OLEH:
Menyetujui,
Kepala Puskesmas Yausakor Ketua Tim
Mengetahui,
Koordinator TIM FHC V
2
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sehubungan dengan KLB campak dan gizi buruk yang terjadi Kabupaten Asmat
Propinsi Papua, maka Kementerian Kesehatan bertindak membentuk Tim Flying Health Care
(FHC) untuk bergerak cepat menangani masalah campak dan gizi buruk yang terjadi di
Kabupaten Asmat Propinsi Papua. Tim yang tergabung di FHC Gelombang 5 terdiri dari dokter
dan nutrisionis yang ditugaskan ke 10 Puskesmas di Kabupaten Asmat, sedangkan BTKL
bertugas di ibukota kabupaten (Agats) untuk menemukan sumber air bersih agar dapat
digunakan bagi masyarakat. Tujuan FHC Gelombang 5 ini untuk melanjutkan kegiatan FHC-
FHC sebelumnya, dimana kegiatannya adalah melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang mendapat masalah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat tepatnya di
Puskesmas Yausakor Distrik Sirets yang jaraknya ±97 Km dari Kota Agats.
Kabupaten Asmat terletak pada 4° - 7° Lintang Selatan dan 137° - 141° Bujur Timur.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Yahukimo. Sebelah
Selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten Mappi. Sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Mappi dan Laut Arafuru. Sebelah Timur berbatasan dengan
Laut Arafuru dan Kabupaten Mimika.
Puskesmas Yausakor merupakan salah satu puskesmas yang terdapat di Kabupaten
Asmat yang mewilayahi Distrik Sirets dengan jumlah kampung sebanyak 9 (sembilan)
kampung.
Puskesmas Yausakor dengan status rawat Inap, yang letaknya kurang lebih 2 jam
perjalanan menggunakan speedboat dari ibukota Kabupaten Asmat. Puskesmas Yausakor
dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas bernama Antonius Tangke Marthen, AmG terdiri dari
2 PNS, 20 tenaga kontrak dan 1 orang tenaga harian lepas dengan kapitasi JKN sebesar ± Rp
2.000.000/bulan.
Puskesmas Yausakor melayani sekitar 4.313 penduduk. Puskemas Yausakor dengan
status rawat inap namun tidak memiliki dokter umum dan dokter gigi sejak Tahun 2017 dan
sampai saat ini belum ditindaklanjuti oleh Dinas Kabupaten. Dari sembilan kampung hanya
terdapat tujuh kampung yang terisi pustu dan polindes, sedangkan lima kampung pustu dan
polindesnya belum memiliki tenaga kesehatan.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Puskesmas Yausakor sangat tidak memadai
untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tim FHC 5 yang ditempatkan di
Puskesmas Yausakor Distrik Sirets sangat mengharapkan kepada Dinas Kabupaten Asmat dan
Kementerian Kesehatan agar dapat memberikan perhatian lebih kepada Puskesmas Sirets
supaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik dan maksimal.
Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan FHC 5 ini adalah untuk meningkatkan mutu dan akses
pelayanan kesehatan kepada masyarakat di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua yang terdampak
masalah kesehatan campak dan gizi buruk melalui :
1. Peningkatan fungsi Puskesmas melalui penguatan manajemen Puskesmas
2. Outreach pelayanan kesehatan melalui kegiatan Puskesmas keliling
3. Imunisasi :
(1) Penguatan dan dukungan Outbreak Response Immunization (ORI) Pasca KLB Campak
(2) Penguatan Backlog Fighting untuk melengkapi status imunisasi sampai kelompok usia 18
tahun,
(3) Penguatan dan dukungan Sweeping Imunisasi Td-WUS
4. Pendampingan skrinning kesehatan: status gizi anak dan balita
5. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik
6. Peningkatan pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung
4
7. Meningkatkan upaya promosi kesehatan
8. Peningkatan sistem surveillans
5
PEMBAHASAN
Kementrian kesehatan membentuk tim Flying Health Care (FHC) untuk menangani
kasus KLB Campak dan Gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat Papua. Tim FHC ini
nantinya akan dikirim ke beberapa distrik yang terdapat di Kabupaten Asmat Papua.
Dimana tim FHC ini akan ditempatkan di puskesmas yang terdapat di distrik.
Pusat kesehatan masyarakat yang dikenal dengan nama Puskesmas adalah Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah Kecamatan atau Distrik (Peraturan Menteri
Kesehatan No. 75 Tahun 2014). Puskesmas Yausakor melayani sembilan kampung.
Adapun sembilan wilayah pelayanan Puskesmas Yausakor yaitu disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Wilayah Pelayanan Puskesmas Yausakor
No Kampung Distrik Puskesmas/Pustu/Puskeskam
1 Yaosakor Siret’s Pustu
2 Sakor Siret’s -
3 Damen Siret’s Pustu
4 Biwar Darat Siret’s Polindes
5 Kaimo Siret’s Polindes
6 Awok Siret’s Polindes
7 Fos Siret’s Pustu +
8 Amboreb Jetsy Pustu
9 Dawer Jetsy -
6
14 Irma Suryani,S.Kep,Ns S-1 Ners Puskesmas
15 Wenti Pasomba,Amd.Keb D-III Kebidanan Puskesmas
16 Mita Mangiri,S.Kep S,1 Keperawatan Puskesmas
17 Etik Rahayu,Amd.Kep D-III Keperawatan Puskesmas
18 Mohammad Reza D.,Amd.Kep D-III Keperawatan Puskesmas
19 Novalia M.M.,Amd.Kep D-III Keperawatan Puskesmas
20 Awalluddin,Amd.Kep D-III Keperawatan Puskesmas
Puskesmas Yausakor mempunyai sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk
melakukan pelayanan kesehatan secara maksimal. Sarana yang terdapat di Puskesmas
Binam terdiri dari : UGD, Poliklinik, Ruang KIA, Apotik, Laboratorium, Loket, Ruang Kepala
Puskesmas dan Administrasi, Gudang serta ruang rawat inap berjumlah 5 kamar.
Prasarana nya memiliki dua speedboat yang berkekuatan 45 pk dan 85 pk. Alat-alat
kesehatan sebagai pendukung pelayanan kesehatan masih sangat kurang.
Listrik di daerah sekitar Puskesmas Yausakor menggunakan diesel yang mulai menyala
dari jam 18.00 – 20.00 WIT, hal ini dikarenakan diesel yang dimiliki oleh Puskesmas hanya
satu sehingga pemakaiannya terbatas kecuali keadaan mendesak maka lampu dapat
dinyalakan di pagi hari. Adapun daya diesel 5.000 kilowatt yang disalurkan ke delapan
Rumah Dinas, Satu UGD dan lima kamar rawat inap. Masyarakat setempat yang rumahnya
jauh dari Puskesmas Binam menggunakan genset masing-masing atau aki. Sebenarnya
Puskesmas memiliki satu genset yang berdaya 15.000 kilowatt namun sejak dua tahun lalu
mengalami kerusakan.
Kehidupan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Binam masih jauh dari
kesejahteraan karena sebagian besar masyarakat tidak memiliki pekerjaan yang tetap.
Selain itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka akan mencari dari alam yang
akan dimakan hari itu saja, sedangkan untuk esok hari mereka akan mencari lagi. Pola
tersebut terus berlangsung setiap harinya, sehingga ketersediaan pangan di tingkat rumah
tangga tidak ada. Makanan pokok sebagian besar masyarakat adalah sagu dan ikan. Sagu
dan ikan hanya akan diolah dengan cara dibakar. Masyarakat di Kampung Yausakor
terkadang mengalami kesulitan memperoleh bahan makanan saat awal tahun karena
ombak tinggi sehingga kapal tidak dapat berlayar masuk ke kampung-kampung. Selain itu
ketika terjadi ombak yang tinggi masyarakat juga kesulitan memperoleh sayuran karena
terendam banjir. Banjir yang terjadi pada Tahun 2017 kemarin sekitar tiga bulan yaitu bulan
Mei-Juli 2017.
Pengetahuan masyarakat mengenai KB dan jarak kelahiran masih sangat kurang. Hal
ini terlihat ketika belum ditemukan adanya masyarakat yang menggunakan KB, begitupun
dengan jarak kelahiran satu anak dengan anak lainnya sangat dekat. Satu keluarga
biasanya terdiri dari 7-10 anak dengan jarak kelahiran 1-2 tahun. Hal ini yang diduga
menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi dan anak menjadi kurang perhatian.
Kebiasaan yang ditemukan pada ibu hamil di Distrik Siret’s adalah merokok. Kebiasaan
ini dilakukan sejak muda dan menjadi kebiasaan sehingga saat hamil pun sulit untuk
menghentikan kebiasaan tersebut. Selain itu ibu hamil jarang memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke posyandu/puskesmas karena sebagian ibu hamil tidak mau diketahui
kehamilannya sehingga sulit untuk memantau keadaan. Ibu hamil juga banyak yang
mengalami KEK karena makanan untuk ibu hamil biasanya dibagi untuk seluruh keluarga.
Banyaknya anak yang mengalami cacingan diduga karena Distrik Siret’s merupakan daerah
berlumpur dan anak-anak tidak menggunakan alas kaki ketika bermain.
7
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Distrik Siret’s terletak 97 Km dari Kota Agats yang ditempuh selama 2 jam perjalanan
menggunakan speadboat 85 pk dengan aliran sungai dalam keadaan tenang. Puskesmas
yausakor mempunyai wilayah kerja sebanyak sembilan Kampung yang dengan sarana dan
prasarana yang kurang memadai untuk melakukan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Jumlah PNS sebanyak 2 orang, 20 tenaga kontrak dan 1 tenaga harian lepas.
Puskesmas yausakor memiliki satu genset sehingga listrik akan menyala selama empat
jam (Pkl. 18.00 – 22.00 WIT) dan mempunyai daya genset 5.000 kilowatt yang disalurkan ke
delapan Rumah Dinas, Satu UGD dan lima kamar rawat inap.
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat masih jauh dari kesejahteraan karena sebagian
besar masih belum memiliki pekerjaan tetap. Ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga
tidak ada karena masyarakat mencari hanya untuk hari itu saja, sedangkan untuk esok hari
akan mencari lagi. Makanan pokok sebagian besar masyarakat adalah sagu dan ikan. Sagu
dan ikan hanya akan diolah dengan cara dibakar.
Pengetahuan masyarakat mengenai KB dan jarak kelahiran masih sangat kurang. Hal
ini terlihat ketika belum ditemukan adanya masyarakat yang menggunakan KB, begitupun
dengan jarak kelahiran satu anak dengan anak lainnya sangat dekat. Satu keluarga
biasanya terdiri dari 7-10 anak dengan jarak kelahiran 1-2 tahun. Hal ini yang diduga
menyebabkan ibu hamil kekurangan gizi dan anak menjadi kurang perhatian.
Kebiasaan merokok pada ibu hamil sangat tinggi dan banyak ibu hamil yang mengalami
KEK karena makanan biasanya dibagi untuk seluruh keluarga. Selain itu ibu hamil jarang
memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Posyandu/Puskesmas. Anak cacingan diduga
karena tempat yang berlumpur dan tidak menggunakan alas kaki.
SARAN
8
LAMPIRAN 1
JADWAL KEGIATAN
9
LAMPIRAN 2
FOTO KEGIATAN
10
Foto 14 : Ruang KIA di Puskesmas Binam
11
Foto 32 : Pelayanan Medis
Foto 40 : Penimbangan
12
Foto 46 : Pelayanan Medis
13
14