Anda di halaman 1dari 11

8.

1 AUDIT PLAN (PERENCANAAN PEMERIKSAAN)

Standar pekerjaan lapangan pertama (IAPI, 2011: 310.1) berbunyi sebagai berikut:
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya”.

A. Pengertian Dan Tujuan Audit Plan


Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit
yang diharapkan disusun segera setelah management letter (surat perikatan) disetujui klien.
Tujuan Audit Plan adalah untuk mencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi
salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang
secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan.
Dalam merencanakan audit :
Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan professional
Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat matealitas.
Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas :
Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai disusun.
Setelah laporan keuangan yang akan diaudit selesai diaudit, namun perlu dimodifikasi,
Untuk kedua keadaan tersebut didasarkan atas laporan keuangan intern klien yang disetahunkan
atau laporan keuangan tahunan satu / lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan
pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam
perekonomian secara keseluruhan

B. Melaksanakan Prosedur Analistis


Prosedur analistis adalah evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari
hubungan yang logis antardata keuangan maupun nonkeuangan meliputi perbandingan jumlah -
jumlah yang tercatat atas harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Prosedur analistis juga berguna untuk menduga kondisi keuangan klien dan mengurangi
luasnya pengujian-pengujian. Prosedur analistis digunakan dalam setiap fase auditing dengan
tujuan sebagai berikut:
⮚ Pada fase perencanaan, untuk membantu auditor dalam merencanakan sifat, waktu,
lingkup, dan prosedur audit.
⮚ Pada fase pengujian, untuk memperoleh bukti mengenai masing - masing asersi yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis jenis transaksi.
⮚ Pada kesimpulan audit atau penilaian tahap akhir tentang kewajaran laporan keuangan
yang diaudit, sebagai review menyeluruh.

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup


audit yang diharapkan. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain:
a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis satuan usaha tersebut dan industry dimana satuan
usaha tersebut beroperasi di dalamnya.
b. Kebijakan dan prosedur akuntansi satuan usaha tersebut.
c. Metode yang digunakan oleh satuan usaha dalam mengolah informasi akuntansi yang
signifikan, temasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi
akuntansi pokok perusahaan.
d. Penetapan tingkat risikio pengendalian yang direncanakan.
e. Pertimbangan awal tentang tingkat meterialitas untuk tujuan audit.
f. Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian (adjustment).
g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti
risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
h. Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pembeli tugas (sebagai
contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk
menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian).

Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam peerencanaan dan supervisi
biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan satuan usaha dan
diskusi dengan staf lain dalam kantor akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut.
a. Mereview arsip korespodensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan
laporan audit tahun lalu.
b. Membahas masalah – masalah yang berdampak terhadap audit dengan staf kantor
akuntan yang bertanggungjawab atas jasa non audit bagi satuan usaha.
c. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap
satuan usaha.
d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e. Membicarakan tipe, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau
komite audit.
f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar
auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia, terutama yang baru.
g. Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam penyiapan data.
h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan,spesialis,dan auditor intern.
i. Mmbuat jadwal pekerjaan audit (time schedule).
j. Menentukan dan mengkoordinasikan kebetuhan staf audit.
k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan
informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat
menganalisis dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang
perlu.

C. Mengembangkan Strategi Audit


Tujuan auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk menurunkan
risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan.
Strategi audi, yaitu :
a. Primarily substantive approach
Pada strategi ini auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian
pengendalian.
b. Lower assessed level of control risk approach
Pada strategi ini, auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian dari pada
pengujian substantive. Hal ini bukan berarti auditor sama sekali tidak melakukan pengujiam
substanti, auditor tetap melakukan pengujian substantive meskipun tidak seekstensufb pada
primarily substantive approach
Menghimpun pemhaman sruktur pengendalian intern klien Standar pengerjaan lapangan
kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan.
Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami
bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business) termasuk sifat dan jenis usaha
klien, struktur organisasinya, struktur pemodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dan
lain-lain.
Sumber lain yang dapat digunakan oleh auditor adalah publikasi yang dikeluarkan oleh
industry, laporan keuangan satuan usaha lain dalam industry, buku teks, majalah, dan perorangan
yang memiliki pengetahuan mengenai industry. Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu
auditor dalam :
a. Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.
b. Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, direview dan
dikumpulkan dalam organisasi.
c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan
piutang ragu-ragu, presentase penyelesaian kontrak jangka panjang.
d. Menilai kewajaran representasi manajemen.
e. Mempertimbangkan kesesuaian standar akuntansi yang diterapkan dan kecukupan
pengungkapan.

Supervise mencakup pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan
audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai. Unsur supervise adalah memberikan
instruksi kepada asisten, tetap menjaga penyampaian informasimasalah-masalah penting yang
dijumpai dalam audit, mereview pekerjaan yang dilaksanakan, dan menyelesaikan perbedaan
pendapat di antara staf audit kantor akuntan. Luasnya supervise yang memadai bagi suatu
keadaan tergantung atas banyak factor, termasuk kompleksitas masalah dan kualifikasi orang
yang melaksanakan audit.
Para asisten harus diberitahu tanggungjawab mereka dan tujuan prosedur audit yang
mereka laksanakan. Mereka harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap
sifat, luas, dan saat prosedur yang harus dilaksanakan, seperti sifat bisnis satuan uasaha yang
bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit. Auditor dengan
tanggungjawab akhir untuk setiap audit harus mengarahkan asisten untuk mengemukakan
pertanyaan akuntansi dan auditing signifikan yang muncul dalam audit sehingga auditor dapat
menetapkan seberapa signifikan masalah tersebut.
Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus direview untuk menentukan apakah
pekerjaan tersebut telah dilaksanakan secara memadai dan menilai apakah hasilnya sejalan
dengan kesimpulan yang disajikan dalam laporan audit. Auditor harus menyusun Audit Plan,
segera setelah Engagement Letter disetujui oleh klien. Isi dari audit plan mencakup:
1. Hal-Hal Yang Mengenai Klien.
a. Bidang usaha klien, alamat, nomor telephone, faximile dan lain-lain.
b. Status hokum perusahaan (berdasarkan akta pendirian)
⮚ Nama pemilik
⮚ Pemodalan
c. Accounting Policy (kebijakan akuntansi)
1. Buku-buku yang digunakan :
⮚ Buku penjualan
⮚ Buku pembelian
⮚ Buku kas/bank
⮚ Buku memorial
2. Metode pembukuan
⮚ Manual
⮚ Computer
⮚ Mesin pembukuan
3. Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam menyusun
budget dan pemilihan tenaga-tenaga yang akan ditugaskan di klien tersebut)
d. Neraca (Laporan Posisi Keuangan) Komporatif dan perbandingan penjualan,
laba/rugi tahun lalu dan sekarang. Perbandingan antaraneraca tahun lalu dan neraca
tahun sekarang/bulan terakhir tahun sekarang agar diperoleh gambaran mengenai
ukuran besar kecilnya perusahaan.
e. Client Contact
Yaitu mengenai nama dari orang-orang yang akan sering dihubungi auditor,
misalnya:
1. Presiden direktur
2. Controller, Chief Accountant
3. Dewan komisaris dan komite audit
Selain itu perlu juga diketahui penasihat hukumnya siapa berikut alamat, nomor
telephone, faks, dan email address.
f. Accounting, Auditing Dan Tax Problem
Harus dijelaskan persoalan-persoalan yang (mungkin) akan dihadapi oleh klien,
seperti :
1. Accounting problem, misalnya :
⮚ Perubahan metode pencatatan dari manual ke computer
⮚ Revaluasi fixed asset
⮚ Perubahan metode atau tariff penyusutan
2. Auditing problem, misalnya :
⮚ Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan
⮚ Perubahan accounting policy
3. Tax problem, misalnya :
⮚ Masalah resitusi, kekurangan penyetoran
⮚ Adanya 2 pembukuan di dalam perusahaan
2. Hal-Hal Yang Mempengaruhi Klien
Bisa didapat dari majalah-majalah ekonomi/surat kabar, antara lain :
a. Business news
b. Ekonomi keuangan Indonesia
Contohnya : adanya peraturan-peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien.
3. Rencana Kerja Auditor
Hal-hal yang penting antara lain:
a. Staffing
⮚ Nama partner
⮚ Nama manager
⮚ Nama supervisior
⮚ Nama senior
⮚ Nama asisten
b. Waktu Pemeriksaan:
1. Waktu dimulainya suatu pemeriksaan
2. Berapa lama waktu pemeriksaan
3. Dead line, dalam arti laporan pemeriksaan:
⮚ Selesai kapan?
⮚ Dikirim kemana dan waktu sampainya kapan?
⮚ Kepada siapa report itu dikirim>
4. Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan.
Tarif yang dibebankan kepada klien antara lain:
⮚ Tarif masing-masing staf dan taksiran jumlah jumlah jam kerja masing-
masing staf, antara lain:
⮚ Partner
⮚ Manager
⮚ Senior
⮚ Yunior
⮚ Budget per Section/Area
(Misalnya pemeriksaan piutang 60 jam), terdiri ats: 10 jam incharge, 50 jam
asisten
c. Jenis Jasa Yang Diberikan
1. General Audit
2. Special Audit
3. Bantuan Administrasi
4. Menyusun Laporan Posisi Keuangan (Neraca)/Laba Rugi (L/R Komprehensif)
5. Perpajakan
Hal-hal tambahan:
d. Bantuan-bantuan yang dapat diberikan klien.
1. Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
2. Mebuat schedule-schedule:
⮚ Aging schedule
⮚ Rincian asset tetap
⮚ Rincian utang dan piutang
⮚ Rincian biaya yang masih harus dibayar
e. Time Schedule
Misal:
Bulan November:
1. Review Internal Control
2. Tentative Audit Program (Audit Program Sementara)
Bulan Desember:
1. Cash Count
2. Observasi persediaan
3. Dan lain-lain
Pada time schedule juga ditulis siapa yang mengerjakan dan berapa jam kira-kira
waktu yang dibutuhkan..
Pada akhir audit plan dituliskan:
1. Dibuat oleh:
2. Review oleh:
3. Approved oleh:
Audit Plan tersebut harus diapproved oleh Partner
Rencana pemeriksaan bisa juga dibuat dalam bentuk Audit Planning Memorandum yang
contohnya bisa dilihat di Exhibit 8-2.

8.2 AUDIT PROGRAM

A. Pengertian Dan Tujuam Audit Program


Setelah audit plan disusun, tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai, auditor harus
menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan
dan dibuat secara tertulis.
Audit program merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan
dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk
compliance test dan substantive test).
Tujuan audit program :untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh
manajemen dari sisieksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau
alokasi serta panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap
pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.
Selain itu audit program membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten
mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.
Audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan
auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.
Audit program yang baik harus yang mencantumkan:
⮚ Tujuan pemeriksaan
⮚ Prosedur audit yang akan dijalankan
⮚ Kesimpulan pemeriksaan
Sebagian KAP menggunakan audit program yang sudah distandarisasi dan di gunakan di
setiap kliennya, sebagian lagi menggunakan audit program yang disusun sesuai kondisi dan
situasi di perusahaan (tailor made)

B. Manfaat Audit Program 


1. Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana harus
menyelesaikan.
2. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan dan pengendalian pemeriksaan.
3. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
4. Disusun setelah Audit Plan ( tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai )
5. Disusun secara stndarisasi untuk semua klien
6. Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien
7. Audit Program yamg baik mencamtumkan :
8. Tujuan pemeriksaan (audit objective)
9. Prosedur audit yang akan dijalankan
KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa audit plan meliputi pengembangan strategi menyeluruh


pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas, dan saat perencanaan bervareasi
dengan ukuran dan kompleksitas suatu usaha, pengalaman mengenai satuan usaha, dan
pengetahuan tentang bisnis satuan usaha.
Setelah audit plan disusun, tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai, auditor harus
menyusun audit program yang merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan
dan dibuat secara tertulis. 
Daftar Pustaka

Agoes, Sukrisno, 2014, Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Public)
edisi 4 hal 141,  Jakarta : Salemba Empat.

http://eleks-mulyadi.blogspot.com/2010/01/audit-plan-audit-program.html

https://www.academia.edu/24345533/Audit_planning_dan_audit_program

Anda mungkin juga menyukai