Anda di halaman 1dari 8

HAKIKAT KARYA ILMIAH

1. Pengertian Karya ilmiah


Kaya ilmiah adalah suatu penulisan yang didalamnya membahas suatu
masalah. Pembahasan itu berupa penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data
yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboraturium
ataupun kajian pustaka.
2. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
Dalam karya ilmiah terdapat 4 aspek diantaranya adalah :
a. Struktur sajian karya ilmiah
Terdiri dari bagian awal (pendahuluan) merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan bagian inti (pokok pembahasan) merupakan
sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan terdiri dari beberapa bab
dan subtopik. Sedangkan bagian penutup merupakan simpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut dari
gagasan tersebut.
b. Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun
karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
c. Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan
banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti
orang pertama dan kedua.
d. Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang tercermin dari
pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur
yang baku.
3. Jenis-Jenis Karya Ilmiah
a. Makalah
b. Kertas kerja
c. Skripsi
d. Artikel ilmiah dan populer
e. Disertasi
f. Tesis
4. Pola Pikir Karya Ilmiah
a. Deduktif
 Rasio, Sistematik, konsisten, dan lengkap (umum-khusus)
 Contoh Semua mahasiswa teknik industri pandai berbahasa Indonesia
(umum)
 Raisa mahasiswa teknik industri (khusus)
 Raisa panda mengoprasikan komputer (deduktif)
b. Induktif
 Pengambilan keputusan dari khusus-umum
 Orang-orang mencari ciri-ciri atau sifat berbagai fenomena kemudian
menarik kbesimpulan bahwa ciri-ciri itu terdapat pada jenis fenomena.
 Contoh seorang dosen mengadakan eksperimen bersama mahasiswanya
tentang pemuaian logam. Besi memuai setelah dipanaskan, nikel memuai
setelah dipanaskan.
 Simpulannya “semua logam bila dipanaskan akan memuai”.

5. Macam-Macam Penelitian
a. Kuantitatif
 Jenis penelitian yang spesifik artinya, sistematik, terencana, terstruktur
dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitian.
 Penelitian ini banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari
pengambilan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasil.
 Teknik pengambilan sampel dengan cara random, menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif (angka) dengan
tujuan menguji hipotesis.
b. kualitatif (naturalistik)
 Penelitian menggunakan metode baru karena popularitasnya belum lama
 Metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang
terpola)
6. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema) adalah
suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan.
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang isinya membahas sesuatu secara ilmiah
dan ditulis dengan tata cara penulisan yang telah ditentukan secara baik dan benar.
Objek yang dimuat di karya tulisan ini berupa pengalaman dan pengetahuan,
penemuan baru, dan pengembangan penelitian yang sudah ada.
Ciri-ciri dari karya tulis ilmiah diantaranya faktual dan aktual, objektif, logis,
sistematis, lengkap, dan bahasanya denotatif, efektif serta baku. Contoh Karya
Ilmiah: penelitian, makalah seminar atau simposium, skripsi, dan artikel jurnal
yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.

7. Sistematika penulisan karya ilmiah


a. Bagian awal karangan
 Halaman Judul
 Halaman Pengesahan
 Halaman Pernyataan
 Abstrak
 Halaman (lembar) persembahan
 Kata pengantar
 Daftar isi
 Daftar tabel
b. bagian isi karangan
 Pendahuluan
a). Latar belakang masalah
b). Tujuan penulisan
c). Ruang lingkup masalah
d). Landasan teori
e). Sumber data
f). Metode dan teknik
g). Sistematika penulisan
 Tubuh karangan merupakan inti karangan berisi sajian
pembahasan masalah dan disinilah terletak segala masalah
yang akan dibahas secara sistematis.
 Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau
penutup dari isi karangan dan juga merupakan bagian
terpenting sebuang karangan ilmiah.

c. Bagian akhir karangan


a. Daftar pustaka. Setiap karangan ilmiah harus menggunakan
daftar pustaka atau catatan kaki. Daftar pustaka adalah daftar
yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya.
b. Lampiran data atau appendix merupakan bagian pelengkap
yang fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki.
c. Indeks atau daftar kata yang digunakan dalam uraian dan
disusun secara alfabets (urut abjad). Indeks berfungsi untuk
memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam
pembahasan.
d. Riwayat hidup penulis yaitu buku, skripsi, tesis, dan disertasi
perlu disertai daftar riwayat hidup.
8. Cara Membuat Proposal Penelitian
a. Langkah pertama dalam menyusun proposal adalah
mengajukan masalah penelitian.
b. Langkah kedua peneliti dapat mengidentifikasi objek-objek
masalah dalam konstelasi yang bersifat situasional.
Indentifikasi masalah adalah tahap permulaan dari penguasaan
masalah.
c. Langkah ketiga permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya.
Pembatasan masalah merupakan upaya untuk menetapkan
batas-batas permasalahan dengan jelas yang memungkinkan
peneliti dapat mengidentifikasi faktor mana yang termasuk
ruang lingkup permasalahan dan faktor mana yang tidak
termasuk dalam ruang lingkupnya.
d. Langkah keempat perumusan masalah adalah pernyataan yang
lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup pembatasan
masalah.
e. Langkah kelima tujuan penelitian adalah suatu pernyataan atau
statement tentang ruang lingkup dan kegiatan yang akan
dilakukan.
9. BAB II
a. Kerangka berpikir peneliti, umumnya diletakan di bab II.
Rumusan sederhananya, sering pula disusun dalam bab I yang
masih menyatu dengan proposal penelitian.
b. Kerangka berpikir peneliti atau landasan teori terlepas
ditempatkan di bab I dan bab II pada hakikatnya ia merupakan
penjelasan umum terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan peneliti. Kerangka berpikir yang berupa
penjelasan ini merupakan argumentasi peneliti dalam
merumuskan hipotesis jawaban sementara terhadap masalah
yang diajukan.
10. Menyusu Hipotesis ( untuk Penelitian Kuantitatif )
Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik, maka langkah
selanjutnya dalam menyusun proposal penelitian berdasarkan metode
ilmiah adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan
yang diajukan. Perumusan masalah dan sub masalah serta perumusan
kerangka konseptual untuk menghantarkan peneliti pada kemudahan
dalam merumuskan penelitian.
11. Menyusun Laporan Penelitian
a. Setelah perumusan masalah, penyusunan landasan teori,
pengajuan hipotesis dan penetapan metode penelitian, terlepas
masing-masing dipisah berdasarkan bab yang berbeda maka
langkah berikutnya peneliti melakukan penelitian pada objek
yang ditelitinya. Hasil penelitian seorang peneliti harus
dilaporkan dalam apa yang disebut sebagai laporan hasil
penelitian.
b. Menyatakan dan menjelaskan variabel-variabel yang diteliti
(jika bersifat kuantifikasi)
c. Mendeskripsikan hasil analisis data.
d. Memberikan penafsiran terhadap analisi data dan
menyimpulkan hasil analisis terhadap hipotesis yang diajukan
apakah ditolak atau diterima
e. Secara simplistik, bagian ini umumnya diletakan pada bab IV
yang berisi tentang penjelasa hasil-hasil penelitian dana
pembahasan hasil penelitian.
11. Menyusun Kesimpulan
Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari masalah penelitian.
Bukan rangkuman penelitian atau rangkuman penulisan. Jadi,
kesimpulan dalam penelitian pasti satu, karena masalah dalam
penelitian hanya memuat satu masalah. Kesimpulan mesti dipahami
sebagai konklusi dari masalah yang dimunculkan.
12. Pelengkap Laporan Penelitian
a. Abstrak
 Seluruh laporan penelitian disarikan dalam sebuah ringkasan
yang disebut abstrak. Abstrak adalah sebuah esai yang utuh
dan tidak dibatasi oleh sub bab judul.
 Jumlah halaman yang dtersedia untuk abstrak, paling banyak
tiga halaman. Abstrak membicarakan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, dasar pemikiran dan
hipotesis penelitian, metode penelitian dan hasil penelitain.
b. Daftar pustaka
Sebuah laporan penelitian dilengkapi dengan daftar pustaka
yang merupakan sumber referensi bagi seluruh kegiatan
penelitian. Cara-cara menusun daftar pustaka biasanya
berdasarkan susunan abjad.
c. Riwayat Hidup
Sebuah tulisan ilmiah disertai riwayat hidup penulis. Riwayat
hidup berguna untuk menggambarkan portopolio penulis yang
berkaitan dengan status sebagai peneliti atau sebagai penulis.
Riwayat hidup harus menggambarkan latar belakang
pendidikan, soal kemasyarakatan, dan pekerjaan yang
mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang
disampaikan. Riwayat hidup dicantumkan pada halaman terakhir
dari sebuah laporan tanpa diberi nomor halaman.
13. Perbedaan Makalah dengan Skripsi
a. Makalah
Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu
masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan
yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah
dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah
disusun biasanya untuk melengkapi tugas-tugas ujian mata
kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang
suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa
yang lugas dan tegas. Jika dilihat bentuknya makalah adalah
bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang
lain. Di samping itu makalah dapat merupakan karya tulis
tentang suatu pokok persoalan yang tujuan utamanya untuk
diterbitkan dalam suatu majalah (Arifin, 1987).
b. Skripsi
Skripsi adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar
akademik sarjana atau strata satu (ST) (indriati, 2001). Skripsi
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang
lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta
empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung
(observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi
kepustakaan). Skripsi ditulis untuk melengkapi syarat guna
memperoleh gelar sarjana/diploma atau sarjana dan penyusunan
dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh suatu
lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian data atau fakta
boleh didasarkan pada pengalaman empiris hasil kerja lapangan
( fieldwork) atau diperole dari data kepustakaan (Arifin, 1987).

Anda mungkin juga menyukai