Anda di halaman 1dari 43

TUGAS KELOMPOK 8

MENYUSUN STUDI KELAYAKAN USAHA

Disusun oleh:
KELOMPOK 8

1. NOVIA NURSAFITRI P07124117062


2. NUR PUJI OKTAVIANA P07124117063
3. NURFADILAH P07124117064
4. NURUL IZATUL AINI P07124117065
5. RIZKIA FITRI RAMADINA P07124117066
6. ROHMIATUL HANDAYANI P07124117067
7. SANG PUTRI P07124117068

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadiaran kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula kami mengucapkan salam dan syalawat atas junjungan Nabi besar kita yaitu
Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita semua.
Penulisan makalah Ini berjudul “Menyusun Studi Kelayakan Usaha” bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata penyusun mengucapkan
terimakasih semoga Makalah ini bermanfaat bagi penysusun khusunya serta pembaca
pada umunya.

Mataram, 20 Agustus 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2

A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha................................................................................2


B. Proses dan Tahap Studi Kelayakan.................................................................................3
C. Analisi Kelayakan Usaha................................................................................................6
D. Kriteria Investasi...........................................................................................................10
E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha.............................................................................15
F. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru..............................................................................28

BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................37
A. Kesimpulan................................................................................................................37
B. Saran..........................................................................................................................37

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha di indonesia,sehingga membuat
segala macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan
konsumen mulai dari harga,kualitas bahan mkanan variasi menu,pelayanan baik,sampai
tempat yang bersih menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.
Maka pelaku bisnis mencari ide untuk membuka suatu  bisnis atau usaha yang
banyak diminati oleh semua kalangan agar suatu usaha dapat berjalan dengan suatu
bisnis dapat berjalan dengan sukses.
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh
secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu
layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pentingnya Studi Kelayakan Usaha ?
2. Bagaimana Proses dan Tahap Studi Kelayakan ?
3. Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis ?
4. Apa saja Kriteria Investasi ?
5. Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis ?
6. Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pentingnya Studi Kelayakan Usaha
2. Mengetahui Proses dan Tahap Studi Kelayakan
3. Mengetahui Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis
4. Mengetahui Apa saja Kriteria Investasi
5. Mengetahui Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis
6. Mengetahui Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Studi Kelayakan Usaha


Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan, harus diadakan penelitian
tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan atau
tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan tersebut memadai dan dapat diperoleh
secara terus-menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis, mungkin saja usaha
tersebut layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial, kemungkinan kurang
memberikan manfaat. Untuk itu, ada dua studi atau analisis yang dapat digunakan
untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu bisnis untuk dimulai dan dikembangkan,
yaitu:
1) Studi kelayakan usaha
2) Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (strength, weakness,
opportunity, threat—SWOT)
Studi kelayakan usaha atau analisis proyek bisnis adalah penelitian tentang
layak atau tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus-
menerus. Studi ini pada dasarnya membahas berbagai konsep dasar yang berkaitan
dengan keputusan dan proses pemilihan proyek bisnis agar mampu memberikan
manfaat ekonomis dan sosial sepanjang waktu. Dalam studi ini, pertimbangan ekonomis
dan teknis sangat penting karena akan dijadikan dasar implementasi kegiatan usaha.
Hasil studi kelayakan usaha pada prinsipnya bisa digunakan antara lain untuk:
a. Merintis usaha baru, misalnya membuka toko, membangun pabrik, mendirikan
perusahaan jasa, membuka usaha dagang, dan lain sebagainya.
b. Mengembangkan usaha yang sudah ada, misalnya untuk menambah kapasitas
pabrik, memperluas skala usaha, mengganti peralatan/mesin, menambah mesin
baru, memperluas cakupan usaha, dan sebagainya.
c. Memilih jenis usaha atau investasi/proyek yang paling menguntungkan, misalnya
pilihan usaha dagang, pilihan usaha barang atau jasa, pabrikasi atau perakitan,
proyek A atau proyek B, dan lain sebagainya.
Adapun pihak yang memerlukan dan berkepentingan dengan studi kelayakan
usaha di antaranya :
1. Pihak Wirausaha (Pemilik Perusahaan)
Memulai bisnis atau mengembangkan bisnis yang sudah ada sudah barang tentu
memerlukan pengorbanan yang cukup besar dan selalu dihadapkan pada
ketidakpastian. Dalam kewirausahaan, studi kelayakan usaha sangat penting
dilakukan agar kegiatan usaha tidak mengalami kegagalan dan memberi

2
keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang
mengajukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk
merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga
bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan. penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih
jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan
pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan
sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi
dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat
sekitar atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan,
apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyedidan fasilitas lainnya.

B. Proses dan Tahap Studi Kelayakan


Studi kelayakan usaha dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap penemuan idea atau perumusan gagasan.
Tahap penemuan ide adalah tahap di mana wirausaha mendapatkan ide untuk
merintis usaha baru. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi, misalnya
kemungkinan-kemungkinan bisnis yang paling memberi peluang untuk dilakukan
dan menguntungkan dalam jangka waktu panjang. Banyak kemungkinan, misalnya
bisnis industry, perakitan, perdagangan, usaha jasa, atau jenis usaha lain yang
dianggap paling layak.
2. Tahap memformulasikan tujuan.
Tahap ini merupakan tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis
yang hendak diemban setelah bisnis tersebut diidentifikasi; apakah misalnya untuk
menciptakan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat sepanjang waktu
ataukah untuk menciptakan keuntungan yang langgeng; atau apakah visi dan misi
bisnis yag akan dikembangkan tersebut benar-benar menjadi kenyataan atau tidak?
Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.
3. Tahap analisis.

3
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini
dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam
tahap analisis tersebut, meliputi:
a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan
dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan,
dan struktur pasar serta strategi pesaing.
b. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin
dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode
produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
c. Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan
tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek
yuridis dan lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat
pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
d. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya,
proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4. Tahap keputusan.
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah
berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak
dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa
criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai
Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal
Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal
berikut:
a. Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang
setiap harta dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih.
Keakuratan data tersebut, jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh
akuntan public yang bersertifikat.
b. Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang
usaha. Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh
perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis

4
itu mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang dapat
tertagih sesuai nilai ekonomisnya.
c. Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika
tidak strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk
memindahkannya ke lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut
pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d. Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi,
izin khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah
persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis.
Dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan
kepada pemilik baru.
e.  Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan
dialihkan keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan
praktis) yang akan diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu
dipindahtangankan kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh
tempo.

Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

C. Analisi Kelayakan Usaha

5
Tadi telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk
dilakukan, harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa
aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang
dapat dijadikan aspek penilaian[5].
1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang
memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis
pasar biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati,
diantaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak
dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka
butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika
kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan untuk
dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar
teridentifikasi maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis?
Apakah produk yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika
konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.
d. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa
pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen
akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya
berapa harga dari pabrik pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah
ke konsumen.
e. Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak.
Jika masa produk lebih lama, berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis
juga apakah produk industry baru atau industry lama sudah mapan atau
produk industry justru sedang menurun. Jika produk industry sedang
bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.

6
f. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada
pasar persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan
monopolistic), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk
dalam pasar persaingan tidak sempurna, berarti potensi pasar tinggi
disbanding bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan
tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah.
Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi
produk, harga, jaringan industry, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika
volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume
penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp
10 juta perhari, berarti ukuran pasar cukup besar.
i. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan
volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%),
berarti potensi pasar tinggi.
j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit
margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan
jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika
pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun
mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi
atau operasi.

2. Analisis Aspek Produksi atau Operasi


Beberapa unsur dari aspek produksi atau operasi yang harus dianalisis adalah:
a. Lokasi operasi. Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang strategis dan efisien,
baik bagi perusahaan maupun bagi pelanggan, misalnya dekat ke pemasok, ke
konsumen, kea lat transportasi, atau diantara ketiganya. Di samping itu, lokasi
bisnis harus menarik agar konsumen tetap loyal.
b. Volume operasi. Volume operasi harus relevan dengan potensi pasar dan
prediksi permintaan sehingga tidak terjadi kelebihan atau kekurangan
kapasitas. Volume operasi yang berlebihan akan menimbulkan masalah baru
dalam penyimpanan/penggudangan yang pada akhirnya akan memengaruhi
harga pokok penjualan.

7
c. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas
produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
d. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta
sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus
sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan
jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Lay – out. Adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay – out
harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek
manajemen.

3. Analisis Aspek Manajemen


Dalam menganalisis aspek-aspek manajamen terdapat beberapa unsur yang harus
dianalisis, seperti:
a. Kepemilikan. Apakah unit bisnis yang akan didirikan merupakan milik pribadi
atau milik bersama. Apa saja keuntungan dan kerugian dari unit bisnis yang
dipilih tersebut? Hendakya dipilih yang tidak berisiko terlalu tinggi dan
menguntungkan.
b. Organisasi. Jenis organisai apa yang diperlukan? Apakah organisasi lini, staf,
lini dan staf, atau bentuk lainnya. Tentukan jenis yang paling tepat dan
efisien.
c. Tim manajemen. Apakah bisnis akan dikelola sendiri atau melibatkan orang
lain secara professional. Hal ini bergantung skala usaha dan kemampuan
yang dimiliki wirausaha.
d. Karyawan. Karyawan harus disesuaikan, baik dalam jumlah maupun
kualifikasinya.
Bila dari analisis ketiga aspek diatas tidak menimbulkan permasalahan, maka analisis
bisnis dapat diteruskan ( go ) kepada analisis aspek keuangan.

4. Analisis Aspek Keuangan


Aspek analisis keuangan meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

8
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan
awal.
b. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber
dana internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal
(misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman).
c. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan
serta kondisi keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban
jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
d. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang.
Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
e. Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus
khas, yaitu:
1) Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan - penerimaan
yang berupa hasil penjualan atau pendapatan
2) Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk
pembayaran bunga dan pajak.
3) Aliran kas masuk bersih ( net cash in-flow ), merupakan selisih dari
Aliran kas masuk dan Aliran kas keluar ditambah penyusutan
dengandiperhitungkan bunga setelah pajak.
Rumusnya :

Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + ( 1 – tarif pajak )
bunga

Tabel Proyeksi Aliran Kas


Tahun Laba Setelah Pajak Penyusutan Bunga Perolehan
0 1.000.000 100.000 0,18 1.100.000
1 2.500.000 350.000 0,20 2.850.000
2 3.250.000 500.000 0,22 7.750.000
3 6.500.000 1.000.000 0,24 7.500.000

D. Kriteria Investasi

9
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu Payback period,
Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Probability Index.
1. Payback Period ( PBP )

Periode pembayaran kembali ( PBP ) sangat penting untuk menghitung jangka


waktu pengembalian modal. Semakin cepat priode pembayaran kembalinya, maka
semakin baik bisnis tersebut. Periode pembayaran kembali adalah periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi. Menghitung Payback
Period digunakan rumus :
NilaiInvestasi
Payback Period = x 1 tahun
KasMasukBersi h
Jika payback period lebih pendek waktunya daripada maximum payback
period, maka usulan investasi dapat diterima.
Contoh :
Suatu perusahaan menanamkan modalnya dalam bentuk investasi sebesar Rp
24.000.000. Dari investasi tersebut memperoleh keuntungan setelah pajak sebesar
Rp. 5.000.000. Depresiasi sebesar Rp. 3.000.000, maka payback periodenya
adalah :
Investasi Rp 24.000.000.
Keuntungan setelah pajak Rp. 5.000.000
Depresiasi Rp. 3.000.000
Aliran kas masuk Rp 8.000.000
24.000.000
Payback period = x 1 tahun = 3 tahun
8.000.000
2. Net Present Value atau Kriteria nilai sekarang

Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai mamfaat ekononi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengannilai uang
yang diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga ( interest rate ) yang
besarnya tertenrtu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab
itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.

Rumus :

Atau

10
∑ ∑
NPV(i) = PFt (Bt) - PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3, …, n
-t
Sedangkan PFt = ( 1 + i ) adalah faktor nilai sekarang
Dimana :
NPV = nilai bersih sekarang
Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)
i = Interest ( tingkat bunga bank yang berlaku )
t = Periode waktu
( 1 + i )-t= discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt)
PFt dapat dihitung sebagai berikut :
PF1 = ( 1 + i )-1
PF2 = ( 1 + i)-2
PF3= ( 1 + i)-3 dan seterusnya
Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku adalah 24% maka PF2 = ( 1 + 0,24)-2 =
0,6504
Indikator NPV :
JikaNPV > 0 (positif), makabisnislayak (go) untuk dilaksanakan
JikaNPV < 0 (negatif), makabisnistidaklayak (not go) untuk dilaksanakan

Contoh :

Perusahaan konveksi di Bandung ingin menambah mesin jahit baru dengan


biaya investasi awal sebesar Rp 40 juta. Umur ekonomis mesin ditaksir 5 tahun. Dari
hasil survei diperoleh perkiraan cash flow ( penerimaan dan biaya ) adalah sebagai
berikut :
Tahun Biaya Total (Ct) Penerimaan Total (Bt)
(jutaan rupiah) (jutaan rupiah)
0 40 0
1 10 20
2 15 25
3 40 80
4 20 60
5 5 40
Bila uang yang di investasikan tersebut dapat dipinjamkan dari bank dengan
bunga 18% per tahun, apakah keputusan pembelian mesin baru itu layak secara
ekonomis ?
Dengan menggunakan rumus :

11
Maka dalam tabel akan tampak sebagai berikut :
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)
0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,8475 10 20 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 15 25 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 40 80 24.34 46,69 22,35
4 0,5158 20 60 10,32 30,95 20,63
5 0,4371 5 40 2,19 17,48 15,29
NPV (i=0,18) =NPVt= 33,93
Catatan PFt = ( 1 + i )-t= ( 1 + 0,18)-t

Berdasarkan perhitungan NPV di atas, maka keuntungan ekonomis


pembelian mesin jahit baru sebesar Rp 33,93 juta. Karena NPV > 0 maka pembelian
mesin untuk konveksi tersebut layak berdasarkan pertimbangan ekonomi

3. Kriteria Rasio Manfaat-Biaya ( Benefit Cost Ratio )


Untuk menghitung Benefit Cost Ratio (BCR) digunakan rumus sebagai berikut:

∑ (Bt /(1+i)t )
B C R (i) = (Co+Σ (Ct /(1+i)t )

Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR> 1. Dari kasus di atas besar BCR
adalah sebagai berikut:
PFt(BT) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02
PFt(Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 +24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09
∑ PF(Bt ) 130,02
BCR(i) = = = 1,35
∑ PF (Ct ) 96,09
Karena nilai BCR> 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan
konveksi itu layak secara ekonomis. Manfaat dari pembelian mesin baru adalah 1,35
kali lebih besar dari pada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18.
Dengan besar BCR = 1,35 berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan
hasil sebesar Rp !,35 sehingga investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat

12
dikatak layak. Bila BCR< 1, maka proyek bisnis memberikan kerugian secara
ekonomis.
4. Kriteria Internal Rate of Return

Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi
nol atau di sebut juga indeks keuntungan (profitability index–PI). Kriteria IRR adalah:

Bila IRR > MARR, maka bisnis layak secara


ekonomis
Dimana :
MARR = Minuman Atractive Rate of Return

IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba (trial and eror) memasukan
interest rate, yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang
membuat NPV = 0, Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukan nilai interest
rate 18% maka nilai NPV = Rp 33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0 maka kita
coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18% misalkan 24% sehingga
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)

0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,90 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58

NPV(i=0,36) = NPV1 = 7,96

Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV masih lebih besar
dari pada nol. Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya
sebagai berikut:

13
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)

0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7143 10 20 7,14 14,28 7,14
2 0,5102 15 25 7,65 12,76 5,11
3 0,3644 40 80 14,58 29,15 14,57
4 0,2603 20 60 5,20 15,62 10,42
5 0,1859 5 40 0,93 7,43 6,58

NPV(i=0,36) = NPV1 = 3,74

Ternyata NPV> 0, Maka dicoba lagi dengan menggunakan tingkat bunga


sebesar 48%. Hasil adalah sebagai berikut:
NPV (i=0,48)
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)

0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8,33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93

NPV(i=0,48) = NPVt = -3,09

Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% TERNYATA NILAI NPV < 0.
Dengan cara coba-coba seperti di atas , maka di peroleh:
NPV(i=0,18) = 33,93 > 0

14
NPV(i=0,36) = 7,94 > 0
NPV(i=0,40) = 3,74 > 0
NPV(i=0,48) = -3,09 < 0
NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48. Selain di antara angka-angka
itu NPV tidak sama dengannol. Dengan menggunakan interpolasi, maka;
i = 0,40 NPV = 3,75
i = 0,48 NPV = -3,09
maka,
3 ,74−0
( 0, 48−0, 40 )
IRR =0,40 + 3 , 74−(−3 ,09 )

IRR = 0,4438
Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut
layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan kalkulator finansial Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai
NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat
dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kalkulator finansial.
E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha
Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara
ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis
1.2 Nama dan alamat perusahaan
1.3 Bidang usaha
1.4 Bentuk perusahaan
1.5 Gambaran perkembangan perusahaan ( untuk perusahaan yang sudah ada )

BAB II PROFIL PERUSAHAAN DEWASA INI


( Untuk perusahaan yang sudah ada )
2.1 Gambaran umum perusahaan
2.2 Perizinan 
2.3 Aspek teknik produksi/operasi
2.4 Aspek pemasaran
2.5 Aspek manajemen
2.6 Aspek keuangan

15
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN
3.1 Proyek yang diusulkan
a. Sifat Investasi ( baru / perluaasan )
b. Jenis produk ( produk utama dan sampingan )
3.2 Aspek Teknis
a. Sifat proyek
b. Jenis dan jumla produksi
c. Lokasi
d. Bangunan 
e. Mesin dan peralatan
f. Lay out Proses / Tata letak proses
g. Proses produksi
h. Kapasitas produksi
i. Bahan baku dan bahan penolong
j. Tenaga kerja
3.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang pasar
b. Segmentasi pasar 
c. Sasaran pasar 
d. Volume dan harga penjualan 
e. Masa hidup produk 
f. Struktur pasar 
g. Persaingan dan strategi bersaing
h. Ukuran pasar dan pertumbuhannya
i. Pangsa pasar
j. Margin laba kotor
3.4 Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur organisasi
c. Tim manajemen
d. Tenaga kerja/karyawan
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana 
c. Prediksi pendapatan
d. Prediksi biaya

16
e. Prediksi laba rugi
f. Kriteria investasi

Untuk mengetahui lebih jelas tentang usulan bisnis, perhatikanlah salah satu
contoh usulan / proposal usaha berikut ini :

PROPOSAL PROYEK
RINGKASAN USAHA
A. Pendahuluan ………………………………………
( Nama
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, Perusahaan )
mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan)
B. Organisasi / Manajemen
1. Nama Perusahaan :
2. Nama Pemilik / Pimpinan perusahaan
Diajukan Kepada: :
3. Bidang Usaha ……………………………………………… :
( Nama Lembaga
4. Jumlah Karyawan / Tenaga Kerja Penyandang
: Dana ) orang
C. Pemasaran
1. Produk yang dipasarkan
…………………………………………….. :
2. Sasaran Konsumen / Pembeli( Nama Pemilik :)
1.2 Ruang
3. Wilayah Lingkup
Pemasaran
………………………………………………. :
4. Rencana Penjualan
Dalam usulanTahunan( Nama
proposal Perusahaan
ini berisikan : ) aspek penting,
empat unit yaitu:
D. Teknik / Produksi / Operasi Usaha
1. Aspek Organisasi dan Manajemen, yang berkaitan dengan nama
1. Kapasitas Produksi : unit
…………………………………………………….
perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan dan organisasi.
2. Ketersediaan Bahan Baku :
…………………………………………………….
3. Fasilitas dan Sarana
2. Aspek Produksi
Pemasaran, yang berkaitan
( Alamat : ) perkembangan pasar saat ini,
dengan
dan Telepon
4. Masa Implementasi : tahun / bulan
prospek pasar dan pemasaran, rencana penjualan pertahun dari produk
E. Keuangan’
yang akan dipasarkan.
1. Total pembiayaan Proyek : Rp
2. Modal3. Sendiri
Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan: Rp rencana pendirian, perluasan,
3. Pinjamandanyang diajukan
pengoperasian. : Rp
4. Jangka Waktu Pengembalian : tahun / bulan
4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk
5. Penjualan Per Tahun : Rp
investasi
6. Keuntungan dan modal kerja, penggunaan
Per Tahun : Rp dana, kalkulasi biaya, kalkulasi
7. Return biaya,
On Invesment(
proyeksi ROI )
pendapatan, : jadwal pengembalian pinjaman.
dan
8. Break Even Point( BEP ) :
2. Bidang Organisasi dan Manajemen
1. 2.1 Umum
Latar Belakang
1.1Nama
DasarPerusahaan
Gagasan Usaha : PT
Kebutuhan akan ……akhir – akhir tampak semakin meningkat sejalan
Nama
denganPemilik/ Pimpinan
perkembangan :
kebutuhan masyarakat.
PT ……..
Alamat yangdan
Kantor berlokasi
Tempatdi Jl……..…No….Telp…..
Usaha : berusaha di bidang
……….. bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas
Bentuk Badan
produksi dan harapan
dengan Tempat Usaha :
dapat memenuhi permintaan konsemuen yang
terus meningkat.
Bentuk Badan Hukum : No.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi tersebut,
Tahun Berdiri
maka kami PT………… memerlukan: dana untuk pembelian……….. dan
modal kerja sebagaimana tercantum dalam usaha proyek proposal ini.
17
Bagan/ Struktur Organisasi

KOMISARIS
Nama

DIREKTUR
Nama Direktur

MANAJEMEN MANAJER MANAJER MANAJER


PEMASARAN PRODUKSI PERSONALIA KEUANGAN
Nama
2.2 Pemegang Saham Nama Nama Nama

No. Nama pemegang Banyaknya (ribu Rp) Nilai Saham


1.
2.

18
3.
4.
jumlah

2.3 Perizinan
Jenis Perizinan Biaya (Rp)
1. Izin Prinsip …………………….
2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) …………………….
3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) …………………….
4. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) …………………..
5. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak) …………………..
6. Akte Pendirian

2.4 Kegiatan Pra-operasional dan jadwal Pelaksanaan


Jenis Kegiatan Jadwal Pelaksanaa Biaya Opearasi
Pra-operasional 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Survei Pasar
2. Menyusun Rencana
3. Perizinan
4. Survei Tempat
5. Survei Peralatan
6. Instalasi Air, Listrik,
Telepon
7. Mencari Tenaga Kerja
8. Uji Coba Produksi
9. Operasional

2.5 Investor Kantor


Investor Merek Jumlah Harga (Rp) Total
1. Mesin Tik
2. Komputer
3. ……………….
4. ……………….

19
…………..

3. Aspek Pemasaran
3.1 Gambaran Umum
1 Jenis Produk yang dipasarkan : ……………
2 Cakupan Pemasaran meliputi : ………......
3.2 Permintaan
1. Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran pembeli/ konsumen : ………………………
b. Jumlah konsumen : ………………………
c. Jumlah kebutuhan : ………………………
d. Jumlah kebutuhan pertahun : ………………………
2. Proyeksi permintaan selama 5 tahun mendatang

Tahun Proyeksi Permintaan (dalam unit)


2003
2004
2005
2006
2007

3.3 Penawaran/ Pesaing


Nama pesaing Kapasitas Produksi/ Tahun
1.
2.
Total Penawaran

3.4 Rencana Penjualan/ Pangsa Pasar


Tahun Permintaan Penawaran Peluang Rencana Pangsa
(1) (2) (3) Pasar(4) Penjualan Pasar(6)
(2)-(3) 5/4x100%
2003
2004
2005
2006
2007

20
3.5 strategi Pemasaran Pesaing
Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya meliputi :
1. Produk (mutu, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)

3.6 strategi Pemasaran Perusahaan


uraikan strategi pemasaran yang akan dilakukan, misalnya meliputi:
1. Produk (mutu, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur penjualan
4. Promosi

4.Aspek Produksi
4.1 Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ………………..
2. Kegunaan utama produk : ………………..

4.2 Proses Produksi


Skema/ Bagan alur proses produksi :
INPUT PROSES OUTPUT PENGEPAKAN
dan seterusnya.

4.3 Kapasitas Produksi

Tahun Rencana Produk (dalam unit)


2003
2004
2005
2006
2007

4.4 Tanah/ Banguna

1. Beli (…..m2) Rp. …………….

21
2. Sewa (…..tahun) Rp. …………….

4.5 Utilitas/ Sarana

Nama Biaya Utilitas


1. Pemasangan Instalasi Listrik
2. Pemasangan Instalasi Air/ PAM
3. Pemasangan Instalasi Telepon
4. Lain-lain
Jumlah

4.6 peralatan/ Mesin/ Kendaraan

Beli/ Sewa Nama Merek Jumlah Harga (Rp)


1. Beli
2. Sewa
3. Hibah

4.7 Biaya Umum Pabrik

Jenis Biaya Umum Pabrik Jumlah (Rp)


1. Pemeliharaan Mesin dan Peralatan
2. Suku Cadang, Bahan Bakar, Oli, dll.
3. Listrik, Air, dll.
4. Pemeliharaan Bangunan

4.8 Limbah

1. Kualitas limbah dan cara penanggulanginya

2. Biaya pengendalian limbah pertahun

3. Prosedur IPAL

22
BIAYA PROYEK
(dalam Rp)
KETERANGAN MODAL KREDIT JUMLAH
SENDIRI
INVESTASI
1. Tanah

2. Bangunan/ Tokoh

3. Mesin dan Peralatan

4. Inventaris Kantor

5. Kendaraan

6. Lain-lain

Total Harta Tetap


B. INVESTASI PRA-
OPERASIONAL
1. Rencana usaha

2. Perizinan

3. Pelatihan

4. Uji coba produksi

5. Lin-lain

Total Pra-Operasi
C. TOTAL INVESTASI (A+B)
D. MODAL KERJA
BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Produksi
3. Biaya Umum Pabrik
Total biaya produksi

Biaya usaha
1. Gaji Pimpinan

2. Gaji Karyawan

23
3. Biaya Pemasaran

4. Alat Tulis Kantor

5. Biaya Sewa

6. Lain-lain

Total biaya usaha

TOTAL BIAYA OPERASI/TAHUN


MODAL KERJA ( ×Rp)
MODAL BIAYA PROYEK
(C+D)
PERSENTASE

PROYEKSI NERACA
(dalam Rp)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5
I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Persendian
Total Aktiva Lancar
B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan peralatan
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Nilai Buku Aktiva Tetap
C. Investasi pra-operasi
Akumulasi Amortisasi Nilai
Buku Aktiva Tak Berwujud
Total Aktiva ( A + B + C )

24
I. KEWAJIBAN DAN MODAL
A. Kewajiban Lancar
1. Kewajiban dagang
2. Kredit modal kerja
Total kewajiban lancar

B. Kewajiban Jk. Panjang


Kredit Investasi
Total Kewajiba Jk. Panjang

C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba periode lalu
3. Laba
Total Modal
Total kewajiban dan modal
(A+B+C)

Laba
ROI= ×100 %
Total Aktiva

PROYEKSI LABA RUGI


(dalam Rp)
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
1 2 3 4 5
A. PENJUALAN
B. BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upaya Tenaga Kerja
3. Biaya Umum Pabrik
Total Biaya Pokok Produksi

C. LABA KOTOR
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan Kantor
5. Biaya Sewa

25
6. Biaya lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha

E. LABA USAHA (C-D)


F. BUNGA
G. LABA SEBELUM PAJAK
(E-F)
H. PAJAK
I. LABA (G-H)
J. BEP (D/C) ×100 %

PENYUSUTAN NILAI (RP) UMUR (TH) PENY/TH


1. Bangunan
2. Mesin dan
Peralatan
3. Inventaris Kantor
4. Kendaraan
5. Lain-lain
Jumlah

PENYUSUTAN NILAI (RP) UMUR (TH) PENY/TH

Investasi Pra-operasi

PROYEKSI ARUS KAS


(dalam Rp)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5
TOTAL PENJUALAN

A. ARUS KAS MASUK


1. Penjualan Tunai
2. Penerimaan Piutang
3. Modal Sendiri

26
4. Kredit Investasi
5. Kredit Modal Kerja
6. Saldo Kas Awal
Total Kas Masuk

B. ARUS KAS KELUAR


1. Investasi
2. Biaya Pokok Produksi
3. Biaya Usaha Sebelum
Penyusutan
4. Bunga
5. Pajak
Total Kas Keluar

C. KAS BERSIH ( A-B)


D. KEWAJIBAN BANK
1. Angsuran Kredit Investasi
2. Angsuran Modal Kerja
Total Kewajiban Bank

E. SALDO KAS AKHIR (C-D)

Keterangan :
A1 = Penjualan Tunai = … × Jumlah Penjualan
A2 = Penjualan Kredit = … × Jumlah Penjualan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5
A. KAS MAUK
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Piutang
Total Kas Masuk

B. TOTAL KAS KELUAR


C. KAS NETO (A-B)
D. FAKTOR DISKON F1 = TI

27
E. NILAI SEKARANG (C × D)
F. FAKTOR DISKON F2 = T2
G. NILAI SEKARANG (C × F)
H. IRR

Rumus untuk menghitung discount factor (DF):

discount factor T1 s.d T5 ¿


1 , 1 , 1 , 1 , 1
¿¿ ¿¿ ¿¿ ¿¿ ¿¿

F. Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru


Seperti telah dikemukakan, bahwa sebelum suatu usaha baru dimulai terlebih
dahulu harus disiapkan suatu rencana usaha yang baik biasanya berisikan
komponen-komponen sebagai berikut:
(1) Ringkasan pelaksanaan usaha. Ringkasan usaha berisikan pernyataan
singkat tentang:
a. Kegiatan pokok perusahaan dan system pengelolaan
b. Ciri-ciri dari produksi /jasa dan pelayanan
c. Ukuran pasar dan prospek / potensi pasar
d. Ringkasan proyeksi keuangan
e. Jumlah dana yang diperlukan dan penggunaannya
(2) Deskripsi usaha. Deskripsi usaha. Deskripsi usaha harus memuat tentang:
a. Visi dan misi perusahaan
b. Tujuan jangka pendek dan jangka panjang
c. Struktur usaha
d. Bentuk perusahaan
(3) Produk dan pelayanan-pelayanan yang akan disajikan, yaitu memuat tentang:
a. Produk barang dan jasa apa yang akan disajikan
b. Keunggulan dari barang dan jasa serta pelayanan yang ditawarkan
c. Peluang-peluang pengembangan barang dan jasa
d. Keunggulan dalam pengembangan barang dan jasa
(4) Analisis industri. Analisis industry harus memuat:
a. Kecenderungan industri yang disenangi
b. Lingkungan industri yang berpengaruh
c. Izin dan peraturan untuk mengembangkan industri
d. Ukuran industri yang akan didirikan
e. Keunggulan dan kelemahan industri baru

28
(5) Analisis pasar. Analisis pasar memuat tentang:
a. Target pasar atau pasar sasaran
b. Kebutuhan pelanggan
c. Potensi / prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
(6) Srategi pemasaran, memuat tentang:
a. Lokasi pemasaran
b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
c. Personal yang akan melakukan penjualan
d. Kebijaksaan harga yang sesuai
e. Tujuan-tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut.
(7) Pengelolaan, memuat tentang:
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
d. Pimpinan atau direktur pengelola
(8) Operasi usaha, memuat tentang:
a. Pemasok utama
b. Kebutuhan- kebutuhan pegawai / karyawan
c. Sistem dan prosedur operasi
d. Tata ruang dan dena rencana
e. Keperluan peralatan dan baiaya
f. Peralatan tetap dan perabot kantor
g. Keperluan persediaan bahan baku
h. Semua biaya operasi yang diperlukan
(9) Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan yang lengkap biasanya memuat:
a. Jumlah equity(modal milik sendiri) yang dimiliki
b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
c. Rencana penggunaan dana
d. Proyeksi aliran kas, proyeksi pendapatan, dan proyeksi pendapatan

Jadi, ada tiga proyeksi keuangan yang harus disiapkan, yaitu:


a. Proyeksi uang kas
b. Proyeksi pendapatan
c. Proyeksi saldo

29
Agar kita yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai maka evaluasi
beberapa aspek sebagai berikut:
1) Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan

 Buat ringkasan yang menggambarkan rancangan singkat secara


keseluruhan baik tentang usulan usaha, maupun barang dan jasa yang
akan dihasilkan atau disajikan.
 Identifikasi kecenderungan industri apa yang sedang digemari saat ini

 Susun proyeksi dan penjualan untuk tahun yang akan dating untuk
bisnis baru
 Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, serta kecakapan
yang diperlukan
 Kumpulkn aspek-aspek legal seperti perizinan, persetujuan kontrak, hak
paten, dan sebagainya

2) Evaluasi Misi Bisnis

 Apa tujuan dari bisnis anda ?

 Produk dan jasa apa yang akan disediakan ?

 Filosofi manajemen bisnis apa yang anda miliki ?

3) Evaluasi Lingkungan Bisnis

 Identifikasi kecenderungan umum seperti budaya, penduduk,


perubahan politik, perubahan teknologi, perubahan ekonomi, tingkat
Bungan, dan perubahan lainnya
 Identifikasi jumlah dan jenis perusahaan yang sudah ada baik ditingkat
local maupun nasional
 Identifikasi kondisi bisnis yang ada seperti harga, tenaga kerja, upah,
dan factor ekonomi lainnya
 Identifikasi informasi industri tentang:

 Industri apa yang paling dominasi saat ini? Apakah industri kecil atau
industry besar?
a. Kegagalan apa saja yang dialami industry tersebut?
b. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?

30
c. Industri apa yang cenderung paling potensial?
 Identifikasi informasi mark-up keuntungan setiap industri untuk
mengetahui tingkat mark-up yang layak
 Identifikasi informasi lokasi:
a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap bisnis anda? Positif, negatif,
atau netral?
b. Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah?

4) Evaluasi Produk Dan Jasa

 Gambaran produk yang dihasilkan, misalnya ukuran, bentuk, ramuan/bahan,


berat, kecepatan barang, pengepakan, dan susunanya.
 Jasa-jasa apa saja yang akan anda sediakan, apakah.
a. Untuk menarik perhatian publik atau individu.
b. Memberikan jaminan waktu untuk melayani permintaan dengan cepat.
c. Pengadaan pesanan-pesanan pelanggan.
5) Evaluasi Pesaing
d. Jaminan pengembalian uang (money back guarantee) dan sebagainya.
 Identifikasi nama pesaing Anda:
a. Jika bisnis anda retailer atau jasa, seberapa jauh jarak pesaing dari lokasi
bisnis anda?
b. Jika bisnis Anda pedagang besar dan industri, bagaimana area bisnis
Anda dibanding pesaing?

 Identifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis Anda dan bandingkan,


bagaimana pesaing Anda adalah hal:
a. Pemilihan produk besar sedang kecil
b. Pangsa pasar 100% 50% 0%
c. Kualitas produk baik sedang kurang
d. Kualitas pelayanan baik sedang kurang
e. Frekuensi promosi banyak sedang sedikit
f. Harga tinggi sedang rendah
g. Perputaran karyawan rendah sedang tinggi
h. Kondisi keuangan dilihat sangat tinggi sedang kurang
dari profit
i. Kondisi utang rendah sedang tinggi
j. Peralatan baru sedang lama/tua
k. Kapasitas produk penuh lebih kurang

31
6) Evaluasi harga

 Apa tujuan yang ingin dicapai dari penetapan harga?


a. Apakah untuk mencapai target tingkat laba tertentu?
b. Apakah untuk memperoleh pangsa pasar?
c. Apakah untuk mencapai target volume penjualan tertentu?
 Mark-up apa yang anda targetkan?
a. Jika retailer: mark up biaya dan mark-up penjualan.
b. Jika perusahaan jasa: mark-up upah tenaga kerja per jam dan biaya material
lainnya per jam.
c. Jika barang industri: mark-up biaya total dan mark-up jumlah barang yang
diproduksi
d. Jika pedagang besar: mark-up biaya rata-rata, mark-up barang masuk dan
keluar.
e. Bagaimana harga dan mark-up bisnis Anda jika dibandingkan dengan
pesaing?

 Kebijaksanaan apa yang akan Anda gunakan? Apakah harga umum?


 Apakah Anda akan menggunakan strategi-strategi berikut di bawah ini?
7)a. Evaluasi
Harga perkenalan : harga
Keunggulan rendah untuk masuk pasar.
Pesaing
b. Skimming pricebersaing
Keunggulan : hargaapa
awal tinggi
yang dan selanjutnya
dimiliki lebih
bisnis Anda, rendah.
apakah dalam kualitas,
harga,
c. Price lokasi,seleksi,pelayanan,
linning ataukategori
: harga berdasarkan kecepatan waktu.dan kategori barang,
peralatan
d. Odd-ending
Gambarkan bagaimana Andaangka
: harga pada meraih keunggulan
ganjil misalnya. bersaing melalui
Rp. 399.995 kualitas,
Rp. 49.900
harga, lokasi,seleksi,pelayanan,
e. Loss-leader atau
: menjual beberapa kecepatan
jenis waktu. biaya
barangdi bawah Apakah akan lebih
untuk
baik?
menarik pelanggan.
 Gunakan cara-cara untuk memenangkan persaingan sebagai berikut:
f. All-one-price : harga yang sama untuk setiap barang yang sama.
a. segera penuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi.
g. Bundling : harga yang lebih murah untuk barang yang sama tetapi
b. gunakan pelayanan yang lebih baik.
dijual pada tempat yang berbeda.
c. buatlah etalase yang lebih baik.
d. kualitas yang lebih tinggi dengan harga yang sama.
e. kualitas yang lebih murah bagi kualitas yang sama.
f. jaminan keamanan produk yang lebih baik.
g. pelayanan kepada pelanggan secara pribadi.
h. informasi produksi yang lebih lengkap dan baik.

32
i. susunan toko yang lebih menyenangkan
j. lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik.

8) Evaluasi Pasar Dan Pemasaran


 Identifikasi segmen pasar bisnis Anda berdasarkan area geografi,
kependudukan, manfaat bagi pelanggan, dan jaminan barang lainnya bagi
konsumen, serta gaya hidup dan tingkay pendapatan pelanggan.
 Identifikasi manajemen pemasaran bisnis Anda khusuhnya tentang iklim
bekerja, sistem pengupahan, etika, dan budaya kerja.
 Identifikasi kedekatan dengan material, pelanggan, transportasi, fasilitas dan
akses lain, peraturan daerah setempat dan kualitas kehidupan daerah
tersebut.
 Identifikasi tipe-tipe promosi yang akan digunakan, apakah pemasaran
langsung, publisitas, periklanan, dan sales promotion. Termasuk media yang
dipilih dan biaya promosi.
 Identifikasi tujuan promosi Anda, apakah:
a. untuk mencapai volume penjualan tertentu.
b. untuk meningkatkan penjualan.
c. untuk menigkatkan kesadaran konsumen.
d. untuk menginformasikan barang dan jasa.
e. untuk mengantisipasi pembelian musiman.

9) Evaluasi Manajemen Dan Personel


 Identifikasi pendidikan, pengalaman dan keterampilan pemilik, dan karyawan.
 Identifikasi posisi dan jabatan pekerjaan personalia apakah diperlukan untuk
menduduki jabatan tertentu, part time, full time, sistem penggajian biasa atau
honorer.
 Identifikasi jaminan-jaminan yang akan diberikan pada karyawan,
 Identifikasi jumlah dan kualifikasi karyawan.
 Lengkapi bisnis anda dengan struktur organisasi, dan time schedule-nya
untuk setiap minggu,
10) Evaluasi Mesin Dan Peralatan
 Peralatan Kantor:
Jenis Kualitas Harga Satuan Jumlah
a...... ......... Rp.............. Rp.......
b..... .......... Rp.............. Rp......

33
dst.
Jumlah Rp........

 Mesin dan Peralatan:


Jenis Kualitas Harga Satuan Jumlah
a...... ......... Rp.............. Rp.......
b..... .......... Rp.............. Rp......
dst.
Jumlah Rp........
11) Evaluasi Biaya Awal
 Perlengkapan Rp........
 Peralatan dan perabotan kantor Rp........
 Mesin dan peralatan produksi
Rp........
 Pembayaran di muka :
a. grand opening advertising Rp.............
b. biaya pengurusan Rp.............
c. biaya akuntan Rp.............
d. gaji karyawan Rp.............
e. biaya khusus lainnya Rp............
jumlah pembayaran di muka
Rp..........
 Sewa bangunan dan renovasi
Rp..........
 Modal kerja (gaji pemilik, gaji karyawan, pajak, sewa,
Periklanan, telepon, pemeliharaan, biaya transportasi,
Dan biaya perlengkapan lainnya)
Rp.........

Jumlah biaya awal..................................................................................


Rp.........

12) Evaluasi pendanaan

1. Biaya awal yang sudah anda miliki


Rp.............

34
2. Jumlah yang akan diinvestasikan dari dana perseorangan
Rp.............
3. Jumlah dana dari sumber lain
Yaitu dari:
a. keluarga dan teman Rp..........
b. investor perseorangan Rp...........
c. modal venture Rp...........
d. partner pasif (silent partner) Rp..........

4. Jumlah dana yang akan di pinjam


Rp...........
a. teman dan keluarga Rp...........
b. bank Rp..........
c. perusahaan lain Rp...........
d. lainnya Rp..........
13) Evaluasi Break-Even point
1. Kategorikan semua biaya tetap dan biaya variabel seperti contoh berikut:

Pembiayaan Tetap Variabel


a. sewa Rp. 3.000.000 Rp. 1.200.000
b. bahan baku
c. …………….. …………….. ………………..

2. Tentukan batas kontribusi bisnis Anda:

a. proyeksi penjualan tahun pertama Rp.200 juta


b. proyeksi Gross margin tahun pertama Rp. 50 juta
misalkan: penjualan Rp.200.000,00
Gross margin Rp. 50.000,00
Rp .50 .000 .000
Margin kontribusi = = 0,25
Rp . 200.000 .000
3. Tentukan break-even point:

a. biaya tetap total per tahun Rp. 3.000.000


b. margin kontribusi 0,25
Rp .3 .000 .000
Break-Even = = Rp .12.000 .000
0,25
Jadi Break-Even pada penjualan Rp. 12.000.000

35
4. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk mencapai break-even:

a. Break-even point Rp. 12.000.000


b. Rata-rata pembelajaran pelanggan Rp. 1.000

Rp .12 .000.000
Jumlah pelanggan per tahun = =12.000
Rp . 1000
Jadi break even point tercapai pada jumlah pelanggan
Sebanyak 12.000 orang per tahun atau sekitar 33 orang per hari.

14) Evaluasi Risiko yang Tidak Terkontrol


 Identifikasi risiko yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi bisnis Anda
seperti:
a. keadaan ekonomi
b. cuaca
c. teknologi baru
d. perang harga oleh pesaing
e. selera konsumen
f. pesaing baru.
Dari masing-masing risiko tersebut, identifikasi apa yang akan anda lakukan
untuk memninimalkan kerugian.
15) Evalusi Kesimpulan Anda

Apakah bisnis Anda layak atau tidak layak.

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah mempelajari materi tentang manyusun studi kelayakan usaha, penyusun
telah mampu memahami tentang:
a. Mahasiswa mengetahui pentingnya studi kelayakan usaha.
b. Mahasiswa mengetahui proses dan tahap studi kelayakan usaha.
c. Mahasiswa mengetahui analisis kelayakan bisnis.
d. Mahasiswa mengetahui kriteria investasi.
e. Mahasiswa mengetahui penyusunan studi kelayakan bisnis
f. Mahasiswa mengetahui evaluasi dan persiapan bisnis baru.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapatlah penyusun mengajukan beberapa saran,
antara lain:
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami
lebih dalam sehingga mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan, serta
mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah sehingga menjadi bahan analisa untuk institusi pendidikan.
2. Bagi penyusun
Diharapkan agar meningkatkan keterampilan dan mencoba memperaktikkan ilmu
yang didapatkan khusunya untuk materi studi kelayakan usaha.
3. Bagi masyarakat
Diharapkan agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang ada, serta tetap pro aktif terhadap tindakan atau asuhan
kebidanan yang diberikan dan diharapkan agar tetap mempertahankan

37
perawatan yang diberikan kepada ibu dan bayi, jika perlu untuk lebih
meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai dengan standar kesehatan.

LAMPIRAN SOAL

1. Berikut ini urutan proses atau tahapan studi kelayakan usaha yaitu :
a. Tahap penemuan ide → Tahap analisis →Tahap formulasikan tujuan→ Tahap
keputusan
b. Tahap perumusan gagasan → Tahap formulasikan tujuan →Tahap analisis→
Tahap keputusan
c. Tahap perumusan gagasan → Tahap analisis →Tahap formulasikan tujuan→
Tahap keputusan
d. Tahap penemuan ide → Tahap keputusan →Tahap formulasikan tujuan→ Tahap
analisis
e. Tahap perumusan gagasan → Tahap analisis →Tahap keputusan→ Tahap
formulasikan tujuan
2. Pada analisis kelayakan usaha terdapat beberapa kriteria yang dijadikan aspek
penilaian salah satunya yaitu analisis aspek keuangan. Apa saja komponen-
komponen analisis aspek keuangan, kecuali :
a. Kebutuhan dana
b. Proyeksi neraca
c. Payback Period (PBP)
d. Sumber dana
e. Proyeksi laba rugi

3. Oleh karena laporan studi kelayakan masih bersifat perkiraan maka apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan perlu segera disesuaikan, untuk itu laporan studi
harus...
a. Dokumentasikan
b. Realistik
c. Harus komunikasi

38
d. Bersifat obyektif
e. Bersifat sementara

4. Agar diperoleh usaha yang cocok, para usahawan hendaknya memulai dan
mengikuti beberapa analisis sebagai berikut
a. Apa kemegaran dan hobi yang sering dilakukan
b. Jenis pekerjaan apa yang paling dinikmati yang saat ini
c. Jenis pekerjaan apa yang paling dinikmati yang lalu
d. Produk-produk apa dan proses yang bagaimana yang paling diketahui
e. Memulai ide-ide yang lain

5. Orang atau lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya
secara langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa dividen, disebut sebagai:
a. Kreditor
b. Investor
c. Pemegang saham
d. Pemilik Perusahaan
6. Oleh karena laporan studi kelayakan masih bersifat perkiraan maka apabila terjadi
Penyimpangan - penyimpangan perlu segera disesuaikan. Untuk itu, laporan studi
harus:
a. Dokumentasikan
b. Realistik
c. Harus komunikasi
d. Bersifat obyektif

7. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak pimpinan pusat dan
bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusat
kepadanya. Merupakan contoh :
a. Kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang memadai
b. Kegagalan mendapatkan tenaga manajemen yang memadai
c. Kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan
d. Kegagalan memahami fungsi bawahan

8. Yang tidak termasuk garis besar laporan studi kelayakan :


a. Aspek pasar
b. Aspek Teknik
c. Sejarah sponsor
d. Aspek lingkungan

9. Kegiatan-kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan antarkegiatan tersebut harus


jelas. Biasanya pembagian tersebut menurut standar dan logika tertentu.
Berdasarkan pembagian ini pula dapat dilakukan alokasi sumber daya dan waktu.
Hal ini merupakan salah satu langkah dalam merancang pelaksanaan proyek, yaitu:
a. Membagi proyek ke dalam berbagai kegiatan
b. Menentukan skedul/jadwal kegiatan dalam proyek
c. Menentukan skedul/jadwal kegiatan ` proyek
d. Membagi proyek ke dalam suatu kegiatan
10. Berikut ini merupakan salah satu yang bterdapat dalam fungsi PERT :
a. Perencanaan suatu proyek yang komplek
b. Perencanaan suatu proyek yang rutin

39
c. Penjadwalan pekerjaan - pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang sama
d. Mengadkan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain yang sama

40

Anda mungkin juga menyukai