Anda di halaman 1dari 3

Hal-hal penting yang dipelajari dalam modul 4 mengenai materi sasis otomotif

yaitu, Sistem kemudi berfungsi untuk mengarahkan arah kelajuan kendaraan dengan
aman, mudah, ringan dan stabil.Komponen utama sistem kemudi adalah steering
wheel, steering main shaft, steering gear box dan steering linkage.Jenis steering
gearbox secara garis besar ada dua, yaitu worm and sector dan rack and pinion.
Jenis kemudi tipe worm and sector yang berkembang adalah model recirculating
ball.Sistem bantu kemudi atau biasa disebut power steering berfungsi untuk
memperingan gaya untuk memutar roda kemudi.Power steering yang diaplikasikan
pada kendaraan mayoritas adalah sistem hidrolik, walaupun saat ini sudah mulai
berkembang menggunakan electronic power steering (EPS).Komponen utama power
steering hidrolik meliputi pompa dan katup pengatur arah aliran fluida, sedangkan
komponen utama pada EPS adalah motor listrik dan ECU EPS.Wheel Alignment
merupakan sistem pengaturan kelurusan roda untuk mendapatkan pengemudian
ringan, mudah dan stabil serta keausan ban yang minimal.CCKG adalah alat ukur
camber, caster dan king-pin secara manual. Sedangkan toe-in gauge adalah alat
pengukur toe secara manual juga. Pengukur faktor FWA secara elektronik dengan
bantuan komputer sudah sangat banyak variasinya.Faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan alat ukur adalah pemasangan yang baik/ tepat, set
nol alat dengan baik (input data yang benar) serta prosedur kerja yang
cermat.Penyetelan faktor-faktor wheel alignment harus disesuaikan tipe suspensi
dan konstruksi dari sistem kemudi. Hal-hal yang terkait dengan cara penyetelan dan
sesifikasi teknis harus dilihat pada pansuan servis.Roda yang berputar harus
mempunyai massa yang sama pada setiap titik yang berjarak sama dari sumbu
putarnya. Jika sampai tidak sama maka akan dinamakan unbalance. Unbalance
dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu unbalance static dan unbalance
dynamic)Ukuran-ukuran roda yang diperlukan sebagai input mesin balan adalah tipe
pelek, diameter pelek dan lebar pelek serta jarak roda dari acuan mesin balance.
Pengecekan ketidak-balanan akan tepat jika input data yang dimasukkan tepat serta
pemasangan roda di mesin balan tepat.Ketidak-balanan (unbalance/ imbalance)
dapat dibetulkan dengan memasangkan bobot balan sesuai dengan yang diukur dan
diidentifikasi oleh mesin balan, baik yang terkait dengan berat unbalance maupun
lokasi unbalance.Selain balancing, roda juga harus diperhatikan dari run-out yang
berlebihan. Run-out yang berlebihan juga akan menimbulkan getaran dan
pengemudian yang tidak stabil. Perbaiki dengan membetulkan posisi pemasangan
ban ke pelek dan atau membetulkan posisi hub roda. Jika run-out masih terlalu
besar gunakan gerinda khusus untuk memotong ban dan memperbaiki run-
out.Sistem rem merupakan sistem yang berfungsi untuk mengendalikan kecepatan
laju kendaraan dan atau untuk menghentikan kendaraan.Terdapat dua sistem rem
pada kendaraan, yaitu rem utama dan rem parkir.Unit rem pada kendaraan pada
umumnya menggunakan prinsip gesekan mekanis untuk merubah energi gerak
menjadi energi panas. Unit geseknya biasa berbentuk tromol dan cakram.Mekanisme
penggerak rem pada kendaraan secara umum terdapat beberapa jenis, yaitu
penggerak mekanik, hidrolik, hidro-pneumatik, full pneumatik dan elektronik.Sistem
Antilock Brake System (ABS) mencegah terjadinya penguncian pada roda-roda
kendaraan selama pengereman yang dapat mengakibatkan turunnya efektifitas
pengereman dan tidak terkendalinya kendaraan.ABS mempertahankan slip ratio
pada nilai 10 % sampai dengan 30%.Terdapat 3 mode pengaktifan kerja ABS, yaitu
pressure holding mode, pressure reduction mode, dan pressure increase
mode.Sistem suspensi berfungsi untuk mendukung sistem kemudi agar kendaraan
dapat dikemudikan dengan stabil dan juga berfungsi untuk meningkatkan
kenyamanan berkendara.Sistem suspensi secara garis besar dibedakan menjadi dua,
yaitu suspensi rigid dan suspensi independent.Ditinjau dari jenis pegas yang
digunakan sistem suspensi dibedakan menjadi beberapa sistem, antara lain suspensi
pegas spiral, pegas daun, pegas batang torsi, pegas karet dan pegas udara.Sistem
suspensi aktif secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu suspensi
semi aktif (semi active) dan suspensi aktif penuh (pure active)Sistem suspensi semi
aktif hanya mengatur kekerasan shock absorber sesuai dengan kebutuhan jalan dan
gaya pengendaraan, sedangkan sistem suspensi pure active mampu mengatur
ketinggian kendaraan serta gaya pemegasan sistem suspensi secara aktif sesuai
kebutuhan pengendaraan, gaya pengendaraan, maupun kondisi jalan.Terdapat tiga
pengaturan pada sistem suspensi aktif, yaitu pengaturan mode pengendaraan,
pengontrolan tingkat peredaman dan tingkat kelenturan pegas, serta pengontrolan
tinggi kendaraan.Sistem pemindah tenaga merupakan salah satu sistem utama pada
kendaraan, Sistem pemindah tenaga utama pada sepeda motor terdiri dari kopling
dan transmisi.Kopling merupakan bagian utama dari sistem pemindah tenaga pada
sepeda motor. Kopling pada sepeda motor berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan putaran mesin dari poros engkol ke transmisi untuk selanjutnya
diteruskan ke roda belakang melalui rantai roda.Kopling manual/mekanis mulai
bekerja pada saat handel kopling ditekan. Apabila handel kopling ditekan, hubungan
antara putaran poros engkol ke transmisi menjadi terputus. Sebaliknya, pada saat
handel kopling dilepas maka putaran poros engkol kembali berhubungan dengan
transmisi.

Kopling sentrifugal mulai bekerja apabila mesin mencapai putaran antara


2.500-2.700 rpm. Pada saat putaran mesin mencapai angka tersebut, kampas
kopling atau clutch weight akan mengembang atau menghasilkan gaya sentrifugal.
Hal ini akan mengakibatkan clutch weight menempel dengan rumah kopling primer
atau primary clutch outer sehingga primary clutch outer ikut berputar. Sebaliknya,
apabila putaran mesin kurang dari 2.500 rpm, clutch weight dan primary clutch
outer akan terlepas.

Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi, yaitu transmisi manual dan
transmisi otomatis. Transmisi manual menggunakan beberapa perkaitan roda gigi
untuk menghasilkan perbandingan yang berbeda. Sedangkan transmisi otomatis,
umumnya sepeda motor menggunakan sistem Continously Variable Transmission
(CVT), yang mengaplikasikan variable diameter gear untuk menentukan moment
output.

Transmisi CVT bekerja dengan menggunakan dua buah pully yang memiliki
diameter yang bervariasi.

Pemeriksaan kopling antara lain: pemeriksaan dan penyetelan jarak bebas


handle kopling; pemeriksaan kabel kopling; pemeriksaan respon kinerja kopling dan
pemeriksaan kampas kopling.

Pemeriksaan kopling sentrifugal antara lain pemeriksaan renspon kopling,


yang dapat mengindikasikan tingkat keausan kampas, serta pemeriksaan setelan
kopling

Anda mungkin juga menyukai