Di susun oleh :
EKA ANANDA PUTRI
(14.401.19.016)
DIII KEPERAWATAN
Segala upaya telah di lakukan untuk membuat dan melengkapi isi makalah ini , namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran agar di jadikan masukan untuk tugas di lain waktu.Semoga makalah
ini bermanfaat bagi mahasiswa terutama di kelas kami dan juga tentunya mahasiswa offering
lain.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................4
1.3 Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Promosi Kesehatan............................................................................................................................5
2.2 Ilmu Perilaku...................................................................................................................................11
2.3 Peran Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku di Keseharian................................................14
BAB III......................................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari sumber-
sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya
kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca ataupun
dosen pengajar.
h. Apa peran tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku dalam keseharian?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari
promosi kesehatan.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari ilmu perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Promosi Kesehatan
2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan
Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan
perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang uuntuk membawa perbaikan atau
perubahan dalam indivudu, masyarakat, dan lingkungan. Menurut Ottawa Charter, Promosi
kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Wahid Ikhbal Mubarak dan Nurul Cahyatin (2009) Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah
perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun 1984
WHO dalam salah satu divisinya, yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health
Education) diubah menjadi Divisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan (Division on Health
Promotion and Education). Konsep ini oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai
disesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktoral
Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam
konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan
peningkatan pedngetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya
bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini berarti promosi
kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan berupa
perubahan perilaku, baik didalam masyarakat maupun lingkungan organisasi, lingkungan fisik,
non fisik, social, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Lawrence Green mendefinisi promosi kesehatan sebagai berikut: Promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi,
politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan
yang kondusif bagi kesehatan.
Dari batasan ini jelas, bahwa promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi
kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang atau
masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi
sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan
faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali
atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi
kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu
untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini
mencakup dua dimensi yakni “ kemauan” dan “ kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya
kemauan masyarakat seperti dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Untuk mencapai status
kesehatan yang paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan social, masyarakat harus mampu
mengenal/mengidentifikasi dan mewujudkam aspirasinya, untuk memenuhi kebutuhannya, dan
mengubah atau mengatasi keadaan lingkungannya.
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama yang mempengaruhi
derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-
turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah:
(organik / anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial
budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
4. Keturunan atau herediter : gen, hereditas yang menjadi sifat dasar setiap individu
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik
(cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non fisik, seperti lingkungan social,
budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya
adalah semua factor diluar kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok, maupun
komunitas yang secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal
ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah dirumuskan oleh Blum masih
terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi atau menentukkan terwujudnya kesehatan
seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu,
kelompok atau masyarakat ini, dalam piagam Ottawa disebut persyaratan untuk kesehatan
terdapat 9 faktor, yakni:
2. Tempat tinggal
3. Pendidikan
4. Makanan
5. Pendapatan
8. Keadilan sosial
9. Pemerataan
Mubarak, W.I, dkk (2007) Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa
Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang berisi lima butir
kesepakatan yang meliputi :
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu
adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses
pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan
kepada para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers)
baik di institusi pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan
PLTN di daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa
memperhitungkan untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan
ditimbulkan, serta kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam pengertian luas.
Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta
lingkungan yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok
terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas
polantas, dsb.
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan kesehatan
kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan kesehatan juga
merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider) dan
pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya
sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif
masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat,
dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah
penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya
pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata,
masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan
kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah
semata-mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban
dan berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang
dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu
diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita
contoh), bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada faktor perilaku dan
faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah
promosi atau pendidikan kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah
dengan perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan sosial budaya, serta peningkatan
pelayanan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan tercantum dalam UU kesehatan RI No. 36 tahun 2009. Peraturan
perundang-undangan tersebut mengatur secara jelas, cermat, dan lengkap setiap aspek
kesehatan.Mulai dari pengertian-pengertian penting dalam hukum kesehatan, asas dan tujuan,
hak dan kewajiban, tanggung jawab pemerintah, sumber daya di bidang kesehatan, upaya
kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut usia, dan penyandang cacat, gizi, kesehatan
jiwa, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, pengelolaan
kesehatan, informasi kesehatan, pembiayaan kesehatan, peran serta masyarakat, badan
pertimbangan kesehatan, pembinaan dan pengawasan, dan berbagai hal lain yang terkait dengan
kesehatan yang diatur dalam tiap babnya.
Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga tingkatan
yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga
disebut tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja
menurun 50 % setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini merupakan
tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan meningkat
75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini bersifat
jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan
pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan
berjalan 6 bulan.
Menurut Keleher,et.al, (2007) terdapat 10 (sepuluh) area tindakan promosi kesehatan, yaitu :
3. Memberdayakan masyarakat
Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat, maka sasaran langsung promosi kesehatan adalah masyarakat. Namun
demikian, dikarenakan kebatasan sumberdaya yang ada, tidak akan efektif apabila upaya
promosi kesehatan langsung ditujukan ke masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penahapan
sasaran promosi kesehatan. Sasaran promosi kesehatan dibagi dalam tiga kelompok sasaran yaitu
sebagai berikut.
Masyarakat pada umumnya menjadi sasarang langsung promosi kesehatan, misalnya: kepala
keluarga untuk masalah kesehatan uum, ibu hamil dan ibu menyusui untuk masalah kesehatan
ibu dan anak (KIA), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan lain-lain. Upaya promosi ini
sejalan dengan strategi promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat (empowerment).
Para tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat disebut sasaran sekunder. Dengan
memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat di sekitarnya. Selain itu, apabila sasaran sekunder berpeilaku sehat sebagai
hasil dari pendidikan kesehatan yang diterimanya, dapat dijadikan contoh atau acuan perilaku
sehat bagi masyarakat di sekitarnya. Upaya promosi kesehatan ini sejalan dengan strategi
promosi kesehatan dukungan social (social support).
Sasaran tersier adalah para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat puasat
maupun daerah. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh sasaran
tersier akan mempunyai dampak terhadap perilaku masyarakat selaku sasaran primer promosi
kesehatan dan tokoh masyarakat selaku sasaran sekunder promosi kesehatan. Upaya promosi
kesehatan ini sejalan dengan strategi global promosi kesehatan yaitu advokasi (advocacy).
Nesi Novita dan Yunetra Fransika (2011) Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dalam hal
kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan dorongan
merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Perilaku adalah
respons individu terhadap stimulasi, baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Perilaku adalah respons yang terdiri atas respons motorik: berbicara, berjalan, dan sebagainya;
respons fisiologik: reaksi hormonal, aktivitas system saraf otonomik, dan sebagainya; respons
kognitif: pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya; respons afektif: rasa
benci, kecewa, marah, dan sebagainya.
1) Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya: berjalan, menulis, menyunyik,
merawat orang sakit, menolong persalinna dan sebagainya.
2) Aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain (dari luar) misalnya: berfikir, bersikap,
berfantasi, dan sebagainya.
Ahli psikologi social Sears, at.al, (1985), mengemukakan empat pendekatan dalam memahami
proses terbentuknya perilaku social, yaitu:
Ahli antropologi Suparlan (1986), melihat terbentuknya perilaku individu sebagai totalitas atau
resultan dari tiga buah komponen internal diri manusia yang secara bersama-sama membentuk
perilaku manusia, yaitu:
negara/masyarakat, yang diperoleh melalui proses belajar dari lingkungannya sejak ia dilahirkan,
kemudian secara selektif
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi bidang ilmu kesehatan
masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi Ringkai sehingga mampu
menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah kesehatan
yang ada.
7. Mengembangkan dan membina kerjasama kemitraan pada tingkat regional, nasional dan
internasional.
Benjamin Bloom (1977), seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang
perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain
perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek
melalui indera yang dimilikinya.
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan
bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar promosi kesehatan dan ilmu perilaku
1. Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan
kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
2. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga
bagaimana mampu memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
3. Ruang lingkup dari promosi kesehatan meliputi: membangun kebijakan kesehatan public,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan,memberdayakan
masyarakat,mengembangkan kemampuan personal,berorientasi pada layanan kesehatan,
meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social, meningkatkan konsolidasi dan
memperluas kerjasama untuk kesehatan, memberdayakan masayarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat,Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
4. Sasaran Promosi kesehatan ada tiga yaitu 1) Sasaran Primer (primary target), 2) Sasaran
sekunder (secondary target), 3) Sasaran tersier (tertiary target).
5. Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia
antara satu dengan yang lain tidak sama baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun
kepribadian.
6. Tujuan dari ilmu perilaku yaitu menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta
metodologi bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi
Ringkai sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara
penyelesaian masalah kesehatan yang ada.
7. Menurut Benjamin Bloom (1977), ruang lingkup ilmu perilaku adalah: 1) Pengetahuan
(knowledge), 2) Sikap (attitude), 3) Tindakan atau praktik (practice).
8. Promosi yang dilakukan perlu mengikuti 4 tahapan yaitu memperkenalkan gagasan dan
teknik perilaku sehat, melakukan identifikasi dan mengembangkan strategi perubahan perilaku
sehat, memotivasi masyarakat sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dan memahami cara
berkomunikasi serta merancang program komunikasi.
3.2 Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian makalah ini, tentu
`banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan rujukan atau referensi
yang kami peroleh. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada umumnya dan pembaca pada khususnya. Aamiinn
DAFTAR PUSTAKA
1. Dian, Ayubi. 2010. Konsep Promosi Kesehatan. Departemen Promosi Kesehatan dan
Ilmu Perilaku FKM UI.
2. Hidayat,Syarif. Strategi Promosi Kesehatan.18 September 2014..
3. http://www.scribd.com/doc/40462631/Makalah-Strategi-Promosi-Kesehatan-Jadi
4. Mubarak, W.I, dkk. 2007. Promosi Kesehatam: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
5. Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
6. Notoatmodjo, Soekidjo.(2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka
Cipta.
7. Novita,Nesi. 2011. Promosi Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
8. Saputri, Waode Nurhaeny Emba. Promosi Kesehatan.18 September 2014.
file:///E:/Tugas/IKM/ikm/ilmu-perilaku-2-wd-nurhaeny-emba.html
Share
1 comment:
titan gel rusiaDecember 9, 2019 at 2:29 PM
obat forex , obat forex asli , obat kuat forex , jual obat forex , harga obat forex , testimoni obat
forex ,
Reply
Home
Contributors
Senja Merona
Senja Merona
Powered by Blogger.