Anda di halaman 1dari 12

Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm.

12-23 ISSN: 2302-2582

PERAN ROLE MODEL DALAM MEMBENTUK PERILAKU


PRO-LINGKUNGAN
1)
Rina Rifayanti, 2) Adella Saputri, 3) Ade Karunia Arake, 4) Widya Astuti
1)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: rifayanti.r@gmail.com
2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: adellasaputri1403@gmail.com
3)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: adekarunia128@gmail.com
4)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman Samarinda
email: widyastuty967@gmail.com

ABSTRACT. This research is a qualitative research with a phenomenological approach which aims to deter-
mine the role of role models in shaping pro-environment behavior. The subjects in this study were 4 people and
there were 5 informants who had been selected according to the established characteristics, namely individuals
who care about the surrounding environment and are active in environmental organizations. Methods of col-
lecting data using observation and interviews. The results of this study show that pro-environment behavior is
done by becoming a character for citizens in saving electricity usage behavior such as turning off lights while
sleeping, disposing of garbage in its place even though waste sorting has not been done, recycling waste such
as making wall hangings, and being active in organizations engaged in environmental field.

Keywords: role model, pro-environment behavior.

INTISARI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan
untuk mengetahui peran role model dalam membentuk perilaku pro lingkungan. Subjek dalam penelitian ini
yaitu 4 orang dan terdapat 5 orang informan yang telah dipilih sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan
yaitu individu yang peduli dengan lingkungan sekitar dan aktif di organisasi lingkungan. Metode pengumpulan
data menggunakan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan perilaku pro lingkungan dil-
akukan dengan cara menjadi tokoh bagi warga dalam perilaku menghemat penggunaan listrik seperti memat-
ikan lampu ketika tidur, membuang sampah pada tempatnya walaupun pemilahan sampah belum dilakukan,
mendaur ulang sampah seperti menjadikannya hiasan dinding, dan aktif di organisasi yang bergerak pada bi-
dang lingkungan hidup.

Kata kunci: role model, perilaku pro-lingkungan.

1 PENDAHULUAN pertambangan. Berdasarkan Indeks Kualitas Ling-


kungan Hidup yang dibuat oleh Kementerian Ling-
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada
kungan Hidup, tercatat ada penurunan kualitas ling-
disekitar kita. Lingkungan hidup adalah sebuah
kungan, yakni pada tahun 2009 sebesar 59,79%,
kesatuan ruang dengan segala benda dan makhluk
tahun 2010 sebesar 61,7%, dan tahun 2011 sebesar
hidup di dalamnya termasuk manusia dan perilakunya
60,84%. Semua itu bisa dicegah selama manusia
yang mempengaruhi keberlangsungan perikehidupan
mempunyai keinginan kuat untuk berubah menjadi
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup yang
lebih baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa. Manusia dan
lainnya (UU No 32 Tahun 2009). Olivia Lewi
lingkungannya merupakan dua faktor yang saling
Pramesti (2012) dari National Geographic Indonesia
mempengaruhi. Oleh sebab itu, pengenalan terhadap
melaporkan bahwa potret lingkungan di Indonesia
lingkungan beserta segala masalahnya merupakan
dari tahun ke tahun makin memprihatinkan. Tren ka-
suatu cara untuk dapat lebih menentukan fungsi dan
sus lingkungan ini terus meningkat seiring kebijakan
peranan manusia dalam lingkungan hidupnya.
daerah dalam mengelola daerahnya masing-masing.
Manusia berkembang dan mempertahankan kelang-
Berdasarkan data terakhir dari Kementerian Ling-
sungan hidupnya dalam rangka menghadapi berbagai
kungan Hidup (KLH), pada tahun 2012 sudah ada 300
tantangan dalam lingkungannya. Lingkungan akan
kasus lingkungan hidup seperti kebakaran hutan,
lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggung
pencemaran lingkungan, pelanggaran hukum, dan
12
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

jawab akan kebersihan lingkungan, karena hal itu ha- Hal tersebut diperkuat dengan berdasarkan hasil wa-
rus ditanamkan sejak dini, mulai dari sekolah dasar wancara dengan salah satu anggota Ikatan Mahasiswa
pun sudah diajarkan untuk selalu hidup bersih dan Pecinta Alam atau IMAPA yang merupakan Unit
sehat (Chandra, 2007). Pengaruh buruk dari ling- Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada dibawah
kungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengem- naungan Universitas Mulawarman Samarinda.
bangkan kebiasaan perilaku bertanggung jawab serta Subjek NYA mengatakan bahwa role model sangat
menciptakan lingkungan yang baik. Salah satu cara membantu kita untuk mengetahui atau mengem-
untuk melihat tanggung jawab manusia terhadap ling- bangkan perilaku dalam peduli lingkungan, kita dapat
kungannya adalah peduli terhadap lingkungan terse- memilih teladan atau tokoh role model dalam
but. mengembangkan perilaku peduli lingkugan dalam or-
Menurut Wawan (2011) perilaku merupakan suatu ganisasi tersebut, subjek mengatakan bahwa dirinya
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frek- memilih ketua atau para alumni organisasi tersebut
uensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari mau- sebagai teladan dalam perilaku peduli lingkungan ka-
pun tidak perilaku adalah kumpulan berbagai faktor rena subjek mendapatkan banyak motivasi, dukungan
yang saling berinteraksi. Perilaku peduli lingkungan serta nasihat dari para alumni dan ketua yang di-
akan kuat ketika individu memiliki pengetahuan di bi- tuangkan dalam kegiatan IMAPA tersebut kemudian
dang lingkungan dan menunjukannya kepada orang juga subjek mengatakan bahwa ibunya memiliki
lain, sehingga memudahkan orang untuk bertindak peran dalam role model karena banyak hal positif
sejalan dengan tujuan yang ingin ditetapkan (Robert- yang didapatnya terutama tentang lingkungan.
son, 2016). perilaku peduli lingkungan sebenarnya Penelitian Fadilah dkk (2015), pengaruh dari role
merupakan ajaran semua agama. Dalam ajaran Islam, model negatif adalah berupa mahasiswa tidak ingin
Allah berfirman dalam QS Al A‟raf (56) yang artinya meniru role model tersebut, bahkan beberapa maha-
janganlah membuat kerusakan di muka bumi setelah siswa menyatakan tidak ingin mengikuti jejak karir
baik keadaan. Ayat tersebut menunjukkan bahwa yang sama dengan role model negatif. Gibson (2006)
manusia dengan makhluk lain di alam semesta tidak juga menyatakan bahwa role model negatif adalah
dapat berdiri sendiri dan saling membutuhkan serta role model yang perilakunya maupun sikapnya be-
saling melengkapi. Manusia sebagai satu-satunya ma- rusaha untuk dihindari. Begitu juga dengan penelitian
khluk yang berakal dan sebagai pemimpin di muka yang dilakukan Passi (2013) yang menyatakan bahwa
bumi memiliki kewajiban menjaga dan memelihara mahasiswa akan berusaha menghindari untuk mengi-
keseimbangan alam. kuti tingkah laku dari role model negatif. Sedangkan
Penanaman perilaku peduli lingkungan dan tanggung dalam wawancara lain juga ditemukan gambaran
jawab dapat dibiasakan dalam kegiatan pembelajaran. yang mirip dengan hasil wawancara subjek. Dari sa-
Desain dalam kegiatan pembelajaran dapat berupa lah satu informan mengatakan bahwa teladan diri
role model. Dimana role model merupakan seseorang subjek NYA adalah para alumni karena dirinya
yang tingkah lakunya kita contoh, tiru, diikuti, Cohen menganggap adanya perbedaan sebelum dan sesudah
(2008). Seorang role model bisa setiap orang; orang subjek NYA bergabung dengan organisasi.
tua, saudara atau teman, tetapi beberapa role model Alasan informan mengatakan hal tersebut karena ser-
yang memiliki pengaruh kuat dan dapat mengubah ing melihat subjek NYA melakukan hal yang positif
kehidupan pendidik (Bashir 2014). Role model dapat semenjak mengikuti organisasi dibidang lingkungan,
berfungsi dalam kapasitas pendukung sebagai men- ia mengatakan subjek NYA memperlihatkan perilaku
tor-mentor selama dan setelah pembentukan perilaku. positif seperti mengurangi polusi udara dengan cara
Sistem pendukung ini sangat penting selama fase tidak konsumtif dalam menggunakan kendaraan dan
pembentukan, karena sistem ini memberikan infor- meniru perilaku positif yang dimiliki para senior di
masi, nasihat, serta bimbingan. Jaringan dukungan organisasi tersebut. Senior menunjukkan sikap peduli
moral merupakan dukungan psikologis, dukungan ini lingkungan yang amat besar karena hingga saat ini
diperoleh dari keluarga, teman-teman, atasan dn se- senior masih sering berperan aktif bersama dengan
bagainya. Teman memainkan peran penting dalam para anggota aktif IMAPA, senior terkadang
jaringan dukungan moral, teman sering memberikan mengajak anggota untuk pertualangan alam bebas,
nasihat yang seringkali lebih jujur daripada nasihat penelusuran gua serta arung jeram yang bertujuan un-
dari sumber-sumber lain, memberikan dorongan, tuk mengembangkan aktivitas mahasiswa kearah pos-
pengertian bahkan bantuan. Pasangan hidup dan itif pada aspek sumber daya alam.
orang tua juga merupakan sumber dukungan moral Selain organisasi informan juga mengatakan bahwa
yang kuat dalam awal proses pembentukan perilaku ibu subjek NYA menjadi salah satu role model bagi
baru. subjek karena ibu subjek yang merupakan seorang
13
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

aktivis dibidang lingkungan yang kemudian saat ibu 3. Mengapa role model dapat membentuk perilaku
subjek melakukan hal positif seperti mendaur ulang pro-lingkungan?
barang yang sudah tak terpakai menjadi barang yang
dapat digunakan kembali subjek meniru perilaku
ibunya dengan cara melakukan apa yang ibunya 3 METODE PENELITIAN
lakukan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan 3.1 Jenis Penelitian
Gibson (2006) mengenai orang tua menjadi salah satu Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
role model yang berpengaruh. Menurut Moleong (2007), penelitian kualitatif adalah
Berdasarkan rangkaian permasalahan yang diuraikan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenom-
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,
dengan judul “Peran Role model Dalam Membentuk misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan
Perilaku Pro Lingkungan”. lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi da-
lam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
2 TINJAUAN PUSTAKA berbagai metode alamiah.
2.1 Perilaku Pro-lingkungan Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan
Valentine (2010), perilaku pro-lingkungan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, se-
didefinisikan sebagai tindakan yang disengaja untuk jarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivi-
memberi manfaat kepada orang lain, keinginan tas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan
mengorbankan diri demi lingkunga perilaku pro- menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengala-
lingkungan akan kuat ketika individu memiliki man para peneliti di mana metode ini dapat digunakan
pengetahuan dibidang lingkungan dan untuk menemukan dan memahami apa yang
menunjukannya kepada orang lain, sehingga tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala
memudahkan orang untuk bertindak sejalan dengan merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara
tujuan yang ingin ditetapkan (Robertson, 2016). memuaskan.
Sedangkan menurut Hendra (2016) Perilaku pro- Menurut Creswell (2010), Pendekatan fenomenologi
lingkungan adalah suatu tindakan yang berguna untuk menunda semua penilaian tentang sikap yang alami
menimimalisir kerusakan lingkungan atau sampai ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa
memperbaiki kondisi lingkungan. disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche ada-
lah membedakan wilayah data (subjek) dengan inter-
2.2 Role model pretasi peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana
Secara harfiah, kata role model merupakan gabungan peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan
dari dua kata, yaitu role dan model, yang kemudian awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa
membentuk makna baru. Role adalah suatu prilaku yang dikatakan oleh responden. Menurut Creswell
yang diharapkan oleh orang lain dari seseorang yang (2010), terdapat beberapa prosedur dalam melakukan
menduduki status tertentu (Bruce 2009). Sedangkan studi fenomenologi. Pertama, peneliti harus me-
menurut Soerjono (2012) Role merupakan aspek mahami perspektif dan filosofi yang ada di belakang
dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang pendekatan yang digunakan, khususnya mengenai
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan konsep studi “bagaimana individu mengalami suatu
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. fenomena yang terjadi”.
model adalah landasan praktek pembelajaran hasil Berdasarkan pengertian yang dijabarkan oleh para
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori bela- tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pen-
jar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap im- dekatan kualitatif adalah pendekatan yang di gunakan
plementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat untuk melengkapi data penelitian dengan mengetahui
operasional di kelas (Suprijono, 2011). makna tersembunyi, mengembangkan teori, dan
penelitian ini bersifat alamiah. Sedangkan untuk
2.3 Pertanyaan Penelitian metode fenomenalogi ialah suatu kejadian yang be-
Berdasarkan penjelasan-penjelasan yang telah di- rada pada suatu wilayah dengan mempertimbangkan
paparkan di atas, peneliti mengajukan sebuah pertan- khas dan keunikan kejadian tersebut atau fenomena
yaan penelitian, yaitu: tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
1. Bagaimana perilaku pro-lingkungan pada maha- metode pendekatan kualitatif dengan metode fenom-
siswa yang mengikuti organisasi? enalogi dalam menelit” Peran Role model Dalam
2. Bagaimana peran role model dalam membentuk Membentuk Perilaku Pro-Lingkungan”.
perilaku pro-lingkungan?
14
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

3.2 Subjek Penelitian 3.3.1 Observasi


Menurut Poerwandari (2011), prosedur pemilihan Metode observasi adalah metode pengumpulan data
subjek penelitian dalam penelitian kualitatif pada dengan menggunakan pengamatan atau penginderaan
umumnya mengikuti beberapa kaidah, antara lain: langsung terhadap suatu benda, Kondisi, situasi,
a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, proses atau perilaku (Salam, 2006). Observasi meru-
melainkan pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhu- pakan salah satu bentuk dari metode yang diartikan
susan masalah menelitian sebagai aktivitas atau kegiatan mengamati perilaku
b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi individu atau objek penelitian yang direncanakan dan
dapat berubah baik dalam jumlah, maupun karak- secara sistematis memilih tempat, prosedur, dan pen-
teristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman gukuran sebelum turun ke lapangan (Arikunto, 2001).
konseptualyang berkembang dalam penelitian Observasi atau pengamatan dilakukan dengan tujuan
c. Tidak diarahkan pada keterwakilan melainkan mendapatkan data dan suatu masalah secara visual se-
pada kecocokan konteks hingga diperoleh pemahaman terhadap informasi atau
Dalam memilih subjek penelitian, peneliti telah keterangan yang diperoleh sebelumnya. Manfaat dari
menetapkan kriteria-kriteria yang telah disesuaikan metode observasi yang dilakukan adalah untuk
dengan fokus penelitian, adapun kriterianya adalah menilai kebenaran data dari kemungkinan adanya
sebagai berikut. penimpangan atau bias yang terjadi. Teknik observasi
a. Merupakan seorang yang berkuliah di Universitas yang digunakan ialah teknik observasi nonpartisipan,
Mulawarman. yaitu dengan mengamati aktivitas yang dilakukan
b. Mengikuti organisasi dibidang lingkungan. subjek dan informan selama proses wawancara tanpa
c. Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang diketahui oleh subjek dan informan tersebut.
bertempat tinggal di Kota Samarida 3.3.2 Wawancara
d. Berusia tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dari 60 tahun. digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-
e. Tidak memiliki gangguan komunikasi. keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan ber-
f. Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian hadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
secara utuh yang dibuktikan dengan berkenannya keterangan kepada si peneliti. Wawancara ini juga
subjek menandatangani informed consent. berguna untuk melengkapi data yang diperoleh me-
Selanjutnya dalam memilih informan pada penelitian lalui observasi (Mardalis, 2002).
ini, peneliti menetapkan kriteria-kriteria yang telah Wawancara dilakukan secara mendalam dan tidak
disesuaikan dengan fokus penelitian, adapun krite-
terstruktur kepada subjek penelitian. Wawancara
rianya sebagai berikut.
mendalam adalah proses perolehan keterangan untuk
a. Merupakan seorang yang dekat dengan subjek. mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab
b. Berusia tidak kurang dari 20 tahun dan tidak lebih sambil bertatap muka antar peneliti dengan informan.
dari 60 tahun. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara
c. Tidak memiliki gangguan komunikasi. di mana pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
Bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
interviewer merupakan pertanyaan yang sifanya aksi-
secara utuh yang dibuktikan dengan berkenannya dental sesuai dengan suasana ketika wawancara ber-
subjek menandatangani informed consent langsung tetapi masih berpegang pada pedoman wa-
wancara yang telah dibuat. Menurut Sugiyono (2009)
3.3 Metode Pengumpulan Data
wawancara tak struktur adalah wawancara yang
Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang terbuka
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
dan luwes, metode dan tipe pengumpulan data dalam
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
penelitian kulitatif sangat beragam disesuaikan
lengkap untuk pengumpulan data.
dengan masalah, tujuan penelitian serta objek yang
diteliti. Beberapa metode yang lazim digunakan da- 3.3.3 Dokumentasi
lam penelitian kualitatif antaralain; wawancara, ob- Metode dokumentasi, yakni peneliti memamfaatkan
servasi, diskusi kelompok terarah, analisis karya, an- sumber-sumber berupa catatan dan dokumen (non-
alisis dokumen, analisis catatan pribadi, studi kasus, human resources), sumber-sumber kepustakaan
studi riwayat hidup, dan lain sebagainya berupa buku teks, jurnal, makalah, dokumen negara
(Poerwandari, 1998). Metode pengumpulan data da- seperti UUD. Arsip/dokumen Pemerintah daerah dan
lam penelitian ini menggunakan metode pengum- lain-lain. Catatan dan dokumen ini dapat dimamfaat-
pulan data secara kualitatif berupa Observasi, kan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu
Wawancara, dan Dokumentasi. atau sebagai bentuk pertanggungjawaban untuk
15
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

keperluan penelitian, peneliti mengumpulkan catatan maka peneliti hanya menguji validitas dan reliabili-
dan dokumen yang dipandang perlu untuk membantu tasnya dengan tiga uji, yaitu:
analisis 3.5.1 Uji Kredibilitas (Validitas Internal)
Kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil
3.4 Teknik Analisis Data
penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan per-
Creswell (2012) mengatakan analisis data secara
panjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, tri-
keseluruhan melibatkan usaha memaknai data yang
angulasi, analisis kasus negatif dan member check.
berupa teks atau gambar. Pada dasarnya proses ana-
lisis data dimulai dengan menelaah seluruh data dari 3.5.2 Perpanjangan Pengamatan
berbagai sumber data. Peneliti membuat langkah- Dalam penelitian ini diperpanjang sampai dengan be-
langkah pengolahan data dengan membuat kategori- berapa kali, yaitu wawancara dilakukan lebih dari
kategori atas informasi yang diperoleh (open coding), sekali. Wawancara tidak hanya dilakukan dengan
memilih salah satu kategori dan menempatkannya da- subyek, tetapi juga dilakukan dengan beberapa in-
lam satu model teoritis (axial coding), lalu merangkai forman (signifikant other). Hal itu dikarenakan sulit-
sebuah cerita dari hubungan antar kategori (selective nya peneliti untuk mencari subjek yang bersedia un-
coding). Adapun langkah-langkah analisis data tuk diwawancarai, sehingga peneliti harus menunggu
menurut Miles dan Huberman (2009), yaitu sebagai memang atau pawangnya dari acara tersebut. Begitu
berikut.: juga pada tahap observasi. Observasi yang diulang
sebanyak tiga kali, melalui observasi intens. Artinya
3.4.1 Data Display (Penyajian Data)
observasi dilakukan dengan waktu yang cukup dalam
Sebagai suatu proses pemilihan, pemusatan, per-
hatian, penyederhanaan, pengabstrakan, dan transfor- satu harinya. Baik itu saat pagi hari, siang hari atau
pun malam hari.
masi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
lapangan, sehingga data itu memberi gambaran yang 3.5.3 Peningkatan Ketekunan
lebih jelas tentang hasil observasi, wawancara, dan Pengujian kredibilitas berarti melakukan pengamatan
dokumentasi. secara lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti
membaca seluruh catatan hasil penelitian secara lebih
3.4.2 Data Display (Penyajian Data)
cermat, sehingga diketahui kesalahan dan keku-
Sekumpulan informasi tersusun memberi kemung-
rangannya. Hal ini dilakukan dengan memberikan
kinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
tindakan. Dalam penelitian kualitatif penyajian data
yang diamati.
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, tabel,
grafik, pictogram, dan sejenisnya. Melaui penyajian 3.5.4 Triangulasi
data tersebut, maka data terorganisasikan sehingga Hal ini dilakukan dengan triangulasi teknik, triangu-
akan semakin mudah dipahami. lasi waktu dan triangulasi sumber. Tringulasi teknik
dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
3.4.3 Verification (Verifikasi)
dengan teknik yang berbeda, yaitu wawancara, ob-
Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data yang
servasi dan dokumentasi pada sumber data primer.
telah diproses melalui reduksi dan display data.
Tringulasi waktu artinya pengumpulan data dil-
Penarikan kesimpulan yang dikemukakan bersifat se-
akukan pada berbagai kesempatan, yaitu pagi, siang
mentara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti
dan sore hari. Sedangkan tringulasi sumber dilakukan
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
dengan cara menanyakan hal yang sama melalui sum-
data berikutnya. Namun apabila kesimpulan yang
ber data yang berbeda, yaitu selain wawancara dil-
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
akukan dengan subyek, kami juga menanyakan hal
bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
yang sama dengan orang terdekat subyek yaitu istri
ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan
subyek dan sahabat subyek.
yang di kemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel. 3.5.5 Analisis Kasus Negatif
Dalam hal ini peneliti melakukan analisis kasus
3.5 Teknik Keabsahan Data negatif yang berarti peneliti mencari data yang ber-
Menurut Sugiyono (2012) Teknik pengujian keabsa- beda atau bahkan bertentangan dengan data yang te-
han data dalam penelitian ini meliputi uji credibility lah ditemukan. Jika dalam penelitian ini terdapat be-
(validitas internal), uji transferability (validitas ek- berapa kasus negatif yang telah ditemukan, akan
sternal), dependability (reliabilitas), dan uji confirm- ditanyakan kembali kapada sumber data sehingga
ability (obyektivitas). Dalam hal ini, karena mendapat kesepakatan dan data menjadi tidak
penelitian yang digunakaan adalah fenomenologi,
16
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

berbeda. Namun jika dari beberapa nara sumber dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian
memberikan data yang sama, maka data telah kredi- tersebut. Dalam hal ini, uji dependability ini dil-
bel. akukan dengan melakukan audit terhadap kese-
luruhan proses penelitian. Hal ini dapat dilakukan
3.5.6 Menggunakan Bahan Referensi
dengan membuat “jejak aktivitas lapangan” atau
Dalam penelitian ini, untuk mendukung dan mem-
“field note” yang akan dilampirkan pada halaman
buktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti,
belakang laporan yang isinya meliputi bagaimana
kami akan memberikan data dokumentasi berupa
peneliti mulai menentukan fokus, memasuki lapan-
foto-foto hasil observasi.
gan, menentukan sumber data, melakukan analisis
3.5.7 Uji Transferability (Validitas Eksternal) data, melakukan uji keabsahan data, sampai dengan
Transeferability menunjukkan derajad ketepatan atau membuat kesimpulan.
dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di
mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini
berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam
4.1 Hasil Wawancara
situasi lain. Agar orang lain dapat memahami hasil
Ketika melakukan wawancara dengan subjek
penelitian ini untuk selanjutnya dapat diterapkan,
penelitian, peneliti mencoba berinteraksi sesering
maka pembuatan laporan ini akan dibuat secara rinci,
mungkin dengan subjek untuk mendapatkan infor-
jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Bila dalam hal
masi yang lebih akurat mengenai apa yang hendak
ini pembaca memperoleh gambaran yang sedemikian
diungkap dalam penelitian ini. Dalam melakukan wa-
jelasnya tentang” semacam apa” hasil penelitian ini
wancara, kebanyakan proses dilakukan disatu tempat
dapat diberlakukan, maka laporan ini telah memenuhi
yang sudah disepakati dikarenakan masing-masing
standar transeferability.
subjek memiliki lokasi yang berbeda.
3.5.8 Uji Dependability (Reliabilitas) Adapun waktu dan tempat dilakukannya wawancara
Dependability disebut jugs reliabilitas. Suatu dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
penelitian yang reliable adalah apabila orang lain
Tabel 1. Subjek dan Informan yang Diwawancara
No Subjek dan Informan Tanggal wawancara Tempat wawancara
1 Subjek DA 7 Mei 2018 J.CO Big Mall Samarinda
9 Mei 2018 Cabe Merah Big Mall Samarinda
10 Mei 2018 Kfc Big Mall Samarinda
2 NYA 8 Mei 2018 Rumah subjek NYA
15 Mei 2018 FISIPOL Universitas Mulawarman
16 Mei 2018 Rumah subjek NYA
3 RC 9 Mei 2018 Rumah Subjek RC
10 Mei 2018 Rumah Subjek RC
11 Mei 2018 Rumah Subjek RC
4 LR 11 Mei 2018 Rumah Subjek LR
12 Mei 2018 Rumah Subjek LR
13 Mei 2018 Rumah Subjek LR
5 Informan ADS 7 Mei 2017 J.CO Big Mall Samarinda
6 NL 11 Mei 2017 Rumah Informan NL
7 KA 10 Mei 2018 Rumah informan KA
8 WA 14 Mei 2018 Kost Informan WA
9 MF 12 Mei 2018 Rumah informan MF

4.1.1 Perilaku Pro-Lingkungan Menurut keempat subjek bahwa penghematan energi


Sebuah perilaku dapat dikatakan sebagai perilaku dapat dilakukan dengan cara mematikan lampu
pro-lingkungan jika perilaku tersebut disiang hari dan menggunakan listrik secukupnya.
memperlihatkan bagaimana cara seseorang tersebut Kemudian penggunaan transportasi secara efektif dan
peduli terhadap lingkungan sekitar, dapat menghemat efesien dengan cara berjalan kaki untuk jarak yang
energi, penggunaan transportasi secara efektif dan dekat yang bertujuan untuk mengurangi polusi udara.
efisien, dapat menghindari limbah, mendaur ulang Lalu menghindari limbah dengan cara meminimalisir
barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai, penggunaan plastik dan membeli barang atau produk
mengikuti organisasi pada bidang lingkungan. jenis isi ulang, selain menghindari limbah dengan
cara tersebut dapat juga dengan cara mendaur ulang

17
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

limbah yang tidak terpakai menjadi barang yang organisasi lingkungan hidup dan belajar mengenai
dapat digunakan kembali seperti membuat sedotan isu-isu lingkungan.
menjadi tempat tisu. Serta terlibat dalam suatu
Tabel 2. Perilaku Pro-Lingkungan
Perilaku Pro- Umum Khusus
Lingkungan DA NYA RC LR
Konservasi Konservasi energi Subjek menyatakan Perilaku dimana Perilaku dimana Perilaku dimana
Energi terkait dengan bahwa ia sudah subjek mematikan subjek mengurangi subjek mengurangi
perilaku atau mematikan lampu lampu saat hendak pemakaiian listrik pemakaian listrik
tindakan yang pada jam 5 subuh dan tidur yang berlebihan, yang berlebihan.
menghemat energi. selalu mematikan seperti mematikan Mematiakan lampu
listrik pada siang hari lampu hendak tidur, saat tidur.
dan menggunakan dan hanya
listrik seminimal menyalakan beberapa
mungkin. lampu saja, dan jarang
menonton televis.
Mobilitas dan Mobilitas dan Saat jarak yang Subjek Subjek menyatakan Subjek menya-
Transportasi transportasi terkait ditempuh dekat maka menyatakan bahwa berjalan kaki takan bahwa ber-
dengan perilaku atau subjek akan berjalan bahwa berjalan tidak ribet untuk jalan kaki adalah
tindakan yang tidak kaki dengan tujuan kaki dapat memparkirkannya, perilaku ramah
konsumtif terhadap dapat menghemat menyehatkan dan untuk menghemat lingkungan.
penggunaan biaya pengeluaran tubuh dan juga bensin dan mengu-
transportasi. bensin dan dapat mengurangi polusi rangi polusi.
mengurangi polusi udara di
udara lingkungan
sekitar.
Menghindari Menghindari limbah Menghindari limbah Menghindari Menghindari limbah Menghindari
Limbah terkait dengan dengan cara selalu limbah dengan dengan cara mem- limbah dengan
perilaku atau membeli barang isi cara membuang isahkan sampah basah cara membuang
tindakan dimana ulang dan sampah pada dan sampah kering sampah pada tem-
limbah-limbah meminimalisir tempatnya namun kemudian membu- patnya, tetapi
dibuang pada penggunaan plastik. subjek tidak angnya ditempat pem- subjek tidak mem-
tempatnya. membedakan buangan sampah isahkan antara
antara sampah terdekat agar dapat di- sampah basah dan
basah dan kering olah. sampah kering.
Dan membu-
angnya ketempat
pembuangan
terdekat.
Daur ulang Mengumpulkan Mengumpulkan Plastik-plastik Sedotan bekas jualan Subjek mendaur
plastik-plastik yang barang yang tidak seperti gelas dan botol akua gelas ulang botol bekas.
tidak terpakai untuk terpakai dan mendaur minuman bekas bekas yang diolah
didaur ulang menjadi ulangnya menjadi digunakan kembali menjadi hiasan dind-
barang yang dapat barang yang bisa dengan cara ing.
dipakai kembali. digunakan kembali membuatnya
seperti sedotan menjadi tempat
menjadi tempat tisu tisu.
dan kardus menjadi
tempat untuk
menyimpan alat tulis.
konservasi Terlibat pada satu Sebujek mengikuti Subjek mengikuti Subjek mengikuti or- Subjek mengikuti
organisasi organisasi yang organisasi yang ganisasi yang berge- organisasi
lingkungan hidup bergerak dibidang bergerak dibidang rak dibidang ling- dibidang ling-
dan ikut peduli lingkungan lingkungan hidup kungan yang bernama kungan yaitu orag-
berpartisipasi bernama LEPAS dan yang bernama Pramuka, dan subjek nisasi Pramuka dan
didalam kegiatannya. mengikuti berbagai IMAPA dan adalah orang yang juga seorang atlit
kegiatan seperti mengikuti proses berpengaruh didalam silat. Subjek juga
menanam pohon dan pengkaderan dewan kerja daerah termasuk anngota
ikut serta menjaga hingga menjadi pramuka satuan dewan kerja rant-
lingkungan kampus anggota biasa. komunitas ma’arif ing samarinda
Nahdatul ulama Kali- utara.
mantan timur, dan

18
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

dewan kerja ranting


samarinda utara.

4.1.2 Role Model mendidik kami kearah positif hal itu lah yang mem-
Menurut subjek NYA, orang tua menjadi orang yang buat subjek menjadikan ibunya sebagai panutan da-
ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari, hal positif lam bekerja.
yang dilakukan orang tua dijadikan panutan untuk ke- Selain yang memiliki kontak langsung ada juga yang
hidupan subjek. Selain itu subjek mengatakan teman- menjadi role model tanpa kontak langsung. Sesuai
teman di kehidupan subjek seperti organisasi dapat dengan pernyataan subjek DA bahwa subjek menjadi-
menjadi role model dalam kehidupan subjek. Adapun kan artis sebagai panutan atau role model mereka
pernyataan yang dikatakan subjek RC bahwa te- dikarenakan artis tersebut merupakan seorang yang
mannya melakukan hal yang positif dan selalu men- pro-lingkungan. Hal tersebut diperkuat dengan pen-
gadakan kegiatan dalam hal membentuk pemuda jelasan subjek bahwa setiap kali artis tersebut akan
yang berkarakter sehingga hal itu lah yang membu- mengadakan pertunjukan di kota manapun ia akan
atnya tertarik dan menjadikannya panutan dalam ke- menanam pepohonan minimal seribu pohon.
hidupannya subjek. Kemudian menurut informan ADS, artis tersebut me-
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan mang sangat menginspirasi subjek sejak SMK dikare-
informan WA, orang yang tinggal bersama orang tua nakan artis tersebut dikenal karena pencapaiannya
maupun mengikuti kegiatan organisasi akan secara yang luar biasa. Berkat pencapaiannya tersebut dapat
langsung dapat mengikuti perilaku-perilaku positif meminimalisir terjadinya polusi udara dikota terse-
yang dilakukan oleh orang-orang yang berada di ling- but.
kungan terdekat. Hal tersebut juga diperkuat dengan Secara rinci, beberapa jenis dari variabel role model
hasil wawancara dengan subjek LR bahwa ibunya yang umum maupun yang khusus dialami oleh keem-
adalah pahlawan tanpa jasa dan orang yang selalu pat subjek dapat dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3. Role model
Role Umum Khusus
model DA NYA RC LR
Direct Menjadikan Menurut subjek ibu Menurut subjek orang yang be-
Role orang sekitar dan senior-senior rada diorganisasi tersebut dapat
model sebagai role yang ada ditiru karena selalu terlihat
model. diorganisasi dapat unggul dalam event yang di-
ditiru perilakunya adakannya diorganisasi terse-
karena mereka but, dan memiliki perilaku
memiliki perilaku yang optimis dalam hal men-
yang positif. didik pemuda pemudi diKali-
mantan timur kearah yang posi-
tif dan berkarakter.
Vcarious Menjadikan Seorang idola dapat
role seseorang idola menginspirasi penggemarnya
model yang memiliki dengan tindakan-tindakan yang
pencapaian yang luar biasa, seperti subjek yang
luar biasa menjadikan seorang artis
sebagai role menajdi role modelnya
model. dikarenakan tindakan-tindakan
yang dilakukan artis tersebut
sehingga membuat subjek
mengikuti atau meniru perilaku
tersebut.

19
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

Tabel 4. Perilaku Pro-Lingkungan Yang Disebabkan Oleh Role Model


Prilaku pro- Role model
lingkungan Direct Role model Vcarious Role model
Subjek Subjek NYA Subjek RC Subjek Subjek DA Subjek Subjek Subjek
DA LR NYA RC LR
Konservasi Mematikan listrik Mematikan- Mematikan lampu
Energi dimalam hari lampu saat tidur ketika tidur dan
dengan tujuan karena menurut mematikan listrik
terjauh atau subjek hal itu ketika ingin keluar
mengurangi dari tidak baik untuk rumah.
radiasi kesehatan.
Menghindari Pembuangan Membuang sam- Membuang sampah
Limbah sampah basah atau pah basah dan pada tempatnya tidak
kering hanya sampah kering dibakar karena dapat
disatu tempat saja dengan terpisah. merusak kualitas
tanah
Daur Ulang Membuat tempat Membuat hiasan -
tisu dari gelas dinding dari
minuman bekas sedotan dan
gelas plastik.
Konservasi Mengikuti Mengikuti or- Mengikuti organisasi
organisasi yang ganisasi yang dibidang peduli
bergerak pada bergerak lingkungan dan ikut
bidang lingkungan dibidang pen- berpartisipasi
hidup didikan karakter menanam dan
dan lingkungan. memlihara hutan.

4.2 Pembahasan Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber Bandura Albert (2008) tentang belajar sosial. Ban-
daya alam dan juga memiliki hutan tropis terluas di dura mengemukakan bahwa proses mengamati dan
dunia, salah satunya terletak di pulau kalimantan di- meniru perilaku serta sikap orang lain sebagai model
mana pulau kalimantan dikenal sebagai paru-paru merupakan tindakan belajar. Dimana tingkah laku
dunia, namun terdapat beberapa masalah lingkungan dihadirkan oleh model, model diperhatikan oleh bela-
hidup antara lain adalah penebangan hutan secara liar jar (ada penguatan oleh model) tingkah laku (kemam-
dan maraknya penambangan batu bara. Hal tersebut puan dikode dan disimpan oleh pembelajar). Pem-
diakibatkan karena kurangnya rasa peduli lingkungan rosesan kode-kode simbolik, skema hubungan
yang dimiliki oleh masyarakat sekitar. Karena marak- segitiga antara lingkungan, faktor-faktor personal dan
nya perilaku tidak peduli terhadap lingkungan di- tingkah laku.
masyarakat sehingga saat ini banyak pihak-pihak Dari hasil wawancara dan observasi, peneliti juga
yang mendirikan organisasi dengan maksud mening- menemukan adanya aspek role model yang mendasari
katkan rasa perilaku peduli lingkungan dimasyarakat. keempat subjek tersebut yaitu direct role model dan
Penelitian ini mengangkat tema tentang peran role vcarious role model. Direct role model terlihat dari
model dalam membentuk perilaku pro-lingkungan. penuturan para subjek yang mengatakan bahwa orang
Pengertian mengenai role model adalah seseorang tua, teman dan orang sekitar sangat berperan di dalam
yang tingkah lakunya dapat kita tiru. Pada penelitian kehidupan mereka saat ini, contohnya saat orang tua
di atas sudah dijelaskan secara detail dari hasil wa- mendaur ulang barang bekas menjadi sesuatu yang
wancara dan observasi tentang role model dari empat berguna yang dapat digunakan kembali. Kemudian
orang yang menjadi subjek. Maka dalam pembahasan vcarious dari para subjek terlihat dari pernyataan
ini peneliti akan mengkaji dari sudut pandang subjek bahwa mereka menjadikan orang lain seperti
keilmuan psikologi. artis yang tidak dapat ditemuinya sehari-hari sebagai
Dari hasil wawancara dan observasi peneliti panutan dikarenakan orang tersebut memiliki pen-
menemukan bahwa 3 dari ke-4 subjek penelitian capaian yang luar biasa, contohnya menanam seribu
yakni DA, NYA, dan RC menyatakan bahwa mereka pohon setiap mengunjungi kota-kota saat hendak
memiliki seseorang yang menjadi role model hingga mengadakan pertunjukan.
saat ini. Menurut 3 dari ke-4 subjek mereka memiliki Pada subjek DA, subjek yang merupakan pendatang
role model agar mereka lebih dapat memiliki perilaku di samarinda merupakan seorang yang memiliki role
yang positif dalam kehidupannya terutama pada hal model. Subjek mengatakan bahwa dari SMK ia mem-
perilaku peduli lingkungan. iliki panutan atau role model hingga saat ini, yaitu
20
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

seorang artis bernama Iwan Fals. Dari penjelasan kemampuan motorik seseorang juga mempengaruhi
subjek bahwa artis tersebut memiliki perilaku pro- juga untuk dapat memungkinkan seseorang meniru
lingkungan, yaitu setiap kali sebelum konser artis ter- suatu perilaku yang dilihat baik secara keseluruhan
sebut akan menanan minimal seribu pohon. Menurut atau hanya sebagaian. Terakhir yaitu fase motivasi
subjek, perilaku dari role modelnya sangatlah mem- (motivational phase) dimana penguatan ini sangat
bawa dampak positif bagi dirinya dan lingkungan penting karena dapat menentukan seberapa mampu
sekitarnya. Dengan adanya role model membuat kita nantinya melakukan peniruan tersebut, namun
subjek menjadi seorang yang peduli terhadap ling- penguatannya dari segi motivasi yang dapat memacu
kungan sekitarnya, berbeda saat subjek belum men- keinginan individu tersebut untuk memenuhi tahapan
jadikan seseorang tersebut menjadi role modelnya ia belajarnya.
berperilaku acuh terhadap lingkungan sekitar. Hasil wawancara dengan subjek DA menyatakan ia
Pada subjek NYA, subjek yang bertempat tinggal di memenuhi fase perhatian, dimana subjek mem-
Samarinda merupakan seseorang yang memiliki role berikan perhatian pada model yang merupakan
model yang merupakan ibunya dan para senior yang seorang artis. Lalu ia pun memenuhi fase retensi di-
ada diorganisasi. Subjek mengatakan bahwa ia masih mana subjek mencari artikel tentang model tersebut
memiliki role model hingga saat ini karena role model kemudian menyimpan informasi tersebut didalam in-
yang dimiliki subjek memperlihatkan perilaku positif gatannya, pada informasi yang didapatkan subjek
seperti mendaur ulang. Menurut subjek, role model bahwa artis tersebut menanam minimal seribu pohin
sangatlah memiliki peran dalam hidupnya karena jika sebelum melakukan pertunjukan. Hal tersebut juga
tidak ada role model maka subjek tidak akan mem- memenuhi fase reproduksi dimana subjek meniru ar-
perdulikan lingkungan seperti saat ini. Dalam mem- tis tersebut dengan ikut menanam pohon. Pada fase
perdulikan lingkungan, subjek mengikuti apa yang terakhir yaitu fase motivasi dimana subjek termoti-
dilakukan oleh panutannya tersebut. vasi dalam melakukan perilaku pro-lingkungan se-
Pada subjek RC, subjek yang berdomisili dikota sa- hingga subjek mengikuti organisasi yang bergerak
marinda juga memiliki role model hingga saat ini, dibidang lingkungan.
menurut subjek role model adalah seseorang yang Adapun hasil wawancara dengan subjek NYA yang
menjadi panutan dalam hal bertindak positif, salah menyatakan ia memenuhi fase perhatian, dimana
satunya tindakan pada lingkungan yang di dapatnya subjek memberikan perhatian pada seseorang yang
dari pengalaman beorganisasi dan orang-orang yang menjadi model yang merupakan ibu. Subjek pun me-
ada diorganisasi tersebut mengajarkannya untuk ber- menuhi retensi dimana subjek mengikuti keseharian
tindak dalam hal peduli lingkungan. ibu kemudian ia simpan informasi yang didapat-
Akan tetapi satu dari keempat subjek ada yang tidak kannya dalam ingatannya, pada informasi yang
memiliki role model, subjek tersebut hanya didapatkan subjek bahwa ibu subjek seorang yang
bergabung di dalam sebuah organisasi dibidang ling- mendaur barang bekas dan menjadikannya barang
kungan. Subjek mengatakan bahwa dirinya cukup yang dapat dipakai kembali dan hal tersebut juga
peduli terhadap lingkungan, namun perilaku kepedu- menyatakan bahwa subjek pun memenuhi fase repro-
lian subjek LR tidak sebesar ketiga subjek lain yang duksi subjek pun meniru dengan mendaur ulang ba-
memiliki role model. Hal tersebut sesuai dengan isi rang. Kemudian pada fase terakhir yaitu fase motivasi
pernyataan subjek bahwa ia memenuhi tiga dari kee- subjek merasa termotivasi apa yang ia lakukan setelah
nam aspek perilaku pro-lingkungan, sedangkan ke- meniru sehingga subjek mengikuti organisasi yang
tiga subjek lainnya yang memiliki role model memen- bergerak pada bidang lingkungan agar hal positif
uhi lima dari keenam aspek perilaku pro-lingkungan. yang ia lakukan tersebut dapat berkembang.
Menurut Bandura (2008) ada empat fase membentuk Hasil wawancara dengan subjek RC menyatakan
perilaku melalui modelling, yaitu fase perhatian (at- bahwa ia memenuhi fase perhatian (attentional phase)
tentional phase) dimana fase ini merupakan fase per- dimana ia memberikan perhatian pada ketua organ-
tama dalam modelling individu akan memberikan isasi karena ketertarikannya terhadap keunggulannya,
perhatian pada model-model yang menarik, berhasil, kemudian pada fase retensi (retention phase) dimana
menimbulkan minat, dan populer. Kemudian ada fase pada fase ini subjek mengamati perilaku role mod-
retensi (retention phase) dimana pada fase ini dil- elnya yang didapat disaat kegiatanya dan terkadang
akukan setelah mengamati perilaku yang akan ditiru dilakukannya diluar kegiatan yang ia ikuti, seperti
dan menyimpan setiap informasi yang didapat dalam yang dikatakan informan subjek bahwa ia pernah di-
ingatan, kemudian mengeluarkan ingatan tersebut obatin oleh subjek dan ilmu itu ia dapatkan di organ-
saat diperlukan. Lalu ada fase reproduksi (reproduc- isasi yang subjek ikutin, dan subjek juga meniru da-
tion phase) dimana fase ini menegaskan bahwa lam hal kebersihan lingkungan seperti membuang
21
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

sampah pada tempatnya seperti yang dilakukan role mencapai perilaku peduli lingkungan sehingga 3 dari
modelnya yang mengajarkan cinta lingkungan. 4 subjek dinyatakan memiliki role model dalam per-
Kemudian pada fase reproduksi (reproduction phase) ilaku pro-lingkungan.
dimana fase ini bahwa subjek meniru dalam hal mem-
buang sampah pada tempatnya di saat ia dirumah
ataupun di luar rumah dan mengikuti gotong royong 5 PENUTUP
di lingkungan sekitar dan subjek terinsipari untuk 5.1 Kesimpulan
membuat kegiatan bersama rekan-rekannya disuatu Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
daerah dikarenakan subjek tertarik pada kegatan- beberapa hal mengenai peran role model dalam mem-
kegiatan yang dibuat oleh role modelnya. Terakhir bentuk perilaku pro-lingkungan berdasarkan pen-
yaitu fase motivasi (motivational phase) dimana dekatan proses observasi dan wawancara sebagai
subjek sangat aktif dalam organisasi tersebut dan berikut:
subjek juga sebagai angota dewan kerja di organisasi 1. Menghemat penggunaan listrik seperti mematikan
baik tingkat daerah ataupun tingkat ranting, subjek lampu ketika tidur.
sangat semangat dalam mengikuti semua kegiatan 2. Membuang sampah pada tempatnya walaupun
yang ada pada organisasi tersebut. pemilahan sampah belum dilakukan.
Hasil wawancara subjek LR bahwa subjek LR adalah 3. Mendaur ulang sampah seperti menjadikannya hi-
melakukan perilaku pro lingkungan karena meniru asan dinding.
lingkungan organisasi, karena organisasi tersebut ber- 4. Aktif di organisasi yang bergerak pada bidang
gerak dibidang lingkungan dan banyak kegitan yang lingkungan hidup.
di lakukan bertema lingkungan. Subjek LR memen- 5. Tiga dari keempat subjek yaitu subjek DA, NYA
uhi fase perhatian (attentional phase) dimana subjek dan RC dinyatakan memiliki role model dalam
menaruh perhatian untuk mengikuti organisasi yang pembentukan perilaku pro-lingkungan.
saat ia sekolah organisasi tersebut adalah ekskul yang 6. Subjek LR dinyatakan tidak memiliki role moldel
wajib disekolah. Kemudian pada fase retensi (reten- dalam pembentukan perilaku pro-lingkungan,
tion phase) subjek mengikuti kegiatan pramuka diluar tetapi ia dipengaruhi oleh lingkungan tersebut.
sekolah sebagai utusan untuk mewakili sekolah yang 7. Seseorang yang pernah atau sedang mengikuti or-
kegiatan pramukanya tingkatanya lebih tinggi dari ganisasi dibidang lingkungan mengakui bahwa
sekolah yaitu tingkat kota Samarinda, disaat itu merasakan adanya perubahan dalam dirinya yang
subjek banyak mendapatkan kegiatan ya langsung bersifat positif, seperti lebih memperhatikan dan
terjun pada lingkungan sehingga subjek mengingat mempedulikan lingkungan sekitarnya. Namun,
kembali pengalamannya yang membentuk perilaku tidak semua orang yang mengikuti organisasi
yang didapatkannya di organisasi tersebut seperti dapat menempatkan dirinya dengan baik untuk
menerapkan Dasa Dharma pramuka yang ke dua yaitu melakukan perilaku peduli lingkungan.
“Cinta alam dan kasih saying sesama manusia” se-
bagaimana dia tidak merusak lingkungan, dan 5.2 Saran
menghormati orang tua. Kemudian fase reproduksi Informasi yang telah diungkapkan dalam pembaha-
(reproduction phase) yaitu subjek bergerak mengikuti san maka peneliti juga merumuskan beberapa saran
seperti apa pengalaman yang dia dapat saat berada di- bagi masyarakat, subjek, role model dan juga bagi
organisasi seperti tidak membuang sampah semba- orang yang ingin melakukan penelitian lanjutan, beri-
rangan menjaga kelestarian alam. Terakhir pada fase kut beberapa saran yang dapat diuraikan:
motivasi (motivational phase) bahwa subjek termoti- 1. Saran bagi masyarakat, untuk memperhatikan dan
vasi untuk mengikuti kegiatan yang ada di organisasi melestarikan lingkungan sekitar agar terhindarnya
pramuka bukan karena ekstra kulikuler wajib saat dia bencana alam yang diakibatkan oleh ketidak pedu-
sekolah tetapi karena subjek senang mendapatkan lian masyarakat terhadap lingkungan.
ilmu yang positif dan semua kegiatan yang diadakan 2. Saran bagi subjek penelitian, terus mempertahan-
dikegiatan pramuka terkadang mendapatkan reward kan perilaku pro lingkungan agar lingkungan yang
seperti kaos lapangan kegiatan gratis, sertifikat, ada disekitar tetap terjaga kebersihan dan kenya-
bahkan ada yang dapat keliling Indonesia atau negara manannya.
lain untuk mewakili daerah. 3. Saran bagi yang menjadi role model, untuk tetap
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa role melakukan hal-hal yang bermanfaat agar anak
model merupakan bagian dari teori belajar sosial di- cucu bangsa ini agar dapat terinspirasi menjadi
mana kita meniru perilaku seseorang yang positif seorang yang peduli terhadap sekitar dan selalu
yang kemudian diaplikasikan pada diri sendiri untuk menjaga lingkungan sekitarnya.
22
Psikostudia: Jurnal Psikologi Vol 7, No 2, Desember 2018, hlm. 12-23 ISSN: 2302-2582

4. Saran bagi peneliti lain, untuk melakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
penelitian lebih dalam dan terus mencari informasi 2012. Status Lingkungan Hidup Indonesia. Ja-
mengenai role model dan perilaku pro-lingkungan. karta: KemenLH.
Mardalis. 2002. Metode Penelitian Suatu Pendekatan
Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
6 DAFTAR PUSTAKA Miles, M.B., Huberman. 2009. Analisis Data Kuali-
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendeka- tatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
tan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian Kuali-
Bandura, A. 2008. Social Learning Theory. Eng- tatif. Bandung: Remaja Pustaka.
lewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Passi, V. 2013. Doctor role modelling in medical ed-
Bashir, S. 2014. Teacher as A Role Model and Its Im- ucation. BEME Guide. 3(27): 1422-1436.
pact on The Life of Female Students. Interna- Poerwandari, E. K. 2011. Pendekatan Kualitatif un-
tional Journal of Research – Granthaalayah. 1 tuk Penelitian Perilaku Manusia. Depok: LPSP3.
(1): 13-22. Pramesti, O. L. 2012. Potret Lingkungan Indonesia
Bruce. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Kian Memprihatinkan. National Geographic
Cipta. Magazine. Edisi 07 Maret 2012.
Chandra. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Robertson, J.L. 2016, Greening Organizations
Jakarta: Buku Kedokteran. Through Leader’s Influence on Employees Pro-
Cohen B. 2008. Peranan Sosiologi Suatu Pengantar. Environmental Behaviors. Journal of Organiza-
Rineka Cipta: Jakarta. tional Behavior. 34 (2): 176–194.
Creswell, J. W. 2015. Penelitian Kualitatif dan De- Salam. 2006. Nitiprayan Kasihan Bantul Yogyakarta
sain Riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. dalam Perspektif Islam. Yogyakarta: UIN Sunan
Fadilah, M., Fatty M, F., Syakurah, R. A., & Aulia, Kalijaga.
H. 2014. Pengaruh Role Model terhadap Pilihan Soerjono, S. 2012. Peranan Sosiologi Suatu Pengan-
Karir pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran. tar. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 4 (2): Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
75-82. Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Gauntlett, D. 2008. Media Gender and Identity: An Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning Teori dan
Introduction. New York: Rautledge. Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, D. E. 2006. Role model of Career Develop- Tonglet, M., Phillips, P.S., & Read, A.D. 2004. Using
ment. Journal of Vocational Behavior. 8 (3): the Theory of Planned Behaviour to Investigate
701-703. the Determinants of Recycling Behaviour: a case
Kaiser, F.G., Oerke, B., & Bogner, F.X. 2007. Behav- study from Brixworth. Resources Conservation
ior-Based Environmental Attitude: Development and Recycling. 41 (6):191-214.
of An Instrument for Adolescents. Journal of En- Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlin-
vironmental Psychology. 6(27): 242–251. dungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika.

23

Anda mungkin juga menyukai