Anda di halaman 1dari 9

Resume Promosi Kesehatan dan Partisipasi Masyarakat

Disusun untuk melengkapi nilai tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu : Ibu Maria Ulfah, S.Kep, NS, M.Kep, Sp. Kep. Kom

Disusun oleh :

Jesicha Mayang Agesti (P1337421019078)

Kelas 2 B

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Jalan Dewi Sartika No. 01, Kel. Debong Kulon, Kec. Tegal Selatan, Kota Tegal

2020
PROMOSI KESEHATAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

A. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam
mengidentifikasi masalah, pengambilan keputusan dan memberikan alternatif solusi melalui
pikiran, keahlian, waktu, modal atau materi terhadap program pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Sebagai sebuah tujuan, partisipasi menghasilkan
pemberdayaan, yaitu setiap orang berhak menyatakan pendapat dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupannya. Dalam bentuk alternatif, partisipasi ditafsirkan
sebagai alat untuk mencapai efisiensi dalam manajemen kegiatan sebagai alat dalam
melaksanakan kebijakan.
B. Prinsip Partisipasi masyarakat
1. Masyarakat dapat dan harus menentukan prioritas masalah yang mereka hadapi.
2. Kedalaman besar dan luasnya pengalaman bersama dan pengetahuan masyarakat
dapat dibangun untuk membawa perubahan dan perbaikan.
3. Ketika orang memahami masalah, mereka akan lebih mudah bertindak untuk
menyelesaikannya.
4. Untuk memecahkan masalah mereka, jalan terbaik adalah dengan proses partisipatif
C. Hambatan Untuk Partisipasi Masyarakat
Hambatan yang mempengaruhi partisipasi masyarakat terdiri dari faktor dari dalam
masyarakat (internal), yaitu kemampuan dan kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi,
maupun faktor dari luar masyarakat (eksternal) yaitu peran aparat dan lembaga formal yang
ada. kemampuan masyarakat akan berkaitan dengan stratifikasi sosial dalam masyarakat.
menurut max weber dan zanden (1988), mengemukakan pandangan multidimensional
tentang stratifikasi masyarakat yang mengidentifikasi adanya 3 komponen di dalamnya, yaitu
kelas (ekonomi), status (prestise) dan kekuasaan.
Menurut sunarti (dalam suryawan 2004:29), menjelaskan tentang hambatan-hambatan
yang dapat ditemui dalam pelaksanaan partisipasi oleh masyarakat yang bersangkutan, antara
lain adalah sebagai berikut:
1. Kemiskinan. hambatan ini dapat merupakan faktor yang mendasar karena dengan
kemiskinan seseorang akan berpikir lebih banyak untuk melakukan sesuatu yang
mungkin saja tidak menguntungkan bagi diri atau kelompoknya;
2. Pola masyarakat yang heterogen. hal tersebut akan mengakibatkan timbulnya
persaingan dan prasangka dalam sistem masyarakat yang ada;
3. Sistem birokrasi. faktor ini dapat dijumpai di lingkungan pemerintahan. seringkali
birokrasi yang ada melampaui standar serta terpaku pada prosedur formal yang
komplek.
D. Mengatasi hambatan dan mencapai masyarakat
1. Menemukan titik masuk ke masyarakat Ini akan paling sering menjadi sebuah
organisasi berbasis masyarakat yang ada dengan akarnya dalam masyarakat. Ketika
petugas kesehatan didukung oleh sebuah kelompok-kesehatan, ini dapat memberikan
struktur inti berguna bagi upaya untuk mencegah atau mengurangi bahaya (seperti
kontaminasi sumber air minum, tanah longsor akibat praktek bangunan yang buruk,
dll).
2. Bekerja dengan tokoh masyarakat Sebuah metode yang telah terbukti untuk mencapai
partisipasi masyarakat adalah untuk bekerja melalui individu yang mampu membawa
orang bersama-sama dan mempromosikan tindakan.
3. Memastikan dukungan resmi untuk program. Program komunitas yang dipimpin
Setiap program berbasis masyarakat akan membutuhkan dukungan dari petugas
kesehatan dan pendidik. Ini pada gilirannya akan membutuhkan dukungan penuh dari
manajer mereka dan dari kota, menteri dan pejabat lainnya.
4. Memahami sosial ekonomi dari masyarakat Untuk mengatasi konflik kepentingan,
tenaga kesehatan lingkungan-harus berhati-hati untuk memahami sosial ekonomi dari
komunitas
5. Membuat pengaturan khusus untuk mendorong partisipasi Pengaturan khusus harus
dibuat untuk mendorong partisipasi semua anggota masyarakat, misalnya
memberikan perawatan anak gratis untuk memungkinkan orang tua dari anak-anak
untuk berpartisipasi.
E. Bentuk Partisipasi
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program
pembangunan, yaitu partisipasi uang, partisipasi harta benda, partisipasi tenaga, partisipasi
keterampilan, partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan, dan partisipasi representatif.
Dari berbagai bentuk partisipasi yang telah disebutkan diatas, partisipasi dapat
dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata
(memiliki wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata
(abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga dan keterampilan
sedangkan bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi
sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif.
F. Tingkatan Partisipasi
1. Manipulation, merupakan tingkat paling rendah mendekati situasi tidak ada
partisipasi, cenderung berbentuk indoktrinasi.
2. Consultation, yaitu dimana stakeholder mempunyai peluang untuk memberikan saran
akan digunakan seperti yang mereka harapkan.
3. Consensus-building, yaitu dimana pada tingkat ini stakeholder berinteraksi untuk
saling memahami dan dalam posisi saling bernegosiasi, toleransi dengan seluruh
anggota kelompok. Kelemahan yang sering terjadi adalah individu-individu dan
kelompok masih cenderung diam atau setuju bersifat pasif
4. Decision-making, yaitu dimana konsensus terjadi didasarkan pada keputusan kolektif
dan bersumber pada rasa tanggungjawab untuk menghasilkan sesuatu. Negosiasi pada
tahap ini mencerminkan derajat perbedaan yang terjadi dalam individu maupun
kelompok.
5. Risk-taking, yaitu dimana proses yang berlangsung dan berkembang tidak hanya
sekedar menghasilkan keputusan, tetapi memikirkan akibat dari hasil yang
menyangkut keuntungan, hambatan, dan implikasi. Pada tahap ini semua orang
memikirkan resiko yang diharapkan dari hasil keputusan. Karenanya, akuntabilitas
merupakan basis penting.
6. Partnership, yaitu memerlukan kerja secara equal menuju hasil yang mutual. Equal
tidak hanya sekedar dalam bentuk struktur dan fungsi tetapi dalam tanggungjawab.
7. Self-management, yaitu puncak dari partisipasi masyarakat. Stakeholder berinteraksi
dalam proses saling belajar (learning process) untuk mengoptimalkan hasil dan hal-
hal yang menjadi perhatian.
G. Community action (Gerakan Masyarakat)
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam (isi promosi kesehatan ini, maka di dalam
masyarakat itu sendiri harus ada gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh
karena itu, promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. 3anpa adanya kegiatan masyarakat di
bidang kesehatan,niscaya terwujud perilaku yang kondusif untuk kesehatan atau masyarakat
yang mau danmampu memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.
Community Action Plan (CAP) adalah salah satu metode perencanaan partisipatif
masyarakat di wilayah perdesaan yang dikembangkan oleh GTZ melalui program Good
Local Governance (GLG). Dengan metode CAP ini diharapkan proses perencanaan
pembangunan dengan partisipasi masyarakat sebagai pelaku utamanya, dapat
diimplementasikan mulai dari melibatkan mereka dalam proses perencanaan, pelaksanaan,
hingga monitoringnya. Manfaat lain dari metode CAP ini adalah terciptanya penguatan sipil
dalam perencanaan pembangunan yang partisipatif bagi terbangunnya peran birokrasi
pemerintahan lokal yang baik (good governance) baik dalam lingkup pemerintah di
perkotaan maupun perdesaan.
H. SOCIOECOLOGICAL PROMOTION
Merupakan suatu pendekatan komprehensif di bidang kesehatan masyarakat, yang tidak
hanya ditujukan untuk melihat faktor risiko pada individu, tetapi juga aspek norma,
kepercayaan dan sistem sosial ekonomi (CDC, 2002).

Ada dua konsep kunci dalam pendekatan ini:

1) Perilaku memengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi yang bersifat multi level
(bertingkat);
2) Membentuk perilaku dan perilaku yang dibentuk oleh lingkungan sosial yang
menunjukkan hubungan kausal bersifat timbal balik (reciprocal causation).
I. Pemasaran Sosial dalam Upaya Promkes
Pemasaran sosial merupakan aplikasi atau penerapan teknik dan strategi pemasaran
komersial melalui tahapan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi aneka program
yang dirancang untuk secara sengaja mempengaruhi perilaku target subyek sasaran dalam
upaya memperbaiki kesejahteraan perorangan dan kesejahteraan masyarakat .
J. Tujuan Pemasaran Sosial dalam upaya promkes di Puskesmas
1. Meningkatkan kualitas atau nilai upaya kesehatan yang diselenggarakan puskesmas,
yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap segmentasi sasaran atau sasaran program
kesehatan
2. Meningkatkan kepercayaan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang
diselenggarakan puskesmas.
3. Meningkatkan kualitas upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan puskesmas.
4. Meningkatkan nilai perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
5. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sasaran program terhadap ide atau
perilaku hidup bersih dan sehat yang di promosikan.
K. Manfaat pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan di puskesmas
1. Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan terpenuhi.
2. Upaya promosi kesehatan dapat dilakukan secara efisien, efektif dan bertanggung
jawab.
3. Perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai value di masyarakat.
4. Meluruskan atau mengatasi rumor yang terlanjur beredar di masyarakat terkait
dengan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Membangun “smart providers” dan “ smart clients” terkait upaya kesehatan yang
diselenggarakan puskesmas.
L. Elemen pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan di puskesmas
Strategi pemasaran sosial, mempunyai 3 (tiga) elemen inti yaitu :
1. Segmentasi sasaran (segmentation)
2. Pentargetan (targeting)
3. Pemosisian (positioning)
Taktik pemasaran sosial, mempunyai 3 (tiga) elemen inti, yaitu:
1. Diferensiasi (differentiation)
2. Bauran pemasaran (marketing mix)
3. Penjualan (selling)
M. Strategi Awal Pemasaran Sosial
1. Segmentasi sasaran promosi kesehatan/ KIE
2. Menetapkan target sasaran utama
3. Pemosisian pesan (Positioning)
N. Faktor penentu pemasaran sosial dalam upaya promosi kesehatan
1. Manajemen
2. Pesan/kampanye terarah pada konsumen
3. Segmentasi konsumen
4. Identitas produk atau positioning;
5. Manfaat dapat dirasakan oleh konsumen;
6. Biaya yang harus dibayar untuk berubah perilaku;
7. Ketersediaan produk
8. Saluran komunikasi diminati kelompok sasaran (segmen konsumen yang disasar);
9. Pemantauan & Evaluasi dalam rangka menyempurnakan produk (layanan dan
kampanye)
O. Perubahan yang diharapkan dari pemasaran sosial
1. Perubahan kognitif
Setelah pemberian informasi secara terus menerus maka kelompok sasaran tersebut
paham dan mengganti konsepnya yang selama ini keliru diganti dengan konsep baru.
2. Perubahan perilaku
Perubahan perilaku di pengaruhi oleh interest atau tujuan dari individu dan kemauan
individu tersebut untuk mengimplementasikan pengetahuannya.
3. Perubahan nilai
Perubahan yang paling diharapkan dalam perubahan perilaku karena individu tersebut
tidak akan kembali ke perilaku lama yang telah ditinggalkan.
P. Dasar-dasar pendekatan perubahan sosial
1. Legal approach
Yaitu pendekatan melalui hukum, misalnya: merokok adalah illegal
2. Technological approach
Yaitu dengan mengembangkan suatu penemuan/ teknologi yang membantu seseorang
dalam merubah perilakunya.
Misalnya: pembuatan pil anti smoking, mengembangkan rokok yang tidak berbahaya.
3. Economic approach
Yaitu suatu pendekatan dengan menggunakan variable ekonomi, misalnya:
meningkatkan harga rokok
4. Informational approach
Yaitu suatu pendekatan dengan memberikan informasi langsung secara persuasi
kepada masyarakat
Misalnya: memberitahukan tentang bahaya merokok terhadap kesehatan
Q. Macam-macam Perubahan Sosial
1. Perubahan Lambat dan Perubahan Cepat
 Perubahan lambat atau evolusi, perubahan dalam jangka waktu lama dan terjadi
dengan sendirinya tanpa rencana.
 Perubahan cepat atau revolusi, perubahan yang dilakukan dengan rencana atau tidak
sebelumnya.
2. Perubahan Progres dan Perubahan Regres
 Perubahan progres, perubahan membawa kemajuan sehingga menguntungkan
masyarakat. Perubahan progres terbagi menjadi planned progres (modernisasi)
dan unplanned progres (adanya tambang pasir di kawasan gunung berapi)
 Perubahan regres, perubahan yang membawa kemunduruan sehingga tidak
menguntungkan masyarakat. Contohnya yaitu perang yang menimbulkan banyak
korban.
3. Perubahan yang berpengaruh kecil dan berpengaruh besar
 Perubahan berpengaruh kecil, perubahan sosial yang kurang memberikan pengaruh
langsung di masyarakat.
 Perubahan berpengaruh besar, perubahan sosial yang mengakibatkan perubahan di
dalam struktur masyarakat seperti revolusi dan reformasi pemerintah.
4. Perubahan dikehendaki dan tidak dikehendaki
 Perubahan dikehendaki yaitu perubahan yang diperkirakan sesuai yang terjadi di
masyarakat. Perubahan tersebut agar tercipta keteraturan dan perdamaian.
 Perubahan tidak dikehendaki yaitu perubahan yang terjadi tanpa disengaja oleh pihak
yang mengadakan perubahan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kajianpustaka.com/2020/01/partisipasi-masyarakat.html
https://eprints.uny.ac.id/7876/3/bab%202%20-%2008110244006.pdf
https://www.academia.edu/19597330/MAKALAH_STRATEGI_PROMOSI_KESEHATAN
https://2frameit.blogspot.com/2013/05/hambatan-dalam-partisipasi-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai