Disusun oleh:
KELOMPOK 8
Puji syukur Kami panjatkan kehadiaran kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa pula kami mengucapkan salam dan syalawat atas junjungan Nabi besar kita yaitu
Nabi Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita semua.
Penulisan makalah Ini berjudul “Menyusun Studi Kelayakan Usaha” bertujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih sangat jauh dari
sempurna, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata penyusun mengucapkan
terimakasih semoga Makalah ini bermanfaat bagi penysusun khusunya serta pembaca
pada umunya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................37
A. Kesimpulan................................................................................................................37
B. Saran..........................................................................................................................37
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin ketatnya persaingan bisnis dan usaha di indonesia,sehingga membuat
segala macam pelayanan yang sangat menarik ditawarkan demi memanjakan
konsumen mulai dari harga,kualitas bahan mkanan variasi menu,pelayanan baik,sampai
tempat yang bersih menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan.
Maka pelaku bisnis mencari ide untuk membuka suatu bisnis atau usaha yang
banyak diminati oleh semua kalangan agar suatu usaha dapat berjalan dengan suatu
bisnis dapat berjalan dengan sukses.
Sebelum bisnis baru dimulai atau dikembangkan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang apakah bisnis yang akan dirintis atau dikembangkan menguntungkan
atau tidak. Bila menguntungkan, apakah keuntungan itu memadai dan dapat diperoleh
secara terus menerus dalam waktu yang lama? Secara teknis mungkin saja usaha itu
layak dilakukan, tetapi secara ekonomis dan sosial kurang memberi manfaat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pentingnya Studi Kelayakan Usaha ?
2. Bagaimana Proses dan Tahap Studi Kelayakan ?
3. Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis ?
4. Apa saja Kriteria Investasi ?
5. Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis ?
6. Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pentingnya Studi Kelayakan Usaha
2. Mengetahui Proses dan Tahap Studi Kelayakan
3. Mengetahui Apa saja Analisis Kelayakan Bisnis
4. Mengetahui Apa saja Kriteria Investasi
5. Mengetahui Bagaimana Penyusunan Studi Kelayakan Bisnis
6. Mengetahui Bagaimana Evaluasi dan Persiapan Bisnis Baru
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
keuntungan sepanjang waktu. Demikian juga bagi penyandang dana yang
mengajukan persyaratan tertentu seperti bankir, investor, dan pemerintah. Studi
kelayakan berfungsi sebagai laporan, pedoman, dan bahan pertimbangan untuk
merintis dan mengembangkan usaha atau melakukan investasi baru, sehingga
bisnis yang akan dilakukan meyakinkan wirausaha itu sendiri maupun pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
2. Investor dan Penyandang Dana
Bagi investor dan. penyandang dana, studi kelayakan usaha penting untuk memilih
jenis investasi yang paling menguntungkan dan sebagai jaminan atas modal yang
ditanamkan atau dipinjamkan, apakah investasi yang dilakukan memberi jaminan
pengembalian investasi yang memadai atau tidak. Oleh investor, studi kelayakan
sering digunakan sebagai bahan pertimbangan layak atau tidaknya investasi
dilakukan.
3. Masyarakat dan Pemerintah
Bagi masyarakat, studi kelayakan sangat diperlukan terutama sebagai bahan kajian
apakah usaha yang didirikan atau dikembangkan bermanfaat bagi masyarakat
sekitar atau sebaliknya justru merugikan, seperti bagaimana dampak lingkungan,
apakah positif atau negatif. Bagi pemerintah, studi kelayakan sangat penting untuk
mempertimbangkan izin usaha atau penyedidan fasilitas lainnya.
3
Tahap penelitian, yaitu proses sistematis yang dilakukan untuk membuat suatu
keputusan apakah bisnis tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Tahap ini
dilakukan seperti prosedur proses penelitian ilmiah yang lain, yaitu dimulai dengan
mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan.
Kesimpulan dalam studi kelayakan usaha hanya ada dua, yaitu dilaksanakan atau
tidak dilaksanakan. Adapun aspek-aspek yang harus diamati dan dicermati dalam
tahap analisis tersebut, meliputi:
a. Aspek pasar, mencakup produk yang akan dipasarkan, peluang, permintaan
dan penawaran, harga, segmentasi, pasar sasaran, ukuran, perkembangan,
dan struktur pasar serta strategi pesaing.
b. Aspek teknik produksi atau operasi, meliputi lokasi, gedung bangunan, mesin
dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode
produksi, lokasi dan tata letak pabrik atau tempat usaha.
c. Aspek manajemen atau pengelolaan, meliputi organisasi, aspek pengelolaan
tenaga kerja, kepemilikan, yuridis, lingkungan, dan sebagainyan. Aspek
yuridis dan lingkungan perlu dianalisis sebab perusahaan harus mendapat
pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan.
d. Aspek financial atau keuangan, meliputi sumber dana atau penggunaannya,
proyeksi biaya, pendapatan, keuntungan, dan arus kas.
4. Tahap keputusan.
Setelah dievaluasi, dipelajari, dianalisis, dan hasilnya meyakinkan, langkah
berikutnya adalah tahap pengambilan keputusan, apakah bisnis tersebut layak
dilakasanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang
mengandung risiko maka keputusan bisnis biasanya didasarkan pada beberapa
criteria, seperti Periode Pembayaran Kembali (Pay Back Period, PBP), Nilai
Sekarang Bersih (Net Present Value, NPV), Tingkat Pengembalian Internal (Internal
Rate of Return, IRR), dan sebagainya.
Untuk menganalisis suatu keputusan bisnis dilakukan pengkajian terhadap hal-hal
berikut:
a. Aset dan kewajiban. Perlu diketahui daftar atau data secara akurat tentang
setiap harta dan semua kewajiban (liabilitas) yang akan diambil alih.
Keakuratan data tersebut, jika memungkinkan, sebaiknya dinyatakan oleh
akuntan public yang bersertifikat.
b. Piutang usaha. Sebelum membeli suatu bisnis, mintalah daftar umur piutang
usaha. Jika mungkin termasuk masalah penagihan yang dihadapi oleh
perusahaan selama ini. Mintalah juga bukti mengenai beberapa persen bisnis
4
itu mampu ditagih dalam kurun waktu tertentu dan apakah piutang dapat
tertagih sesuai nilai ekonomisnya.
c. Lokasi usaha. Apakah lokasi usaha yang akan dibeli cukup strategis. Jika
tidak strategis, berapa besar biaya yang harus dikeluakan untuk
memindahkannya ke lokasi lain yang lebih strategis, terutama dari sudut
pasar, bahan baku, dan tenaga kerja.
d. Persyaratan istimewa. Apakah ada persyaratan istimewa, misalnya lisensi,
izin khusus, dan persyaratan hukum yang lain untuk bisnis tersebut. Apakah
persyaratan istimewa tersebut juga termasuk dalam pembelian bisnis.
Dengan kata lain, apakah persyaratan istimewa tersebut juga dialihkan
kepada pemilik baru.
e. Kontrak. Apakah bisnis tersebut terikat dengan kontrak-kontrak yang akan
dialihkan keada pemilik baru. Semua isi kontrak tersebut (secara legal dan
praktis) yang akan diwarisi harus dipahami. Dapatkah semua kontrak itu
dipindahtangankan kepada pemilik, terutama kontrak yang belum jatuh
tempo.
Secara ringkas, proses studi kelayakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
5
Tadi telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui layak tidaknya suatu bisnis untuk
dilakukan, harus dianalisis berbagai aspeknya. Bagaimana cara mengetahui bahwa
aspek-aspek tersebut layak atau tidak? Berikut ini akan dibahas beberapa criteria yang
dapat dijadikan aspek penilaian[5].
1. Analisis Aspek Pemasaran
Untuk menganalisis aspek pemasaran, wirausaha terlebih dahulu harus melakukan
penelitian pemasaran dengan menggunakan system informasi pemasaran yang
memadai berdasarkan analisis dan prediksi apakah bisnis yang akan dirintis atau
dikembangkan memiliki peluang pasar yang memadai ataukah tidak. Dalam analisis
pasar biasanya terdapat beberapa komponen yang harus dianalisis dan dicermati,
diantaranya:
a. Kebutuhan dan keinginan konsumen. Barang dan jasa apa yang banyak
dibutuhkan dan diinginkan konsumen? Berapa banyak yang mereka
butuhkan? Bagaimana daya beli mereka? Kapan mereka membutuhkan? Jika
kebutuhan dan keinginan mereka teridentifikasi dan memungkinkan untuk
dipenuhi berarti peluang pasar bisnis kita terbuka dan layak bila dilihat dari
kebutuhan/keinginan konsumen.
b. Segmentasi pasar. Pelanggan dikelompokkan dan diidentifikasi, misalnya
berdasarkan geografi, demografi, dan social budaya. Jika segmentasi pasar
teridentifikasi maka pasar sasaran akan dapat terwujud dan tercapai.
c. Target. Target pasar menyangkut banyaknya konsumen yang dapat diraih.
Berapa target yang ingin dicapai? Apakah konsumen loyal terhadap bisnis?
Apakah produk yang ditawarkan dapat memberi kepuasan atau tidak? Jika
konsumen loyal, maka potensi pasar tinggi.
d. Nilai tambah. Wirausaha harus mengetahui nilai tambah produk dan jasa
pada setiap rantai pemasaran, mulai dari pemasok, agen, hingga konsumen
akhir. Nilai tambah barang dan jasa biasanya diukur dengan harga, misalnya
berapa harga dari pabrik pemasok, harga setelah di agen, dan harga setelah
ke konsumen.
e. Masa hidup produk. Harus dianalisis apakah masa hidup produk dan jasa
bertahan lama atau tidak. Apakah ukuran lama masa produk lebih dari waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan laba sampai modal kembali atau tidak.
Jika masa produk lebih lama, berarti potensi pasar tinggi. Harus dianalisis
juga apakah produk industry baru atau industry lama sudah mapan atau
produk industry justru sedang menurun. Jika produk industry sedang
bertumbuh, maka potensi pasar tinggi.
6
f. Struktur pasar. Harus dianalisis apakah barang dan jasa akn dipasarkan pada
pasar persaingan tidak sempurna (seperti monopoli, oligopoly dan
monopolistic), atau pasar persaingan sempurna. Jika barang dan jasa masuk
dalam pasar persaingan tidak sempurna, berarti potensi pasar tinggi
disbanding bila produk termasuk pasar persaingan sempurna.
g. Persaingan dan strategi pesaing. Harus dianalisis apakah tingkat persaingan
tinggi atau rendah. Jika persaingan tinggi, berarti peluang pasar rendah.
Wirausaha harus membandingkan keunggulan pesaing dilihat dari strategi
produk, harga, jaringan industry, promosi, dan tingkat penggunaan teknologi.
h. Ukuran pasar. Ukuran pasar dapat dianalisis dari volume penjualan. Jika
volume penjualan tinggi, berarti pasar potensial. Misalnya, dengan volume
penjualan usaha skala kecil sebesar Rp 5 milyar pertahun atau sebesar Rp
10 juta perhari, berarti ukuran pasar cukup besar.
i. Pertumbuhan pasar. Pertumbuhan pasar dapat dianalisis dari pertumbuhan
volume penjualan. Jika pertumbuhan pasar tinggi (misalnya lebih dari 20%),
berarti potensi pasar tinggi.
j. Laba kotor. Apakah perkiraan margin laba kotor tinggi atau rendah. Jika profit
margin kotor lebih dari 20%, berarti pasar potensial.
k. Pangsa pasar. Pangsa pasar bisa dianalisis dari selisih jumlah barang dan
jasa yang diminta dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Jika
pangsa pasar menurut proyeksi meningkat, bahkan setelah lima tahun
mencapai 40%, berarti bisnis yang akan dilakukan atau dikembangkan
memiliki pangsa pasar yang tinggi.
Bila aspek pemasaran global layak, maka analisis berikutnya adalah aspek produksi
atau operasi.
7
c. Mesin dan peralatan. Mesin dan peralatan harus sesuai dengan perkembangan
teknologi masa kini dan yang akan dating serta harus disesuaikan dengan luas
produksi agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
d. Bahan baku dan bahan penolong. Bahan baku dan bahan penolong serta
sumber daya yang diperlukan harus cukup tersedia. Persediaan tersebut harus
sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku menjadi efisien.
e. Tenaga kerja. Berapa jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan bagaimana
kualifikasinya. Jumlah dan kualifikasi karyawan harus sesuai dengan keperluan
jam kerja dan kualifikasi pekerjaan untuk menyelesaikannya.
f. Lay – out. Adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Lay – out
harus tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien
Bila aspek pemasaran dan operasi layak, maka selanjutnya menganalisis aspek
manajemen.
8
a. Kebutuhan dana, yaitu kebutuhan dana untuk operasional perusahaan,
misalnya besarnya dana untuk aktiva tetap, modal kerja, dan pembiayaan
awal.
b. Sumber dana. Ada beberapa sumber dana yang layak digali, yaitu sumber
dana internal (misalnya modal disetor dan laba ditahan) dan modal eksternal
(misalnya penerbitan obligasi dan pinjaman).
c. Proyeksi neraca. Sanat penting untuk mengetahui kekayaan perusahaan
serta kondisi keuangannya, misalnya saldo lancer, aktiva tetap, kewajiban
jangka pendek, kewajiban jangka panjang dan kekayaan bersih.
d. Proyeksi laba rugi. Proyeksi laba atau rugi di masa yang akan datang.
Komponennya meliputi proyeksi penjualan, biayadan laba rugi bersih.
e. Proyeksi arus khas. Dari arus khas dapat dilihat kemampuan perusahaan
untuk membayar kewajiban-kewajiban keuangannya. Ada tiga jenis arus
khas, yaitu:
1) Aliran kas masuk ( cash in flow ), merupakan penerimaan - penerimaan
yang berupa hasil penjualan atau pendapatan
2) Aliran kas keluar ( cash out flow ), merupakan biaya-biaya, termasuk
pembayaran bunga dan pajak.
3) Aliran kas masuk bersih ( net cash in-flow ), merupakan selisih dari
Aliran kas masuk dan Aliran kas keluar ditambah penyusutan
dengandiperhitungkan bunga setelah pajak.
Rumusnya :
Aliran kas masuk bersih = Laba setelah pajak + Penyusutan + ( 1 – tarif pajak )
bunga
D. Kriteria Investasi
9
Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yng dilakukan dan
menguntungkan secara ekonomis, dipergunakan empat kriteria yaitu Payback period,
Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Probability Index.
1. Payback Period ( PBP )
Perlu diperhatikan bahwa nilai uang sebagai mamfaat ekononi dari usaha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang tidak sama dengannilai uang
yang diterima sekarang karena adanya faktor suku bunga ( interest rate ) yang
besarnya tertenrtu dan besarnya biaya yang dianalisis sepanjang waktu. Oleh sebab
itu, dalam studi kelayakan usaha, unsur waktu dan suku bunga harus diperhitungkan.
Rumus :
Atau
10
∑ ∑
NPV(i) = PFt (Bt) - PFt (Ct) dimana t = 1, 2, 3, …, n
-t
Sedangkan PFt = ( 1 + i ) adalah faktor nilai sekarang
Dimana :
NPV = nilai bersih sekarang
Bt = Benefit (aliran kas masuk pada periode t)
i = Interest ( tingkat bunga bank yang berlaku )
t = Periode waktu
( 1 + i )-t= discount factor atau faktor nilai sekarang atau (PFt)
PFt dapat dihitung sebagai berikut :
PF1 = ( 1 + i )-1
PF2 = ( 1 + i)-2
PF3= ( 1 + i)-3 dan seterusnya
Bila dimisalkan bunga bank yang berlaku adalah 24% maka PF2 = ( 1 + 0,24)-2 =
0,6504
Indikator NPV :
JikaNPV > 0 (positif), makabisnislayak (go) untuk dilaksanakan
JikaNPV < 0 (negatif), makabisnistidaklayak (not go) untuk dilaksanakan
Contoh :
11
Maka dalam tabel akan tampak sebagai berikut :
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)
0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,8475 10 20 8,47 16,95 8,48
2 0,7182 15 25 10,77 17,95 7,18
3 0,6086 40 80 24.34 46,69 22,35
4 0,5158 20 60 10,32 30,95 20,63
5 0,4371 5 40 2,19 17,48 15,29
NPV (i=0,18) =NPVt= 33,93
Catatan PFt = ( 1 + i )-t= ( 1 + 0,18)-t
∑ (Bt /(1+i)t )
B C R (i) = (Co+Σ (Ct /(1+i)t )
Manfaat ekonomis diperoleh apabila BCR> 1. Dari kasus di atas besar BCR
adalah sebagai berikut:
PFt(BT) = 16,95 + 17,95 + 16,96 + 30,95 + 17,48 = 130,02
PFt(Ct) = 40 + 8,47 + 10,77 +24,34 + 10,32 + 2,19 = 96,09
∑ PF(Bt ) 130,02
BCR(i) = = = 1,35
∑ PF (Ct ) 96,09
Karena nilai BCR> 1 maka investasi dalam mesin baru pada perusahaan
konveksi itu layak secara ekonomis. Manfaat dari pembelian mesin baru adalah 1,35
kali lebih besar dari pada nilai biaya total pada tingkat bunga (interest rate) = 0,18.
Dengan besar BCR = 1,35 berarti setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan
hasil sebesar Rp !,35 sehingga investasi dalam usaha konveksi tersebut dapat
12
dikatak layak. Bila BCR< 1, maka proyek bisnis memberikan kerugian secara
ekonomis.
4. Kriteria Internal Rate of Return
Adalah suatu interest rate (i) yang membuat nilai Net Present Value (NPV) menjadi
nol atau di sebut juga indeks keuntungan (profitability index–PI). Kriteria IRR adalah:
IRR dapat dihitung dengan cara coba-coba (trial and eror) memasukan
interest rate, yaitu untuk mengetahui secara pasti berapa nilai interest rate yang
membuat NPV = 0, Misalkan dalam kasus di atas ketika dimasukan nilai interest
rate 18% maka nilai NPV = Rp 33,93 juta yang berarti nilai NPV > 0 maka kita
coba lagi dengan menggunakan bunga di atas 18% misalkan 24% sehingga
hasilnya adalah sebagai berikut:
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)
0 1 40 0 40,00 0 -40
1 0,7353 10 20 7,35 14,71 7,36
2 0,5407 15 25 8,11 13,51 5,40
3 0,3975 40 80 15,90 31,80 15,90
4 0,2923 20 60 5,85 17,54 11,69
5 0,2149 5 40 1,01 8,59 7,58
Dengan menggunakan tingkat bunga 24% ternyata NPV masih lebih besar
dari pada nol. Coba lagi dengan menggunakan tingkat bunga 40%, maka hasilnya
sebagai berikut:
13
Tahun PF Ct Bt PF(Ct) PF(Bt) NPV
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)(3) (6)=(2)(4) (7)=(6)-(5)
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,7143 10 20 7,14 14,28 7,14
2 0,5102 15 25 7,65 12,76 5,11
3 0,3644 40 80 14,58 29,15 14,57
4 0,2603 20 60 5,20 15,62 10,42
5 0,1859 5 40 0,93 7,43 6,58
0 1 20 0 40,00 0 -40
1 0,6757 10 20 6,76 13,51 6,75
2 0,4565 15 25 6,85 11,41 4,56
3 0,3085 40 80 12,34 24,68 12,34
4 0,2084 20 60 4,17 12,50 8,33
5 0,1408 5 40 0,70 5,63 4,93
Setelah dicoba dengan tingkat bunga 48% TERNYATA NILAI NPV < 0.
Dengan cara coba-coba seperti di atas , maka di peroleh:
NPV(i=0,18) = 33,93 > 0
14
NPV(i=0,36) = 7,94 > 0
NPV(i=0,40) = 3,74 > 0
NPV(i=0,48) = -3,09 < 0
NPV = 0 terletak antara interest 40 dan 48. Selain di antara angka-angka
itu NPV tidak sama dengannol. Dengan menggunakan interpolasi, maka;
i = 0,40 NPV = 3,75
i = 0,48 NPV = -3,09
maka,
3 ,74−0
( 0, 48−0, 40 )
IRR =0,40 + 3 , 74−(−3 ,09 )
IRR = 0,4438
Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai NPV = 0, maka proyek tersebut
layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat dengan mudah dilakukan dengan
menggunakan kalkulator finansial Karena pada tingkat interest rate 44,38%, nilai
NPV = 0, maka proyek tersebut layak secara otomatis . Perhitungan IRR dapat
dengan mudah dilakukan dengan menggunakan kalkulator finansial.
E. Penyusunan Studi Kelayakan Usaha
Setelah menganalisis bebagai aspek bisnis secermat mungkin dan hasilnya secara
ekonomis dinyatakan layak, maka langkah selanjutnya adalah menyusun laporan studi
kelayakan. Sistematika laporan studi kelayakan pada umumnya berisi:
RINGKASAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Dasar gagasan membuka bisnis baru/pengembangan bisnis
1.2 Nama dan alamat perusahaan
1.3 Bidang usaha
1.4 Bentuk perusahaan
1.5 Gambaran perkembangan perusahaan ( untuk perusahaan yang sudah ada )
15
BAB III PROYEK YANG DIUSULKAN
3.1 Proyek yang diusulkan
a. Sifat Investasi ( baru / perluaasan )
b. Jenis produk ( produk utama dan sampingan )
3.2 Aspek Teknis
a. Sifat proyek
b. Jenis dan jumla produksi
c. Lokasi
d. Bangunan
e. Mesin dan peralatan
f. Lay out Proses / Tata letak proses
g. Proses produksi
h. Kapasitas produksi
i. Bahan baku dan bahan penolong
j. Tenaga kerja
3.3 Aspek Pemasaran
a. Peluang pasar
b. Segmentasi pasar
c. Sasaran pasar
d. Volume dan harga penjualan
e. Masa hidup produk
f. Struktur pasar
g. Persaingan dan strategi bersaing
h. Ukuran pasar dan pertumbuhannya
i. Pangsa pasar
j. Margin laba kotor
3.4 Aspek Manajemen
a. Kepemilikan
b. Struktur organisasi
c. Tim manajemen
d. Tenaga kerja/karyawan
3.5 Aspek Keuangan
a. Kebutuhan dana
b. Sumber dana
c. Prediksi pendapatan
d. Prediksi biaya
16
e. Prediksi laba rugi
f. Kriteria investasi
Untuk mengetahui lebih jelas tentang usulan bisnis, perhatikanlah salah satu
contoh usulan / proposal usaha berikut ini :
PROPOSAL PROYEK
RINGKASAN USAHA
A. Pendahuluan ………………………………………
( Nama
1. Latar Belakang: (perusahaan apa, Perusahaan )
mengapa, untuk apa perusahaan ini didirikan)
2. Ruang Lingkup: (aspek organisasi/manajemen, pemasaran, produksi, keuangan)
B. Organisasi / Manajemen
1. Nama Perusahaan :
2. Nama Pemilik / Pimpinan perusahaan
Diajukan Kepada: :
3. Bidang Usaha ……………………………………………… :
( Nama Lembaga
4. Jumlah Karyawan / Tenaga Kerja Penyandang
: Dana ) orang
C. Pemasaran
1. Produk yang dipasarkan
…………………………………………….. :
2. Sasaran Konsumen / Pembeli( Nama Pemilik :)
1.2 Ruang
3. Wilayah Lingkup
Pemasaran
………………………………………………. :
4. Rencana Penjualan
Dalam usulanTahunan( Nama
proposal Perusahaan
ini berisikan : ) aspek penting,
empat unit yaitu:
D. Teknik / Produksi / Operasi Usaha
1. Aspek Organisasi dan Manajemen, yang berkaitan dengan nama
1. Kapasitas Produksi : unit
…………………………………………………….
perusahaan, bidang usaha, nama pemilik, jumlah karyawan dan organisasi.
2. Ketersediaan Bahan Baku :
…………………………………………………….
3. Fasilitas dan Sarana
2. Aspek Produksi
Pemasaran, yang berkaitan
( Alamat : ) perkembangan pasar saat ini,
dengan
dan Telepon
4. Masa Implementasi : tahun / bulan
prospek pasar dan pemasaran, rencana penjualan pertahun dari produk
E. Keuangan’
yang akan dipasarkan.
1. Total pembiayaan Proyek : Rp
2. Modal3. Sendiri
Aspek Produksi/Operasi, berkaitan dengan: Rp rencana pendirian, perluasan,
3. Pinjamandanyang diajukan
pengoperasian. : Rp
4. Jangka Waktu Pengembalian : tahun / bulan
4. Aspek Keuangan, berkaitan dengan masalah kebutuhan dana untuk
5. Penjualan Per Tahun : Rp
investasi
6. Keuntungan dan modal kerja, penggunaan
Per Tahun : Rp dana, kalkulasi biaya, kalkulasi
7. Return biaya,
On Invesment(
proyeksi ROI )
pendapatan, : jadwal pengembalian pinjaman.
dan
8. Break Even Point( BEP ) :
2. Bidang Organisasi dan Manajemen
1. 2.1 Umum
Latar Belakang
1.1Nama
DasarPerusahaan
Gagasan Usaha : PT
Kebutuhan akan ……akhir – akhir tampak semakin meningkat sejalan
Nama
denganPemilik/ Pimpinan
perkembangan :
kebutuhan masyarakat.
PT ……..
Alamat yangdan
Kantor berlokasi
Tempatdi Jl……..…No….Telp…..
Usaha : berusaha di bidang
……….. bertujuan untuk memperluas dan meningkatkan kapasitas
Bentuk Badan
produksi dan harapan
dengan Tempat Usaha :
dapat memenuhi permintaan konsemuen yang
terus meningkat.
Bentuk Badan Hukum : No.
Dalam rangka memperluas dan meningkatkan kapasitas produksi tersebut,
Tahun Berdiri
maka kami PT………… memerlukan: dana untuk pembelian……….. dan
modal kerja sebagaimana tercantum dalam usaha proyek proposal ini.
17
Bagan/ Struktur Organisasi
KOMISARIS
Nama
DIREKTUR
Nama Direktur
18
3.
4.
jumlah
2.3 Perizinan
Jenis Perizinan Biaya (Rp)
1. Izin Prinsip …………………….
2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha) …………………….
3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) …………………….
4. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) …………………..
5. NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak) …………………..
6. Akte Pendirian
19
…………..
3. Aspek Pemasaran
3.1 Gambaran Umum
1 Jenis Produk yang dipasarkan : ……………
2 Cakupan Pemasaran meliputi : ………......
3.2 Permintaan
1. Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran pembeli/ konsumen : ………………………
b. Jumlah konsumen : ………………………
c. Jumlah kebutuhan : ………………………
d. Jumlah kebutuhan pertahun : ………………………
2. Proyeksi permintaan selama 5 tahun mendatang
20
3.5 strategi Pemasaran Pesaing
Uraikan strategi pemasaran yang dilakukan pesaing, misalnya meliputi :
1. Produk (mutu, kemasan, tipe)
2. Harga (syarat pembayaran, potongan, harga satuan)
3. Jalur pemasaran (langsung, tidak langsung)
4.Aspek Produksi
4.1 Produk
1. Uraikan ciri-ciri produk : ………………..
2. Kegunaan utama produk : ………………..
21
2. Sewa (…..tahun) Rp. …………….
4.8 Limbah
3. Prosedur IPAL
22
BIAYA PROYEK
(dalam Rp)
KETERANGAN MODAL KREDIT JUMLAH
SENDIRI
INVESTASI
1. Tanah
2. Bangunan/ Tokoh
4. Inventaris Kantor
5. Kendaraan
6. Lain-lain
2. Perizinan
3. Pelatihan
5. Lin-lain
Total Pra-Operasi
C. TOTAL INVESTASI (A+B)
D. MODAL KERJA
BIAYA POKOK PRODUKSI
1. Bahan Baku
2. Upah Tenaga Produksi
3. Biaya Umum Pabrik
Total biaya produksi
Biaya usaha
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
23
3. Biaya Pemasaran
5. Biaya Sewa
6. Lain-lain
PROYEKSI NERACA
(dalam Rp)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5
I. AKTIVA
A. Aktiva Lancar
1. Kas
2. Piutang
3. Persendian
Total Aktiva Lancar
B. Aktiva Tetap
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan peralatan
4. Investasi
5. Kendaraan
6. Lain-lain
Total Aktiva Tetap
Nilai Buku Aktiva Tetap
C. Investasi pra-operasi
Akumulasi Amortisasi Nilai
Buku Aktiva Tak Berwujud
Total Aktiva ( A + B + C )
24
I. KEWAJIBAN DAN MODAL
A. Kewajiban Lancar
1. Kewajiban dagang
2. Kredit modal kerja
Total kewajiban lancar
C. Modal
1. Modal Sendiri
2. Laba periode lalu
3. Laba
Total Modal
Total kewajiban dan modal
(A+B+C)
Laba
ROI= ×100 %
Total Aktiva
C. LABA KOTOR
D. BIAYA USAHA
1. Gaji Pimpinan
2. Gaji Karyawan
3. Biaya Pemasaran
4. Perlengkapan Kantor
5. Biaya Sewa
25
6. Biaya lain-lain
7. Penyusutan
8. Amortisasi
Total Biaya Usaha
Investasi Pra-operasi
26
4. Kredit Investasi
5. Kredit Modal Kerja
6. Saldo Kas Awal
Total Kas Masuk
Keterangan :
A1 = Penjualan Tunai = … × Jumlah Penjualan
A2 = Penjualan Kredit = … × Jumlah Penjualan
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5
A. KAS MAUK
1. Penjualan Tunai
2. Penjualan Piutang
Total Kas Masuk
27
E. NILAI SEKARANG (C × D)
F. FAKTOR DISKON F2 = T2
G. NILAI SEKARANG (C × F)
H. IRR
28
(5) Analisis pasar. Analisis pasar memuat tentang:
a. Target pasar atau pasar sasaran
b. Kebutuhan pelanggan
c. Potensi / prospek dan perkiraan penjualan untuk setiap target penjualan
d. Perkiraan perolehan pangsa pasar dari suatu usaha yang akan dicapai
(6) Srategi pemasaran, memuat tentang:
a. Lokasi pemasaran
b. Saluran distribusi dan jaringan usaha yang dipilih
c. Personal yang akan melakukan penjualan
d. Kebijaksaan harga yang sesuai
e. Tujuan-tujuan promosi, sasaran promosi, dan rencana untuk mencapai
tujuan tersebut.
(7) Pengelolaan, memuat tentang:
a. Penentuan tugas dan tanggung jawab masing-masing
b. Keahlian khusus masing-masing yang diperlukan
c. Bentuk dan struktur organisasi pengelolaan
d. Pimpinan atau direktur pengelola
(8) Operasi usaha, memuat tentang:
a. Pemasok utama
b. Kebutuhan- kebutuhan pegawai / karyawan
c. Sistem dan prosedur operasi
d. Tata ruang dan dena rencana
e. Keperluan peralatan dan baiaya
f. Peralatan tetap dan perabot kantor
g. Keperluan persediaan bahan baku
h. Semua biaya operasi yang diperlukan
(9) Proyeksi keuangan. Proyeksi keuangan yang lengkap biasanya memuat:
a. Jumlah equity(modal milik sendiri) yang dimiliki
b. Jumlah dan jenis serta sumber keuangan
c. Rencana penggunaan dana
d. Proyeksi aliran kas, proyeksi pendapatan, dan proyeksi pendapatan
29
Agar kita yakin bahwa suatu usaha adalah siap dimulai maka evaluasi
beberapa aspek sebagai berikut:
1) Evaluasi Ringkasan Pelaksanaan
Susun proyeksi dan penjualan untuk tahun yang akan dating untuk
bisnis baru
Gambarkan tingkat pendidikan dan pengalaman kerja, serta kecakapan
yang diperlukan
Kumpulkn aspek-aspek legal seperti perizinan, persetujuan kontrak, hak
paten, dan sebagainya
Industri apa yang paling dominasi saat ini? Apakah industri kecil atau
industry besar?
a. Kegagalan apa saja yang dialami industry tersebut?
b. Apakah ada industri baru yang tumbuh mantap?
30
c. Industri apa yang cenderung paling potensial?
Identifikasi informasi mark-up keuntungan setiap industri untuk
mengetahui tingkat mark-up yang layak
Identifikasi informasi lokasi:
a. Bagaimana sikap masyarakat terhadap bisnis anda? Positif, negatif,
atau netral?
b. Apakah ekonomi lokal kuat atau lemah?
31
6) Evaluasi harga
32
i. susunan toko yang lebih menyenangkan
j. lokasi dan kemasan barang yang lebih menarik.
33
dst.
Jumlah Rp........
34
2. Jumlah yang akan diinvestasikan dari dana perseorangan
Rp.............
3. Jumlah dana dari sumber lain
Yaitu dari:
a. keluarga dan teman Rp..........
b. investor perseorangan Rp...........
c. modal venture Rp...........
d. partner pasif (silent partner) Rp..........
35
4. Jumlah pelanggan yang dibutuhkan untuk mencapai break-even:
Rp .12 .000.000
Jumlah pelanggan per tahun = =12.000
Rp . 1000
Jadi break even point tercapai pada jumlah pelanggan
Sebanyak 12.000 orang per tahun atau sekitar 33 orang per hari.
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mempelajari materi tentang manyusun studi kelayakan usaha, penyusun
telah mampu memahami tentang:
a. Mahasiswa mengetahui pentingnya studi kelayakan usaha.
b. Mahasiswa mengetahui proses dan tahap studi kelayakan usaha.
c. Mahasiswa mengetahui analisis kelayakan bisnis.
d. Mahasiswa mengetahui kriteria investasi.
e. Mahasiswa mengetahui penyusunan studi kelayakan bisnis
f. Mahasiswa mengetahui evaluasi dan persiapan bisnis baru.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapatlah penyusun mengajukan beberapa saran,
antara lain:
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar tetap membimbing dan membantu mahasiswa untuk memahami
lebih dalam sehingga mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan, serta
mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh
dibangku kuliah sehingga menjadi bahan analisa untuk institusi pendidikan.
2. Bagi penyusun
Diharapkan agar meningkatkan keterampilan dan mencoba memperaktikkan ilmu
yang didapatkan khusunya untuk materi studi kelayakan usaha.
3. Bagi masyarakat
Diharapkan agar tetap membina hubungan baik dengan tenaga kesehatan dan
fasilitas kesehatan yang ada, serta tetap pro aktif terhadap tindakan atau asuhan
kebidanan yang diberikan dan diharapkan agar tetap mempertahankan
37
perawatan yang diberikan kepada ibu dan bayi, jika perlu untuk lebih
meningkatkan kualitas perawatan yang sesuai dengan standar kesehatan.
LAMPIRAN SOAL
1. Berikut ini urutan proses atau tahapan studi kelayakan usaha yaitu :
a. Tahap penemuan ide → Tahap analisis →Tahap formulasikan tujuan→ Tahap
keputusan
b. Tahap perumusan gagasan → Tahap formulasikan tujuan →Tahap analisis→
Tahap keputusan
c. Tahap perumusan gagasan → Tahap analisis →Tahap formulasikan tujuan→
Tahap keputusan
d. Tahap penemuan ide → Tahap keputusan →Tahap formulasikan tujuan→ Tahap
analisis
e. Tahap perumusan gagasan → Tahap analisis →Tahap keputusan→ Tahap
formulasikan tujuan
2. Pada analisis kelayakan usaha terdapat beberapa kriteria yang dijadikan aspek
penilaian salah satunya yaitu analisis aspek keuangan. Apa saja komponen-
komponen analisis aspek keuangan, kecuali :
a. Kebutuhan dana
b. Proyeksi neraca
c. Payback Period (PBP)
d. Sumber dana
e. Proyeksi laba rugi
3. Oleh karena laporan studi kelayakan masih bersifat perkiraan maka apabila terjadi
penyimpangan-penyimpangan perlu segera disesuaikan, untuk itu laporan studi
harus...
a. Dokumentasikan
b. Realistik
c. Harus komunikasi
38
d. Bersifat obyektif
e. Bersifat sementara
4. Agar diperoleh usaha yang cocok, para usahawan hendaknya memulai dan
mengikuti beberapa analisis sebagai berikut
a. Apa kemegaran dan hobi yang sering dilakukan
b. Jenis pekerjaan apa yang paling dinikmati yang saat ini
c. Jenis pekerjaan apa yang paling dinikmati yang lalu
d. Produk-produk apa dan proses yang bagaimana yang paling diketahui
e. Memulai ide-ide yang lain
5. Orang atau lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya
secara langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa dividen, disebut sebagai:
a. Kreditor
b. Investor
c. Pemegang saham
d. Pemilik Perusahaan
6. Oleh karena laporan studi kelayakan masih bersifat perkiraan maka apabila terjadi
Penyimpangan - penyimpangan perlu segera disesuaikan. Untuk itu, laporan studi
harus:
a. Dokumentasikan
b. Realistik
c. Harus komunikasi
d. Bersifat obyektif
7. Manajer lokal mendapat perintah dan kebijaksanaan dari puncak pimpinan pusat dan
bertanggung jawab terbatas pada perintah yang diberikan pimpinan pusat
kepadanya. Merupakan contoh :
a. Kegagalan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang memadai
b. Kegagalan mendapatkan tenaga manajemen yang memadai
c. Kegagalan memahami fungsi puncak pimpinan
d. Kegagalan memahami fungsi bawahan
39
c. Penjadwalan pekerjaan - pekerjaan sedemikian rupa dalam urutan yang sama
d. Mengadkan pembagian tenaga kerja dan sumber daya lain yang sama
40