Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

ARISKA HESTI SUNDARI

F 100 100 015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

i
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

ARISKA HESTI SUNDARI

F 100 100 015

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii
HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PERILAKU MEROKOK

PADA REMAJA LAKI-LAKI KELAS XI DI SMK TUNAS BANGSA SUKOHARJO

Ariska Hesti Sundari


Zahrotul Uyun
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ariskahestisundari@yahoo.com

Abstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga
dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki kelas XI di SMK Tunas Bangsa Sukoharjo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pemilihan responden
penelitian dengan teknik Cluster Random Sampling. Responden penelitian diambil dari
populasi siswa laki-laki di SMK Tunas Bangsa Sukoharjokelas XI Jurusan Teknik Sepeda
Motor I, Teknik Sepeda Motor II, Teknik Sepedan Motor III, dan Teknik Permesinan 1.
Penelitian ini menggunakan skala peran keluarga dan skala perilaku merokok. Hasil
perhitungan product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,486
dengan signifikan p = 0,000 (p<0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan
antara peran keluarga dengan perilaku merokok pada remaaj laki-laki kelas XI di SMK
Tunas Bangsa Sukoharjo. Sumbangan efektif peran keluarga sebesar 23,6%. Hal tersebut
berarti terdapat 76,4% faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja
selain peran keluarga.

Kata kunci: Peran Keluarga, Perilaku Merokok

Masa remaja adalah suatu tahap Disamping itu, masa remaja adalah

kehidupan yang bersifat peralihan atau masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh

tidak menentu. Menurut Daradjat (dalam negatif, salah satunya adalah merokok.

Willis, 2008) remaja merupakan usia Pada tahun 2014 ini banyak ditemukan

transisi, pada masa ini remaja telah fenomena merokok. Kejadian tersebut

meninggalkan masa kanak-kanak yang dapat kita temukan dengan mudah, biasa di

lemah dena penuh kebergantungan, akan tempat umum, kantor, pasar, terminal

tetapi belum mampu bertanggung jawab ataupun tempat umum lainnya. Sebenarnya

terhadap dirinya atau masyarakat. banyak orang yang sudah mengetahui

1
dampak buruk tentang merokok, tetapi hal misalnya gangguan pada kehamilan dan

tersebut tidak menurunkan jumlah perokok cacat pada bayi saat lahir.

itu sendiri. Berdasarkan penelitian yang

Menurut Levi (1984) bahwa dilakukan oleh Institute for Health Metrics

perilaku merokok adalah sesuatu yang and Evaluation (IHME) di University of

dilakukan seseorang berupa membakar Washington, AS angka prevalensi

tembakau dan menghisapnya serta dapat kebiasaan merokok di Indonesia

menimbulkan asap yang dapat terhisap memperlihatkan kecenderungan

oleh orang-orang disekitarnya. Sedangkan peningkatan dari 1980 hingga 2012,

menurut Sulistyo (2009) perilaku merokok bahkan penelitian terbaru menunjukkan,

adalah aktivitas atau tindakan menghisap jumlah pria perokok di Indonesia tercatat

gulungan tembakau yang bersalut kertas kedua tertinggi di dunia. Di Indonesia,

dan dibakar dan dilakukan untuk pengaruh tembakau menyebabkan hampir

menanggapi rangsangan yang berasal 200.000 kematian, 9,1% berkurangnya

dalam atau luar dirinya. usia, dan 7,2% masalah kesehatan.

Anne (2001) menjelaskan bahwa Estimasi ini tidak termasuk berbagai

perilaku merokok adalah perilaku yang penyakit sebagai efek dari perokok pasif.

membahayakan kesehatan baik bagi Indonesia merupakan salah satu dari 12

perokok sendiri maupun orang lain dan negara yang menyumbangkan 40% dari

berakibat buruk bagi kesehatan perokok total jumlah perokok dunia. (Hanggara,

seperti: kanker paru-paru, bronkitis kronis, 2014)

jantung koroner, dan hipertensi, stroke, Menurut Wils, Resko, Ainette &

impoten pada pria dan gangguan fungsi Mendoza (dalam Silalahi dan Eko, 2010)

ginjal. Dampak negatif pada orang lain merokok pada umumnya dimulai di usia

remaja. Faktor psikososial yang

2
berhubungan dengan perilaku merokok di Pola asuh permisif orang tua

usia remaja antara lain stress dan efek biasanya memberikan pengawasan yang

negatif, teman sebaya, proses coping, dan sangat longgar. Memberikan kesempatan

keluarga. Lingkungan sosial berpengaruh pada anaknya untuk melakukan sesuatu

dalam membentuk sikap, keyakinan tanpa pengawasan yang cukup. Orang tua

(belief) dan intensitas merokok. Remaja cenderung tidak menegur atau

memiliki kecenderungan yang lebih besar memperingatkan anak apabila anak sedang

untuk merokok jika orangtua dan teman- dalam bahaya dan sangat sedikit

teman mereka merokok. Menurut model bimbingan yang diberikan oleh mereka.

pengaruh sosial, perilaku merokok oleh Dalam pemberian pola asuh yang baik

orangtua dan teman sebaya merupakan dimungkinkan anak akan mencontoh

faktor risiko yang terjadi melalui modeling perilaku yang baik dari orang tuanya.

atau pengaruh secara langsung. Namun, apabila orang tua yang

Orang tua adalah contoh dan model mempunyai kebiasaan atau perilaku yang

bagi remaja, namun bagi orangtua yang tidak baik seperti ayah ataupun ibu yang

kurang tahu tentang kesehatan secara tidak juga memiliki kebiasaan merokok, anak

langsung mereka telah mengajarkan pun akan mencontoh dari perilaku orang

perilaku atau pola hidup yang kurang tuanya. Seperti yang di kemukakan dalam

sehat. Banyaknya remaja yang merokok teori belajar sosial menurut Miller dan

salah satu pendorongnya adalah dari pola Dollard (dalam Notoatmodjo, 2007) yang

asuh orang tua mereka yang kurang baik, menyebutkan bahwa tingkah laku manusia

contohnya saja perilaku orang tua yang merupakan hasil belajar. Dalam tingkah

merokok dan perilaku tersebut dicontoh laku sosial, seseorang tinggal meniru

oleh anak-anaknya secara turun-temurun tingkah laku orang lain.

(Susanto, 2013).

3
HIPOTESIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Hipotesis dalam penelitian ini Berdasarkan hasil perhitungan


adalah ada hubungan posotif antara peran teknik analisis Product Moment diketahui
keluarga dengan perilaku merokok pada bahwa ada hubungan antara peran keluarga
remaja laki-laki kelas XI di SMK Tunas dengan perilaku merokok pada remaja laki-
Bangsa Sukoharjo. laki kelas XI di SMK Tunas Bangsa
METODE PENELITIAN Sukoharjo yang ditunjukkan oleh nilai

Penelitian ini menggunakan koefisien korelasi (r) sebesar 0,486 dengan

pendekatan kuantitatif dengan variabel nilai Sig. 0,000 (p<0,01) maka dapat

bebas peran keluarga dan variabel dikatakan ada hubungan yang signifikan.

tergantung perilaku merokok. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang

Subjek penelitian ini adalah siswa diajukan penulis, yaitu ada hubungan

laki-laki kelas XI di SMK Tunas Bangsa positif antara peran keluarga dengan

Sukoharjo sebanyak ± 112 siswa dari perilaku merokok pada remaja laki-laki

Teknik Sepeda Motor I, Teknik Sepeda kelas XI di SMK Tunas Bangsa Sukoharjo.

Motor II, Teknik Sepeda Motor III, dan Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Teknik Permesinan I. Wahyuni dan Sudaryanto (2009)

Alat pengumpul data yang menunjukkan bahwa faktor pengaruh

digunakan adalah skala peran keluarga orang tua mempengaruhi sikap merokok

yang terdiri dari 40 aitem dan skala pada remaja di Desa Karang Tengah

perilaku merokok yang terdiri dari 40 Kecamatan Sragen.

aitem.Adapun teknik statistik yang Penentuan sampel pada penelitian

digunakan dalam penelitian ini adalah ini adalah remaja laki-laki yang berusia 15-

korelasi product moment, yaitu uji statistic 19 tahun. Pengambilan sample

yang bertujuan untuk menguji hipotesis. menggunakan teknik Cluster Random

4
Sampling dengan memberikan peluang Madrasah Aliyah Negeri 2 Boyolali yang

yang sama untuk semua kelas pada menunjukkan bahwa sikap permisif orang

populasi. tua dengan perilaku merokok anak

Sumbangan efektif antara variabel merupakan faktor yang dominan

peran keluarga terhadap perilaku merokok mempengaruhi perilaku merokok anak.

sebesar 23,6%, ditunjukkan dengan hasil Dalam penelitian tersebut dijelaskan

koefisien determinan ( )= 0,236. Hal bahwa pola asuh orang tua yang permisif

tersebut menunjukkan bahwa terdapat dengan membebaskan anak dalam

76,4% variabel lain selain peran kluarga bertingkah laku dapat menyebabkan

yang mempengaruhi perilaku merokok perilaku merokok remaja menjadi tinggi,

pada remaja. Variabel yang dapat dan begitu pula sebaliknya. Apabila

mempengaruhi perilaku merokok selain pengawasan atau kontrol dari orang tua

peran keluarga misalnya pengaruh teman yang baik perilaku merokok anak akan

sebaya, pengaruh iklan, atau kepribadian rendah.

remaja itu sendiri (Subanda, 2004). Variabel perilaku merokok pada

Berdasarkan hasil analisis diketahui remaja diketahui memiliki rerata empirik

variabel peran keluarga mempunyai rerata (RE) sebesar 67,40 dan rerata hipotetik

empirik (RE) sebesar 48,30 dan rerata (RH) sebesar 87,5 hal tersebut berarti

hipotetik (RH) sebesar 55, hal tersebut perilaku merokok pada remaja pada subjek

berarti peran keluarga pada subjek tergolong rendah. Setyaningrum (2009)

penelitian tergolong rendah. Hasil tersebut yang menjelaskan bahwa perilaku merokok

mendukung penelitian Sulastri dan remaja rendah karena remaja sudah

Hasanah (2011) tentang faktor-faktor mengetahui akan dampak buruk dari

penyebab perilaku merokok pada remaja. perilaku merokok yang dapat

Penelitian dilakukan pada siswa laki-laki menyebabkan berbagai macam penyakit.

5
(RE) sebesar 67,40 dan rerata hipotetik

KESIMPULAN (RH) sebesar 87,5.

Berdasarkan penelitian yang telah 3. Sumbangan efektif antara variabel

dilakukan, peneliti dapat mengambil peran keluarga terhadap perilaku

beberapa kesimpulan, yaitu sebagai merokok sebesar 23,6%, ditunjukkan

berikut. dengan hasil koefisien deteerminan

1. Ada hubungan positif yang sangat ( )= 0,236. Hal tersebut menunjukkan

signifikan antara peran keluarga bahwa terdapat 76,4% variabel lain

dengan perilaku merokok. Semakin yang mempengaruhi perilaku merokok

tinggi peran keluarga berperilaku pada remaja seperti teman sebaya,

merokok maka semakin tinggi perilaku pengaruh iklan, atau kepribadian

merokok pada remaja, sebaliknya remaja itu sendiri.

semakin rendah peran keluarga maka


SARAN
semakin rendah pula perilaku merokok.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil 1. Mengacu pada hasil penelitian siswa

perhitungan product moment diperoleh atau remaja memiliki perilaku

nilai koefisien korelasi sebesar 0,486 merokok yang tergolong rendah, untuk

dengan p = 0,000 (p<0,05). itu siswa diharapkan tetap

2. Peran keluarga berperilaku merokok mempertahankan sifatnya dan tetap

pada subjek tergolong rendah, mampu memilah sifat-sifat baik atau

ditunjukkan dengan nilai rerata empirik tidak yang dilakukan terutama dalam

(RE) sebesar 48,30 dan rerata hipotetik hal perilaku merokok orang lain

(RH) sebesar 55. Perilaku merokok terutama orang tua

pada subjek tergolong rendah, 2. Saran yang dapat diberikan bagi orang

ditunjukkan dengan nilai rerata empirik tua dan anggota keluarga yaitu

6
mengacu pada hasil peran keluarga tentang bahaya merokok, seperti

dalam berperilaku merokok tergolong dampak yang dapat diterima dalam

rendah, maka orang tua supaya tetap jangka pendek maupun jangka panjang

mempertahankan perilaku tidak yang dapat terjadi sehingga siswa

merokok. Serta selalu memantau mampu mengontrol dirinya dalam

kegiatan yang dilakukan oleh anak, berperilaku merokok.

menambahkan nilai-nilai moral dan 4. Untuk peneliti selanjutnya diharpakan

etika dalam kehidupan sosial, serta memperhatikan faktor-faktor lain yang

memberikan pemahan agar anak atau mempengaruhi perilaku merokok selain

remaja menghindari perilaku merokok peran keluarga, seperti teman sebaya,

karena resiko ataupun akibat yang akan pengaruh iklan dan lain sebagainya.

didapat serta dampak yang diperoleh Selain itu juga dapat memperluas

orang lain yang berada disekitar populasi dan memperbanyak sampel,

lingkungannya. Selain itu orang tua agar ruang lingkup dan generalisasi

agar mampu mengontrol uang saku penelitian menjadi lebih luas.

yang diberikan agar tidak di salah

gunakan anaknya.

3. Pada pihak sekolah, khususnya kepala

sekolah perlu membuat kebijakan

dalam larangan siswa merokok di

lingkungan sekolah karena saat berada

di lingkungan sekolah orang tua tidak

bisa melakukan pengawasan kepada

anaknya. Serta sekolah dapat

mengadakan sosialisasi kepada siswa

7
Anne. (2001). Dampak negatif rokok yang mengerikan. (http:// www.anneahira.com/dampak-
negatif-merokok.html ) [online diakses pada 3 Februari 2014 10:34].

Hanggara, R. (2014). Jumlah Perokok Indonesia Meningkat. (http://www.koran-sindo.


com/node/357718 [online diakses pada 19 Januari 2014 16:47].

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Silalahi, K. dan Eko A.Meinarno. (2010). Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman.
Jakarta : Rajawali

Subanda, I.B. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahnnya. Jakarta: Sagung Seto.

Sulastri dan Hasanah, A. U. (2011). Hubungan antara Dukungan Orang Tua, Teman Sebaya
dan Iklan Rokok dengan Perilaku Merokok pada Sisawa Laki-laki Madrasah
Aliyah Negeri 2 Booyolali. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Kesehatan UMS. Vol. 8,
No. 1 (695 - 705)

Susanto, D.N. (2013). Hubungan antara dukungan negatif orang tua dengan perilaku merokok
pada remaja di desa Puro kecamatan Karangmalang kabupaten Sragen. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan UMS

Wahyuni, D., dan Sudaryanto, A. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap
merokok pada remaja di desa Karang Tengah kecamatan Sragen. Jurnal
Keperawatan. (120-130)

Willis, Sofyan S. (2008). Remaja dan Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai