Anda di halaman 1dari 11

STUDI PUSTAKA PNEUMONIA

Oleh :

MUTIARA NIKEN SAFITRI

2131210014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmatnya berupa kesehatan, kecerdasan, serta kelancaran kepada saya sehingga
dapat menyelesaikan makalah kasus yang berjudul “PNEUMONIA” ini.

Makalah kasus Pneumonia ini merupakan salah satu tugas HAKI ( Habituasi
Kehidupan Intra FK) dimana agar saya lebih memahami tentang penyakit ini, serta dapat
memberikan informasi kepada pembaca tentang apa itu Pneumonia, penyebab, jenis jenis
pneumonia dan pengobatannya.

Tentunya penulisan makalah ini tidak lepas dari hambatan dan rintangan, terutama
karena terbatasnya pengalaman penulis. Namun berkat usaha dan doa, Alhamdulillah
kesulitan tersebut dapat diatasi.

Akhir kata semoga makalah kasus ini dapat bermanfaat bukan hanya saya sebagai
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang tetapi untuk masyarakat umum.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 16 Oktober 2013

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

DAFTAR MAPPING................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................1

1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2

2.1 Definisi....................................................................................................................2

2.2 Etiologi....................................................................................................................2

2.3 Manifestasi Klinis ...................................................................................................3

2.4 Penatalaksanaan........................................................................................................3

BAB III MAPPING........................................................................................................5

BAB IV PENUTUP.........................................................................................................6

4.1 Kesimpulan.................................................................................................................6

4.2 Saran..............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian keenam di USA. Usia lanjut,
penurunan imun, dan asupan alkohol yang tinggi merupakan faktor risiko terbesar di
dalam populasi umum. (Brashers, 2010)
Faktor rsiko lain meliputi penurunan kesadaran, merokok, penyakit paru yang mendasar,
intubasi endotrakea, malnutrisi, obstruksi jalannapas, imobilisasi. (Brashers, 2010)

Pneumonia adalah proses inflamasi infeksius akut yang mengakibatkan alveoli penuh
terisi cairan. (Sloane, 2003)

Dari pembahasan diatas, perlu dipelajari tentang definisi dari Pneumonia, penyebab,
gejala dan pengobatan pnumonia. Untuk mengetahui lebih jelas tentang penyakit
pneumonia maka, saya menggunakan studi literatur dengan mencari dan mengumpulkn
data dari pustaka baik buku, jurnal dan informasi lainnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi Pneumonia ?


2. Apa penyebab terjadinya pneumonia ?
3. Apa gejala jika terkena penyakit pneuonia ?
4. Bagaimana pengobatan jika jika menderita pneumonia ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi penyakit pneumonia


2. Mengetahui penyebab terjadinya pneumonia
3. Mengetahui gejala gejala penyakit pneumonia
4. Mengetahui pengobatan pneumonia

1.4 Manfaat Penulisan

1. Menambah pengetahuan tentang penyakit pneumonia


2. Untuk mengetahui lebih spesifik tentang pneumonia, gejala, penyebab serta
pengobatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pneumonia adalah infeksi saluran napas bawah (Brashers, 2010)

Pneumonia adalah proses inflamasi infeksius akut yang mengakibatkan alveoli penuh
terisi cairan. (Sloane, 2003)

Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yag mengenai
parenkim paru (Mansjoer dkk, 2001)

Pneumonia adalah radang parenkim paru ( Nelson, 2010 )

2.2 Etiologi

Umumnya disebabkan oleh bakteri, yaitu Streptococcus pneumoniae dan haemophilus


infleunzae (Mansjoer dkk, 2001)

Penyebab pneumonia yang paling sering selama usia beberapa tahun pertama yaitu
mycoplasma pneumoniae yang menyerang anak usia sekolah, sedangkan pada anak normal
penyebab paling lazim adalah bakteri streptococcus pneumoniae, s. Pyogenes, dan
staphylococcus aureus.sedangkan haemophilus influenzae menyebabkan pneumonia bakteri
pada anak tetapi menjadi berkurang sejak adanya vaksin efektif (Nelson, 2010)

Pneumonia bakteri tetap merupakan penyebab sakit berat yang penting, terutama pada
bulan-bulan musim dingin. Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum, termasuk
streptococcus pneumoniae, streptokokus grup A, Haemophilus influenzae, dan staphylococcus
aureus. Sefalosporin generasi kedua seperti sefuroksim adalah terapi awal yang efektif untuk
anak dengan penyakit yang penyebabnya adalah bakteri yang belum diketahui, walaupun
perlu dikenal bahwa pneumonia yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumniae tidak dapat
diobati dengan adekuat dengan sefalosporin ( Rudolph, 2010)

Pneumonia terhadap orang dewasa disebabkan streptococcus oneumoniae,


staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, S.pyogenes, K. Pneumoniae. Mycoplasma
pneumoniae, Legionella pneumophila, Coxiella burnetti, Chlamydia psittaci, Chlamydia
pneumoniae Moraxell catarrhalis, Neisseria meningitidis, Yersinia pestis, Chlamydia
trachomatis (neonatus), Legionella spp. Lainnya ( Mandal,2010)

Pneumonia kronik disebabkan mycobacterium tuberculosis, M. Bovis, M. Africanum,


bacteri anaerob/aerob campuran. Mikobakterium atipikal, Nocardia, P. Pseudomallei,
Actinomyces, Cryptococcus neoformans, aspergillus, histoplasmois, kokidioidomikosis,
Paragonimus wetermani (Mandal, 2010)

2.3 Manifestasi Klinis

Tanda pneumonia yaitu berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke
dalamsaat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak, fremitus
melemah, suara napas melemah, dan ronki. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa
batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air hunger, merintih
dan sianosis. Pada anak-anak biasanya lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada. (Mansjoer, 2001)

Pada pneumonia yang disebabkan bakteri pnemokokus gejalanya, dingin menggigil


disertai demam tinggi, batuk dan nyeri dada yang digambarkan pada orang dewasa dengan
pneumonia pneumokokus mungkin ditemukan pada anak yang lebih tua, tetapi jarang diamati
pada bayi dan anak muda (Nelson, 2010)

Peumonia sreptokokus mempunyai gejala hampir sama dengan pneumonia


pneumokokus, hanya tampak sakit ringan dengan batuk dan demam ringan. (Nelson, 2010)

Sedangkan pneumonia haemophillus influenzae gejalanya tersembunyi dan


perjalanannya biasanya lama selama beberapa minggu, batuk selalu ada, demam dan sering
takipnea dengan pelebaran dan retraksi hidung. (Nelson,2010)

Demam yang meningkat tajam, batuk produktif sputum berwarna atau berdatah, nyeri
dada, takikardia takipnea, radiografi khas, hasil laboratorium menunjukkan leukositosis
terutama sel Poly morpho Nuclear, O2 arteri rendah (Sukandar dkk, 2008)

2.4 Penatalaksanaan

Diberikan antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :

Untuk kasus pneumonia community base :

-ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian


-kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base :

Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian (Mansjoer, 2001)

Oksigen dan hidrasi bila ada indikasi,

Pertimbangkan isolasi respirasi

Hospitalisasi diindikasikan bila:

Usia diatas 65 tahun, tunawisma, dirawat dirumah sakit karena pneuonia ditahun yang lalu

Denyut nadi > 140/menit, frekuensi respirasi >30/menit, hipotensi

Temperatur>38,3 %

Penurunan status mental, sianosis

Menarik napas dalam dan batuk, fisioterapi dada bila tersedia

Antibiotik untuk pneumonia bakteri, parasit, atau jamur (bukan virus) (Sukandar dkk, 2008)

Benzilpenisilin intravena (IV) (sensitif terhadap penisilin), Sefotaksim IV (mempunyai


resistensi intermediat terhadap penisilin), Sefotaksim IV dan vankomisin IV (resisten
terhadap penisilin) (Mandal, 2010)
BAB III

MAPPING

Mikroorganisme terhirup atau tersebar melalui darah dari sumber yang lain

Polisakarida kapsular melindungi mikroorganisme dari PMN dan menghilangkan


inflamasi sampai sistem imun teraktivasi

Antibodi memajankan dinding sel yang ada dibawahnya ; leukosit direktrut ke


paru

Sitokin diproduksi, permeabilitas epitel alveolus meningkat, dan teichoic acid dari
mikroorganisme memulai rangkain pro-koagulan

Saat mikroorganisme dihancurkan, komponen dinding sel akan dilepaskan, dan


lepaslah pneumolysin yang bersifat sitotoksik bagi sel paru

Perubahan patologi paru yang besar meliputi pemendungan (eksudasi cairan ke


dalam alveolus ) hepatisasi merah (kebocoran eritrosit ke dalam alveolus), dan
hepatisasi merah (kebocoran eritrosit kedalam alveolus), dan hepatisasi abu
(migrasi leukosit kedalam alveolus)

Respons inflamasi intensif menyebabkan “krisis” klinis dan pada akhirnya


menurunkan demam

Fibrinisasi dengan resolusi

Aspirasi mikroorganisme yang mengkolonisasi sekresi orofarinks merupakan rute


infeksi yang paling sering. Rute inokulasi lain meliputi inhalasi, penyebaran infeksi melalui
darah (hematogen) dari area infeksi yang jauh, dan penyebaran langsung dari tempat
penularan infeksi.
Jalan napas atas merupakan garis pertahanan pertama terhadap infeksi, tetapi
pembersihan mikroorganisme oleh air liur, ekspulsi mukosiliar, dan sekresi IgA dapat
terhambat oelh berbagai penyakit, penurunan imun, merokok, dan intubasi endotrakeal.

Pertahanan jalan napas bawah meliputi batuk,refleks muntah, ekspulsi mukosiliar,


surfaktan, fagositosis makrofag dan polimorfonukleosit (PMN), dan imunitas selular dan
humoral. Pertahanan ini dapat dihambat oleh penurunan kesadaran, merokok, produk mukus
yang abnormal (mis; kistik fibrosis atau bronkitis kronis), penurunan imun, intubasi dan tirah
baring berkepanjangan.

Makrofag alveolar merupakan pertahanan primer terhadap invasi saluran pernapasan


bawah dan setiap hari membersihkan jalan napas dari mikroorganisme yang teraspirasi tanpa
menyebabkan inflamasi yang bermakna

Bila jumlah atau virulensi mikroorganisme terlalu besar, maka makrofag akan
merekrut PMN dan memulai rangkaian inflamasi dengan pelepasan berbagai sitokinin tenasuk
leukotrien, faktor nekrosis tumor (TNF) , interleukin, radikal oksigen, dan protease

Inflamasi tersebut menyebabkan pengisian alveolus mengalami ketidakcocokan


ventilasi / perfusi dan hipoksemia. Terjadi apoptosis sel-sel paru yang meluas, ini membantu
membasmi mikroorganisme intrasel seperti tuberkulosis atau klamidia, tetapi juga turut andil
dalam proses patologis kerusakan paru.

Infeksi dan inflamasi dapat tetap terlokalisir di paru atau dapat menyebabkan
bakterimia yang mengakibatkan meningitis atau endokarditis, sindrom respons inflamasi
sistemik (systematic inflammatory response syndrome, SIRS), dan/ atau sepsis

Faktor virulensi dari berbagai mikroorganisme dapat memengaruhi patofisiologi dan


perjalanan klinis penyakit. Streptococcus pneumoniae (pneumokokus) merupakan contoh
yang sangat tepat. ( Valentina, 2010)
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan bawah yang akut dan mengenai
parenkim paru.
Umumnya disebabkan oleh bakteri streptococcus pneumoniae dan
haemophilus influenzae.
Gejalanya berupa demam, batuk, sesak napas, dan nyeri dada.

Pengobatannya untuk kasus pneumonia community base :

-ampisilin 100 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

-kloramfenikol 75mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital base :

Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian

Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari dalam 2 kali pemberian


4.2 Saran
Makalah ini merupakan bagian dari tugas HAKI 2013 yang sedang saya jalani
di FK UNISMA. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini
yang perlu di perbaiki dan dibenarkan dari segi tatanan serta materi didalamnya. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan sebagai penyempurnaan bagi makalah
ini serta pembelajaran untuk saya demi meningkatkan kualitas pengetahuan saya
sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang.
DAFTAR PUSTAKA

Brashers, Valentina. 2010. Aplikasi Klinis Patofisiologi Pemeriksaan dan Manajemen. Jakata:
EGC

Mandal, Bibhat K.2010. Penyakit Infeksi. Jakarta. Erlangga

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Nelson, Waldo E. 2010. Nelson Ilmu Kesehatan Anak.

Rudolph. 2010. Buku Ajar Pediatri Rudolph

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai