Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN AMBULANCE SIAGA DESA DALAM

TRANSPORTASI PRE HOSPITAL

The Effectiveness Of Using Village Stand By Ambulance In The Transportation


Pre Hospital

Nur Virda Amalia1)*, Ratna Puji Priyanti2) , Pepin Nahariyani3


1,2,3
Prodi S1 Keperawatan Stikes Pemkab Jombang
Email : virda_khulwa123@gmail.com

ABSTRAK

Keterbatasan kebutuhan transportasi pre hospital, baik pada masyarakat perkotaan atau pedesaan.
Antara lain masyarakat di pedesaan masih sering menggunakan transportasi yang tidak layak di gunakan
untuk prehospital ( sepeda motor, becak montor dll). Dengan demikian resiko untuk cidera lebih besar.
Jombang sudah ada ambulance siaga desa untuk membantu masyarakat perjalanan dalam transportasi pre
hospital. Tujuan penelitian ini adalah ini untuk mengetahui bagaimana efektivitas pengunaan Ambulance
siaga desa terkait dengan transpotasi pre hospital.
Desain penelitian menggunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, dengan informan
kepala desa, petugas kesehatan, dan saudara pengguna ambulance siaga desa dan masyarakat yang tidak
menggunakan ambulance siaga desa. Metode pengambilan sample menggunakan purposive sampling.
Instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri, cara pengambilan data dengan observasi, interview
dan dokumentasi. Cara pengolahan data Reduction, data display, conclusion drawing / verification.
Keabsahan data menggunakan triangulasi dan membercheck.
Dari hasil penelitian didapatkan tema penggunaan ambulance siaga desa dalam prehospital care di
masyarakat dengan sub tema transportasi,waktu kunjungan ke rumah sakit; tema penanganan keluarga saat
membawa pasien ke rumah sakit dengan sub tema pendamping,tindakan dan penanganan dan tema
penggunaan ambulance dengan sub tema pengoprasian, alur penggunaan, administrasi ambulance siaga desa.
Dapat di simpulkan sesuai dengan tema dan sub tema bahwa ambulance siaga desa sudah
mencakup kebutuhan masyarakat akan transportasi prehospital, namun untuk perawatan atau penanganan pre
hospital dan penggunaan ambulance siaga desa belum mampu terwujud dengan baik, selain itu di karenakan
administrasi yang belum jelas dan alur penggunaan ambulance siaga desa.hal lain di sebabkan kurang
pelatihan dan administrasi belum baik.

Kata Kunci : Penggunaan, Ambulance Siaga Desa, Pre Hospital.

ABSTRACT

The Limitation of pre-hospital transportation needs either city community or village community,
namely village community still often uses improper transportations which are used for pre-hospital (motor
bike , motor rickshaw , etc). Thus the risk of injury is greater, Jombang has already had a
standby ambulance for village to help community in the traveling of pre hospital transportation . The
research aimed to know how the effectiveness of the using stand by ambulance for village that was
associated with pre hospital care transportation.
The research design used qualitative with phenomenology approach, with village head informant,
health officer, and standby ambulance for village user and community who did not use village standby
ambulance. Sampling method used purposive sampling. The main research instrument was the researcher
herself, data collection method used observation, interview and documentation. Data processing
method were reduction , data display, conclusion drawing / verification. Data validity used triangulation and
member check.
From research result was obtained that the theme of using stand by ambulance for village in pre
hospital care in the community with sub theme of transportation, hospital visit time, family handling theme
when bringing patient to hospital with sub theme of accompaniment, action and handling, the theme of using
ambulance with sub theme of operation, the flow of usage, the administration of village standby ambulance.
It can be concluded in accordance with the theme and sub theme that village ambulance has
been included community „s need about pre hospital transportation .but for maintaining or handling pre-
hospital and using village standby ambulance has not been able to actualize well, besides because

55
of being unclear administration and the flow of stand by ambulance for village , other things are caused by
the lack of training and administration hasn‟t been good.

Keywords: Using Village Standby Ambulance, Pre Hospital.

teliti dan fasilitas pemantauan yang adekuat


PENDAHULUAN
(Tan, 1997 ). Angka mortalitas selama
` Masyarakat dipedesaan sering
pemindahan pasien sanggat rendah ( <1% )
kesulitan untuk mendapat alat tranportasi
(Hind & Watson 1996).
untuk bisa membawa keluarganya ke
Saat ini pemerintah Kabupaten Jombang
pelayanan kesehatan baik itu, pelayanan
telah menjawab tantangan akan pelayanan
kesehatan yang dekat ataupun jauh. Hal ini
kesehatan primer, maka dengan ini pemerintah
disebabkan tidak semua masyarakat pedesaan
Kabupaten Jombang mengadakan mobil
mempunyai mobil atau transportasi yang bisa
ambulance siaga desa. Proses pengadaan
memberikan kenyamanan dan kemanan bagi
kendaraan tersebut berpedoman pada Peraturan
pasien tersebut saat di bawa ke pelayanan
Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang
kesehatan, sekarang telah adanya fasilitas
pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah
kendaraan yang telah tersedia yang diberikan
sebagaimana telah diubah dengan Perpres
oleh pemerintah kabupaten Jombang.
Nomor 35 tahun 2011. Lalu diubah dengan
Masyarakat dipedesaan sering kali
Perpres Nomor 70 tahun 2013 yaitu dengan
membawa keluarganya kerumah sakit hanya
penunjukkan langsung harga E-Cataloque
dengan transportasi seadanya misalnya (sepeda
LKPP Sistem E-Purchasing dengan merk
motor dan becak). Mereka sadar bahwa
Suzuki Arena GL Nik 2014 ambulance
membawa pasien dengan transportasi sepeda
standart. Ambulance siaga desa sendiri di
motor dapat mengakibatakan resiko jatuh, tetapi
rancang sebagai armada yang serbaguna dan
masih dilakukan karena keterbatasan yang
multifungsi untuk memenuhi kebutuhan
transportasi yang dimiliki selain itu, masih
masyarakat sekitar antara lain untuk membantu
banyak pasien dari pedesaan meninggal di
masyarakat miskin yang membutuhkan
tempat dan saat akan menuju rumah sakit karna
tranportasi ke pelayanan kesehatan setempat
keterlambatan keluarga untuk membawa
Ambulance siaga memiliki fungsi untuk
kerumah sakit.
mengantarkan masyarakat yang mengalami
Berdasarkan data Dinkes (2015) angka
ganguan kesehatan untuk menuju rumah sakit.
kematian murni atau Nett death rate (NDR) di
Untuk sopir ambulance siaga desa tidak di
rumah sakit adalah angka kematian 48 jam
tentukan secara pasti oleh pihak desa tersebut.
setelah di rawat untuk tiap–tiap 1.000 pasien Jadi untuk sopir ambulance siaga bisa dari
keluar rumah sakit. Angka kematian murni atau perangkat desa yang pilih atau bisa dari pihak
NDR tahun 2015 sebesar 30.5 per 1000 pasien keluarga pasien itu sendiri, untuk itu peneliti
keluar. Artinya setiap 1.000 pasien keluar hidup mengevaluasi pemakaian ambulance siaga desa
maupun keluar mati rumah sakit, terdapat 31 maka peneliti ini di maksud dengan tujuan
pasien keluar mati yang sebelumnya sudah di mengetahui efektivitas pengunaan ambulance
rawat 48 jam (2 hari) (Dinkes.2015 ). siaga desa dalam transportasi pre hospital di
Sudah diperkirakan lebih dari 11.000 Jombang.
pasien kritis membutuhkan pemindahan pasien METODE PENELITIAN
antar rumah sakit setiap tahunya (intensive care Metode penelitian kualitatif dengan
society 1997;Mackenzie et al.1997). pendekatan fenomenologi menurut Creswell
Pemindahan pasien antar rumah sakit (dalam Sugiyono, 2014) adalah salah satu jenis
menyebabkan pasien kritis terpajan oleh resiko pendekatan kualitatif dimana dalam pendekatan
esensial (Markakis et al.2006). Walaupun jenis ini peneliti melakukan sebuah observasi
jumlah tranfer pasien antar rumah sakit sangat kepada partisipan untuk mengetahui fenomena
besar, namun ketersediaan peralatan masih – fenomena yang terjadi dalam partisipan
buruk dan sering kali menimbulkan komplikasi tersebut. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk
yang berpotensi serius (Intensive Care Society pengumpulan data oleh peneliti yang kemudian
1997;Bion Et Al.1998). Kualitas dan hasil diolah untuk menemukan makna dari apa yang
akhir tranfer pasien ini sangat tergantung pada telah di kemukakan oleh partisipan. Instrumen
pengalaman tim transfer, persiapan klinis secar

56
dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. A. Penggunaan Ambulance Siaga Desa
Subjek pada penelitian ini sebanyak 6 orang dalam Prehospital Care di Masyarakat
mencakup 1 kepala desa, 1 sopir sebagai subjek Berdasarkan hasil wawancara
penelitian dengan triagulasi kepala desa dan mengenai apa penyebab Sering masyarakat
sopir.1 masyarakat desa yang pernah desa L mengalami kesulitan untuk
menggunakan ambulance siaga desa,1 menggantar keluarganya kerumah sakit
masyarakat desa yang tidak pernah karna tidak mempunyai transportasi (mobil)
menggunakan ambulance siaga desa dan 1 untuk membawa kerumah sakit. Sering kali
tokoh masyarakat bidan desa dengan teknik masyarakat desa L membawa keluarga yang
puposive sampling. Teknik pengumpulan data sakit kerumah sakit menggunakan becak
menggunakan teknik wawancara dan observasi. montor (bentor) / sepeda motor. Saat belum
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal adanya mobil ambulance siaga desa.
28 Maret – 29 April 2016, waktu pelaksanaan 1) Transportasi
dilakukan pada pagi, siang dan sore hari di Dari hasil penelitian didapatkan hasil
salah satu desa di Jombang dan dirumah pasien. bahwa penggunaan ambulance siaga desa
Teknik analisis data: Reduksi data, Penyajian sering di gunakan untuk mengantar
data, Conclusion drawing/verification. Teknik masyarakat desa latsari untuk menuju ke
pengujian keabsahan data, menggunakan rumah sakit baik itu untuk rujukan dari
Member check dan Triangulasi bidan desa ataupun kontrol.
Informan R01 menyatakan
HASIL DAN PEMBAHASAN “ pertama kali di bonceng naik (becak
Pada bab ini menjelaskan tentang motor)karena belum tau nomer telfon sopir
bagaimana perasaan pasien GGK yang ambulance desa tetapi saat pulang dari
menjalani hemodialisa. Hasil penelitian rumah sakit R01 menggunakan ambulance
menghasilkan 3 tema utama yang memberikan desa. Waktu itu naik bentor (becak motor)
suatu gambaran berbagai perasaan pasien yang sampai perempatan saja karena bentor tidak
menjalani terapi hemodialisa. di perbolehkan masuk jombang kota
akhirnya saya di bonceng naik sepeda motor
Deskripsi informan penelitian naik saya menahan sakit di kaki saya karena
1. Informan R01 di buat gerak sedikit sudah sakit”
Informan ini Setiap harinya berkerja sebagai Selanjutnya informan R02 menjawab
petani tetapi setalah sakit hanya Ibu Rumah sebagai berikut:
Tangga karna sekarang terdapat luka di “ langsung secara spontan waktu itu saat
kakinya dan jika berjalan harus keadaan hamil 6 bulan mungkin.waktu
menggunakan alat perangga dan harus rujukan ke tugu di antar bu lilik karna saya
control ke rumah sakit setiap minggu. mempunyai KIS . waktu itu bu lilik ikut
2. Informan R02 mengantarkan priksa dan mengantakan
Informan kedua ini sering menggunakan saya rujuk di RSUD memakai mobil desa ”
ambulance siaga desa karna sering di Rujuk Selain itu informan R03 memberikan
ke RSUD Jombang. pendapatnya mengenai penggunaan
3. Informan R03 ambulance siaga desa sebagai berikut:
Informan ketiga merupakan tidak mau “sudah saya tidak berfikir ke siaga karna
menggunakan ambulance siaga desa karna saya juga tidak igin mengendarainya. Saya
trauma yang pernah di alami oleh Informan menyuruh tetangga saya untuk
RO3. mengantarkan dan di bonceng 3”.
4. Informan S04 (kenapa ibu tidak mau mengunakan
Informan keempat ini Setiap harinya ambulance siaga desa?)
Informan S04 bekerja sebagai Sopir “jadi saya itu jika mengendarai
ambulance siaga desa. ambulance siaga desa terbayang-bayang
5. Informan P05 akan rintihan adik saya”
Informan kelima ini adalah sebagai kepala 2) Waktu kunjungan Rumah Sakit
desa. Saat di tanya berapa kali penggunaan
6. Informan B06 ambulance siaga desa
Informan keenam ini sebagai bidan desa. Berikut pernyataan dari informan R01 :
Deskripsi Hasil Penelitian

57
“ dari Agustus sudah ada 7 bulan lebihkan, a. Siapa penolong pertamanya
1 bulan 4 kali setiap hari jumat ” b. Berapa lama di temukannya penderita
Berikut pernyataan dari informan R02 c. Kecepatan meminta bantuan
“ Dua kali kalo gak salah pendarahan pertolongan. (Bayu laksono,2015)
sama yang bayiku meninggal dulu itu Dari hasil wawancara oleh ketiga
memakai ambulance itu untuk ke RSUD informan di atas bahwa masyarakat sering
Jombang,kalo RSK Mojowarno sudah 3 kali membawa keluarga yang sakit tanpa
” memanngil tenaga kesahatan sekitar.
“ sama menggunakan angkutan umum 1 Menurut teori efektifitas respon time
kali saat itu waktu control di RSUD tergantung pada siapa penolong pertamanya
Jombang “ yang nantinya akan berperan pada kualitas
Berikut pernyataan dari informan R03 : hidup penderita nantinya.
“sudah saya tidak berfikir ke siaga karna Dari hasil wawancara peneliti
saya juga tidak igin mengendarainya. Saya mendapatkan fakta bahwa masyarakat desa
menyuruh tetangga saya untuk L tidak mengetahui bagaimana cara
mengantarkan dan di bonceng 3”. penanganan pertama pada pasien yang sakit.
Menurut teori dari (Perda ABPD Tahun Seperti keterangan hasil wawancara dengan
2015 ) penggunaan transportasi ambulance keluarga di bawah ini :
siaga desa memang di modif khusus agar Berikut pernyataan dari informan R01 :
bisa di gunakan multifungsi oleh “ di jalan tidak lakukan apa-apa mbak
masyarakat. kan naik bentor, Cuma sebelumnya di bawa
ke rumah sakit di lukanya di bersihkan saja
B. Penangganan Keluarga saat membawa “
pasien ke rumah sakit Berikut pernyataan dari informan R02 :
1) Pendamping “ tidak di lakukan apa-apakan mbak
Dari hasil wawancara yang peneliti hanya di tidurkan saja”
menanyakan Dengan siapa keluarga cara penanganan oleh sopir
membawa pasien yang sakit menuju rumah tindakkan apa yang pernah anda
sakit, keluarga sendiri atau dengan tenaga berikan untuk pasien
kesehatan yang berada di desa L kabupaten Berikut pernyataan dari informan S04 :
Jombang “Penanganan se enggak misal paru-
Berikut pernyataan dari informan R01 : paru saya pasang oksigen saja mbak
“ sama anak saya mbak “ kebanyakkan pasiennya paru-paru. Pertama
“keluarga ya bergilir mbak. anak banyak saya pasang saya stel ke pasien lalu pasien
tapi paling sering ya cucunya yang perawat saya Tanya sudah enakkan gak kalo gak
itu” enak saya besarkan klo enak saya kecilkan
Berikut pernyataan dari informan R02 : tergantung kondisi orang yang merasakan ,
“ ya dengan suami saya jika kerja ya saya sudah enak ya saya pasang”
telfon dan langsung pulang untuk cara penanganan oleh tenaga medis
mengantar saya” Berikut pernyataan dari informan B06:
Berikut pernyataan dari informan S04 “ya kita mengantispasi aja misal orang
“kebanyakn orang sini di antar keluarga sakit ya mempertahankan kondisi supaya
sendiri mbak,” pasien cepat mendapatkan pertolongan .
Berikut pernyataan dari informan B06 : Kalo untuk persalinan kita berjaga-jaga
“Di sini kalo orang sakit brangkat sendiri apabila nantik bersalin di jalan itu ya alat
mbak, seharusnya kan prawatnya. Tapi ya obat dan lain sebagainya itu harus d
gak tau mbak perawat nya kan sudah lama siapkan”
di sini dari karakter masing-masing Bapaknya pernah di ajari apa saja sama
perawatnya kayak gitu. bidan desa kayak misal penanganan pasien
Tapi kalo kasus persalinan ya wajib bidan Berikut pernyataan dari informan S04 :
desanya menggantarkan ke rumah sakit” “ waktu itu gini mbak kan ada mbak
Efektifitas respone time bergantung pada pelatihan di RSK Mojowarno waktu itu ada
3 faktor utama di pre hospital stage yang setiap sopir mobil siaga mojowarnodi suruh
berperan terhadap kualitas hidup penderita datang dan pelatihan di situ ya cara-cara
nantinya yaitu : memasukkan pasien ke grobak tapi saya

58
sudah tau semua saya pelajari sudah bisa “orang udah tau lah di rapatkan dibalai
itu, memang ada pelatihan di rumah sakit desa bahwa mobil ini untuk masyarakat
mojowarno ya istilahnya pertolongan yang desa Latsari siapa yang membutuhkan untuk
darurat saja ” menghubungi saya, jadi saya itu melayani
Biasanya pertolongan apa yang satu kelurahan desa Latsari. Jadi semua
bapaknya berikan orang udah tau kan nomer saya sudah d
Berikut pernyataan dari informan S04 : cantumkan di balai desa. Jadi saya gak
“iya itu saja pokok e sekiranya tapi ngasih tiba-tiba orang ngebel , Tolong antar
kebanyakan penyakit itu aja mbak, saya saya ke jombang antar saya ke Surabaya
hanya berusaha secepatnya menuju UGD tolong di ambil orang ini saya tadi baru aja
biar orangnya cepet tertolong ” ambil orang di mojowarno.
Satu minggu full mbak, Jamnya itu gak tentu
Bahwa pertolongan pertama seharunya mbak jadi ya sewaktu-waktu jadi saya 24
orang awam yang terlatih dengan dukungan jam harus siap. Dibel langsung brangkat
pelayanan ambulan gawat darurat 24 jam. walaupun malam kayak apa ya saya
Ironisnya penolong pertama di wilayah langsung brangkat, Sudah saya data itu jadi
Indonesia sampai saat ini adalah orang mulai mobil siaga desa datang itu. Saya
awam yang tidak terlatih dan minim punya catatan buku kecil nama pasien,
pengetahuan tentang kemampuan rujukan, bidan siapa yang mengantar dan
pertolongan bagi penderita gawat darurat jarak tempuh sini sama rumah sakit itu
teori ini di perjelas oleh .(laksono bayu, slalu saya tulis kok
2015) Sini pare jarak tempuh ada 25 Km/Jam dari
Menurut hasil wawancara diatas bahwa rumah sampek pare kalo cepat setenggah
masyarakat desa L tidak tau harus jam”
melakukan tindakan apa sehingga saat Berdasarkan hasil wawancara mengenai
mengantar keluarganya yang sakit mereka penggunaan ambulance siaga desa Informan
hanya sekedar mengantar saja tidak P05 sering mengetahui Informan S04
melakukan tindakan apa-apa, kebanyakan menggantar masyarakat desa Latsari
jika keluarganya merasa kesakitan mreka menggunakan ambulance siaga desa. Seperti
hanya menyuruh untuk tetap bertahan. pemaparan yang di sampaikan oleh
C. Alur Penggunaan Ambulance informan P05 sebagai berikut:
“ 1 Minggu bisa di gunakan 6-7 kali,
1) Pengoprasian Ambulance Siaga Desa tiap hari biasanya 2-3 kali di gunakan untuk
Berdasarkan hasil wawancara mengenai mengantar orang sakit. Ada kalanya
Siapa yang mengoprasikan Untuk supir pengajian itu biasanya hari minggu untuk
ambulance siaga desa sendiri di desa L muslimat tapi yang pasti itu untu pasien
kabupaten Jombang. berikut pernyataan dari menggatar ke rumah sakit ”
informan P05: Pernyataan- pernyataan di atas sesuai
“dari LPMD supirnya tetep satu saya hanya dengan perda ABPD Tahun (2015) yang
dari LPMD saja. Biasanya kalo supir lain menjawab tujuan khusus dari ambulance
kan tidak tau untuk mengontrol kan ada siaga desa yaitu “ mempercepat pelayanan
habis meter kan gak tau karna kita untuk kegawat darurat masalah kesehatan, bencana
kroscek service oli itu sanggat menentukan serta kesiapsiagaan mengatasi masalah
makanya saya pakek sopir satu kalo kesehatan yang terjadi atau mungkin terjadi
srabutan itu nanti bahaya untuk perawatan dan menekan angka kematian ibu dan bayi
semuanyakan nanti bahaya” Teori yang sudah tertulis diatas ternyata
berikut pernyataan dari informan S04 sama dengan fakta yang ada di masyarakat
“3 tahun saya jadi sopir siaga desa “ bahwa ambulance siaga desa di gunakan
2) Alur Penggunan Ambulance Siaga untuk mempercepat pelayanan kegawat
Desa darurat masalah kesehatan, bencana serta
Berdasarkan hasil wawancara mengenai kesiapsiagaan mengatasi masalah kesehatan
penggunaan ambulance siaga desa Informan yang terjadi atau mungkin terjadi dan
S04 sering menggantar masyarakat desa L menekan angka kematian ibu dan bayi
menggunakan ambulance siaga desa. 3) Administrasi Ambulance Siaga Desa
Berikut pernyataan dari informan R01:

59
Seperti pemaparan yang di sampaikan oleh berikut pernyataan dari informan B06
beberapa informan saat di Tanya Bagaimana “belum pernah”(B06)
proses administrasinya penggunaan Jika ada pasien kritis dan harus di bawa ke
ambulance siaga desa menurut keluarga rumah sakit bagaimana tindakkan bapak saat
adalah sebagai berikut: membawa ambulance.
Berikut pernyataan dari informan R01 : berikut pernyataan dari informan S04
“1 bulan 400 setiap jumat ke rumah sakit, “ya kita berusaha secepat mungkin mbak.
rumah sakitnya gak bayar Cuma mobil kan Kecepatan ya cepat bener.saya pasang
100 trus mbak setiap jumat,Jadi setiap sirene lalu saya nyalakan dan rata-rata
pengunaan mobil desa 100 kalo gabung ya masyarakat memberikan jalan saya jarak
50 50 masih ada keringanan tapi kalo gak tempuh “
ya 100. Ibuk dari bulan agustus mbak Pernah tidak ada pasien yang meninggal saat
sampai sekarang total 1700 lebih kayaknya perjalanan ke rumah sakit
mbak. Tapi peserta kantor tidak membayar berikut pernyataan dari informan S04
karna kan fasilitas kantor tapi kalo “gak pernah sih ya mungkin selang
masyarakat umum kan mesti memberi beberapa menit aja. 2 kasus jadi pulang
berapa cuman klao saya segitu ya ambil pasien di rumah sakit masuk rumah
kemahalan mbak, kalo naik mobil pribadi tiba di rumah meninggal trus pernah juga
orang kan mesti nambah 50 ini “ gitu dari rumah sakit tak antar pulang
Berikut pernyataan dari informan R02 : meninggal karna dokter tidak sanggup jadi
“di RSK Mojowarno naik sepeda motor kan pihak keluarga mintak di bawa pulang
deket mbak maklum ekonominya kurang hanya 2 kali aja eh 3 kali yang ngambil dari
mbak jika naik ambulance siaga kan sudah rumah sakit 2 kali ambil dari rumah 1 kali .
Ten mowar nete sepeda celak maklum waktu dengan pasien strok pasien jatuh dari
ekonominya kan kirang lak nete ambulance kamar mandi dan saya di telfon oleh pihak
kan est ketok piro mbak, Est gak usah keluarga dengan kondisi pasien pingsan.
ngekek I ngeh a kasaran wong gak duwe Waktu itu p selang 15 menit saya masukkan
ngeh a lak kulo mboten saget mbak isin lah saya angkat saya bawa gerobak ke mobil
ngeh a wedi di rasani wong wong Ngalah I saya parkirkan mobilnya tau-tau di kabari
kulo gonceng mawon niki kulo tanglet I kiat keluarga pasien sudah meninggal ”
ngeh kulo budal I lak mboten kiat kulo ngeh Membunyikan sirine juga di dukung
mboten wanton mbak” dengan Sebagaimana bunyi UU No 22
Banyak Informan dalam penelitian ini Tahun 2009 Pasal 135: Kendaraan yang
sering mengeluh mengenai tarif adminitrasi mendapat hak utama sebagaimana dimaksud
penggunaan ambulance siaga desa sendiri. dalam Pasal 134 harus dikawal oleh petugas
Karena administrasinya sendiri menurut Kepolisian Negara Republik Indonesia
imforman memberatkan masyarakat,. dan/atau menggunakan isyarat lampu merah
Oleh karena itu sebaiknya administrasi atau biru dan bunyi sirene. Respon ini harus
penggunaan ambulance siaga desa harus di ditunjukkan dengan menghidupkan alat
perbaiki karena banyak informan yang peringatan (warning device) berupa sirene
mengeluh dengan administrasi penggunaan dan lampu rotator. Risiko kecelakaan tetap
ambulance siaga desa sehingga masyarkat ada, sehingga pengemudi tetap harus
enggan menggunakan transportasi memiliki kewaspadaan tinggi,
ambulance siaga desa sebagai sarana mempedulikan keselamatan pengemudi lain
transportasi pre hospital care. Ada salah satu dan tidak ceroboh.
informan lebih memilih mengantarkan Hal ini sesuai dengan teori (Oktafiani
keluarganya yang sakit menggunakan E,2013) Pelayanan emergensi pra-hospital
sepeda motor dan tidak menghiraukan resiko merupakan pelayanan yang di berikan oleh
yang ada karena ketidak adaan biaya. tim ambulance sebagai transportasi
4) Respon dan Pengalaman emergensi sebelum pasien tiba dan di terima
Dari hasil wawancara yang peneliti dapat di oleh rumah sakit. Pelayanan emergnensi
desa L kabupaten Jombang. tentang pre-hospital membutuhkan kecepatan dan
pengalaman saat melakukan tindakan pre ketepatan untuk meminimalisir resiko
hospital care dan saat itu belum sampai ke pasien. Sehingga durasi response time
rumah sakit:

60
menjadi indikator penting dalam pelayanan darurat dan ikut menggantar pasien ke
emergensi pre-hospital rumah sakit.
Pada teori pelayanan pre-hospital Kurangnya pengetahuan sopir
membutuhkan kecepatan dan ketepatan ambulance siaga desa dan tim ambulance
untuk meminimalisir resiko pasien. siaga desa yang dapat membantu proses pre
Informan S04 sudah berusaha melajukan hospital care di wilayah jombang. dan tidak
dengan cepat ambulance siaga desa agar di dukung oleh alat-alat yang di butuhkan
bisa sampai di Rumah sakit secepat saat penanganan pre hospital care sehingga
mungkin agar pasien dapat tertolong. kurangnya tidak bisa membantu pasien yang
5) Perlengkapan membutuhkan alat itu segera.
Dari hasil wawancara yang peneliti
dapat bahwa kelengkapan alat diambulance D. Masyarakat yang tidak mau
siaga desa kurang memadai dan ada alat menggunakan ambulance siaga desa
yang tidak slalu terpasang di ambulance Berdasarkan hasil wawancara
siaga desa karna ada masyarakat lain yang mengenai penggunaan ambulance siaga desa
membutuhkan sehingga di pinjamkan ke Informan R03 tidak menggunakan
masyarakat setempat. ambulance siaga desa karna trauma perasaan
Apa saja kelengkapan alat yang ada di tidak menyenangkan. Berikut pernyatan dari
ambulance siaga desa informan R03 :
Berikut pernyataan dari informan P05 : “jadi saya kalo naik ambulance siaga desa
“ tabung oksigen, tabung pemadam, ngeri inggat rintihan suara kesakitan adek
lampu sirene, brangkat, tandu, tempat cuci saya meski saya musyawarah desa yang lain
tangan” naik mobil siaga saya lebih baik naik sepeda
motor sendiri ngikut di belakangnya mobil
Biasanya yang pasti dan harus ada di siaga, kulo mending numpak pedah dewe
dalam ambulance siaga desa itu apa ngetotne burine mobil siaga, kadang jika
Berikut pernyataan dari informan S04 : perkumpulan di ngoro mojowarno
“ yang pasti itu ya masker itu mbak kecamatan kadang kan di antar ambulance
saya slalu ada “ orang banyak,jadi saya tidak nyaman jika
harus naik ambulance meskipun ambulance
Menurut teori (Boswick, 2012). bukan tempat orang mati kan tapi saya
Ambulance merupakan alat transportasi seaka-akan mengingat kejadian adek saya,
gawat darurat yang telah di kembangkan terus resah eh mbak kayak adek saya
untuk memberikan ruang kerja dan peralatan merintih kesakitan trus, dari pada sedih,kan
yang di sertakan untuk menyelamatkan lebih baik saya tidak menaikki ambulance”
nyawa pasien. Standar rencangannya telah Dengan siapa Kalo naik sepeda ke rumah
di kembangkan oleh „ National Academy of sakit
Sciences’ dan di beri mandate untuk “kemaren waktu di bonceng 3 dengan siapa
membeli mobil ini dengan dana faderal. bu “
Komite Trauma „ American Collage of “ya waktu itu di bonceng 3 apa anda tidak
Surgeon‟ telah mebuat daftar peralatan bagi takut jatuh
peralatan penyongkong minimum yang bisa Tidak mbak. Waktu itu saya goncengnya
dibawa ambulance untuk memberikan pelan kok mbak”
perawatan gawat darurat. Jarak tempuh rumah dengan rumah sakit
Alat-alat yang harus ada di dalam “jarak e jauh mbak dari rumah ke bareng 4
ambulance menurut teori (PERSI JATIM, km balik lagi 4km jadi 8 km lalu ke desa K
2016) Alat – alat yang digunakan untuk setengah km lalu kers mojowarno 3 km ya
pertolongan di lokasi kejadian meliputi 11,5km mbg ”.
antara lain tas tangan yang berisi suction Jadi tidak pernah naik ambulance siaga desa,
portable, airway dan intubasi, cairan infuse, “ iya sekali saja mbak waktu itu saya di
obat resusitasi, portable defib, backboard. Di bohonggi waktu itu ada acara jambore di
dalam ambulance siaga desa sebagian sudah ngoro”
ada dan sebagian belum ada. Dan kurangnya
pengetahuan sopir personil ambulance siaga E. Ringkasan Kesimpulan dari Setiap
desa yang faham akan tindakan gawat Pertanyaan

61
(1) Penggunaan Ambulance Siaga Desa ambulance siaga desa tidak di dukung oleh
dalam Prehospital di Masyarakat alat-alat yang di butuhkan saat penanganan
Dari wawancara diatas didapatkan pre hospital care sehingga kurang efektif
kesimpulan bahwa Penggunaan ambulance untuk membantu pasien yang
siaga desa dalam prehospital care di membutuhkan alat itu segera.
masyarakat desa L kabupaten Jombang Kesimpulan
sanggat aktif bahkan hampir setiap hari Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
ambulance siaga desa slalu digunakan disimpulkan bahwa :
untuk mengantar orang sakit baik itu untuk 1. Memahami Penggunaan Ambulance
kontrol ataupun proses transportasi Siaga Desa
prehospital, biasanya jika hari minggu saja Penggunaan transportasi ambulance siaga
di gunakan untuk pengajian desa sanggat berguna untuk masyarakat di
(2) Bagaimana Penanganan Keluarga Saat wilayah desa latsari karna masyarakat di
Membawa Pasien ke Rumah Sakit sana sering menggunakan transportasi
Dari wawancara diatas didapatkan ambulance siaga desa untuk mengantar
kesimpulan bahwa bahwa Seringnya keluarganya yang sedang sakit menuju
masyarakat di desa L jika membawa rumah sakit, kontrol ke rumah sakit ataupun
keluarga yang sakit tidak meminta bantuan rujukan ke rumah sakit. Masyarakat sering
kepada tenaga medis setempat, karena menggeluhkan mengenai biaya administrasi
masyarakat desa L menganggap bahwa penggunaan ambulance siaga desa.
tenaga medis di desa L tidak ada saat 2. Bagaimana Penanganan Keluarga Saat
mreka membutuhkan dan jika harus Membawa Pasien ke Rumah Sakit
memanggil tenaga medis masyarakat Masyarakat di desa Latsari jika
menganggap terlalu lama, Mereka hanya membawa keluarga yang sakit tidak
inggin keluarganya segera di tangani oleh meminta bantuan kepada tenaga medis
pihak rumah sakit. Dan kurangnya setempat, karna kurangnya penyuluhan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat kesehatan kepada masyarakat sehingga
sehingga masyarakat mengabaikan tenaga masyarakat mengabaikan tenaga medis
medis setempat. setempat. Masyarakat desa Latsari tidak tau
Masyarakat desa L tidak mengetahui harus melakukan tindakan apa sehingga saat
harus melakukan tindakan apa sehingga mengantar keluarganya yang sakit mereka
saat mengantar keluarganya yang sakit hanya sekedar mengantar saja tidak
mereka hanya sekedar mengantar saja melakukan tindakan apa-apa, kebanyakan
tidak melakukan tindakan apa-apa, jika keluarganya merasa kesakitan mreka
kebanyakan jika keluarganya merasa hanya menyuruh untuk tetap bertahan.
kesakitan mereka hanya menyuruh untuk 3. Bagaimana Pengoprasian Dan Alur
tetap bertahan. Penggunaan Ambulance Siaga Desa
(3) Bagaimana Pengoprasian dan Alur Administrasi penggunaan ambulance siaga
Penggunaan Ambuance Siaga Desa desa juga harus di perbaiki karena banyak
Fakta yang ada di masyarakat informan yang mengeluh dengan
bahwa ambulance siaga desa di gunakan administrasi penggunaan ambulance siaga
untuk mempercepat pelayanan kegawat desa sehingga masyarkat enggan
darurat masalah kesehatan, bencana serta menggunakan transportasi ambulance siaga
kesiapsiagaan mengatasi masalah desa sebagai sarana transportasi pre hospital.
kesehatan yang terjadi atau mungkin Didalam ambulance siaga desa tidak di
terjadi dan menekan angka kematian ibu dukung oleh alat-alat yang di butuhkan saat
dan bayi penanganan pre hospital sehingga
Administrasi penggunaan kurangnya bisa membantu pasien yang
ambulance siaga desa juga harus di membutuhkan alat itu segera.
perbaiki karena banyak informan yang
mengeluh dengan administrasi penggunaan Saran
ambulance siaga desa sehingga masyarkat a. Bagi pemerintah dan Daerah Lokal
enggan menggunakan transportasi Diharapkan pemerintah menambahkan
ambulance siaga desa sebagai sarana sarana alat emergency di setiap ambulance
transportasi pre hospital. Didalam

62
siaga desa agar dapat membantu proses pre Bapenas. 2015. Pembangunan desa yang sehat
hospital care. dan makmur. Online
b. Bagi keluarga http://www.bappenas.go.id/index.php/dow
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi nload_file/view/10866/3188/ diakses pada
acuan keluarga guna mengembangkan tanggal 6 januari 2017
pertolongan pertama pada pasien gawat
Tan, Pek Ghe, et al. "Review article:
darurat.
Prehospital fluid management in traumatic
c. Bagi perawat
brain injury." Emergency Medicine
Diharapkan perawat dan calon perawat
Australasia 23.6 (2011): 665-676.
mampu memberikan penyuluhan langsung
https://scholar.google.co.id/scholar?q=tan+
ke masyarakat agar warga sadar akan sikap
prehospital&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C
yang sudah dilakukan pada orang sakit.
5. Diakses pada tanggal 6 januari 2017
d. Bagi Desa
Diharapkan perangkat desa tanggap dan mau Peleg K, Pliskin JS. A geographic information
melaporkan sesuai dengan wadahnya, setiap system simulation model of EMS:
ada kejadian aneh yang terjadi di tengah- Reducing Ambulance Respon Time.
tengah masyarakat misalnya terdapat Trauma and Emergency medicine
gangguan jiwa yang meresahkan warga. research. 2004;164-70. Online
https://scholar.google.co.id/scholar?q=Pele
g+K%2C+Pliskin+JS.+A+geographic+inf
DAFTAR PUSTAKA ormation+system+simulation+model+of+
EMS%3A+Reducing+Ambulance+Respon
Persi ii jawa timur. 2016 . Emergency
+Time.+Trauma+and+Emergency+medici
Ambulance Service Training.
ne+research.+2004%3B164-
Bidang diklat PPNI jawa timur. 2016 . Materi 70&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Diakses pada tanggal 9 januari 2017
Support
Lieser & Alexis. 2009. Perspective om
Nursalam. 2016. Metode Penelitian Ilmu emergengy medical services in Bali.
Keperawatan : Pendekatan Praktis Edisi Western journal of emergency medicine.
4. Jakarta: Salemba Medika Department of emergency medicine: UC
Irvine
Prof .Dr. H.Tabrani Rab.2007. Agenda Gawat
Darurat (critical care) jilid 1. Bandung . PT Laksono bayu. 2015. Prehosital online
Alumni https://es.scribd.com/doc/123367264/pre
-hospital. diakses pada tanggal 10
Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. 2015.
januari 2017
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang
2015 : Jombang. Jhon A. Boswick. 2012. Perawatan Gawat
Darurat . Jakarta . buku kedokteran EGC
Härtl, Roger, et al.2006.” Direct Transport
Within An Organized State Trauma Dinkes wonosobo. 2014. Prosedur
System Reduces Mortality in Patients With pengoprasian ambulance. Online
Severe Traumatic Brain Injury.” Journal of http://dinkes.wonosobokab.go.id/wp-
Trauma and Acute Care Surgery 60.6 content/uploads/2014/10/PROSEDUR-
(2006): 1250-1256. Diakses pada tanggal 5 PENGOPERASIAN-AMBULANCE.docx.
januari 2017 diakses pada tanggal 5 february 2017
Sugiyono. 2015. Memahami penelitian
Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Pitt E, A Pusponegoro. 2005 Emergency
Medicine jurnal: Prehospital Care in
Indonesia. Prehospital care. Online Pitt,
E., and A. Pusponegoro. "Prehospital care
in Indonesia." Emergency medicine
journal 22.2 (2005): 144-147.

63

Anda mungkin juga menyukai