Bab I Proposal
Bab I Proposal
PENDAHULUAN
suatu bangsa, terlebih di era reformasi dan globalisasi seperti sekarang ini sangat
bagi perubahan dan dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa. Karena itu,
kelangsungan hidup individu dan masyarakat akan terjamin. Dalam hal ini
peserta didik secara utuh dan terintegrasi tetapi untuk memudahkan pengkajian
1
dan pembahasan biasa diadakan pemilahan dalam aspek-aspek intelektual, sosial,
Oleh sebab itu, pendidikan menjadi sesuatu hal yang penting dan utama.
hal ini dapat dilihat dari sistem pendidikan nasional pada bagian isi pembukaan
Undang-undang Dasar (UUD) 1945 alinea ke-IV bahwa salah satu tujuan nasional
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
nasional.
adalah salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan diranah dunia
wajib yang harus diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan
1
Syafaruddin, dkk, (2012), Inovasi Pendidikan (Suatu Analisis Terhadap
Kebijakan Baru Pendidikan), Medan: Perdana Publishing, h, 1
2
tinggi. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di
Indonesia.
secara non resmi, santai, dan bebas. Dalam pergaulan dan perhubungan antar
warga yang dipentingkan adalah makna yang disampaikan.2 Hal yang paling
dilakukan sejak dini yakni mulai dari sekolah dasar nantinya digunakan sebagai
landasan untuk jenjang yang lebih tinggi. Keterampilan bahasa mempunyai empat
penugasan dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode yang itu-itu saja dan
monoton membuat peserta didik menjadi cepat bosan dalam mengikuti proses
2
Junaidi, (2018), Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD, Medan: Perdana
Publishing, h, 9
3
yang masih berpusat pada guru, sehingga siswa tidak memiliki aktivitas yang baik
penelitian di SDN 056623 Hinai Kanan Kecamatan Hinai sebagai berikut: bahwa
masih rendah. Rendahnya kualitas proses dan hasil kemampuan menulis teks puisi
peserta didik SDN 056623 Hinai Kanan Kecamatan Hinai ini disebabkan
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari peran dan tugas guru, sikap
dan respon saat peserta didik melalukan proses pembelajaran, metode yang
digunakan tidak inovatif lebih banyak ceramah, materi teori, evaluasi yang
dilakukan oleh guru, serta media yang digunakan. Selama proses pembelajaran
konsentrasi sehingga guru menegur peserta didik tersebut untuk fokus kembali ke
didik yang menjawab cenderung peserta didik yang sama sehingga beberapa
peserta didik yang lain terlihat duduk dan hanya melihat. Hal ini sangat
adalah hasil ulangan harian mata pelajaran bahasa Indonesia materi Menulis teks
Tabel 1.1
Hasil Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi
Menulis Teks Puisi Di kelas IV SDN 056623
Hinai Kanan Kecamatan Hinai
4
70
1 IV A 16 5 3 - 24
2 IV B 15 5 - - 20
Jumlah 31 10 3 - 44
pada tanggal 21 Januari 2020, kenyatannya bahwa nilai dari tes nilai ulangan
harian Bahasa Indonesia materi menulis teks puisi oleh peserta didik banyak yang
sekolah. Aktifitas belajar mengajar di SDN 056623 Hinai Kanan berpusat pada
menjadi pasif. Akibat dari aktivitas peserta didik yang kurang baik (pasif) dalam
proses pembelajaran di kelas, maka hal tersebut berpengaruh pada hasil belajar
peserta didik
konvesional dalam mengajar dan guru kesulitan membuat peserta didik aktif
dikelas. Metode yang dipakai guru tidak inovatif lebih banyak ceramah, masih
potensi-potensi yang ada pada diri peserta didik agar secara leluasa dapat
5
mengorganisasikannya menjadi puisi. Dengan demikian, kegiatan menulis teks
pilihan kata secara cermat, memilih rima yang indah, serta mengorganisasikannya
dalam proses belajar mengajar yang secara optimal dilaksanakan oleh guru dan
peserta didik, maupun antara peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi antara
guru dan peserta didik yang optimal memiliki dampak pada peningkatan
dalam model pembelajaran yang dipilih memiliki peranan yang sangat penting
dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang dapat menunjang tercapainya
juga nantinya akan mendorong tumbuhnya minat belajar peserta didik yang
bertahan lama untuk tetap fokus dalam proses pembelajaran, tentunya harus
peserta didik.
3
Intan Kumala Sari, dkk “Penerapan Metode Quantum Learning Dengan
Teknik Pengelompokan (Clustering) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Puisi Pada Siswa Sekolah Dasar” BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, Volume 2, No. 1,
2013). Hal 2-3
6
Dari penjelasan diatas, solusi yang dapat dilakukan oleh guru adalah
Bahasa Indonesia. Peserta didik juga dilatih untuk berperan aktif dalam kegiatan
Kecamatan Hinai. Untuk itulah dalam penelitian ini kegiatannya didesain agar
2019/2020”
B. Identifikasi Masalah
7
2. Pemilihan metode atau model pembelajaran kurang sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
pembelajaran.
C. Perumusan Masalah
terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 056623 Hinai Kanan
Kecamatan Hinai ?
D. Tujuan Penelitian
terhadap hasil belajar peserta didik kelas IV SDN 056623 Hinai Kanan
Kecamatan Hinai.
Learning.
E. Manfaat Penelitian
8
1. Bagi Guru
mengajar.
2. Bagi Siswa
3. Bagi sekolah
4. Bagi peneliti
9
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Kerangka Teori
1. Hasil Belajar
memperoleh kepandain atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
diri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Secara umum belajar dapat
telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan
sebelumnya.5
Dalam defenisi lain dijelaskan bahwa belajar merupakan suatu aktifitas yang
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari.
yang dinayatakan dalam cara tingkah laku yang baru sebagai hasil dari
4
Departemen Pendidikan Kebudayaan, (2001), Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, hal. 125
5
Sumiati dan Asra, (2016), Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, hal.
38-48
10
pengalaman. Belajar juga merupakan usaha sungguh-sungguh dengan sistematis,
mendayagunakan semua potensi yang dimiliki baik fisik, mental panca indera,
otak. Demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakar, minat dan
sebagainya.6
perubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
adalah suatu usaha manusia yang sangat penting dalam perubahan di dalam
kepribadian yang berupa kecakapan diri sebagai kebiasaan, dan sebagai suatu
kepandaian.
belajar dalam perspektif agama Islam. Belajar merupakan kewajiban bagi setiap
dikemukakan dalam hadits yang sesuai dengan dalil Nabi Muhammad SAW:
6
Mardianto, (2013), Teknik Pengelompoka Siswa, Cet.1, Medan: IAIN Press, hal.
13
7
Pupuh Fathurrahman, (2007), Strategi Belajar Mengajar : Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum di Konsep Islami, Bandung:
PT Refika Aditama , h, 5-6
11
Penjelasan dalil diatas dapat dimaknai bahwa menuntut ilmu itu
diwajibkan bukan saja kepada laki-laki dan kepada perempuan. Tidak ada
perbedaan bagi laki-laki ataupun perempuan dalam mencari ilmu, semua wajib,
hanya saja bahwa dalam mencari ilmu itu harus tetap sesuai dengan ketentuan
Islam.
membaca. Surat ini diturunkan pada bulan Ramadhan sebagai surat keputusan
pengangkatan Nabi Muhammad Saw, sebagai rasul Allah yang terakhir. Media
perantara belajar berawal dari membaca. Melalui pintu membaca seseorang akan
Menurut Tafsir Ibnu Katsir, tafsiran dalam ayat ini menjelaskan Aisyah ra.
Berkata:
12
membaca), maka didekapnya untuk kedua kalinya sehingga terasa lelah,
kemudian dilepas dan langsung diperintah iqra’. Jawab Nabi :Maa ana bi
qarii’ maka didekap untuk ketiga kalinya sehingga setelah habis tenaga,
kemudian dilepas dan diperintah: iqra’ bismi robbikal ladzi kholaqa.
Kholaqal insaa na min alaq. Iqra’ warobbukal akram .alladzi allama bil
qalam. Allamal insaa na maa lam ya’lam. Setelah dibaca oleh Nabi Saw
maka pergilah jibril dan Nabi Saw langsung turun dari bukit dan sambil
gemetar tubuhnya sehingga masuk ke rumah Khadijah dan berkata:
zammiluna, zammiluna(selimuti aku, selimuti aku), maka diselimuti
Khadijah sampai hilang rasa takutnya dan gemetarnya.
Ayat pertama diturunkan Allah dari Al-quran dan ia berupa rahmat Allah
terbesar untuk umat manusia, dalam ayat-ayat permulaan inilah Allah menyuruh
kebesaran Allah di alam ini, tetapi bacaan, perhatian itu harus dilandasi dengan
mengharap selalu petunjuk hidayah dari Allah SWT, Allah telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, juga untuk mengenal kemurahan Tuhan yang
belajar karena belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah sebagian
hasil yang dicapai seseorang yang mengalami proses belajar mengajar, dengan
terlebih dahulu mengadakan evaluasi dan proses belajar yang dilakukan untuk
memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik tolak dan pengertian
Hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama
atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta
8
Salim Bahraisy, dkk, (1993), Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid VIII,
Surabaya: Bina Ilmu, hal.350.
9
Khadijah, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Cet.1, Bandung: Cita pustaka
Media, hal. 97
13
dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih
baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja
sebagai akibat dari proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek
tingkah laku secara menyeluruh baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, hal
ini sejalan dengan teori Bloom ”bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah yaitu, kognitif (hasil belajar yanag terdiri dari
kordinasi neuromuscular)”.11
belajar agar terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam bentuk
dalam penelitian ini adalah ranah kognitif, dikarenakan variabel yang diukur
penelitian ini adalah hasil belajar, yaitu pemahaman siswa setelah mendapatkan
penelitian.
10
Sulastri, dkk, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo
Makmur Kecamatan Bumi Raya”. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1, hal. 92
11
Nurmawati, (2016), Evaluasi Pendidikan Islam, Bandung:Citapustaka Media,
hal.53.
14
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan
sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Kemudian tugas utama guru
dalam kegiatan ini adalah merancang instrument yang dapat mengumpulkan data
ingin dijelaskan disini adalah faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari sisi
yang ada dalam prose situ sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
12
Wina Sanjaya, (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Cet.1,
Jakarta:Kencana, hal.47.
15
rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan baatin,
minggu belajarnya.
yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua kehidupan adalah energi.
Pada sisi lain, dalam pembelajaran Quantum diyakini juga adanya keberagaman
dan indeterminisme. Tubuh manusia secara fisik adalah materi. Sebagai peserta
fisika Quantum, melainkan aplikasi dalam pembelajaran. Salah satu konsep dasar
dari metode ini adalah belajar harus mengasyikkan dan berlangsung dalam
13
Sulastri, dkk, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Limbo
Makmur Kecamatan Bumi Raya”. Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1, hal. 93
16
suasana gembira, sehingga pintu masuk untuk informasi baru lebih besar dan
seorang ibu rumah tangga yang kemudian terjun dibidang bisnis, property dan
Quantum Learning juga dapat diartikan pula metode belajar yang efektif
untuk semua tipe orang dan segala usia yang menghasilkan semacam kemampuan
atau kompetensi yang berlipat ganda. Filosofi dari Quantum Learning adalah agar
(the condition should be fun). Dengan kondisi yang menyenangkan siswa dapat
Bobbi De Porter, Mark, dan Sarah yang mengatakan bahwa Quantum Learning
14
Ramayulis, (2010), Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, hal. 225
15
Jumanti Handayani, (2014), Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter, Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 71
17
Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan, kerangka perancangan
1. Tumbuhkan
nyata. Sehingga peserta didik tahu apa manfaat dari apa yang
2. Alami
mengetahui”.
3. Namai
4. Demonstrasi
5. Ulangi
16
Cahyo Hasanudin, dkk, “Implementasi Model Pembelajaran Quantum
Learning dengan Media Aplikasi Bamboomedia Bmgames Apps Sebagai Upaya Melatih
Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar”, SEMNASBAHTERA,
18
Rekatkan kembali keseluruhan
6. Rayakan
Quantum:
yakni;
b) Segalanya bertujuan
dirayakan
19
diartikan sebagai pembentukan keunggulan, bahkan keunggulan
berikut:
yang dapat membuat peserta didik merasa aman dan nyaman, dengan
segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada peserta didik yang
17
Ramayulis, (2010), Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, hal. 228
18
Ramayulis, (2010), Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam
Mulia, hal. 230
20
telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencomooh
4. Membiasakan mencatat
5. Membiasakan membaca
Ada berbagai macam gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didik,
Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka
mencoba dan senang bemain. Dengan adanya sikap kreaif yang baik
belajarnya.
21
8. Melatih kekuatan memori
Quantum Learning.
dalam belajar.
19
Jurnal Munir. M.T, ”Penerapan Metode Pembelajaran Quantum Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK)”,
22
e. Konsep Quantum Learning yang bersandar pada
kehidupan.
23
e. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus
yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan
sebagai lambang dan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata atau
kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,
menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun lebih jauh bahwa
bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti
alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi
20
Aris Shoimin, (2017), 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum
2013, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, Hal. 146-147
24
sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi,
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa ini telah tumbuh
nasional adalah bahasa yang menjadi bahasa standar di negara multilingual karena
sesuai dengan kaidah dasar. Bahasa Indonesia digunakan secara non resmi, santai,
dan bebas.23
telah tumbuh dan berkembang dan terus berkembang dan dikembangkan oleh
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dari bahasa asalnya bahasa Melayu seolah-
olah telah tumbuh dan menjelma menjadi bahasa baru. Bahasa Indonesia kini
berbagai bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya dalam arti yang luas.
terjadi. Bahasa Indonesia akan senantiasa tumbuh dan berkembang sebagai sarana
25
bukan negara dwibahasa atau tribahasa, bahasa Indonesia adalah bahasa yang
terpenting dan merupakan bahasa negara. Oleh karena itu, setiap orang Indonesia
bangsa. Untuk itu, fungsi mata pelajaran bahasa Indonesia kini dan masa depan,
suatu alat komunikasi bagi para warga negara Indonesia, dimana bahasa Indonesia
kehidupan bangsa.
24
Yuentie Sova Puspidalia, (2012), Problematika Pembelajaran Bahasa
Indonesia di MI/SD dan Alternatif Pemecahannya, Volume 10, Nomor 1, hal. 123.
26
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.25
sebagai mata pelajaran yang mudah dan tidak perlu dipelajari secara serius. Hal
ini berbeda dengan mata pelajaran yang lain. Apalagi, mendapatkan nilai baik
untuk pelajaran bahasa Indonesia bukanlah hal yang biasa. Dari sinilah,
disebabkan sikap para siswa dan masyarakat terhadap pelajaran bahasa Indonesia.
Indonesia.
Untuk lebih jelas, secara umum akan dipaparkan fungsi bahasa dalam
sikap, gagasan, emosi jiwa, dan tekanan-tekanan perasaan lisan maupun tertulis.
Bahasa berfungsi sebagai alat ekspresi jiwa dapat menjadi media untuk
menyatakan eksistensi (keberadaan diri), pembebasan diri dari tekanan emosi dan
27
Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya
sebuah karya ilmiah pun adalah sarana pengungkapan diri seorang ilmuwan untuk
menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu. Jadi, kita dapat
menulis untuk mengekspresikan diri kita atau untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Alat Komunikasi
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
kita, melahirkan perasaan kita, dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat
kepada orang lain. Karena pada hakikatnya manusia tidak dapat hidup tanpa
lisan maupun tulisan, sedangkan dari sisi arah komunikasi dapat dilakukan secara
3. Alat Beradaptasi
28
Sebagai alat untuk beradaptasi, bahasa digunakan manusia untuk
menyesuaikan diri atau berbaur dengan anggota masyarakat di mana manusia itu
dimasukinya.27
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan ita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang akan kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Sebagai alat control sosial, bahasa sangat efektif. Control sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial.
27
Mulyati, (2015), Terampil Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Prenadamedia Group, hal. 6
29
Contoh agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat
kontrol sosial. Lebih lanjut lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol
sosial.
pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk meningkatkan kemampuan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk
1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
28
Junaidi, dkk, (2018), Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Madrasah
Ibtidaiyah/Sekolah Dasar, Medan: Perdana Publishing, hal. 15-16
30
4) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
berbahasa,
interaksi dan komunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
sebagai berkut:
1) Mendengarkan
terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis
dengan itu. Dalam situasi mendengarkan noninteraktif tersebut kita tidak dapat
29
Isah Cahyani, (2012), Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, Cet.2,Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, hal. 53-54
31
meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang
2) Berbicara
lawan bicara memperlambat tempo bicara darilawan bicara. Kemudian, ada pula
dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat
televisi.
3) Membaca
4) Menulis
32
di atara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya.Ini karena menulis bukanlah
lingkungan,
selanjutnya.
kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dari SD, SMP, SMA.
tulisan pada dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan
agar dapat dipahami dan diterima orang lain. Tulisan dengan demikian menjadi
salah satu sarana berkomunikasi yang cukup efektif dan efesien untuk
menjangkau khalayak masa yang luas. Atas dasar pemikiran inilah, maka tujuan
30
Isah Cahyani, (2012), Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia, Cet.2,Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI, hal. 153-156.
33
menulis dapat dirutut dari tujuan-tujuan komunikasi yang cukup mendasar dalam
Surah Al-Qalam :
)٣
Artinya: “1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. 2. Berikut
nikmat Tuhanm kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. 3.
Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang
tidak putus-putusnya”.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah sebagai alat
komunikasi tidak langsung yang dapat memudahkan siswa dalam berpikir kritis,
a) Pengertian Puisi
Secara etimologi istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang
berarti pembangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta,
irama, sajak dan kadang-kadang kiasan. Puisi yaitu karangan berisi kata-kata yang
indah dan memiliki makna. Puisi berarti pembuatan, karena dengan menulis puisi
34
Menurut Vicil C. Coulter, kata poet berasal dari kata bahasa Gerik yang
berarti membuat, mencipta. Dalam bahasa Gerik kata poet berarti orang
yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir menyerupai
dewa-dewa atau orang yang mempunyai penglihatan yang tajam, orang
suci, yang sekaligus seorang filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat
menebak kebenaran yang tersembunyi.31
“pengajaran sastra anak di sekolah (termasuk puisi) merupakan hal penting karena
rasa, emosi, dan bahasa), personal (kognitif, sosial, etis, spiritual), eksplorasi dan
penemuan, serta petualangan dalam kenikmatan. Puisi yaitu karangan berisi kata-
kata yang indah dan memiliki makna. Puisi berarti pembuatan, karena dengan
b) Jenis-jenis Puisi
31
Edi Saputra, dkk, (2016), Bahasa Indonesia. Medan: Perdana Publishing, hal.
155
32
Intan Kumala Sari, dkk, (2013), Penerapan Metode Quantum Learning
Dengan Teknik Pengelompokan (Clustering) Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis
Puisi Pada Siswa Sekolah Dasar”, BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa Sastra
Indonesia dan Pengajarannya, Vol. 2. No. 1. Hal.2
35
Berdasarkan perkembangan dalam sejarah sastra dikenal adanya puisi
lama, puisi modern, dan puisi mutakhir. Selanjutnya, puisi lama dibedakan
1 Mantera
Mantera adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Mantera
2 Pantun
tiap bait terdiri dari empat baris, dua baris sampiran dan dua baris
isi
Contoh pantun
3 Talibun
36
Hampir mirip dengan pantun, talibun terdiri atas larik-larik
sampiran dan isi. Bedanya, Talibun memiliki larik lebih dari empat
dan selalu genap, misalnya enam, delapan, sepuluh, dua belas, atau
empat belas.
4 Syair
Syair merupakan puisi yang selalu berlarik empat bait dan bersajak
5 Gurindam
Gurindam adalah puisi yang terdiri atas dua baris, berirama sama a
37
yang membangun sebuah puisi yaitu hakikat puisi (the nature of poetry),dan
mencari-cari, menafsirkan).
2. Feeling (rasa)
3. Tone (nada)
4. Intention (tujuan)
penyair.
B. Kerangka Fikir
pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, terutama dalam proses
38
pembelajaran Bahasa Indonesia. Belajar Bahasa Indonesia peserta didik di tuntut
untuk belajar lebih aktif dalam kemampuan menulis teks puisi. Maka dengan hal
pembelajaran.
metode belajar yang efektif untuk semua tipe orang dan segala usia yang
dengan baik.
penelitian memberikan pengaruh dan semangat belajar yang aktif dalam proses
belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini
sebagai berikut :
1. Berdasarkan skripsi yang ditulis oleh Putri Rahayu Sekarini, (2018), Pengaruh
Ilmiah Siswa Kelas XI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
39
pengaruh model pembelajaran Quantum Learning terhadap hasil belajar dan
sikap ilmiah siswa kelas XI. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI
terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengujian ini
terhadap hasil belajar dan sikap ilmiah siswa karena pada tabel uji t diperoleh
Sig 0,045 pada hasil belajar dan Sig 0,041 pada sikap ilmiah. Dengan
2. Berdasarkan skripsi yang ditulis oleh Aina Natasya Azwa, (2018), Pengaruh
Masalah Matematis Peserta Didik Kelas VII MTs Bahrul Ulum Rebang
Tangkas Way Kanan Tahun 2017/2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk
didik kelas VII MTs Bahrul Ulum Way Kanan Lampung. Penelitian ini
pada penelitian ini adalah peserta diik kelas VII dengan jumlah populasi 90
peserta didik. Tekhnik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji
normalitas dengan uji Liliefors dan uji t samepl tak berkolerasi didapat Fhitung =
5,585 > Ftabel = 2,002 maka Ho ditolak dengan kata lain H1 diterima. Jika Ho
40
Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik,
peserta didik.
3. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Intan Kumala Sari, Budhi Setiawan,
menulis puisi pada siswa Sekolah Dasar. penelitian ini bertujuan untuk
siklus terdiri dari empat tahap: (1) perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3)
tahap observasi dan interpreestasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.
Persentase aktivitas siswa selama apersepsi dalam siklus I adalah sebesar 68%,
sedangkan pada siklus II menjadi 88%. Persentase minat siswa dan motivasi
kegiatan belajar pada siklus I meningkat sebesar 63% menjadi 80% pada
siklus II. Persentase keaktifan siswa dan perhatian adalah 60% menjadi 75%
pada siklus II. Peningkatan kemampuan siswa menulis puisi juga dapat dilihat
dari meningkatnya jumlah siswa yang bisa menulis puisi yang mencapai skor
≥ 65 pada setiap siklus. Pada survei awal, persentase siswa yang dapat
mencapai nilai kelulusan adalah 45%. Pada siklus I adalah 65% dan pada
41
D. Pengajuan Hipotesis
Langkat.
Langkat.
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020. Adapun yang menjadi alasan memilih
lokasi tersebut : (1) lokasi tersebut tempat penelitian pada mata kuliah
kondisi sekolah, dan (2) belum adanya penelitian yang dilakukan dengan masalah
B. Desain Penelitian
Learning terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia di SDN 056623 Hinai Kanan`
memberikan control penuh. Dalam penelitian ini sampel yang sudah diambil
33
Rukaesih, dkk. (2015), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, hal, 85
43
Learning, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan menggunakan
pembelajaran konvesional pada konsep yang sama, yaitu menulis teks puisi.
(dua) sisi, yaitu model pembelajaran Quantum Learning (AI), dan model
Tabel 1.2
Desain Penelitian
Hasil Belajar
Indonesia (B)
Keterangan :
Konvensional.
Penelitian ini melibatkan dua kelas, IV A dijadikan kelas yang mendapat
perlakuan (kelas eksperimen) dan kelas IV B dijadikan sebagai kelas yang tidak
diberikan perlakuan (kelas kontrol). Pada kedua kelas tersebut diberikan materi
yang sama. Dimana untuk kelas yang diberikan perlakuan (kelas eksperimen)
dengan menggunakan model Quantum Learning dan untuk kelas yang tidak
44
mendapat perlakuan (kelas kontrol) dengan menggunakan model pembelajaran
konvesional.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi dari hasil penelitian. Populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi
meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.34
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN 056623
dua kelas IV, yaitu kelas IV-A 24 peserta didik dari 14 orang perempuan dan 10
orang laki-laki dan IV-B 20 peserta didik terdiri dari 11 orang perempuan dan 9
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
Sampling Jenuh, adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
34
Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabetacv, hal. 117
45
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik ambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanutnya, apabila jumlah
subjeknya besar lebih dari 100 dapat diambil antara 10% - 15% dan 20%- 25%
atau lebih dan setidak-tidaknya dari:
1. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu dan dana.
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena
menyangkut banyak sedikitnya data.
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti untuk
penelitian.
semester ganjil pada siswa kelas IV-A serta IV-B, saat melihat hasil belajar maka
dapat ditentukan kelas IV-A sebagai kelas eksperimen yang diajarkan dengan
Tabel 1.3
Sampel Penelitian
IV A 10 14 24
35
Sugiyono, (2018), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabetacv, hal. 85
36
Suharsimi Arikunto, (2014), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 192
46
IV B 9 11 20
Jumlah 44
D. Definisi Operasional
ini serta untuk memperjelas permasalahan yang dibahas, maka perlu dirumuskan
defenisi operasional variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
penelitian, yaitu variabel model pembelajaran Quantum Learning dan hasil belajar
belajar yang efektif untuk semua tipe orang dan segala usia yang
47
indah dan memiliki makna. Puisi berarti pembuatan, karena dengan
penelitian ini yang perlu dan dianggap relevan dengan masalah yang diteliti yaitu
tes. Tes dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan atau untuk mengukur
kemampuan siswa sebagai hasil belajar siswa, baik sebelum dilakukan perlakuan
sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu divalidkan kepada Bapak/Ibu dosen
dan Bapak/Ibu guru bidang studi Bahasa Indonesia. Instrumen tes dikatakan
reabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Untuk memenuhi keempat kriteria
tersebut, maka instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini harus diuji
terlebih dahulu. Berikut ini adalah tahap pengujian dan hasil analisis instrumen tes
1. Validitas Tes
37
Salim dan Haidar, (2019), Penelitian Pendidikan (Metode, Pendekatan, dan
Jenis), Jakarta: Kencana. hal. 83
48
Menurut Arikunto validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Selain itu,
secara tepat. Sehingga instrumen yang valid adalah mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Validitas dalam instrument penelitian ini adalah isi yaitu tes sebuah
pengukuran tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran
yang diberikan mencari validitas instrument. Dalam hal ini validitas yang
meningkatkan hasil belajar pada siswa. Untuk menguji validitas tes, digunakan
Ν ∑ XY −( ΣX ) ( ΣY )
rx =
r
√ {ΝΣ X 2−( ΣX )2 }{ΝΣY 2− ( ΣY )2}
Keterangan :
Kriteria pengujian validitas adalah setiap item valid apabila rxy > rtabel atau
rtabel diperoleh dari nilia nilai kritis r product moment. Jika rxy > rtabel maka
49
instrumen dkatakan valid sehingga instrumen dapat digunakan dalam sampel
penelitian.
2. Reabilitas Test
subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliable apabila beberapa kali pengujian
menunjukkan hasil yang relatif sama. Untuk menentukan reabilitas tes dipakai
n S 2−∑ pq
r 11 = ( )(
n−1 S2 )
Keterangan :
∑Y 2
−
(∑ Y )
2 N
S =
N
Keterangan :
N = Banyaknya sampel/siswa
38
Indra Jaya, (2010), Statistik Penelitian Untuk Pendidikan,Bandung:Citapustaka
Media Perintis, hal. 100-122
50
Untuk koefisien reliabilitas tes selanjutnya dikonfirmasikan ke r tabel
Product Moment ɑ=0,05. Jika rhitung > rtabel maka tes dinyatakan reliabel. Kemudian
Tabel 1.4
Tingkat Reliabilitas Tes
Indeks Realibilitas Klasifikasi
0,0≤ r 11 <0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r 11<¿ 0,40 Rendah
0,40 ≤ r 11 <0,60 Sedang
0,60 ≤ r 11 <0,80 Tinggi
0,80 ≤ r 11<1,00 Sangat tinggi
3. Tingkat Kesukaran
untuk setiap butir. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran
antara 0,00 sampai dengan 0,1. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran
B
P
JS
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
51
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
sebagai berikut:
Tabel 1.5
Adapun Kriteria Indeks Kesukaran Soal adalah sebagai berikut :
Besar P Interpretasi
antara peseta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang
BA BB
D= − = PA –PB
JA JB
Keterangan :
D : Daya Pembeda
39
Nurmawati, (2016), Evaluasi Pendiidkan Islami, Medan: Perdana publishing,
hal. 116-118
52
PA : Proposi subjek kelompok atas yang menjawab benar
Tabel 1.6
Adapun kriteria Daya Pembeda Soal adalah sebagai berikut:
Indeks Daya Beda Klasifikasi
0,0- 0,20 Jelek
021-0,40 Cukup
0,40-0,70 Baik
objek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk
Menurut Arikunto data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan
bahan untuk menyusun suatu informasi. Data adalah sumber utama yang diolah
penelitian, untuk itu dilakukan pengumpulan data secara cermat agar terhindar
dari terjadinya kesalahan, maka dalam hal ini pengumpulan data harus sesuai
40
Salim dan Haidar, (2019), Penelitian Pendidikan (Metode, Pendekatan, dan
Jenis), Jakarta: Kencana. Hal. 103
53
dengan teknik penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
terhadap realita atau hal yang dijadikan objek pengamatan.41 Pengumpulan data di
awali dengan mengobservasi kelas yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu
pertama pada tanggal 2 Desember 2019 peneliti datang untuk meminta izin
Langkat. Kedua pada tanggal 20 Januari 2020 peneliti datang kesekolah untuk
2. Dokumentasi
tertulis. Metode dokumentasi dalam hal ini berarti mengumpulkan data dengan
mencatat data yang sudah ada dalam dokumen arsip. Metode dokumentasi dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa kelas IV SDN
056623 Hinai Kanan, letak geografis sekolah, hasil belajar bahasa Indonesia siswa
terhadap Menulis teks puisi, nilai KKM mata pelajaran bahasa Indonesia, dan
3. Tes
54
Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan tes atau pengujian.
Tes adalah prosedur sissistematik yang dibuat dalam bentuk tugas-tugas yang
dijawab, atau direspon baik dalam bentuk tertulis, lisan maupun perbuatan. Tes
juga dapat diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar objektif
penelian. Tes dilakukan dalam 2 tahap yakni pretest dan posttes. Pretest
Hasil posttes untuk menghitung data apakah terdapat perbedaan menullis teks
Teknik analisia data adalah cara yang dilakukan untuk mengolah data
tetapi sebelum dilakukan hipotesis penelitian maka terlebih dahulu akan dilakukan
uji prasarat analisis data menggunakan uji normalitas yaitu uji chi kuadrat dan uji
42
Suharsimi Arikunto, (2014), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Ciptahal. 201
55
Pada analisis ini digunakan pengujian hipotesis statistik dan diolah dengan teknik
menggunakan rumus:
Σƒx
M=
N
Keterangan :
N : Jumlah Sampel
rumus :
Σƒx ²
SD= √
N
Keterangan :
SD : Standar Deviasi
N ; Jumlah Sampel
1. Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan yaitu uji Chi
kuadrat (chi square). Chi square (baca: Kai Kuadrat) adalah teknik statistik yang
56
signifikan frekuensi observasi antara dua kelompok sampel atau lebih. Agar
kesimpulan yang nanti ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang ada, maka
Xi−M
Zi = SD
Keterangan :
X1 : Skor Tujuan
SD : Standar Deviasi
57
8) Menghitung frekuensi yang diharapkan (Oi) dengan cara mengalihkan
besarnya ukuran sampel dengan peluang luas atau luas daerah dibawah kurva
k
(Oi−Ei) ²
x²=∑
i=1 Ei
χ² hitung < χ² tabel , maka H 0 diterima artinya populasi berdistribusi normal, jika
χ² hitung > χ² tabel , maka H0 ditolak artinya populasi tidak berdistribusi normal.43
2. Uji Homogenitas
sampel penelitian. Untuk pengujian homogenitas dalam penelitian ini dapat diuji
dengan uji F dilakukan apabila data yang akan diuji hanya ada 2 (dua) kelompok
data atau sampel. Uji F dilakukan dengan cara membandingkan varian data
43
Sudjana, (2011), Metode Statistika, Bandung: Tarsito, hal. 27.
58
Kriteria pengujian
S²= ∑ x −¿ ¿ ¿
2
S ² terbesar
Fhitung = S ² terkecil
varian terbesar (pembilang) dan nb= banyaknya data kelompok varian terkecil
(penyebut).
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak berarti varians homogen.
homogen.44
3. Uji Hipotesis
Dalam data yang diuji adalah hipotesis nol. Jadi, hipotesis nol adalah
sampel). Lawan dari hipotesis nol adalah hipotesis alternaive diberi notasi H a.
44
Indra Jaya, (2018), Penerapan Statistik Untuk Pendidikan, Medan: Perdana
Publishing, hal. 261
59
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t. Uji-t digunakan
untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan antara dua variabel. Jika data berasal
dari populasi yang tidak homogen (σ1 ≠σ2dan σtidak diketahui). Untuk
−¿ ¿
t= S ₁² S ₂ ²
√ n1
+
n2
Keterangan :
eksprimen
2
S2 = Variansi selisih nilai pos-test dengan pre-test pada kelas kontrol
Ketika ttabel < thitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka terdapat
pengaruh terhadap hasil belajar menulis teks puisi peserta didik yang diajarkan
60
Ketika ttabel > thitung maka Ho diterima dan Ha ditolak, maka tidak terdapat
pengaruh hasil belajar menulis teks puisi peserta didik yang diajarkan dengan
model pembelajaran Quantum Learning dan peserta didik yang diajarkan dengan
H. Prosedur Penelitian
3. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan prettes tentang materi menulis
teks puisi, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah
materi diajarkan sesuai dengan tindakan kelas eksperimen dan kontrol. Kelas
eksperimen dan kelas kontrol diberi soal prettes dengan soal/latihan yang sama.
Quantum Learning dan kelas kontrol tidak diberikan perlakuan tetapi tetap
teks narasi.
5. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest tentang materi penulisan
teks puisi, dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar menulis teks puisi
peserta didik setelah materi diajarkan sesuai dengan tindakan kelas eksperimen
dan kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi soal posttest yang sama.
61
6. Setelah mengetahui hasil pretest dan posttest diperoleh data primer yang
7. Menganalisis data.
Populasi
Sampel
62