Anda di halaman 1dari 3

MODUL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DAN BUDI PEKERTI KELAS X


SMK KESEHATAN BULAWAN

I Standar kompetensi : Menghayati, mengamalkan, memahami, dan mengolah ajaran


agama yang dianutnya.
II Kompetensi dasar : - Menganalisis Qs Al-Anfal / 8 : 72
: - Membaca Qs Al-Anfal / 8 : 72 sesuai dengan tajwidnya
: - Menghafal minimal satu ayat dan menulis Qs Al-Anfal / 8:72 dengan fasih
dan lancar
: - Menyajikan hubungan antara kualitas dengan control diri sesuai
Dengan pesan Qs Al-Anfal / 8:72
III Indikator : - memahami cara membaca Al qur’an
: - memahami isi kandungan Qs Al-Anfal / 8 : 72
: - mampu mendemontrasikan hafalan dan menulis Qs Al-Anfal / 8 : 72
: - mampu melakukan control diri dan hadis yang terkait
IV Materi :

A. Kajian Q.S Al-Anfal 0 8: 72 Tentang Kontrol Diri


1. Bacaan

ۡ‫ضہُم‬ ُ ‫ک بَ ۡع‬ ٓ ٰ ُ‫ا َّن الَّذ ۡینَ ٰامنُ ۡوا و ہاجر ُۡوا و ٰجہد ُۡوا باَمۡ والہۡ[م و اَ ۡنفُسہمۡ ف ۡی سب ۡیل ہّٰللا و الَّذ ۡینَ ٰاو ۡوا َّو نَصر ُۡۤوا ا‬
َ ِ‫ولئ‬ َ َ ِ َ ِ ِ َِ ِ ِ ِ َ ِِ َ ِ َ َ َ َ َ َ ِ ِ
‫صر ُۡو ُکۡ[م‬ ۡ ٰ ۡ ۡ ٰ
ِ َ‫ض ؕ َو ال ِذ ۡینَ ا َمنُ ۡوا َو لَمۡ یُہَا ِجر ُۡوا[ َما لَ ُکمۡ ِّمن َّواَل یَتِ ِہمۡ ِّمن َش ۡی ٍء َحتّی یُہ‬ َّ
َ ‫استَن‬ ۡ ‫اجر ُۡوا ۚ َو اِ ِن‬ ٍ ‫اَ ۡولِیَٓا ُء بَ ۡع‬
‫ہّٰللا‬ ٌ ‫ص ُر اِاَّل ع َٰلی قَ ۡو ۭ ٍم بَ ۡینَ ُکمۡ َو بَ ۡینَہُمۡ ِّم ۡیثَا‬
‫ص ۡی ٌ[ر‬ ِ َ‫ق ؕ َو ُ بِ َما ت َۡع َملُ ۡونَ ب‬ ۡ َّ‫فِی الد ِّۡی ِن فَ َعلَ ۡی ُک ُم الن‬
(Qs Al-Anfal / 8:72 )

inna alladziina aamanuu wahaajaruu wajaahaduu bi-amwaalihim wa-anfusihim fii sabiili allaahi
waalladziina aawaw wanasharuu ulaa-ika ba’dhuhum awliyaau ba’dhin waalladziina aamanuu walam
yuhaajiruu maa lakum min walaayatihim min syay-in hattaa yuhaajiruu wa-ini istansharuukum fii
alddiini fa’alaykumu alnnashru illaa ‘alaa qawmin baynakum wabaynahum miitsaaqun waallaahu
bimaa ta’maluuna bashiirun

2. Kajian Ilmu Tajwid

Kalimat Bacaan sebab

ۡ‫َما لَ ُکمۡ ِّم ۡن َّواَل یَتِ ِہم‬ Idgam bigunnah ‫ ۡن‬bertemu ‫َّو‬

‫ِّم ۡن َش ۡی ٍء‬ ikhfa ‫ ۡن‬Bertemu ‫ش‬


َ
iqlab Tanwin bertemu ‫ب‬
َ
‫کمۡ ۭ ٍم ۭ ٍم قَ ۡو‬
ُ َ‫بَ ۡین‬
ٌ ‫َو بَ ۡینَہُمۡ ِّم ۡیثَا‬
‫ق‬ Idgam Mutamasilain ۡ‫ م‬bertemu ‫ِّم‬

3. Asbabun Nuzul
Menurut Ibnu Munzir, ayat ini turun sebagai jawaban kaum muslim, “ Bagaiman kalau kami memberi
dan menerima harta waris dari saudara kami yang musyrik ?’’ ayat ini menjelaskan bahwa mukmin
dan kafir tidak saling mewarisi harta.
Riwayat lain disampaikan oleh Ibnu Sa’ad, Rasulullah telahh mempersaudarakan zubair bin awam
dan ka’ab bin malik.
Zubair Berkata “ saat perang uhud aku melihat ka’ab terluka parah. Kemudian aku berkata, jika dia
meninggal , dia terputus hubungan keluarganya dan aku menjadi pewarisnya.’’’
Ayat ini menjadi dasar dalil bahwa warisan itu diberikan bagi orang yang memiliki hubungan kerabat,
pernikahan, dan satu agama.

4. Terjemah
a. Makna Kata

Kata Makna
‫اجر ُۡوا‬َ َ‫َو ہ‬ Dan mereka berhijrah
‫د ُۡوا َہ َو ٰج‬ Dan mereka berjihad
‫َصر ُۡۤوا‬
َ ‫َّو ن‬ Dan mereka memberi
pertolongan
‫ص ُر ا‬ۡ َّ‫لن‬ Memberikan pertolongan
‫ق‬ٌ ‫ِّم ۡیثَا‬ Perjanjian

b. Terjemah Ayat
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan
jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kkediaman dan memberikan
pertolongan ( kepada muhajirin ), mereka itu satu sama lain saling melindungi. Dan ( terhadap )
orang-orang yang beriman tetapi belum berhijrah , maka tidak ada kewajiban sedikitpun bagimu
melindungi mereka, sampai mereka berhijrah. ( tetapi ) jika mereka meminta pertolongan
kepadamu dalam ( urusan pembelaan ) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan
kecuali kepada kaum yang telah terikat perjanjian antara kamu dan mereka. Dan allah maha
melihat apa yang kamu kerjakan.’’

c. Makna Kosakata
Haajaruu Maknanya ialah Hijrah menjadi bukti yang jelas bagi seorang atau kelompok yang
ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik. Mereka yang memelihara keimanannya selalu
melakukan hijrah.
Auliyaa Makna Bahasa adalah dekat, lalu maknanya meluas, diantarannya membela, melindungi,
membantu dan mencintai.

5. Isi dan Kandungan Ayat


a. Ayat ini menjelaskan hubungan yang menjalin antarsesama umat islam dalam membentuk tatanan
umat yang kuat dan kokoh.
b. Jaliinan kasih dan sayang, senantiasa saling melindungi harus selalu dibina antar kaum muslim.
Bukan hanya sekedar mengorbankan harta, namun harus juga melalui jiwa dan raga
mengorbankan apa saja yang dipunyai dalam menegakkan kehormatan dan mertabat agama.
c. Sesama orang beriman harus saling membantu , menolong dan memperkuat , terutama saat
mengalami musibah atau kesulitan. Sebaliknya mukmin harus melakukan kontrol diri agar tidak
saling berdebat, berselisih paham apalagi bertengkar yang hanya pada akhirnya menimbulkan
kekacauan dan kerusakan yang lebih besar. Hal tersebut mengakibatkann kekuatan umat akan
semakin menurun dan lemah dihadapan musuhnya.
d. Perlu kesungguhan bagi muslim untuk bersama-sama memikul beban berat perjuanngan, baik
melalui harta maupun jiwa.
e. Melalui ayat ini kita di ingatkan oleh Allah Swt denga teladan dan contoh yang bagus yaitu
perjuangan dua kelompok umat islam yaitu kaum muhajirin dan anshar. Sementara satu kelompok
yang tidak perlu ditiru yaitu kaum muslim yang tidak ikut hijrah bersama Rasulullah Saw.
f. Keberhasilan dan kesuksesan sangat dipengaruhi komitmen yang tinggi , ikhtir yang sungguh-
sungguh , control diri yang terus terjaga dan kebersamaan dalam suka dan duka.
g. Perlunya umat melakukan hijrah. Hijrah bukan hanya berpindah dalam makna fisik, namun yang
lebih penting adalah hijrah rohani yaitu bertekad bulat untuk senantiasa mengubah pola hidup
yang buruk menjadi baik, lemah semangat menjadi bersemangat, miskin cita-cita menjadi tinggi
cita dan asa.

6. Sikap Perilaku yang Mencerminkan Ayat


a. Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan komitmen yang tinggi baik pikiran, tenaga, harta bahkan
jiwa dan raga
b. Tradisi diaspora, menjelajahi kawasan dunia, ekspedisi daqn eksplorasi harus ditumbuh
kembangkan di dalam umat islam , mengikuti tradisi umat islam dulu. Sehingga dapat mencapai
apa yang kita rasakan saat ini yaitu titik keberadaan umat islam dapat kita temukan di benua
manapun juga.
c. kontrol diri, menata keluarga dan umat yang dilakukan secara sungguh-sungguh menjadi kunci
kesuksesan umat islam baik untuk masa kini dan esok.
d. Saling melindungi, menolong dan membantu antarsesama umat islam sangat diperlukan dalam
ikhtiar menggapai dan menuju kemuliaan umat islam.
e. Keburukan, halangan, rintangan sangat menyulitkan dan menyesakkan dada.hal tersebut ada
solusi yang ditawarkan yaitu melakukan hijrah.

B. Kajian Hadits Tentang Kontrol Diri


Al Qur’an dan hadits Merupakan dua sumber hokum islam yang tidak dapat dipisahkan. Contoh hadits :
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda “ Orang yang kuat bukanlah orang yang ( biasa menang ) saat
bertarung, tetapi orang kuat itu ialah yang mampu mengendalikan nafsunya ketika marah.’’ ( H.R.
Bukhari dan Muslim )

Makna dan kandungan isi hadits :


a. Siapa orang yang diberi julukan sebagai orang yang kuat dan tangguh. Mereka bukan selalu menang
dalam bertarung atau berkelahi.
b. Pentingnya kontrol atau mawas diri ketika meniti kehidupan. Didunia ini banyak rintangan dan
godaan yang mengelilingi kita, apalagi yang hidup dikota besar.
c. Kemenangan dan keberhasilan hanya dapat diraih oleh orang yang mampu mengendalikan dirinya,
meredam hawa nafsunya saat marah dan selalu meningkatkan kesabaran saat ditimpah musibah,
masalah dan duka.

Didunia ini hanya ada dua jalan yaitu jalan kebenaran dan jalan hawa nafsu. Jalan kebenaran adalah
petunjuk yang diberikan Allah Swt. Sedangkan jalan hawa nafsu merupakann jalan yang diprakarsai oleh
setan dan nafsu yang terhujam didalam diri masing-masing.

Melawaqn hawa nafsu berarti mengikuti jalan allah Swt, dengan penuh perhitungan dan kesabaran. Itulah
sebabnya seseorang harus memiliki kontrol diri yang kuat. Orang yang lebih mengikuti keinginan haati
yang buruk atau yang telah diharamkan oleh hokum syariat, itulah orang yang mengikuti nafsunya. Pada
hakikatnya melawan hawa nafsu atau mujahadah an-nafs itu sangat susah. Ia laksana perang melawan
diri, sebuah pertarungan yang tiada henti dan berlansung sepanjang ruh bersemayam dibadan.berbeda
dengan perang melawan pihak lain, itu jelas sasarannya, tampak mana pihak yang menang maupun
sebaliknya.

Imam Al-Ghazali membagi hawa nafsu menjadi 4 bagian yaitu :

a. Keserakahan nafsu terhadap harta benda. Bersyukurlah apabila menjadi orang kaya dan dapat
dimanfaatkan bagi kepentigan banyak orang dan kemakmuran rakyat.
b. Nafsu amarah yang akan membutahkan hati. Cara mengendalikannya ialah berusaha selalu bersabar
dalam menghadapi kezaliman orang lain, bersikap lapang dada, suka memaafkan dan bermurah hati.
c. Kesenangan duniawi mendorong nafsu.
d. Nafsu syahwat. Setan menggoda manusia dengan berbagai cara antara lain melalui harta, pasangan
dan tahta ( kekuasaan ).

Landasan dalam jihad atau melawan hawa nafsu : menahan atau menyekat sumber kekuatannya,
membebankan nafsu itu denga ibadah , semata mata mengharapkan ridhanya melalui memperbanyak amal
shalih misalnya, rajin belajar, mencintai pekerjaan, menebarkan kedaian untuk semua dan tidak lupa
berdoa meminta bantuan kepada Allah Swt.

Dapat kita Tarik kesimpulan bahwa orang yang sanggup melawan hawa nafsu ialah orang yang beriman
kepada Allah Swt. Sahabat Rasulullah Saw. Abdulah Ibnu Abbas mengatakan “orang yang
bermujahadah untuk melaqkukan ketaatan, maka Allah Swt. Akan tunjukan kepada mereka jalan pahala
dan keagungan rahmatnya ‘’.

Anda mungkin juga menyukai