
eksternal agar korupsi tidak terjadi.

Nilai-nilai anti korupsi yang akan dibahas meliputi kejujuran, kepedulian, kemandirian,
kedisiplinan, pertanggungjawaban, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Nilai-
nilai inilah yang akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dapat dijalankan dengan
baik.

A. JUJUR

7
Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat di definisikan sebagai sebuah tindakan
maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang. Dalam berbagai buku juga
disebutkan bahwa jujur memiliki makna satunya kata dan perbuatan. Jujur ilah merupakan salah
satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi, karena tanpa kejujuran seseorang tidak akan
mendapat kepercayaan dalam berbagai hal, termasuk dalam kehidupan sosial.

Jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. jujur adalah
salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa, tanpa sifat jujur mahasiswa tidak
akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya (Sugono,2008).

Kujujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas
dari seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja sehingga
akan membentangi diri terhadap godaan untuk berbuat curang atau berbohong.

Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak awal untuk
memupuk dan membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap pribadi mahasiswa.

Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. misalnya,
membuat laporan keuangan dalam kegiatan organisasi/kepanitiaan dengan jujur.

Permasalahan yang hingga saat ini masih menjadi fenomena dikalangan mahasiswa yaitu,
budaya ketidakjujuran mahasiswa. Fakta menunjukan bahwa, budaya ketidakjujuran pada waktu
menjadi mahasiswa indikatornya sederhana, terdapat beberapa contoh budaya ketidakjujuran
mahasiswa, misalnya mencontek, plagiarism (penjiplakan karya tulis), titip absen.

Pertama, budaya ketidakjujuran mahasiswa adalah perilaku mencontek, maka teman yang
dicontek tentunya telah ’terampas’ keadilan dan kemampuannya. Ketika mahasiswa yang
dicontek belajar siang malam, tetapi pencontek yang suka hura-hura dengan gampangnya
mencuri hasil kerja keras temannya. Mencontek akan menghilangkan rasa percaya diri
mahasiswa. Bila kebiasaan tersebut berlanjut maka percaya diri akan kemampuan diri menjadi
luntur, sehingga semangat belajar jadi hilang, mahasiswa akan terkungkung oleh pendapatnya

8
sendiri, yang merasuki alam pikirannya bahwa untuk pintar tidak harus belajar, tetapi
mencontek.

Kedua, perilaku ketidakjujuran mahasiswa adalah fenomena plagiarisme (penjiplakan karya


tulis) yang selalu menjadi momok bagi pendidikan di Indonesia. Terungkapnya kasus
plagiarisme dibeberapa perguruan tinggi, menjadi tolak ukur bagi kualitas pendidikan. Tindakan
copy paste saakan menjadi ritual wajib dalam memenuhi tugas dari dosen. Banyak mahasiswa
bahkan peneliti yang ditengarai melakukan plagiat.

Ketiga, perilaku ketidakjujuran mahasiswa adalah titip absensi, absensi yang ditanda
tangani mahasiswa sering disalah gunakan. Tandatangan fiktif pun mewarnai absensi, padahal
dalam satu pertemuan adakalanya jumlah kehadiran mahasiswa tidak sebanding dengan
tandatangan yang hadir terlihat tidak banyak tapi tandatangan di absensi penuh dan mahasiswa
hadir semua.

Perilaku mencontek, plagiarisme, dan titip absen merupakan manifestasi ketidakjujuran yang
pada akhirnya memunculkan perilaku korupsi. Kejujuran merupakan barang langka di
Indonesia. Banyak orang pintar yang lulus perguruan tinggi,tetapi sangat langka orang pintar
yang jujur, sehingga berakibat sulitnya mengukur kadar kesuksesan proses belajar-mengajar.
Proses ketidakjujuran tersebut merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan dan perlu perhatian
serius, sebab bagaimana mungkin institusi pendididkan justru menjadi sarang korupsi, ini jelas
berbanding terbalik dengan hakekat pendidikan yang benar, yakni ingin menciptakan manuasia
yang berilu dan bermoral, dan apabila budaya ketidakjujur mahasiswa seperti mencontek,
plagiarism, titip absen,dll tidak segera diberantas, maka perguraan tinggi akan menjadi bagian
dari ‘pembibitan’ moral yang dekstruktif di Indonesia.

B. DISIPLIN

Disiplin adalah ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan (Sugono,2008). Disiplin adalah
kunci keberhasilan semua orang, ketekunan, dan konsisten untuk terus mengembangkan potensi
diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kapatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplan tidak akan terjerumus
kedalam kamalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara mudah. Nilai kedisiplinan pada

9
mahasiswa dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengatur dan mengelolah waktu untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial kampus. Kepatuhan pada
seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan sesuatunya tepat waktu,
dan fokus pada perkuliahan.

Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya
dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.

Manfaat dari hidup yang disiplin adalah mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan
waktu yang efisien.  Manfaat dari disiplin ialah seseorang dapat mencpai tujuan dengan waktu
yang lebih efisien. Kedisiplinan memiliki dampak yang sama dngan nilai-nilai antikorupsi
lainnya yaitu dapat menumbuhkan kepercayaan dari orang lain dalam berbagai hal. Kedisiplinan
dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan
kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku, mengerjakan segala sesuatu dengan tepat
waktu, dan fokus pada pekerjaan.. Disiplin juga membuat orang lain percaya. Misalnya orang tua
akan lebih percaya pada anaknya yang hidup disiplin untuk belajar dikota lain dibandingkan
dengan anak yang tidak disiplin. Selain disiplin dalam belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa agar
diperoleh hasil belajar yang maksimal.

Tidak jarang dijumpai perilaku dan kebiasaan peserta didik menghambat dan tidak
menunjang proses pembelajaran. Misalnya sering kita jumpai mahasiswa yang malas, sering
tidak hadir, motivasi yang kurang dalam belajar, tidak mengerjakan tugas, melanggar tata tertib
kampus, terlambat masuk kuliah, tidak melaksanakan jadwal piket atau dines sesuai jadwal yang
ditetapkan, membuat gaduh dikelas atau kampus, tidak duduk dengan rapih, menggangu orang
lain, tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, berbicara sendiri atau diskusi dengan teman ketika
dosen menjelaskan, tidak mengisi jam kosong pembelajaran dengan hal-hal positif,dll. Atas hal
tersebut, punishment yang tegas harus diberikan tanpa toleransi apapun, misalnya, mahasiswa
tidak diizinkan masuk kelas apabila datang terlambat, nama mahasiswa tidak tercantum apabila
tidak mengerjakan tugas individu dengan tepat waktu. Hal tersebut merupakan pembelajaran
yang sederhana namun akan berdampak luar biasa kedepannya, seperti kata pepatah sediki demi

10
sedikit lama-lama menjadi bukit, begitu pula apabila kebiasaan buruk dibiarkan maka kejahatan
yang lebih besar dapat dilakukan.

Saat ini kenakalan mahasiswa cenderung mengarah kepada tindakkan kriminalitas atau
tindakkan melawan hukum. Kenakalan mahasiswa dapat dikatakan dalam batas kewajaran
apabila dilakukan dalam rangka mencari identitas atau jati diri dan tidak merugikan orang lain.
Peranan dosen dalam menanamkan nilai disiplin yaitu yang menjadi teladan, sabar dan penuh
pengertian. Dosen diharuskan mempu mendisiplinkan mahasiswa dengan kasih sayang,
khususnya disiplin diri (self discipline). Dalam usaha tersebut dosen perlu :

1) Membantu mahasiswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, misalnya: waktu belajar
dirumah, lama mahasiswa harus membaca atau mengerjakan tugas.

2) Menerapkan peraturan akademik sebagai alat dan cara menegakan disiplin, misalnya,
menerapkan rewerd and punishment secara adil, sesegera mungkin dan transparan
(Siswandi,2009).

Manfaat disiplin mahasiswa diantaranya hidup teratur, dapat mangatur waktu, dan pekerjaan
selesai tepat waktu.

C. TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya atau kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut , dipersalahkan dan diperkarakan (Sugono,2008). Pribadi yang utuh
mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa kaadaan dirinya dimuka bumi adalah untuk
melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tunduk dan
kegiatan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Masyarakat, Negara dan Bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang tidak
akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah, baik
itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah di lakukan. Tanggung
jawab juga merupakan suatu pengabdian dan pengorbanan.

11
Kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan). Seseorang yang memiliki tanggung
jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas dengan lebih baik. Seseorang yang
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apa-pun itu dengan baik akan mendapatkan
kepercayaan dari orang lain. Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam
bentuk belajar dengan sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas
akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.

Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan


menyelesaikan tugasnya lebih baik dibanding orang yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.
Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan tugasnya dengan sepenuh hati
karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat merusak citra
namanya di depan orang lain. Seseorang yang dapat diberikan tanggung jawab yang kecil dan
berhasil melaksanakannya dengan baik berhak untuk mendapatkan tanggung jawab yang lebih
besar lagi sebagai hasil dari kepercayaan orang lain terhadap orang tersebut.
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan
dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama
manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar
sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik dengan
baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.

Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan meiliki kecenderungan menyelesaikan
tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab. Seseorang yang
dapat menunaikan tanggung jawabnya sekecil apapun itu dengan baik akan mendapatkan
kepercayaan dari orang lain. Mahasiswa adalah sebuah status yang ada pada diri seseorang yang
telah lulus dari pendidikan terakhirnya yang berkelanjutan melanjutkan pendidikan dalam sebuah
lembaga yang bernama universitas (Harmin: 2011). Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung
jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang
tidak memiliki rasa tanggung jawab. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan

12
mengerjakan tugas dengan sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat
diselesaikan dengan baik dapat merusak citra namanya di depan orang lain. Mahasiswa yang
dapat diberikan tanggung jawab yang kecil dan berhasil melaksanakannya dengan baik berhak
untuk mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar lagi sebagai hasil dari kepercayaan orang
lain terhadap mahasiswa tersebut. Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi
mudah untuk dipercaya orang lain dalam masyarakat.

Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk:

1) Mempunyai prinsip dan memikirkan kemana arah masa depan yang akan dituju.

2) Mempuyai attitude atau sikap yang menonjolakan generasi penerus tenaga kesehatan yang
berguna di kemudian hari dalam mengebangkan profesinya.

3) Selalu belajar untuk menjadi generasi muda yang berguna, tidak hanya dengan belajar tetapi
mempunyai sikap dan keperibadian baik.

4) Mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan oleh kapus yaitu ikut praktikum
laboratorium di kampus; praktik klinik di rumah sakit, puskesmas dan komunitas; ujian dan
mengerjakan semua tugas in atau out.

5) Menyelesaikan tugas pembelajaran dan praktik secara individu dan kelompok yang diberikan
oleh dosen dengan baik dan tepat waktu.

D. ADIL

Adil adalah sama berat, tidak berat sebalah, tidak memihak. Keadialn adalah penilaian
dengan memberikan kepada siapapun sesuai apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak
proporsional dan tidak melanggar hukum. Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang dia upayakan. Jika ia seorang pemimpin, ia akan memberiakan
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya, ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakuran bagi masyarakat dan bangsanya.

Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas
dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5, serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian

13
dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam
konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi. Untuk
menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil dalam kemakmuran dan makmur dalam
keadilan.

Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah
upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya.

Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah. Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk selalu
memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan
semangat pada kawan yang tidak berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang
sosial, dll.

Di dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran-pemikiran sebagai dasar pertimbangan untuk


menghasilkan keputusan akan terus berkembang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki seseorang. Keadilan adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai
dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar
hukum. Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai
dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih daripada apa yang ia
sudah upayakan.

Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar
mahasiswa dapat mempertimbangakan dan mengambil keputusan secara adil dan benar. Di
dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran-pemikiran sebagai dasar pertimbangan untuk
menghasilkan keputusan akan terus berkembang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan
yang dimiliki seseorang. Dalam masa perkuliahan setiap mahasiswa perlu didorong untuk
mencari pengalaman dan pengetahuan melalui interaksinya dengan sesama mahasiswa lainnya.

14
Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat semakin bijaksana dalam mengambil keputusan
dimana permasalahannya semakin lama semakin kompleks atau rumit untuk diselesaikan.

Nilai keadilan dapat dikembangakan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari, baik
didalam kampus maupun diluar kampus. Hal ini antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:

1) Menimbang atau menakar segala sesuatu secara objektif dan seimbang ketika menilai teman
atau orang lain dapet diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus kepada kawan
yang berprestasi, memilih kawan tidak berdasarkan latar belakang sosial.

2) Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan solusi serta tidak
memojokan salah satu pihak, memihak yang benar secara proporsional.

3) Tidak mengurangi dosis atau takaran obat yang diberiksn kepada klien.

4) Adil terhadap dirinya sendiri, seperti belajar maksimal sebagai sebuah keadilan terhadap
potensi dan bakat yang di berikan oleh Allah SWT.

5) Adil terhadap diri sendiri juga dapat diterapkan dengan cara hidup seimbang. Belajar dan
berkerja, berolahraga, beristirahat atau menunaikan hak tubuh lainnya seperti makan atau minum
dengan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan.

6) Memberikan pelayanan perawatan yang sama kepada semua klian (tidak membedakan status
sosial, agama, ras/suku, bangsa, dll).

E. BERANI

Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran,
berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dan sebagainya. Keberanian sangat
diperlukan untuk mencapai kesuksesan dan keberanian akan semakin matang jika diiringi dengan
keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya juga kuat.

Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan
kebenaran, berani mengaku kesalahan, berani bertanggungjawab, dan berani menolak kebatilan.
Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendiri dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman

15
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut
dimusuhi dan tidak takut tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal
yang menyimpang.

Keberanian sangat diperlukan untuk mencapai kesuksesan, serta keberanian akan semakin
matang jika diiringi dengan keyakinan, serta keyakinan akan semakin kuat jika pengetahuannya
juga kuat.

Untuk mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan


mahasiswa, mahasiswa harus mempertimbangkan denagn sebaik-baiknya. Pengetahuan yang
mendalam menimbulkan perasaan pecaya diri sendiri. Jika mahasiswa menguasai masalah yang
dia hadapi, diapun akan menguasai diri sendiri. Dimanapun dan dalam kondisi apapun sering kali
harus diambil keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat pula.

Jika kita temui di dalam kampus, ada banyak mahasiswa yang sedang mengalami
kesulitan dan kekecewaan. Meskipun demikian, untuk menumbuhkan sikap keberanian,
mahasiswa dituntut untuk tetap berpegang teguh pada tujuan. Terkadang mahasiswa tetap
diberikan pekerjaan-pekerjaan yang sukar untuk menambahkan sikap keberaniannya.
Kebanyakan kesukaran dan kesulitan yang paling hebat lenyap karena kepercayan kepada diri
sendiri. Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai kesuksesan. Tentu saja keberanian
mahasiswa akan semakin matang diiringi dengan keyakinannya. Untuk mengembangkan sikap
keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan mahasiswa, terutama sekali
mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-baiknya. Pengetahuan
yang mendalam menimbulkan perasaan percaya kepada diri sendiri. Jika mahasiswa menguasai
masalah yang dia hadapi, dia pun akan menguasai diri sendiri. Di mana pun dan dalam kondisi
apa pun sering kali harus diambil keputusan yang cepat dan harus dilaksanakan dengan cepat
pula. Salah satu kesempatan terbaik untuk membentuk suatu pendapat atau penilaian yang
sebaik-baiknya adalah dalam kesunyian di mana dia bisa berpikir tanpa diganggu. Rasa percaya
kepada diri sendiri adalah mutlak perlu, karena mahasiswa harus memelihara rasa percaya
kepada diri sendiri secara terus menerus, supaya bisa memperkuat sifat-sifat lainnya. Jika
mahasiswa percaya kepada diri sendiri, maka hal ini akan terwujud dalam segala tingkah laku
mahasiswa. Seorang mahasiswa perlu mengenali perilakunya, sikap, dan sistem nilai yang

16
membentuk kepribadiannya. Pengetahuan mengenai kepribadian dan kemampuan sendiri perlu
dikaitkan dengan pengetahuan mengenai lingkungan.

Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dengan kehidupan dikampus.


Antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk:

1) Bertanya kepada dosen jika tidak mengerti

2) Berani mengemukakan pendapat secara bertanggungjawab ketikak berdiskusi atau berani


maju ke depan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

3) Melaporkan temannya yang membuat tugat atau makalah dengan cara copy paste dari
sumber lain tanpa memperhatikan kaidah penulisan ilmiah atau meyadur dari makalah yang
sudah jadi ( yang dibuat sendiri maupun orang lain).

4) Melaporkan teman yang berbuat curang ketika ujian seperti mencontek, membuat ringkasan
untuk mencontek, atau diskusi pada saat ujian.

5) Melaporkan jika dirinya sendiri atau teman mengalami intimidasi atau kekerasan dari teman
atau orang lain.

6) Mengakui kesalahan yang dilakukan dan bertanggungjawab untuk memperbaiki kesalahan


serta berjanji tidak mengulangi kesalahan yang sama.

7) Mengajukan saran/usul perbaikan proses balajar mengajar dengan cara santun.

8) Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding, jurnal, atau publikasi ilmiah lainnya,

9) Berani mengatakan tidak pada ajakan dan paksaaan tawuran mahasiswa serta perbuatan
tercela.

Pengetahuan yang mendalam diperlukan untuk menerapkan nilai keberanian yang membuat
mahasiswa menjadi menguasai masalah yang dihadapi.

F. PEDULI

17
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan (Sugono,2008).
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu
yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih
terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak
benar, tetapi ia berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.

Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal yang
berkembang didalamnya.Nilai kepedulian sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan berusaha
memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya dikampus
serta memantau kondisi infrastruktur di kampus. Selain itu, secara umum sebagai masyarakat
dapat diwujudkan dengan peduli terhadap sesama seperti dengan turut membantu jika terjadi
bencana alam, serta turut membantu meningkatkan lingkungan sekitar tempat tinggal maupun di
lingkungan tempat bekerja baik dari sisi lingkungan alam maupun sosial terhadap individu dan
kelompok lain.

Nilai kepedulian dapat diwujudkan dalam bentuk antara lain berusaha ikut memantau
jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di sekolah, memantau
kondisi infrastruktur lingkungan sekolah. Nilai kepedulian juga dapat diwujudkan dalam bentuk
mengindahkan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam sekolah dan di luar
sekolah.

Nilai kepedulian mahasiswa harus mulai ditimbulkan sejak berada di kampus. Oleh karena
itu, upaya untuk mengembangkan sikap peduli dikalangan mahasiswa sebagai subjek didik
sangat penting. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan:

1) Berusaha ikut memantau jalanya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan


sumber daya di kampus.

2) Memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus.

3) Jika ada teman atau orang lain yang tertimpa musibah, mahasiswa dengan suka rela dengan
mengumpulkan bantuan dana dan barang, atau mungkin memantau dengan tenaga langsung
sesuai kebutuhn yang terkena musibah.

18
4) Terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan BEM, HIMA.

5) Tidak merokok, karena asap rokok yang ditimbulkan dapat merugikan diri sendiri dan
orang lain.

6) Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol atau NAPZA karena bisa menimbulkan hal-hal
yang tidak diinginkan seperti menimbulkan perilaku adiktif, pertengkaran, pelecehan, dan
mengganggu keamanan serta ketertiban kampus.

7) Membuang sampah pada tempat, jika melihat sampah berserakan sebaiknya mahasiswa
memungutnya agar tercipta lingkungan kampus yang bersih.

8) Menghargai dan menghormati teman, dosen, dan karyawan.

9) Bersikap ramah tamah, peduli, dan suka menolong terhadap masyarakat sekitar.

Nilai kepedian juga dapat diwujudkan dalam bentuk mengindahkan seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku di dalam kampus dan di luar kampus.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian di antaranya adalah
dengan menciptakan suasana kampus sebagai rumah kedua. Hal ini dimaksudkan agar  kampus
menjadi tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun ekstra-kurikuler, tanpa
adanya batasan ruang gerak. Selain itu dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya sebagai manusia yang utuh dengan berbagai kegiatan
di kampus, Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan interaksi antara mahasiswa satu
dengan mahasiswa yang lainnya sehingga hubungan saling mengenal dan saling belajar dapat
dicapai lebih dalam. Hal ini akan sangat berguna bagi para mahasiswa untuk mengembangkan
karir dan reputasi mereka pada masa yang akan datang. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menggalang dana guna memberikan bantuan
biaya pendidikan bagi mahasiswa yang membutuhkan. Dengan adanya aksi tersebut, maka
interaksi mahasiswa satu dengan lainnya akan semakin erat. Tindakan lainnya adalah dengan
memperluas akses mahasiswa kepada dosen di luar jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan
juga meningkatkan peran dosen sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator. Ini penting
dilakukan karena hubungan baik mahasiswa dengan dosen akan memberikan dampak positif bagi
tertanamnya nilai kepedulian. Pengembangan dari tindakan ini juga dapat diterapkan dengan

19
mengadakan kelas-kelas kecil yang memungkinkan untuk memberikan perhatian dan asistensi
lebih intensif. Dengan adanya kelas-kelas ini, maka bukan hanya hubungan antara mahasiswa
dengan dosen tetapi hubungan antara mahasiswa dengan banyak mahasiswa yang saling
interaktif dan positif juga dapat terjalin dengan baik dan di situ mahasiswa dapat memberikan
pelajaran, perhatian, dan perbaikan terus menerus. Dengan demikian perhatian dan perbaikan
kepada setiap mahasiswa tersebut dapat memberikan kesempatan belajar yang baik.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk
mengalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang
membutuhkan. Ini penting dilakukan baik oleh mahasiswa maupun dosen agar memberikan
dampak positif bagi tertanamnya nilai kepedulian. Pengembangan dari tindakan ini juga dapat
diterapkan dengan mengadakan kelas-kelas kecil yang memungkinkan untuk memberikan
perhatian dan eksistensi intensif. Dengan adanya kelas-kelas ini, maka bukan hanya hubungan
antara mahasiswa dengan dosen tapi berhubungan antara mahasiswa dengan banyak mahasiswa
yang saling interaktif dan positif juga dapat terjalin dengan baik dan di situ mahasiswa dapat
memberikan pembelajaran, perhatian, dan perbaikan terus menerus.

G. KERJA KERAS

Bekerja keras dapat didasari dengan adanya kemauan. Kemauan menimbulkan asosiasi
dengan keteladanan, ketekunan, daya tahan, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian,
ketabahan, keteguhan, dan pantang mundur. Kata ”kemauan” menimbulkan asosiasi dengan
ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan pantang mundur. Adalah penting sekali
bahwa kemauan seseorang harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus menguasai
diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain.

Setiap kali seseorang penuh dengan harapan dan percaya, maka akan menjadi lebih kuat
dalam melaksanakan pekerjaannya. Jika interaksi antara individu dapat dicapai bersama dengan
usaha kerja keras maka hasil yang akan dicapai akan semakin optimum. Bekerja keras
merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.

20
Perbedaan nyata akan jelas telihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja dengan tidak
memilikinya. Individu beretos kerja upaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya fikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan
mau memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

Bekerja keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : dalam
melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak melakukan jalan pintas, belajar
dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi, bekerja keras
akan tidak berguna jika tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus para mahasiswa
diperlengkapi dalam berbagai ilmu pengetahuan. Di situlah para dosen memiliki peran penting
agar setiap usaha kerja keras mahasiswa dan juga arahan-arahan kepada mahasiswa tidak
menjadi sia-sia.

Contoh peranan nilai kerja keras pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk :

1) Belajar dengan sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita.

2) Memanfaatkan waktu luang untuk belajar.

3) Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada dosen tentang materi yang belum
dipahami.

4) Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

5) Tidak tergantung kepada orang lain didalam mengerjakan tugas-tugas kampus.

6) Rajin megikuti kegiatan ekstra kulikuler untuk meningkatkan prestasi diri.

7) Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna.

H. SEDERHANA

Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan
berupaya memenuhi kebutuhan yang semestinya tanpa berlebih-lebihan. Dengan gaya hidup
yang sederhana, seseorang dibiasakan untuk tidak hidup boros yang tidak sesuai kemampuannya.

21
Selain itu seseorang yang bergaya hidup sederhana juga akan memperioritaskan kebutuhan diatas
keinginannya dan tidak tergoda untuk hidup dengan gemilang kemewahan. Ilmu pengetahuan
adalah kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya. Ia menyadari bahwa mengajar harta
tidak akan ada habisnya karena nafsu keserakahan akan selalu menimbulkan keinginan untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.

Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan masyarakat
disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan untuk tidak hidup boros, tidak
sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan diatas keinginannya.

Mahasiswa dapat menerapkan nilai kesederhanaan dalam kehidupan sehari-hari, baik


dikampus maupun diluar kampus, misalnya : dengan hidup sesuai kebutuhan, tidak suka pamer
kekayaan, dan sebagainya. Gaya hidup mahasiswa merupakan hal yang penting dalam interaksi
dengan masyarakat disekitarnya. Dengan gaya hidup sederhana, mahasiswa dibiasakan untuk
tidak boros, hidup sesuai kemampuannya dan dapat memenuhi semua kemampuannya. kerap kali
kebutuhan diidentikan dengan keinginan semata, padahal tidak selalu kebutuhan sesuai dengan
keinginan dan sebaliknya .

Dengan penerapan prinsip hidup sederhana, mahasiswa di bina untuk memprioritaskan


kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini merupakan parameter penting dalam
menjalin hubungan antara sesama mahasiswa karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan
kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak, egois, dan sikap-sikap negatif lainnya. Prinsip hidup
sederhana juga menghindarkan seseorang dari keinginan yang berlebihan.

Contoh penerapan nilai kesederhanan pada mahasiswa dapat di wujudkan dalam bentuk :

1) Tawadhu’(rendahhati). Tidak membeda-bedakan golongan, status sosial atau pun berbagai


bentuk atribut lainya. orang yang rendah hati menyadari bahwa betapa pun besarnya dia, masih
terdapat kekurangan, sehingga Ia mau mengakui kelebihan orang lain, jauh dari sifat gila hormat,
ambisi pangkat atau jabatan serta sifat-sifat rendah lainnya .

2) Berpakaian yang sopan dan sesuai aturan yang di tetapkan.

22
3) Merasa cukup dengan apa yang ada, bukan lantaran pasrah, melainkan telah berusaha
menyempurkana usaha.

4) Tidak sombong atau menonjolkan diri dalam pergaulan (dalam arti negatif), sekalipun ia
mempunyai kelebihan atau kemampuan.

5) Menyelaraskan antara kebutuhan atau keinginan dengan kemampuan secara realitas dan
proporsional.

6) Bersabar serta berprasangka baik. Kejengkelan atau prasangka buruk tidak akan mengubah
keadaan atau menyelesaikan masalah, bahkan menambah masalah.

7) Selalu bersyukur dengan apa yang ia miliki, tetapi ia lakukan.

8) Tidak sombong ketika dipuji, dan tidak rendah diri ketika dikritik atau di berikan saran oleh
orang lain

I. MANDIRI

Di dalam beberapa buku, di jelaskan bahwa mandiri berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri,
artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. kemandirian di anggap
sebagai suatu hal yang penting dan harus dimiliki oleh seorang lain. Kemandirian membentuk
karakter yang kuat pada diri seseorang tidak akan mampu memimpin orang lain. Kemandirian
membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang untuk menjadi tidak tergantung terlalu
banyak pada orang lain . mentalitas kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang untuk menjadi tidak tergantung terlalu banyak kepada orang lain. Mentalitas
kemandirian yang dimiliki seseorang dapat mengoptimalkan daya fikiran guna bekerja secara
efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri di manfaatkan untuk menunjang
pekerjaannya tetapi tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk dapat mengerjakan tugas dan tanggungjawabnya.
Hal ini penting untuk masa depannya dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya
dan orang-orang yang berada di bawah tanggungjawab nya sebab tidak mungkin orang yang

23
tidak dapat mengatur dirinya sendiri akan mampu mengatur hidup orang lain. Dengan karakter
Kemandirian tersebut mahasiswa di tuntut untuk mengerjakan semua tanggung jawab dengan
usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi, 2004).

Ciri mahasiswa mandiri adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mandiri dan
bertanggungjawab ditenga harus besar tuntutan kebebasan : seperti mengutip ungkapan dari
mendikbud Muhammad Nuh bahwa yang bisa membedakan siswa dan mahasiswa adalah
kedewasaan. Mahasiswa harus memegang 2 hal substansial, yakni tanggung jawab dan
kemandirian.

Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Jejaring
sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk menunjang pekerjaannya tetapi
tidak untuk mengalihkan tugasnya. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

Menjadi mahasisiswa mandiri dan dewasa menjadi kedewasaan yang matang serta
dibutuhkan analictical cases yang dalam. Orang yang sudah dewasa memiliki banyak kelebihan
daripada seorang yang jati dirinya masih labil. Seseorang yang dewasa biasanya memiliki sikap
3R (Realible, Responsible, dan Reason nable). Realible artinya dapat diandalkan, responsible
yaitu orang yang selalu bertanggung jawab apa yang diaperbuat serta siap menanggung resiko
apapun yang dihadapi, dan freasonable artinya berasal dari setiap hal apaun yang dilakukannya
harus dilandasi dengan dasar pemikiran dan tujuan yang jelas. Selain memiliki sikap 3R,
mahasiswa mandiri dan dewasa juga harus memilik sifat-sifat seperti:

1) Sense of Reality and emotional stability

2) Mampu menghadapi tantangan dengan baik ,meskipun gagal tetap tidak pernah menyerah
dan menganggap semua rintangan sebagai sebuah tantangan yang harus di tempuh sebagai
sebuah proses dalam mencapai kesuksesan.

24
3) Mampu bersyukur dimasa-masa sulit, biasanya orang yang masih labil ,akan sulit bersyukur
dimasa-masa sulit yang ada masalah memberontak dan tidak mampu mensyukuri apa yang
mereka miliki

4) Dapat menentukan keputusan dan berpikir pijak dalam keadaan terdesak

5) Dapat mengontrol amarah saat ada sesuatu yang menyakitkan hati serta memiliki toleransi
dan optimis tinggi

6) Berpikir seribu kali sebelum melakukan satu kegiatan serta tidak gegabah dan selalu berpikir
matang sebelum bertindak

7) Memiliki solidaritas yang tinggi terhadap teman-teman dan orang yang membutuhkan .

Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat di wujudkan dalam bentuk :

1) Mau belajar dengan kesadaran sendiri sesuai dengan jadwal yang ia tetapkan sendiri.

2) Dengan kemauan sendiri berlatih suatu keterampilan tertentu seperti perasat personal
Higiene, pasang infus, dll.

3) Tidak terlalu banyak bergantung kepada bantuan orang lain.

Nilai kemandirian dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara
mandiri, mengerjakan tugas-tugas akademik secara mandiri.

2.2. PRINSIP-PRINSIP ANTIKORUPSI

Prinsip-prinsip anti korupsi merupakan langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan


agar laju pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan diberantas. Prinsip-prinsip antikorupsi
pada dasarnya terkait dengan semua aspek kegiatan publik yang menuntut adanya integritas,
objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat, dan meletakkan kepentingan publik diatas
kepentingan individu.

Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus digerakan untuk mencegah faktor
eksternal penyebab terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran

25
(fairness), dan adanya kebijakan atau aturan main yang dapat membatasi ruang gerak korupsi
serta kontrol terhadap kebijakan tersebut.

A. AKUNTABILITAS

Akuntabiltas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip akuntabilitas
merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi. Prinsip ini pada dasarnya
dimaksudkan agar kebijakan dan langkah-langkah atau kinerja yang dijalankan sebuah lembaga
dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat-
perangkat pendukung, baik berupa perundangan-undangan (de jure) maupun dalam bentuk
komitmen dan dukungan masyarakat (de facto), baik pada level budaya (individu dengan
individu) maupun pada level lembaga (Bappenas, 2002).

Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk
mengawasi dan mengarahkan prilaku administrasi dengan cara membri kewajiban untuk dapat
memberikan jawaban untuk dapat memberikan kewajiban untuk dapat meberikan jawaban
(answerability) kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik,2005). Akuntabilitas Publik dalam
arti yang paling fundamental merujuk kepada kemempuan menjawab kepada seseorang terkait
dengan kinerja yang diharapkan (Pierre,2007). Seseorang yag diberikan jawaban ini haruslah
seseorang yang memiliki legitimasi untuk melakukan pengawasan dan mengharapkan kinerja
(Prasojo,2005).

Akuntabilitas public memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara lain adalah
akuntabilitas program, proses, keuangan, outcome, hokum, dan politik (Puslitbang, 2001).

Untuk mewujudkan prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, maka dalam


pelaksanaannyaa harus dapat dipertanggungjawabkan melalui:

1) Mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang dilakukan

Pelaporan dan pertangjawaban tidak hanya diajukan kepada penanggung jawab kegiatan pada
lembaga yang bersangkutan dan Diraktorat Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan, melainkan
kepada semua pihak khususnya kepada lembaga-lembaga kontrol seperti DPR yang
membidanginya serta kepada masyarakat. Demekian juga dengan forum-forum untuk penentuaan
anggaran dana pembangunan mudah diakses oleh masyarakat, jika forum-forum penganggaraan

26
biaya pembangunan itu rumit atau terkesan rahasia maka akan menjadi sasaran koruptor untuk
memainkan peran jahatnya dengan maksimal.

2) Evaluasi

Evaluasi terhadap kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan manfaat yang
diberikan oleh setiap kegiatan kepada masyarakat, baik manfaat langsung maupun manfaat
jangka panjang setelah beberapa tahun kegiatan itu dilaksanakan. Sektor evaluasi merupakan
sektor yang wajib diakuntabilitas demi menjaga kredibilitas keuangan yang telah dianggarkan.
Ketiadaan evaluasi yang serius akan mengakibatkan tradisi penganggaran keuangan yang buruk.

B. TRANSPALANSI

Tranparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara
terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik (Prasojo, 2007)

Transpalasi menjadi pintu masuk, sekaligus sebagai kontrol bagi seluruh proses dinamika
stuktural kelembagaan, dalam bentuk yang paling sederhana, kererikatan interaksi antar dua
individu atau lebih mengharuskan adanya transpalasi mangacu pada keterbukaan dan kejujuran
untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan karena kepercayaan, keterbukaan, dan kejujuran ini
merupakan modal awal yang sanagat berharga bagi mahasiswa untuk dapat melanjutkan
tanggungjawabnya pada masa kini dan masa mendatang ( Kurniawan,2010).

Dalam prosesnya, terdapat lima proses dalam transparansi, yaitu penggaran, penyusunan
kegiatan, pembahsan, pengawasan, dan evaluasi.

1) Proses penganggaran

Proses penggaran bersifat dari bawah ke atas (bottom up), mulai dari perencanaan, implementasi,
laporan pertanggungjawaban, dan penilain (evaluasi) terhadap kinerja anggaran. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan kontrol pengelolaan anggaran oleh masyarakat.

2) Proses penyusunan kegiatan

Proses penyusunan kegiatan terkait dengan proses pembahasan tentang tentang sumber-sumber
pendanaan (anggaran pendapatan) dan alokasi anggaran (anggaran belanja) pada semua tingkatan

27
3) Proses pembahasan

Proses pembahasan adalah pembahasan tentang pembuatan rancangan peraturan yang


berkaitan dengan strategi penggalangan dana kegiatan dalam penetapan retribusi, pajak, serta
aturan lain yang terkait dengan penganggaran pemerintah.

4) Proses pengawasan

Proses pengawasan tentang tata cara dan mekanisme pengelolaan kegiatan dimulai dari
pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial, dan pertanggungjawaban secara
teknis.proses pengawasan dilakukan dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang terkait
dengan kepentingan publik atau pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya kegiatan yang
diusulkan oleh masyarakat sendiri.

5) Proses evaluasi

Proses evaluasi dilakukan terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan secara


terbuka. Evaluasi harus dilakukan sebagai pertanggungjawaban secara administratif, teknis dan
fisik dari output kerja pembangunan.

Hal-hal tersebut diatas adalah panduan untuk mahasiswa agar dapatmelakukan


kegiatannya dengan lebih baik. Setelah pembahasan hal di atas, mahasiswa diharapkan dapat
melaksanakan kelima proses transparansi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai
individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, institusi.

C. KEWAJARAN

Prinsip kewajaran (fairness) dimaksudkan untuk mencegah adanya ketidakwajaran dalam


penganggaran, dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran lainnya. Prinsip kewajaran terdiri
atas lima sifat, yaitu sebagai berikut.

1) Komprehensif

Mempertimbangkan semua aspek, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran, dan tidak
melampaui batas (off budget). Hal ini dimaksudkan agar anggaran dapat dimanfaatkan
sewajarnya.

28
2) Fleksibilitas

Tersedianya kebijakan tertentu untuk mencapai efesiensi dan efektivitas (prinsip tak
tersangka, perubahan, pergerakan, dan disentrilisasi manajemen)

3) Terprediksi

Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money dengan tujuan untuk
menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Adanya anggaran yang terprediksi
merupakan cerminan dari prinsip kewajaran dalam proses pembangunan.

4) Kejujuran

Merupakan bagian utama dari prinsip kewajaran. Kejujuran adalah tidak adanya bias
perkiraan penerimaan atau pengeluaran yang disengaja yang berasal dari pertimbangan teknis
maupun politis.

5) Informatif

Informatif merupakan ciri dari kejujuran. Sistem informasi pelaporan yang teratur dan
informatif adalah dasar penilain kinerja, kejujuran, dan proses pengambilan keputusan.
Pemerintah yang informatif merupakan pemerintah yang telah bersikap wajar dan jujur dan tidak
menutup-nutupi hal yang memang .

D. KEBIJAKAN

Prinsip kebijakan adalah prinsip antikorupsi yang dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengetahui dan memahami tentang kebijakan antikorupsi. Kebijakan berperan untuk mengatur
tata interaksi dalam ranah sosial agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara
dan masyarakat.

Kebijakan antikorupsi tidak selalu identik dengan undang-undang antikorupsi, akan tetapi
bisa juga berupa undang-undang kebebasan untuk mengakses informasi, desentralisasi, anti
monopoli, maupun undang-undang lainnya yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan
mengendalikan kinerja dan penggunaan anggaran negara oleh pejabat negara. Kebijakan
antikorupsi dapat dilihat dalam empat aspek berikut.

29
1) Isi kebijakan

Isi atau konten merupakan komponen penting dari sebuah kebijakan. Kebijakan anti
korupsi akan menjadi lebih efektif apabila mengandung unsur-unsur yang terkait dengan
permasalahan korupsi sebagai fokus dri kegiatan tersebut.

2) Pembuat kebijakan

Pembuat kebikan adalah hal yang terkait erat dengan kebijakan antikorupsi. Isi kebijakan
setidaknya merupakan cermin kualitas dan integritas pembuatnya dan pembuat kebijakan juga
akan menentukan kualitas dari isi kebijakan tersebut.

3) Penegakan kebijakan

kebijakan yang telah dirumuskan akan berfungsi apabila didukung oleh faktor penegak
kebijakan, yaitu kepolisian, pengadilan, pengacara, dan lembaga permasyarakatan. Kebijakan
hanya akan menjadi instrumen kekuasaan apabila penegak kebijakan tidak memiliki komitmen
untuk meletakan kebijakan tersebut sebagai aturan yang mengikat bagi semua, dimana hal
tersebut justru akan menimbulkan kesenjangan, ketidakadilan, dan bentuk penyimpangan
lainnya.

4) Kultur kebijakan

Keberadaan suatu kebijakan memiliki keterkaitan dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap


persepsi, dan kesadaran masyarakat terhadap hukum undang-undang antikorupsi. Selanjutnya
tingkat partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi akan ditentukan oleh kultur
kebijakan.

E. KONTROL KEBIJAKAN

Kontrol kebijakan adalah upaya agar kebijakan yang dibuat benar-benar efektif dan
menghapus semua korupsi. Sedikitnya terdapat tiga model atau bentuk kontrol terhadap
kebijakan pemerintah, yaitu berupa:

1) Partisipasi

30
Kontrol kebijakan berupa partisipasi yaitu melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan
ikut serta dalam penyusunan dan pelaksaannya.

2) Evolusi

Kontrol kebijakan berupa evolusi yaitu mengontrol dengan menawarkan alternatif


kebikan baru yang dianggap lebik layak.

3) Reformasi

Kontrol kebijakan berupa reformasi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang
dianggap tidak sesuai. Substansi dari tiga model tersebut adalah keterlibatan masyarakat dalam
mengontrol kebijakan negara

A. Penerapan Nilai-nilai Anti korupsi di Sekolah


Masa depan bangsa dan Negara Indonesia ini ada di tangan generasi muda. Generasi
mudamerupakan agen perubahan(agent of change)karena  generasi muda sebagai penentu
perkembangan ataupun kemunduran suatu bangsa dan negara, namun kenyataannya beberapa
kasus korupsi yang melanda bangsa Indonesia melibatkan anak muda. Hal tersebut didasarkan
karena sifat mayoritas anak-anak muda saat ini ingin mendapatkan sesuatu dengan “budaya
formalin” cara cepat, sukses dengan cara cepat, kaya dengan cara cepat, dan semuanya ingin
serba cepat.
Berikut adalah contoh generasi muda yang semula berprestasi tetapi ketika menduduki
jabatan memilih untuk mengejar kekayaan dengan cara korupsi. Anak muda seperti ini
mengabaikan nilai moralitas untuk mendapatkan kesejahteraan. Padahal kesuksesan yang hakiki
hanya diperoleh dari kerja keras dan kesediaan berbagi banyak manfaat terhadap sesama.  Gayus
Tambunan (lahir di Jakarta, 9 Mei1979; umur 35 tahun) adalah mantan PNS pada Dirjen
PajakKementerian Keuangan Indonesia. Gayus merupakan siswa yang cerdas semasa sekolah,
terbukti dia dapat masuk ke SMAN 13 Jakarta yang notabene merupakan SMA favorit di daerah
Jakarta Utara, kemudian meneruskan pendidikannya ke Sekolah Tingi Akuntansi Negara
(STAN) lulus pada tahun 2000. Setelah lulus dari STAN Gayus ditempatkan bekerja di
Balikpapan. Gayus diangkat menjadi PNS golongan IIIA di Bagian Penelaah Keberatan pada
Seksi Banding dan Gugatan Wilayah Jakarta II Ditjen Pajak. Kelangsungan karier Gayus terus

31
berlanjut di Dirjen Pajak sampai diberhentikan karena tersandung kasus hukum korupsi Pajak
pada tahun 2010.Gaji 12.1 juta per bulan masih belum memuaskan hasratnya untuk terus
menumpuk kekayaan sebanyak-banyaknya. Hingga pada tahun 2013 sebelum dijatuhkan putusan
inkrah untuknya, pemuda tersebut dilaporkan mempunyai kepemilikan harta sekitar Rp 100
miliar dengan bekerja hanya dalam waktu lima tahun di Ditjen Pajak. Harta itu tersimpan senilai
Rp 74 miliar, yang terdiri atas berbagai rekening dan deposito. Harta bergerak lainnya berupa
mobil Honda Jazz, Ford Everest, dan lain-lain. Gayus juga memiliki beberapa rumah dan 31
batang emas masing-masing 100 gram. “Budaya formalin”telah menjerumuskan dirinya ke
dalam vonis inkrah oleh Mahkamah Agung pada tanggal 23 Juli 2013 lalu sehingga total
hukuman Gayus menjadi terpidana 30 tahun. Suatu ganjaran yang mahal dibandingkan
kesenangan yang didapat hanya sesaat.
Angelina Patricia Pingkan Sondakh atau dipanggil Angie (lahir di Australia, 28
Desember1977; umur 36 tahun) merupakan putri dari Lucky Sondakh, adalah contoh realita
seorang generasi muda yang berprestasi dari kalangan keluarga berpendidikan dan berakhlak,
ternyata dapat terjangkit virus korupsi. Angie meniti pendidikan dasar Laboratorium IKIP
di Manado, Sulawesi Utara dan pernah belajar di Year 9-10 Presbyterian Ladies
College, Sydney, Australia dan Year 11 Armidale Public High School, Armidale, Australia serta
Unika Atmajaya Jakarta, Fakultas Ekonomi Pemasaran. Prestasi yang diraihnya cukup banyak
diantaranya adalah, juara I lomba pidato Bahasa Inggris se-Sulut, juara I lomba debat ilmiah se-
Sulut, juara I penataran P-4 Unika Atmajaya serta juara I lomba pemandu wisata Sulawesi Utara
(1997), dan menjadi pemenang puteri Indonesia 2001. Pada 17 Agustus2002, dia meraih
penghargaan Satya Karya Kemerdekaan dari Menteri Sosial Republik Indonesia. Sebagai
anggota DPR gaji bersih Angie sekitar Rp 20 juta tidak membuatnya merasa puas, sehingga dia
masih melakukan korupsi pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian
Pemuda dan Olahraga. Akibat ingin cepat mengumpulkan harta tersebut maka prestasi dan
perjuangan dalam mencapai popularitas hilang dalam sekejap karena pada tanggal  20 November
2013, hakim ketua pada majelis kasasi yang dipimpin Hakim Agung Artidjo Alkostar
mengabulkan kasasi yang diajukan jaksa sehingga menjatuhkan vonis inkrah pidana 12 tahun
penjara dan denda Rp 500 juta subsider 8 bulan kurungan untuk Angelina. Ibarat pepatah karena
nila setitik rusak susu sebelanga.
1. Korupsi

32
Korupsi di Indonesia sudah dipandang sebagai kejahatan luar biasa (extra ordinary
crime). Berdasarkan surveyBadan Pengawas Korupsi Dunia, Transparancy International(TI)
tahun 2013 Indonesia menempati urutan 114 negara terkorup di dunia dari 175 negaradengan
indeks persepsi 32.Korupsi seperti telah menjadi way of life di Indonesia, apalagi virus korupsi
telah menggerogoti generasi muda. Youth DepartementTransparancy International Indonesia,
Lia Toriana menyatakan bahwa pemahaman anak muda tentang integritas sebenarnya
cukuptinggi, hanya saja kondisi permisif dan tolerir  terhadap hal-hal yang tidak baik
mempengaruhi perilaku anak muda. Terlebih jika mereka sudah masuk kedalam sistem, untuk itu
sangat penting pembentukan karakter bagi generasi muda.Korupsi merupakan suatu tindakan
yang menyimpang dan melanggar etika serta merugikan pihak lain. Tahun 2006 Komisi
Pemberantasan Korupsi mendefinisikan korupsi sebagai semua penyalahgunaan penggunaan
kewenangan yang menyebabkan kerugian negara oleh karena itu dianggap sebagai tindak pidana.
Menurut KPK penyalahgunaan kewenangan dapat berbentuk:
a. suap menyuap.
b. penggelapan dalam jabatan.
c. perbuatan pemerasan.
d. perbuatan curang, dan
e. benturan kepentingan dalam pengadaan.

Tindakan korupsi merupakan sekumpulan kegiatan yang menyimpang dan dapat


merugikan orang lain. Kasus-kasus korupsi banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pada
lingkungan siswa di sekolah juga banyak ditemui praktek-praktek korupsi sederhana seperti
mencontek, berbohong, melanggar aturan sekolah, membolos, sering terlambat dalam mengikuti
sebuah kegiatan, dan terlambat masuk sekolah.Namun demikian hal kecil tersebut tidak boleh
dibiarkan karena dapat menjadi bibit penyebar budaya korupsi. Untuk itulah perlunya pendidikan
anti korupsi harus diberikan sejak dini dan dimasukkandalam proses pembelajaran mulai dari
tingkat pendidikan dasar, menengahsampai pendidikan tinggi.

2. Akibat Korupsi
Korupsi sudah sedemikian menggurita dalam kehidupan masyarakat, yang paling
dirugikan dalam hal ini adalah rakyat, karena sejumlah besar uang yang dikorupsi hakikatnya

33
adalah uang rakyat. Korupsi merupakan tindakan yang dapat menyebabkan sebuah negara
menjadi bangkrut dengan efek yang luar biasa seperti terhambatnya pembangunan nasional
disebabkan oleh hancurnya perekonomian sehingga menyengsarakan masyarakat. Efek
konkretnya adalah memperparah kemiskinan, pendidikan, pelayanan kesehatan menjadi mahal,
fasilitas umum seperti transportasi menjadi tidak aman serta rusaknya infrastruktur jalan,dan
yang paling berbahaya adalah meningkatnya angka pengangguran mengakibatkan angka
kriminalitas pun meningkat. Korupsi juga memperburuk citra bangsa Indonesia di mata
internasional.

3. Pendidikan Anti Korupsi (PAK)


Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat dan Negara
Indonesia, oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.Selama ini
upaya pemberantasan korupsi hanya fokus pada upaya menindak para koruptor (upaya represif),
tetapi sedikit sekali perhatian pada upaya pencegahan korupsi (upaya preventif). Pendidikan anti
korupsi merupakan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk generasi muda,melalui 3 jalur,
yaitu: 1) pendidikan di sekolah yang disebut dengan pendidikan formal, 2) pendidikan di
lingkungan keluarga yang disebut dengan pendidikan informal, dan 3) pendidikan di masyarakat
yang disebut dengan pendidikan nonformal. Pendidikan anti korupsi harus mengintegrasikan
domain pengetahuan (kognitif), sikap serta perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik).
Nilai-nilai PAK harus ditanamkan, dihayati, diamalkan setiap insan Indonesia sejak usia dini
sampai perguruan tinggi, bila perlu long life education, artinya nilai-nilai PAK menjadi nafas di
setiap waktu, setiap tempat semasa masih hidup.

4. Metode PAK di Sekolah


PAK sangat penting dilakukan melalui jalur pendidikan. Model penyelenggaraan PAK
dilakukan dengan 3 model yaitu: Model Terintegrasi dalam Mata Pelajaran, Model di Luar
Pembelajaran melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler, dan Model Pembudayaan/Pembiasaan Nilai
dalam seluruh aktivitas kehidupan siswa.
Tujuan yang ingin dicapai PAK adalah: 1) membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal
yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya
korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi,

34
2) menciptakan generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar anak tidak
melakukan korupsi sejak dini.
Merealisasi Kegiatan Pembelajaran Penanaman Nilai-Nilai Anti Korupsi Siswa di Sekolah:
Kurikulum PAK tidak berbentuk mata pelajaran, melainkan nilai-nilai anti korupsi
tersebut diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Nilai-nilai yang diajarkan dalam PAK adalah
kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, kedisiplinan, keberanian, keadilan, kesederhanaan,
kerja keras, dan tidak korupsi. Pendidikan ini mengarah kepada malu apabila tergoda untuk
melakukan korupsi, dan marah bila menyaksikannya. Nilai-nilai anti korupsi dirancang pada
mata pelajaran IPS yang terintegrasi dengan proses pembelajaran sebagai kurikulum
tersembunyi. Nilai-nilai anti korupsi secara eksplisit terintegrasi dengan mata pelajaran PKn dan
Pendidikan agama. Nilai-nilai PAK menjadi tanggung jawab semua guru mata pelajaran. Strategi
PAK di Sekolah dilakukan dengan cara mengintegrasikan beberapa nilai dan perilaku anti
korupsi ke dalam:

1) Pengembangan materi, metode, media, dan sumber belajar pada setiap mata pelajaran,
terutama mata pelajaran yang relevan.
a) PAK disesuaikan dengan dengan permasalahan kompleks dalam dunia
nyatayang mencakup 3 domainyaitu kognitif (pengalihan pengetahuan),
afektif (upaya pembentukan karakter), dan psikomotorik (kesadaran moral
dalam melakukan perlawanan) terhadap penyimpangan perilaku
korupsi.Media:yang dapat dipakai dalam pembelajaran PAK diantaranya:
tabel angka korupsi, media audiovisual seperti video-video yang berhubungan
dengan korupsi, studi pustaka tentang negara-negara maju yang hidup tanpa
korupsi, media Ular Tangga Anti Korupsi, dan dengan permainan Gobak
Sodor. Sumber Belajar: meliputi media cetak, media elektronik,
dokumentasi produk hukum, koran, majalah, buku, annnual report, kitab, CD,
internet, narasumber seperti penegak hukum (polisi, KPK, jaksa, hakim),
ulama,audio, visual, audio visual rekaman/ tayangan persidangan kasus
korupsi, dan UU terkait kasus korupsi.Pendekatan: Pembelajaran
kontekstual(Contextual Teaching and Learning) adalah sebuah pendekatan
pembelajaran yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran

35
dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Materi yang disampaikan melalui pembelajaran kontekstual dapat
menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan nyata. Strategi: PAK harus
memberikan experiential learning, yang tidak semata mengkondisikan para
peserta didik mengetahui, namun harus memberi kesempatan untuk membuat
keputusan dan pilihan untuk dirinya sendiri.Cooperative Learning merupakan
model pembelajaran dimana siswa belajar  dan  bekerja  dalam  kelompok-
kelompok kecilsecarakolaboratif  yang  anggotanya  terdiri  dari  4 
sampai 6 orang,struktur  kelompok  bersifat  heterogen. 

Keberhasilan belajar kelompoktergantung pada  kemampuan  dan  aktivitas 


anggota  kelompok baik  secara individual  maupun  kelompok.Metode:active
learning danstudent centered learning (SCL) merupakan model pembelajaran
yang dapat mengaktifkan anak didik. Siswa terlibat secara aktif dan kreatif
dalam proses pembelajaran, metode pemberian keteladanan, penelahan
berbagai modus operandi korupsi, serta studi kasus atau lapangan dan
pemecahan masalah, pelatihan kejujuran dan kedisiplinan. Model
pembelajaran yang berpusat kepada siswa diantaranya: Model Pembelajaran
Jigsaw, Investigasi Kelompok (Group Investigation), Student Team
Achievement Division (STAD), NHT (Numbered Head Together), Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving), Metode Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), debate, ex change partner, games, role
playing,  dan sebagainya. Evaluasi: Teknik evaluasi autentik mengukur aspek
verbal, kognitif peserta didik, juga mengukur karakter, keterampilan,
kewaspadaan dan cara berfikir siswa dalam mengatasi masalah. Evaluasi yang
dikembangkan dalam proses belajar pendidikan anti korupsi terdiri dari dua
macam, yaitu test dan non test. Evaluasi dengan test menggunakan pertanyaan
berbentuk essay untuk menguji pengetahuan (kognisi), sikap (afeksi), dan
tindakan (psikomotorik) terkait dengan sejumlah masalah korupsi.Non Tes

36
terdiri: kinerja, keterampilan, kumpulan hasil kerja (karya) siswa, potofolio
berisi berbagai pengalaman dan pemikiran tentang problem korupsi.

2) Pengembangan Berbagai Bentuk Kegiatan Kesiswaan


3) PAK yang terintegrasi dengan mata pelajaran dan proses pembelajaran
diimplementasikan di laboratorium warung kejujuran.Memberikan kepercayaan
kepada siswa untuk mengelola warung kejujuran adalah bentuk tanggung jawab siswa
kepada sekolah. Laboratorium warung kejujuran merupakan implementasi hasil
penanaman nilai-nilai anti korupsi di kelas. Adanya laboratorium warung kejujuran
menjadikan siswa memperoleh pengalaman secara langsung. Laboratorium warung
kejujuran melibatkan beberapa mata pelajaran, diantaranya mata pelajaran IPS yaitu
materi konsep jual beli, dan mata pelajaran PKn dan agama yaitu materi konsep
kejujuran. Penerapan warung kejujuran dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi
siswa tapi juga berguna bagi guru dan sekolah. Tujuan warung kejujuran adalah
membiasakan dan melatih nilai-nilai kedisiplinan, kemandirian, kejujuran, dan
tanggung jawab. Kelak siswa akan lebih bertanggungjawab dalam menghadapi
berbagai masalah di setiap langkah kehidupan serta membentuk sikap anti korupsi
siswa.
4) Dalam pelaksanaan kegiatan kesiswaan seperti OSIS, Pramuka, Kopsis, PMR, dan
sebagainya mulai dari rencana, keputusan rapat, pelaksanaan kegiatan, dan hasil
kegiatannya ditulis dalam jurnal kegiatan individual pengurus atau panitia yang
sewaktu-waktu dapat dicek oleh siapapun dan diumumkan secara tertulis di Papan
Informasi Kegiatan. Tujuannya agar dapat dibaca oleh seluruh warga sekolah. Untuk
itulah perlu ditumbuhkan rasa dedikasi, keikhlasan, rasa pengabdian, demokratis, dan
objektif dalam setiap sanubari anggota serta pengurus organisasi kesiswaan.
5) Pembiasaan perilaku di kalangan warga sekolah. Dalam melaksanakan pembiasaan-
pembiasaan perlu disampaikan pesan tentang sosialisasi dan ajakan untuk berperilaku
anti korupsi sehingga dapat menumbuhkan pola pikir, sikap, dan perilaku anti korupsi
di kalangan warga sekolah khususnya peserta didik:
6) Pembiasaan yang dapat dilakukan secara rutin diantaranya ceramah kultum oleh
seorang siswayang mewakili kelasnya secara bergiliran pada pagi hari sebelum masuk

37
jam pelajaran pertama. Ceramah dilakukan di suatu ruang khusus misal ruang OSIS
yang diperdengarkan melalui speaker yang sudah terpasang pada setiap kelas. Supaya
efektif maka guru yang mengajar pada jam pertama wajib datang lebih awal lalu
mengkondisikan siswa agar dapat berkumpul di masing-masing kelas secara tertib
dan bersama-sama mendengarkan dari siswa penceramah. Hal ini dapat menanamkan
sikap kedisiplinan, tanggungjawab serta kejujuran
7) Sekolah sudah seharusnya memiliki “Bengkel Anti Korupsi”, yang di dalamnya berisi
hasil-hasil karya siswa yang terbaik tentang anti korupsi, seperti poster-poster anti
korupsi, puisi, sajak, karikatur, cerpen, cergam, opini, dan ulasan anti korupsi. Di
“Bengkel Anti Korupsi” tersebut juga dibuatkan “Posko Benda Hilang”, yaitu tempat
penampungan barang-barang yang ditemukan siswa dengan dicatat ciri-ciri benda
tersebut, dan apabila ada siswa yang merasa bahwa barang miliknya hilang bisa
datang ke “Bengkel Anti Korupsi” tepatnya di “Posko Benda Hilang”. Setelah siswa
yang kehilangan barang tersebut menyebutkan ciri-ciri barangnya yang hilang, dan
ternyata cocok dengan barang yang ditemukan tersebut, barulah barang dapat diambil.
8) Ditekankan pada siswa untuk sholat dhuhur secara berjamaah bersama guru-guru saat
istirahat kedua. Untuk itulah sekolah harus mengkondisikan agar siswa mempunyai
waktu lebih banyak untuk persiapan sholat sampai dengan pelaksanaan sholat,
kemudian dilanjutkan istirahat siswa. Misalnya jam istirahat kedua diberikan waktu
ishoma selama 20 menit, hal tersebut melebihi jam istirahat pertama yang hanya 10
menit.
9) Metode keteladanan. Para guru memberikan keteladanan kepada siswa dalam setiap
langkah yang dilakukan guru, diantaranya tepat waktu masuk kelas maupun ke luar
kelas, bersikap adil kepada siswa, bersikap jujur kepada siswa diantaranya tepat
secara keilmuan dalam memberikan materi pelajaran. Apabila ada pertanyaan dari
siswa yang tidak diketahui oleh guru, maka guru harus mengakui, serta tidak boleh
sembarangandalam menjawab pertanyaan siswa tersebut. Hal ini menunjukkan
kejujuran keilmuan seorang Pendidik.
10) Model pendidikan anti korupsi dapat dimulai dari hal-hal sederhana, seperti
kepedulian terhadap lingkungan yang ditunjukkan oleh keberanian siswa dalam
menegur temannya bila berbuat salah. Contoh ada teman yang membuang sampah di

38
sembarang tempat atau menjumpai teman yang sedang merokok, bersikap tidak sopan
terhadap guru atau sesama teman, maka harus berani menegur. Hal ini menunjukkan
keberanian siswa untuk mengingatkan ketika ada teman yang berlaku salah.

Rakyat Indonesia dan generasi muda khususnya harus bangkit melawan penyakit korupsi
stadium kronis,jangan sampai korupsi menggerogoti setiap sendi kehidupan masyarakat di
Indonesia.Untuk itu marilah kita sukseskan PAK, hal-hal yang harus diperhatikan dalam PAK
adalah:
Guru harus pintar memilih metode mengajar yang variatif, menyenangkan,serta
mengaktifkan siswa, sehingga para siswa merasa nyaman dengan penambahan materi pendidikan
anti korupsi yang diintegrasikan di dalam pelajaran. Apabila siswa merasa terpaksa dalam
menerima PAK maka dikhawatirkan hal ini akan menyusahkan anak didik, karena muatan materi
sudah demikian sesak dengan mata pelajaran yang harus dipelajari dan diujikan.Bila terjadi
demikian nantinya anak didik akan terjebak dalam kewajiban mempelajari materi kurikulum
antikorupsi yang pada akhirnya akan memunculkan antipati terhadap PAK. 
Pembelajaran jangan menekankan pada aspek hafalan saja atau indoktrinasi, namun harus
memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan pilihan untuk dirinya sendiri (siswa). Maka
model pengajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir para siswa serta dapat
membangun komunikasi yang dialogis haruslah diutamakan, caranya dalam pembelajaran 
dihindari metode hafalan di mana peserta didik menghafal teksatau kalimat tertentu dari buku
pelajaran yang dipelajarinya.
Guru dalam memberikan contoh-contoh sebaiknyamenyajikan persoalan-persoalan
kontemporer ke dalam materi pelajaran. Apabila hal ini diterapkan diharapkan mampu memicu
pemikiran siswa semakin luas, sikap kritisnya tumbuh, dan daya kreatifnya berkembang.
Pada setiap memperingati hari-hari besar nasional dan keagamaan, atau pada akhir semester
diadakan:
1) lomba-lomba antar kelas maupun individu yang bertema anti korupsi, diantaranya lomba
pidato, melawak, membuat serta membacakan puisi anti korupsi, poster-poster anti
korupsi, karikatur anti korupsi, dan cerpenanti korupsi

39
2) Mengundang narasumber dari: kepolisian, KPK, kejaksaan, kehakiman, ulama yang
dapat memberikan wawasan dan memotivasi siswa untuk bersikap anti korupsi di segala
bidang kehidupan, menayangkan film-film anti korupsi
3) Pameran karya siswa di Bengkel Anti Korupsi Merubah gaya
pemikiran(mindset)generasi muda sekarang yang mempunyai anggapan bahwa orang
sukses itu adalah orang kaya, hartanya banyak, dan kariernya mapan. Tanamkan
pemikiran bahwakesuksesan yang hakiki hanya diperoleh dari kerja keras dan kesediaan
berbagi banyak manfaat pada sesama.?
4) Membuat situs sekolah yang khusus membahas artikel mengenai anti korupsi agar siswa
sebagai generasi muda lebih pro aktif dalam pemberantasan korupsi. Para pemuda
sebagai aset suatu bangsa yang tak ternilai harganya harus memiliki tujuan hidup yang
jelas, integritas dan tidak bergeming dengan cobaan dan godaan korupsi

Ditekankan kepada anak untuk memilih lingkungan bergaul yang baik, karena
lingkungan dapat menjadi penentu perilaku seseorang. Lingkungan menjadi faktor penting dalam
menentukan perilaku seseorang itu menjadi baik atau buruk.

B. Penanaman Nilai Anti Korupsi bagi Mahasiswa

Kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan
masyarakat. Sebagai calon pemimpin masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki rasa
kepedulian terhadap lingkungannya. Baik di lingkungan kampus maupun lingkungan di luar
kampus.

Upaya yang bisa dilakukan sebagai wujud kepedulian diantaranya adalah dengan
menciptakan suasana kampus sebagai rumah kedua. Hal ini dimaksudkan agar kampus menjadi
tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun ekstra-kurikuler tanpa adanya batasan
ruang gerak. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk menggalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa yang
membutuhkan. Adanya aksi tersebut maka interaksi mahasiswa satu dengan yang lain akan
semakin erat. Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses mahasiswa kepada dosen di

40
luar jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan juga meningkatkan peran dosen sebagai
fasilitator, dinamisator, dan motivator.

Kondisi mandiri bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri yaitu
dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Hal
ini penting untuk masa depan dimana mahasiswa tersebut harus mengatur kehidupannya dan
orang-orang yang berada di bawah tanggungjawabnya sebab sebab tidak mungkin orang yang
tidak dapat mandiri (mengatur dirinya sendiri) akan mampu mengatur hidup orang lain. Karakter
kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk mengerjakan semua tanggungjawab dengan
usahanya sendiri dan bukan orang lain (Supardi 2004).

Sugono (2008) menyatakan bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
Dalam mengatur kehidupan kampus baik akademik maupun sosial mahasiswa perlu hidup
disiplin. Manfaat hidup disiplin yaitu mahasiswa dapat mencapai tujuan hidupnya dengan waktu
yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu
kepercayaan.

Sugono (2008) menyebut definisi tanggungjawab adalah keadaan wajib menanggung


segala sesuatunya (kalau terjadi apap-apa boleh di tuntut, dipersalahkan dan di perkatalan).
Mahasiswa yang memiliki rasa tanggungjawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan
tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggungjawab.

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata kemauan menimbulkan asosiasi
dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri,
keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan, laki-lakian dan pantang mundur. Bekerja
keras merupakan hal yang penting guna tercapainya hasil sesuai dengan terget.

Gaya hidup sederhana sangat penting bagi mahasiswa, gaya hidup sederhana mahasiswa
dibiasakan hidup tidak boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
kebutuhannya. Dalam menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk
memproritaskan kebutuhan atas keinginannya. Membentuk sikap keberanian mahasiswa dituntut
untuk tetap berpegang teguh pada tujuan. Mahasiswa memerlukan keberanian untuk mencapai
kesuksesan. Mengembangkan sikap keberanian demi mempertahankan pendiriannya dan

41
keyakinannya, mahasiswa harus mempertimbangkan berbagai masalah dengan sebaik-baiknya.
Pengetahuan yang mendalam menimbulkan perasaan percaya kepada diri sendiri.

Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak.
Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa perkuliahannya agar mahasiswa
dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar.

1. Dampak setelah mengikuti Pendidikan Antikorupsi

Pendidikan Antikorupsi dimaksudkan supaya setelah mengikuti pendidikan antikorupsi


orang tersebut bisa lebih kritis terhadap korupsi. Dampak dari mahasiswa yang telah mengikuti
pendidikan antikorupsi antara lain mengetahui bahaya dari tindak pidana korupsi. Bahaya tindak
pidana korupsi antara lain dalam bidang ekonomi korupsi merusak perkembangan ekonomi suatu
negara. Jika suatu aktivitas ekonomi dijalankan dengan unsur-unsur korupsi, maka pertumbuhan
ekonomi yang diharapkan tidak akan tercapai. Menimbulkan efek pada kurangnya investasi dan
kepercayaan. Hal ini dikarenakan para infestor menjadi ragu dan takut untuk mempercayakan
modalnua untuk dikelola didaerah yang korup. Tentunya dengan tidak adanya investor maka
perputaran ekonomi di suatu daerah menjadi lambat atau bahkan berhenti. Dibidang politik,
kekuasaan yang di capai dengan korupsi akan

2. Faktor Penunjang dan Penghambat Pendidikan Antikorupsi

Pelaksanaan pendidikan Antikorupsi terdapat hal-hal penunjang keberhasilan pelaksanaan


pendidikan antikorupsi, yaitu kesadaran dalam diri sendiri. Pendidikan faktor kesadaran diri
sangat diperlukan, hal ini dikarenakan kesadaran diri sendiri merupakan salah satu faktor penting
dalam dunia pendidikan. Jika diri sudah sadar akan pentingnya pendidikan antikoruspi maka
materi yang disampaikan akan mudah di terima. Namun sebaliknya, jika diri ini belumsadar akan
pentingnya pendidikan antikorupsi maka materi yang akan di sampaikan tidak akan bisa
diterima.

Faktor yang lain yaitu faktor media dan sumber belajar. Media sangat di perlukan dalam
proses pembelajaran. Hal ini karena media dapat mengefektifkan proses pembelajaran. Adanya
media, dosen akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu ada
sumber belajar. Sumber belajar bisa berbentuk buku, guru, maupun sumber belajar elektronik.

42
Sumber belajar juga salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan Antikorupsi. Dengan
adanya sumber belejar siswa/mahasiswa bisa belajar sendiri tanpa adanyaa himbauan dari guru.

Faktor penunjang keberhasilan yang lain yaitu pemilihan strategi pembelajaran.


Pemeilihan strategi pembelajaran hendaknya di sesuaikan dengan materi yang akan di
sampaikan. Selain itu strategi pembelajaran juga di sesuaikan dengan kondisi para siswa tersebut.

Ada faktor penunjang keberhasilan ada juga faktor penghambat keberhasilan pendidikan
antikorupsi, antara lain faktor lingkungan. Faktor lingkungan mempunyai peran yang fital dalam
membentul watak seseorang. Karane watak seseorang tergantung pula kondisi lingkungannya.
Jika lingkungan kita sudah terbiasa melakukan korupsi maka pendidikan antikorupsi akan sulit.

Pemilihan media dan strategi pembelajaran yang kurang tepat. Ketepatan pemilihan
media sangan penting bagi proses pembelajaran. Karena proses belajar akan efektif jika media
dan strategi yang digunakan sesuai dengan materi yang di ajarkan. Jika salah dalam memilih
media dan strategi maka pembelajaran akan membosankan dan siswa akan merasa jenuh
sehingga tidak memperhatikan materi yang di sampaikan.

C. Penerapan Nilai Anti Korupsi pada PNS dan Tenaga Kerja lainnya

JUJUR nilai ini memiliki posisi yang sangat penting untuk melahirkan PNS yang anti korupsi,
sebagai seorang PNS maka miliilah sikap kejujuran ini, nilai jujur memang sangat mudah
diucapkan namun untuk mewujudkannya menjadi karakter maka kita membutuhkan tekad yang
kuat dan komitmen, jujur bisa diibaratan merupakan sebuah konsistensi antara ucapan dengan
tindakan ,apa yag yang kita ucapkan dan yakini maka hal tersebut kita wujudkan dan
implementasikan melalui sebuah tindakan, masalah kejujuran memang merupakan sebuah barang
yang paling mahal.

Namun yakinlah kalau PNS memiliki sikap ini maka karir akan meleset cepat sekali dan
sebaliknya jika tidak memiliki sikap ini maka yakinlah diri akan terjatuh dari posisi anda bisa
saja disebabkan karena melakukan korupsi dan dipenjara, peoatah pernah mengatakan bahwa
kalau kita kehilangan uang maka kita kehilangan sedikit, kalau kita kehilangan kesehatan maka

43
kita kehilangan banyak akan tetapi kalau kita kehilangan integritas maka kita akan kehilangan
segala-galanya. Permasalahan korupsi tentunya muncul dari ketidakjujuran, karena itu sikap jujur
mampu mencegah kita untuk menjadi koruptor

Disiplin nilai disiplin harga mati bagi seorang PNS, disiplin bisa dikatakan merupakan sebuah
sikap untuk taat kepada norma yang ada baik norma hukum, maupun norma agama,penyebab
korupsinya tentunya disebabkan oleh kurang taatnya kita terhadap sebuah aturan, karena itu
perlu memuouk sebuah kesadaran bahwa ketaatan terhadap sebuah aturan yang ada akan mampu
menciptakan lingkunga kerja yang baik.

Disiplin tetunya harus dimiliki seorang PSN termasuk bagaimana disiplin terhadap jam kerja
kalam jam kerja dikantor jam 7 30 maka datanglah kekantor sebelum jam 7 30 dan jangan
sebaliknya datang pada jam 8 maka yang rugi tentunya negara dan masyarakat yang sudah
menggaji kita dari pajak yang kemudian masuk ke APBN/APBD.

Peduli, Peduli merupakan sikap anti korupsi yang harus juga dimiliki seorang PNS/ASN
penyebab korupsi sala satunya juga disebabkan oleh kurang kepedulian kita terhadap lingkungan
dan organisasi yang kadang melakukan perbuatan korupsi dan kecurangan, acu atk acuh kadang
menjadi prinsip kita sehinggah kurang mempedulikan permasalahan korupsi, karena itu sebagai
PNS tentunya kita harus memiliki sikap kepedulian ini jika menemukan hal-hal yang berbau
korupsi karena itu mari bersama sama KPK kita tanamkan kepudilian dan berani melaporkan ke
KPK jika menemukan hal-hal yag diduga tindak pidana korupsi.

Tanggung Jawab, PNS tentunya harus meiliki sikap tanggung jawab terhadap apapun yang
dilakukan termasuk jika melakukan kesalahan maka tentunya harus berani untuk bertanggung
jawab, tanggung jawab tentunya sebauh kesadaran yang harus terpatri dalam mindset kita bahwa
apapapun yang kita lakukan tentunya akan kita pertanggung jawabkan apalagi jika kita menjalani
profesi sebagai PNS pertanggung jawaban kita sangat besar selain bertanggung jawab kepada
masyakarat.

Kita juga dibebani tanggung jawab kepada bangsa dan negara dan khususnya tanggung jawab
kepada tuhan karena pada saat pengangkatan menjadi PNS kita disumpah atas nama tuhan sesuai

44
dengan agama dan kepercayaan masing-masing karena itu berbuat baiklah selama menjadi PNS
karena apapun yng kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan .

Kerja keras, PNS tentunya harus bekerja keras ,kalau disitilakan bekerja 3 AS, yakni bekerja
keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, penyebab korupsi tentunya bisa disebabkan karena kita tidak
mau bekerja keras, kalau pengen beli mobil tentunya harus bekerja keras jangan menempuh jalan
pintas dengan menerima suap kemudian uang suap tersebut dipergunakan untuk membeli mobil,
melawan korupsi tentunya harus dipenuhi degan kerja keras dan jangan pernah menempuh jalan
pintas untuk mencapai impian anda termasuk menyuap untuk menjadi PNS maupun Polisi karena
itu lakukanlah kerja keras dan yakin anda akan sampai ditujuan.

Sederhana ,nilai berikutnya adalah sederhana kesederhanaan tentunya harus dimiliki seorang
PNS termasuk cari berpikir dan bersikap serta bertindak , penyebab korupsi sala satunya juga
disebabkan oleha gaya hidup mewah maupun hedonis, karena itu melawan korupsi bisa dimulai
dari membiasakan pikiran dan hidup kita penuh dengan kesederhaan mulai dari pengunaan HP
yang tidak terlalu mahal sampai dengan baju mapun kendaraan , dan yang lebih utama pola piir
yang sederhan dalam memberikan layanan publik kepada masyarakat dengan berprinsip kalau
bisa dipermudah kenapa dipersulit..

Mandiri, melawan korupsi tentunya harus dimulai juga dari sikap mandiri kita harus mewakili
kemandirian dalam bersikap maupun bertindak, ketika kita bekerja dengan penuh kemandirian
maka yakinlah korupsi tidak akan terjadi. Karena kemandirian dalam bekerja jauh dari hal hal
yang mampu mempengaruhi kita dalam bertindak.

Berani, melawan korupsi tentunya perlu keberanian karena itu kita memerlukan sikap
keberanian apalagi sebagai PNS tentunya kita harus memiliki sikap berani jika menemukan
indikasi korupsi diinstansi dengan berani melaporkan hal tersebut termasuk berani menentang
sikap atasan jika melanggar norma hukum.

Adil. Sikap adil ini tentunya harus dimiliki adil dalam hal ini adalah kemampuan untuk bertindak
tanpa membeda bedakan ,adil sesuai dengan aturan sesuai dengan norma yang ada seorang PNS
wajib memiliki sikap ini sebagai akar yang terpatri dalam pola pikirnya, melayani masyarakat
tentunya harus dilayani secara adil tidak membeda bedakan.

45
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Korupsi sebagai sebuah bentuk konsepsi mengalami pemaknaan yang beragam. Mulai
pemaknaan yang bersifat etimologis, terminologis, sampai levelisasi korupsi. Sebagai sebuah
penyimpangan, korupsi tidak hanya berlangsung pada ranah kekuasaan untuk mencari
keuntungan materi juga dalam bentuk penyimpangan kepercayaan yang ada pada setiap orang.
Korupsi bukan hanya milik pemerintah, tapi juga sektor swasta bahkan lembaga pendidikan.
Korupsi tidak hanya berlangsung pada level struktural, tapi juga kultural.

Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menghilangkan, atau
setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi tersebut.

46
Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam
dalam diri setiap individu. Nilai-nilai anti korupsi tersebut antara lain meliputi kejujuran,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, keberanian, dan keadilan.
Nilai-nilai anti korupsi itu perlu diterapkan oleh setiap individu untuk dapat mengatasi faktor
eksternal agar korupsi tidak terjadi.

B. SARAN

Jauhilah korupsi,karena korupsi selain merugikan orang lain juga merugikan diri kita
sendiri. Selain dilarang oleh agama juga ada hukum pidana baik yang memberi maupun yang
menerima suap.

DAFTAR PUSTAKA

Kemindikbud RI.2011. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kemendikbud

Kurniawan.2010.Akuntabilitas Publik: Sejarah, Pengertian, Dimensi dan Sejenisnya.Jakarta

Pierre,Jon.2007. Handbook of Public Administrasion,Londen: SAGE Publication Ltd.

Prasojo,Eko.2005.Demokrasi di Negeri Mimpi:Catatan Kritis Pemilu 2004 dan Good


Govermance.Depok:Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI

47

Anda mungkin juga menyukai