Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan,
perkembangan dan perbaikan sesuai dengan dengan perkembangan di segala bidang
kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbgai komponen
yang terlibat didalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan
prasarana pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana
pendidikan dan mutu manajemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi
pembelajaran yang inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan memebawa
kualitas pendidikan Indonesia lebih baik.

Pendidikan tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran. Berajar menurut Spears dalam
Suprijono (2009:2) adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan
mengikuti arah tertentu. Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses
yang diarakan kepada suatu tujuan, roses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses
melihat, mengamati, mehami sesuatu yang dipelajari.

Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan harus bertanggung
jawab langsung terhadap keberhasilan pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru
merupakan pemegang peran utama, karena secara teknis guru dapat menterjamahkan proses
perbaikan dalam sistem pendidikan didalam satu kegiatan kelasnya. Guru sebagai tenaga
pendidik merupakan komponen utama dalam proses pendidikan atau pembelajaran yang
bertugas mentraformasikan sejumlah pengetahuan dan keterampilannya, serta membentuk
sikap peserta didik agar mampu mengemangkan ilmu dan keterampilannya secara mandiri.

Produktivitas kerja guru berbeda dengan hasil produksi benda dan jasa yang mudah
dihitung dan diukur. Produktivitas kerja guru dalam hal ini adalah bagaimana seorang guru
melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja. Produktivitas kerja menurut Tohardi dalam
Edy Sutrisno (2012; 100) adalah sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa
yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari
ini daripada hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan

produktivitas kerja yang ditunjukkan guru. Sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja,
oleh karena itu aspek produktivitas kerja menjadi sorotan penting bagi profesi guru. Sementara
faktor kepercayaan guru sangat berkaitan dengan upaya peningkatan produktivitas kerja guru.

Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi individu dan
dimensi organisasi. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan
karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan
mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas kehidupannya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat produktivitas dalam
kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Oleh karena itu
dalam pandangan ini, terjadinya peningkatan produktivitas tidak hanya dilihat dari aspek
kuantitas, tetapi juga dapat dilihat dari aspek kualitas (Masofa, 2008).

Rohiat (2008:17) mengatakan produktivitas dapat dilihat dari dua sudut, yaitu individu
dan organisasi. Dari sudut individu, produktivitas dapat dipandang sebagai potensi yang
terdapat di dalam diri individu yang digunakan secara maksimal tanpa kebergantungan pada
pihak lain. Sedang Gilmore (dalam Rohiat,2008) mengemukakan produktivitas adalah
kualitas atau daya yang dihasilkan, membawa keluaran (output) yang lebih, kreatif, generatif,
dan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, produktivitas berkaitan dengan kreativitas.
Sedang produktivitas dari sudut organisasi adalah kumpulan dari produktivitas individu
dalam organisasi tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja


mengandung makna: (1) sumber daya atau potensi individu (input); dan (2) hasil yang
dicapai (output). Produktivitas kerja adalah potensi atau daya yang dihasilkan oleh individu
yang digunakan secara maksimal untuk mencapai keluaran (output) yang lebih, kreatif,
generatif, dan menghasilkan keuntungan atau kebermanfaatan.

Produktivitas kerja guru merupakan keluaran dari tugas-tugas guru yang ter-tuang dalam
tugas pokok dan fungsi guru (Depdiknas,2009). Tugas pokok dan fungsi guru adalah
membantu dan ber-tanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan belajar mengajar,
diantaranya: (1) membuat kelengkapan mengajar dengan baik dan lengkap;(2) melaksana-
kan kegiatan pembelajaran;(3) melaksa-nakan kegiatan penilaian proses belajar, ulangan
harian, ulangan umum dan ujian akhir;(4) melaksanakan analisis hasil ulangan harian;(5)
menyusun dan melak-sanakan program perbaikan dan pengaya-an;(6) mengisi daftar nilai
anak didik; (7) melaksanakan kegiatan membimbing (pengimbasan pengetahuan), kepada
guru lain dalam proses pembelajaran; (8) mem-buatalat pelajaran/alat peraga; (9) menumbuh
kembangkan sikap menghargai karya seni; (10) mengikuti kegiatan pe-ngembangan dan
pemasyarakatan kurikulum; (11) melaksanakan tugas tertentu di sekolah; (12) mengadakan
pengem-bangan program pembelajaran; (13) membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar
anak didik; (14) mengisi dan me-neliti daftar hadir sebelum memulai pelajaran; (15)
mengatur kebersihan ruangkelas dan sekitarnya; dan (16) mengumpulkan dan menghitung
angka kredit untuk kenaikan pangkat. Tugas-tugas guru tidak hanya ber-dasar padaPeraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52, tetapi dalam mengembangkan
keteram-pilan dan keilmuannya, saat ini guru di-tuntut melaksanakan penelitian, khusus-nya
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pelatihan dan workshop, dan pengem-bangan media
pembelajaran

Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri
merupakan potret diri secara mental, yang dapat berubah yakni bagaimana seseorang melihat,
menilai dan menykapi dirinya sendiri. Konsep diri tumbuh dari interaksi sosial dalam
lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan individu. Konsep diri memiliki dimensi
yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, penghargaan terhadap diri, dan penilaian terhadap diri
sendiri. Konsep diri menjadi bagian penting dari kepribadian seseorang dalam bersikap dan
berperilaku. Bila dala diri seseorang dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala
kekuatan dan kelemahannya serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, berarti
menunjukan bahwa ia memiliki konsep diri yang positif (Fitts,1971).

Budaya organisasi kini menjadi pembicaraan dimana-mana, baik di kalangan para pakar
maupun dikalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena budaya organisasi tersebut
banyak berhasil membuat suatu organisasi menjadi labih stabil, lebih maju, lebih antipatif
terhadap perubahan lingkungan. Kajian organisai memberikan pemahaman tentang
organisasi sebagai subjek dan objek budaya. Jika studi perilaku keorganisasian berdasarkan
anggapan bahwa organisasi berperilaku sendiri, berbeda dengan perilaku orang – orang yang
membentuknya, maka sejajar dengan itu organiasi juga mempunyai budaya sendiri (budaya
organisasi).

Peran budaya organisasi sekolah adalah untuk menjaga dan memelihara komitmen
sehingga kelangsungan mekanisme dan fungsi yang telah disepakati oleh organisasi dapat
direalisasikan tujuannya. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan pimpinan akan mampu
meningkatkan kemauan, kesetiaan, dan kebanggaan serta lebih jauh menciptakan kinerja
guru yang lebih baik.

Kajian organisasi memberikan pemahaman tetnag organiasi sebagai subjek dan objek
budaya. Jika studi perilaku keorganisasian berdasarkan anggapan bahwa organisasi
berperilaku sendiri, berbeda dengan perilaku orang – orang yang membentuknya, maka
sejajar dengan budaya orang – orang yang berkepentigan dengannya. Budaya organisasi
terbentuk dan karakteristik organisasi dan subjeknya.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka fokus penelitian ini adalah
“Bagaimana hubungan konsep diri dan budaya organisasi sekolah dalam mencapai
produktivitas guru di SD Negeri Kota Bogor”. Fokus penelitian tersebut kemudian
dijabarkan menjadi empat sub fokus sebagai berikut :
a) Bagaimana guru bisa mengikuti organisasi sekolah atau budaya organisasi yang
memiliki kemandirian terhadap aktivitas.
b) Kurang alokasi waktu dalam proses pembelajaran yang diberikan sesuai dengan
prosedur agenda sekolah.
c) Aktivitas guru pada proses pembelajaran memperlihatkan kemampuan secara
konsep diri individu.
d) Bagaimana proses teknik pengajaran dalam produktivitas saat mengajar dikelas.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan diatas maka
rumusan masalh dalam penelitian ini adalah

a) Apa hubungan konsep diri guru dalam mencapai suatu produktivitas?


b) Apa hubungan budaya organisasi dalam mencapai suatu produktivitas guru?
c) Bagaimana produktivitas guru dalam proses pembelajan dikelas?
d) Proses aktivitas apa saja yang menimbulkan konsep diri menurun?

D. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah

a) untuk mengetahui Bagaimana proses konsep diri dalam aktivitas sudah tercapai
apa yang dicatat dalam prosedur agenda sekolah.
b) Untuk mengetahui sudahkah budaya organisasi yang guru dapatkan mencapai
suatu hasil produktivitas.

E. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapakan dapat bertambahnya pengetahuan,
pengalaman dan wawasan, serta bahan dan ilmu dalam metode penelitian.
Khsusnya dalam konsep diri dan budaya organisasi guru untuk proses
produktivitas guru.
b. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitan selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Untuk mengatahui proses konsep diri guru dan budaya organisasi yang guru
dapatkan dalam pencapaian produktivitas.
b. Bagi Mahasiswa
Untuk bisa memahami apa yang saja yang didalam proses suatu produktivas
guru, dan pengalaman untuk penelitian sistem kerja.

Anda mungkin juga menyukai