Bioteknologi mengalami perkembangan yang pesat hingga saat ini.
Peranan bioteknologi sangat luas dalam aspek pemenuhan kebutuhan manusia.
Beberapa proses bioteknologi baik konvensional maupun modern tidak terlepas dari peranan mikroorganisme. Mikroorganisme ini digunakan untuk berbagai bidang seperti bidang pangan, industri, farmasi, dan masih banyak lagi. Pengguanaan bioteknologi kian hari semakin meningkat. Hal ini dikarenakan permintaan masyarakat terhadap suatu produk serta ketersediaan kebutuhan berkelanjutan menjadikan bioteknologi sebagai salah satu solusi pemenuhan kebutuhan tersebut.
Negara Indonesia banyak dijumpai berbagai produk makanan tradisional
hasil olahan bioteknologi konvensional melalui fermentasi seperti tempe, tapai, dan oncom. Pengolahan makanan tersebut tidak terlepas dari peranan mikroorganisme berupa bakteri, ataupun fungi. Pemanfaatan mikroorganisme ini berbeda-beda tergantung pada bahan dasar dan hasil akhir yang ingin diperoleh. Manfaat dari penerapan bioteknologi adalah untuk menghasilkan makanan yang bergizi tinggi, menghasilkan produk makanan dan minuman hasil fermentasi, serta menghasilkan produk bahan penyedap. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan makanan terus meningkat sehingga perlu diadakannya peningkatan dan perbaikan kuantitas serta kualitas pangan. Penelitian dibidang bioteknologi ini diharapkan mampu meningkatkan nilai guna dan manfaat dari berbagai jenis bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Mikroorganisme yang digunakan untuk proses pengolahan makanan bisa berasal dari kelompok bakteri maupun fungi. Bakteri yang digunakan bisa berasal dari kelompok Actinobacteriaceae seperti Bifidobacterium thermophilum.
Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri terbesar di Indonesia.
Namun demikian, industri yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan kesejahteraan rakyat ini berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan karena menghasilkan limbah yang sulit terdegradasi secara alami. Berbagai metode dekolorisasi dan degradasi pewarna tekstil baik secara fisik maupun kimiawi sudah diterapkan dan dikembangkan dalam sistem pengolahan limbah untuk mengeliminasi dampak negatif pewarna tekstil. Namun demikian, berbagai faktor mulai dari keefektifan, keekonomisan, maupun dampak penerapan metode tersebut terhadap lingkungan, masih memerlukan perhatian khusus dan perbaikan.
Oleh sebab itu, pendekatan secara biologis dengan menggunakan
mikroorganisme sebagai agen bioremediasi menjadi solusi yang menjanjikan karena sifatnya yang berkelanjutan, ramah lingkungan dan ekonomis. Untuk menggunakan metode bioremediasi tersebut perlu dilakukan seleksi terhadap kandidat mikroorganisme yang berpotensi menjadi agen bioremediasi. Seleksi tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan secara mikrobiologis maupun secara bioinformatic. Metode bioremediasi dapat diterapkan untuk mendekolorisasi limbah pewarna tekstil dengan memanfaatkan berbagai mikroba endogenous.
Selain diterapkan pada bidang pangan dan industri, mikroorganisme juga
memiliki peran dalam bidang farmasi. Peranan bioteknologi dalam budidaya, multiplikasi, rekayasa genetika, dan skrining mikroba endofit yang dapat menghasilkan metabolit sekunder sangat penting dalam rangka pengembangan bahan obat yang berasal dari tanaman obat ini. Bahkan dengan kemajuan yang pesat dalam bidang bioteknologi ini telah dapat dihasilkan beberapa jenis tanaman transgenik yang dapat memproduksi vaksin rekombinan. Dalam rekayasa genetik, kemajuan yang telah dicapai dalam bidang bioteknologi dan teknik DNA rekombinan telah membantu mempercepat dan meningkatkan berbagai penelitian menuju ke arah pemahaman tentang biosintesis dari metabolit sekunder.. Teknik rekayasa genetika dengan melakukan transformasi genetik telah dilakukan untuk memanipulasi lebih dari 120 jenis spesies dari sekitar 35 famili tanaman menggunakan perantara bakteri Agrobacterium ataupun transformasi langsung.