Anda di halaman 1dari 2

Notula Liqo tanggal 7 September 2020

Makna 2 Kalimat Syahadat


Syahadat ada 2 jenis, yaitu:
1. Syahadat tauhid
Disebut Syahadat Tauhid karena kita tidak boleh bertauhid selain Allah SWT.
Bila kita bertauhid selain Allah berarti kita telah mempersekutukan Dia dengan
lainnya.
2. Syahadat risalah
Disebut Syahadat Risalah karena kita dapat berisalah kecuali dengan
Rasulullah sebagai rasul penutup. Rasulullah menyempurnakan segala risalah yang
dibawakan nabi-nabi sebelumnya.
Kedua makna syahadat tersebut harus disertai dengan kesesuaian hati dan mulut kita.

Manusia diberi keistimewaan oleh Allah di antaranya yaitu manusia diberi akal serta
peran sebagai khalifah di muka bumi. Para rasul yang diberi wahyu oleh Allah mengajarkan dan
mengajak manusia ke jalan yang benar yang disebut sebagai ajaran Islam untuk semua manusia,
umat Muslim.
Syahadat harus dengan kerelaan hati dan keridhoan untuk menjalankan segala kewajiban
dan perintah dari Allah.
 Semua sudah ditentukan oleh Allah sejak zaman azali dan sudah tertulis dalam Lauhul
Mahfudz.
Jadi, semua yang terjadi didunia ini, baik atau buruknya qodo dan qodar, sudah
diketahui dan ditentukan oleh Allah SWT. Seperti dalam QS Al-Baqarah ayat 216 yang
artinya “Boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal sesuatu itu amat baik bagimu.
Boleh jadi pula engkau mencintai sesuatu padahal sesuatu itu amat buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216). Apa yang Allah
perbuat, tidak sepatutnya dipertanyakan karena Ia Maha Mengetahui, Maha Adil, dan
Maha Bijaksana.
Boleh jadi kita membenci sesuatu padahal itu bisa jadi yang terbaik untuk kita,
dan sebaliknya hal yang kita anggap baik boleh jadi itu malah tidak baik. Sesungguhnya
Allah itu Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana, kita hanya harus memandang positif
semua hal agar menjadi kebaikan. Bersyukur jika mendapatkan kebahagiaan dan tetap
bersabar jika mendapat kesusahan atau cobaan.

 Allah menghendaki alam semesta, dunia inu sebagai media ekperimen untuk mencari
pengalaman.
Sesungguhnya segala yang terjadi pada alam ini berjalan sesuai dengan hukum
sunnatullah yang telah ditentukan. Seperti dalam QS. Al-An'am ayat 59 yang artinya:
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya
kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
 Menuntut konsekuensi agar kita bisa menerima semua hal secara syar'i.
Kita melakukan segala sesuatu harus sesuai dengan syariat dan ketentuan Allah.
Manusia akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat oleh karena itu harus taat
menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Kita harus bisa mengimplementasikan keimanan dengan benar. Oleh sebab itu diperlukan
adanya kerelaan hati menerima semua hal yang telah dikehendaki oleh Allah, memahami segala
yang dikehendaki Allah dengan positif, serta melaksanakan apa yang telah disyariatkan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai