Anda di halaman 1dari 7

MENUJU LAYANAN PRIMA PERPUSTAKAAN

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

F. Rahayuningsih
Pustakawan Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
fr_rani@mail.usd.ac.id

A. Pendahuluan atau kontra sebuah aturan penegakan


Sebuah lembaga akan tertata jika aturan dalam sebuah lembaga harus
dikelola dengan aturan yang baku dan dilakukan.
terstandar, demikian juga dengan per- Dari sisi pemustaka, sebelum
pustakaan. Perpustakaan selama ini masuk perpustakaan, pemustaka su-
dipandang sebagai sebuah lembaga dah dihadapkan pada “Peraturan
yang senantiasa menerapkan aturan- Perpustakaan”, yang bagi sebagian
aturan dalam pelaksanaan pekerjaan. pemustaka, peraturan perpustakaan
Sebuah aturan diterapkan agar proses tersebut dianggap sebagai sesuatu
mengubah input menjadi output dapat \DQJ PHPEXDW PHUHND EHU¿NLU
EHUMDODQ VHFDUD HIHNWLI GDQ H¿VLHQ ulang untuk masuk berkunjung ke
menuju pelayanan yang prima. Di per- perpustakaan. Sebelum masuk ber-
pustakaan, dari sisi EDFNRI¿FH, dalam pustakaan, pemustaka sudah harus
hal ini pengadaan dan pengolahan menitipkan tas, tidak boleh mengena-
koleksi, terdapat aturan untuk mem- kan jaket, kaos bahkan sandal jepit.
beli koleksi, aturan untuk melakukan Pada saat mau meminjam loker un-
weeding dan stock opname, aturan tuk menitipkan tas, pemustaka sudah
XQWXNPHPEHULNDQNODVL¿NDVLNROHNVL dihadapkan dengan serangkain per-
aturan untuk menyusun katalogisasi, aturan, misalnya harus menggunakan
aturan untuk shelving dll. Sedang- identitas mahasiswa, loker hanya di-
kan dari sisi IURQW RI¿FH, dalam hal gunakan saat di perpustakaan. Pada
ini pelayanan pemustaka, pemustaka saat meminjam buku, pemustaka di-
juga harus bersinggungan dengan hadapkan lagi dengan yang namanya
aturan-aturan yang berlaku, misalnya sistem peminjaman buku, sistem per-
aturan peminjaman loker, aturan pe- panjangan buku, sistem pengembalian
minjaman buku, aturan antrian ruang buku. Selain dengan sebuah sistem
komputer dll. Aturan yang dibuat un- yang diterapkan perpustakaan, yang
tuk pemustaka seringkali membuah- seringkali diterapkan secara kaku,
kan reaksi pro dan kontra, khususnya sistem yang diterapkan juga terkesan
bagi pemustaka. Terlepas dari pro membuat waktu tunggu menjadi lama,

14
apalagi jika banyak antrian, dan pela- pemustaka, apabila pelayanan pemus-
yanan dari petugas tidak memuaskan. takanya baik dan memuaskan, demiki-
Peraturan perpustakaan dibuat an pula sebaliknya. Hal ini dikare-
dengan tujuan agar segala sesuatunya nakan oleh Bagian Pelayanan adalah
dapat berjalan dengan baik, apalagi bagian yang bersinggungan langsung
jika pemustaka yang memanfaatkan dengan pemustaka. Pemustaka dapat
perpustakaan terlalu banyak. Na- mengatakan pelayanan tidak baik,
mun sadar atau tidak sadar, aturan manakala mereka mengalami pelay-
atau sistem yang diterapkan di per- anan yang tidak memuaskan atau
pustakaan seringkali membuat pe- pelayanan yang tidak sesuai dengan
mustaka merasa tidak puas dengan harapan. Hal itu senada dengan yang
pelayanan perpustakaan, pemustaka disampaikan oleh Rahayuningsih
merasa banyak birokrasi atau aturan di (2007) yang menyatakan bahwa “ba-
perpustakaan. Perpustakaan harus jeli gian pelayanan merupakan tolok ukur
melihat permasalahan ini, dan menco- keberhasilan pelayanan perpustakaan.
ba mendesain pelayanan perpustakaan Perpustakaan akan dinilai baik oleh
dengan melihat peluang yang ada baik penggunanya apabila pelayanan yang
eksternal maupun internal, misalnya dilakukan baik, dan pelayanan akan
perkembangan teknologi informasi. dikatakan buruk apabila pelayanan
Perpustakaan dapat mendesain sebuah yang dilakukan buruk, hal ini dikare-
pelayanan prima yang efektif dan nakan bagian pelayanan adalah bagian
H¿VLHQ GHQJDQ EHUEDVLV WHNQRORJL LQ- yang mempertemukan langsung anta-
formasi dengan mengurangi birokra- ra petugas dan pemustakanya”
si, namun dengan tetap menegakkan Pelayanan perpustakaan dapat berva-
aturan main yang berlaku. riasi tergantung dari kebutuhan dan
kondisi perpustakaan, kesiapan dana
B. Pelayanan Prima Perpustakaan dan kesiapan sumber daya manu-
Perpustakaan adalah sebuah sianya. Ada berbagai jenis pelayanan
sistem, yang di dalamnya terdiri dari perpustakaan yang dapat diberikan
serangkaian aktivitas berupa pe- kepada pemustaka, yaitu berupa:
ngadaan koleksi, pengolahan koleksi 1. Pelayanan sirkulasi, berupa pemin-
dan pelayanan pemustaka. Pengadaan jaman, pengembalian dan perpan-
koleksi dan pengolahan koleksi meru- jangan masa pinjam koleksi
pakan EDFN RI¿FH-nya perpustakaan. 2. Pelayanan ruang baca
Sedangkan pelayanan pemustaka 3. Pelayanan referensi
adalah IURQW RI¿FH-nya perpustakaan. 4. Pelayanan penggandaan informasi/
Perpustakaan dikatakan bermutu oleh fotokopi

15
5. Pelayanan terjemahan yang memiliki ciri khas kualitas
6. Pelayanan penelusuran informasi (quality nice). Ciri khas kualitas
7. Pelayanan administrasi per- yang baik meliputi kemudahan,
pustakaan: pendaftaran anggota, kecepatan, ketepatan, kehandalan
beres perpustakaan, penerimaan dan empathy.
tugas akhir 3. Layanan prima adalah pelayanan
8. Pelayanan pemanfaatan komputer dengan standar kualitas yang tinggi
dan selalu mengikuti perkembang-
Semua pelayanan tersebut harus an kebutuhan pelanggan setiap
didesain sedemikian rupa sehingga saat, secara konsisten dan akurat
dapat berdampak pada kepuasan pe- (handal).
mustaka. Dalam rangka memberikan 4. Layanan prima adalah pelayanan
pelayanan prima pada pemustaka agar yang memenuhi kebutuhan prak-
mereka puas, maka perpustakaan per- tis (practical needs), dan kebutu-
lu menerapkan prinsip “sedikit janji, han emosional (emotional needs)
banyak bukti”. Sebagaimana yang pelanggan.
disampaikan Tom Peter dalam Cook
(2004):17 bahwa: Lebih lanjut Achmad (2012) me-
“Kita tidak lagi dapat memuas- nyampaikan mengenai manfaat dari
kan pelanggan hanya dengan pelayanan prima, selain agar sumber
memenuhi harapan mereka. daya perpustakaan berupa koleksi,
Untuk dapat menjadi pemenang fasilitas dan jasa yang diberikan
pada masa kini, Anda harus dapat dimanfaatkan oleh pemustaka,
menyenangkan dan membuat pelayanan prima bermanfaat untuk:
pelanggan terkejut dengan meningkatkan kinerja perpustakaan,
produk dan jasa yang melebihi meningkatkan hubungan antara pe-
harapan”. mustaka dan tenaga perpustakaan,
meningkatkan citra perpustakaan,
Perpustakaan harus dapat mem- meningkatkan loyalitas pemustaka.
berikan pelayanan prima/excellent Selain itu, dari sisi pemustaka, pela-
service. Rahmayanty dalam Achmad yanan prima menjadikan kebutuhan
  PHQGH¿QLVLNDQ PHQJHQDL OD pemustaka akan informasi terpenuhi,
yanan prima sebagai berikut: pemustaka mendapatkan kepuasan
1. Layanan prima adalah pelayanan hati yang lebih baik, pemustaka mera-
yang sangat baik dan melampaui sa lebih dihargai dan diperhatikan,
harapan pelanggan. serta pemustaka mendapatkan layanan
2. Layanan prima adalah pelayanan yang lebih berkualitas.

16
Mengingat begitu banyaknya yang penting demi keterpakaian pela-
manfaat akan pelayanan prima bagi yanan perpustakaan. Perpustakaan
pemustaka maupun perpustakaan, harus mendata anggota perpustakaan
maka sudah saatnya perpustakaan untuk berbagai kepentingan, baik
memperhatikan aspek pelayanan pri- mengetahui statistik anggota, keper-
ma tersebut. Pelayanan prima dapat luan transaksi di perpustakaan dan
diterapkan dalam berbagai bentuk sebagai informasi keanggotaan per-
pelayanan perpustakaan, baik pela- pustakaan. Pendaftaran anggota per-
yanan perpustakaan yang dilakukan pustakaan pada awalnya dilakukan
secara manual atau terotomasi; mau- hanya pada saat perpustakaan buka
pun pelayanan yang dilakukan baik dan dilakukan secara manual dengan
dengan bantuan petugas, atau pela- mengisi formulir keanggotaan, me-
yanan yang dilakukan secara mandiri ngumpulkan persyaratan termasuk
oleh pemustaka. foto diri. Dengan berkembangnya
teknologi informasi, pendaftaran ang-
C. Bentuk Pelayanan Prima Per- gota perpustakaan dapat dilakukan
pustakaan yang Efektif dan setiap saat asal terkoneksi dengan
(¿VLHQ internet. Calon anggota perpustakaan
Pelayanan perpustakaan efek- tinggal mengisi data diri secara on-
WLIGDQH¿VLHQDGDODKSHOD\DQDQ\DQJ line. Layanan ini dianggap efektif dan
dilakukan dengan sedikit waktu, H¿VLHQ NDUHQD SHWXJDV WLGDN SHUOX
tenaga dan biaya, serta tidak terlalu lagi melakukan entri data anggota.
birokratis demi kepuasan pemustaka. Data yang sudah masuk dapat dengan
Perpustakaan mulai mencoba dengan cepat dimanfaatkan oleh petugas per-
berbagai alternatif desain pelayanan pustakaan.
SHUSXVWDNDDQ\DQJHIHNWLIGDQH¿VLHQ
misalnya dengan pelayanan berbasis 2. Layanan loker mandiri
“mandiri” atau “online”. Berikut akan Layanan loker adalah layanan pe-
dipaparkan mengenai beberapa bentuk nitipan tas. Layanan ini sebenarnya
layanan perpustakaan yang dipandang tidak mutlak ada di perpustakaan,
HIHNWLI GDQ H¿VLHQ \DQJ VHEDJLDQ EH- manakala perpustakaan sudah siap
sar sudah diterapkan di Perpustakaan dengan layanan di mana pemustaka
Universitas Sanata Dharma Yogyakar- bebas membawa tas/barang bawaan-
ta, antara lain: nya. Namun bagi perpustakaan yang
1. Layanan pendaftaran anggota per- belum siap dengan membebaskan
pustakaan online pemustaka membawa tas masuk ke
Anggota perpustakaan adalah aset dalam perpustakaan, layanan penitip-

17
an tas/loker menjadi layanan yang diterapkan di beberapa perpustakaan,
penting untuk menjamin keamanan namun saat ini sistem peminjaman
barang-barang yang dibawa oleh pe- buku sudah dilakukan dengan
mustaka ke perpustakaan. Pelayanan berbasis teknologi. Peminjaman
ini bisa dilakukan secara manual mau- dilakukan oleh petugas dengan sistem
pun elektronik. Untuk pelayanan man- otomasi perpustakaan. Seiring dengan
ual, maka memerlukan petugas loker. perkembangan teknologi informasi,
Dengan berkembangnya teknologi in- peminjaman buku tidak lagi dilakukan
formasi, maka pelayanan loker dapat dengan bantuan petugas, namun
dilakukan secara mandiri oleh pe- pemustaka melakukan secara mandiri
mustaka. Layanan ini membutuhkan di anjungan peminjaman koleksi. Pela-
komputer, program pelayanan loker yanan ini tentu juga dapat mengurangi
dan barcode reader. Pemustaka dapat WHQDJDVHKLQJJDOHELKH¿VLHQ
melakukan scan secara mandiri pada
kartu perpustakaan dan kunci loker 4. Layanan perpanjangan koleksi
untuk mendapatkan loker maupun un- mandiri
tuk mengembalikan kunci loker. De- Layanan perpanjangan koleksi,
ngan pelayanan ini dapat mengurangi pada awalnya hanya dapat dilakukan
WHQDJD VHKLQJJD OHELK H¿VLHQ GDODP jika yang bersangkutan/pemustaka
pelaksanaan pekerjaan. datang ke perpustakaan, selanjutnya
petugas pelayanan akan melakukan
3. Layanan Peminjaman Buku Man- cap “tanggal harus kembali” pada date
diri due slip/slip tanggal kembali. Seiring
Layanan peminjaman buku pada dengan perkembangan teknologi
awalnya dilakukan secara manual. informasi, perpanjangan koleksi
Banyak sistem yang dapat digunakan, tidak harus dilakukan dengan datang
misalnya sistem Browne, sistem sulih, ke perpustakaan, namun pemustaka
sistem buku besar, sistem Newark, dapat melakukan perpanjangan
dan sebagainya. Esensi dari semua koleksi secara online. Hal ini tentu
jenis sistem pelayanan tersebut adalah sangat membuat nyaman bagi
diketahuinya dengan mudah siapa para pemustaka karena tidak harus
peminjam buku dalam kurun waktu datang ke perpustakaan di tengah
tertentu, apa saja buku yang dipinjam kesibukan mereka kuliah, selain itu
oleh pengguna tertentu, buku apa saja juga mengurangi tenaga petugas
yang dikembalikan dalam hari tertentu pelayanan deng-an tidak memberikan/
dsb. Sistem manual yang diterapkan membubuhkan cap tanggal kembali
tersebut sampai saat ini masih pada setiap buku yang akan

18
petugas jelas dirasakan dalam pela- Cara ini tentu sangat efektif dan
yanan ini. H¿VLHQ EDLN EDJL SHPXVWDND PDXSXQ
bagi petugas perpustakaan. Pemusta-
5. Layanan pengembalian buku me- ka tidak usah datang ke perpustakaan,
lalui bookdrop dan tidak perlu mencetak/burning tu-
Sama hanya dengan layanan pe- gas akhir, namun cukup mengunggah
minjaman dan perpanjangan buku, saja secara online. Sedangkan bagi
pada sistem secara manual, pemus- petugas perpustakaan, cara ini mengu-
taka harus datang ke perpustakaan rangi banyak pekerjaan, karena petu-
pada saat jam buka perpustakaan. Na- gas tinggal melakukan pengecekan
mun seiring dengan perkembangan VDMDVHFDUD¿OH
teknologi informasi, maka pengem-
balian buku juga dapat dilakukan ti- 7. Layanan pemanfaatan komputer
dak pada saat perpustakaan buku. Dari mandiri
sisi pemustaka tentu pelayanan ini Salah satu tugas perpustakaan
dianggap lebih efektif, karena dapat adalah menyediakan sarana akses
mengembalikan buku pada saat per- informasi seluas-luasnya bagi pe-
pustakaan tutup/libur. mustaka. Salah satu yang dapat di-
lakukan adalah dengan menyediakan
6. Layanan unggah tugas akhir man- fasilitas komputer dan hotspot se-
diri cara gratis bagi pemustaka. Jika pada
Tugas akhir mahasiswa dalam awal pelayanan ini memaksimalkan
bentuk skripsi, tesis maupun diser- petugas untuk mengatur jalannya an-
tasi menjadi kekayaan koleksi sebuah trian pemanfaatan komputer, dengan
perpustakaan. Maka berbagai cara di- berkembangnya teknologi informasi,
lakukan oleh perpustakaan untuk me- maka layanan ini dapat dimaksimal-
nampung karya tersebut. Pada awal- kan dengan layanan “antrian” jika
nya perpustakaan menerima karya fasilitas komputer belum banyak
tersebut dalam bentuk tercetak, kemu- tersedia sedangkan pemustaka yang
GLDQEHUDOLKNHEHQWXN¿OHGDODP&' akan menggunakan fasilitas komputer
ROM. Seiring dengan perkembangan banyak atau “layanan mandiri” apabi-
teknologi informasi, penerimaan tu- la jumlah komputer sudah mencukupi
gas akhir mahasiswa tidak lagi dilaku- jika dibanding dengan jumlah pemus-
kan secara langsung oleh mahasiswa/ taka. Layanan ini dianggap efektif dan
pemustaka, namun mereka dapat H¿VLHQVHKLQJJDSHWXJDVGDSDWGLPDN-
melakukan unggah tugas akhir mereka simalkan untuk kegiatan yang lain.
secara mandiri di web perpustakaan.

19
8. Layanan fotokopi mandiri Perwujudan Layanan Prima Per-
Layanan fotokopi adalah layanan pustakaan. Jakarta: Sagung Seto.
penggandaan informasi. Layanan ini Cook, Sarah. (2004). Customer Care
sebenarnya tidak harus ada, namun Excellence. Jakarta: Penerbit PPM.
demi memberikan kemudahan kepada Gerson, Richard F. (2002). Mengu-
pemustaka maka layanan fotokopi ini kur Kepuasan Pelanggan, Cetakan
disediakan di perpustakaan. Layanan Kedua. Jakarta: PPM.
fotokopi dapat dilakukan dengan Matthews, Joseph R. (2007). The
bekerjasama dengan outsourching Evaluation and Measurement of
dapat juga dikelola sendiri. Jika la- Library Services:HVSRUW/LEUDU-
yanan fotokopi dikelola sendiri, maka ies Unlimeted. (e-book)
layanan fotokopi mandiri nampaknya Qalyubi, Shihabudin dkk.(2003).
dapat menjadi alternatif untuk efekti- Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan
YLWDVGDQH¿VLHQVLSHOD\DQDQ dan Informasi. Yogyakarta: Juru-
san Ilmu Perpustakaan dan Infor-
D. Penutup masi, Fakultas Adab UIN Sunan
Teknologi informasi telah ber- Kalijaga.
pengaruh besar terhadap pelayan- Rahayuningsih, F. (Editor). (2007).
an perpustakaan. Gebrakan baru Pengelolaan Perpustakaan. Yog-
yang dilakukan perpustakaan dalam yakarta: Graha Ilmu.
pelayanan kepada pemustaka telah Rahayuningsih, Fransisca. (2013).
membawa dampak kepada kemuda- Mengukur Kepuasan Pemustaka
han dan kecepatan pelayanan. Tujuan menggunakan Metode LibQual
akhir dari gebrakan pelayanan per- +TM. Yogyakarta: Graha Ilmu.
pustakaan adalah terciptanya efekti- Santoso, Nur Hidayat Dwi. (2012).
YLWDVGDQH¿VLHQVLGDODPSHODNVDQDDQ Analisis Pengaruh Product Qual-
pekerjaan. Muara akhir dari semua ini ity, Perceived Quality, Perceived
adalah terciptanya kepuasan pemus- Value dan Promotion Terhadap
taka dan peningkatan berkelanjutan di Kepuasan Pelanggan. Yogyakarta:
bidang perpustakaan. UGM.
Supranto. (2011). Pengukuran Tingkat
Daftar Pustaka Kepuasan Pelanggan. Jakarta:
Achmad. (2012). Layanan Cinta Rineka Cipta.

20

Anda mungkin juga menyukai