Anda di halaman 1dari 2

JENIS - JENIS BAJA KARBON

1. BAJA KARBON RENDAH


Baja karbon rendah merupakan jenis baja yang paling banyak diproduksi dibanding
jenis lainnya. Baja karbon rendah memiliki kadar karbon kurang dari 0,25 %. Baja karbon
rendah ini tidak memiliki kemampuan untuk dilakukan perlakuan panas guna membentuk
martensit. Proses penguatan sendiri dilakukan dengan mengunakan metode pengerjaan
dingin(cold working). Struktur mikronya sendiri terdiri dari ferit dan perlit yang
menyebabkan karakteristik dari si baja karbon rendah menjadi relative rendah dan lemah
namun memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik. Baja karbon rendah juga memiliki
kemampuan untuk dilakukan proses permesinan, pengelasan, dan kesemuanya dapat
diproduksi dengan harga yang relative murah. Penggunaannya dalam kehidupan ditujukan
untuk pembuatan rangka mobil, pembuatan bentuk struktural seperti kanal dan besi siku,
dan pembuatan pelat yang digunakan dalam perpipaan, bangunan, jembatan ,dan bahkan
pada kaleng timah. Baja jenis ini memiliki kekuatan yield sebesar 450 MPa dengan tegangan
tarik berkisar antara 415-550 MPa dan keuletan mencapai elongasi sebesar 25 %.
Dalam jenis baja karbon rendah juga dikenal adanya Baja Paduan Rendah
Berkekuatan Tinggi (High Strength Low Alloy/HSLA). Baja jenis ini mengalami penambahan
elemen paduan seperti tembaga, vanadium, nikel, dan molybdenum dengan kadar mencapai
10 % dari total berat. Secara sifat mekanisnya, baja karbon rendah jenis ini lebih kuat dari
baja karbon rendah sebelumnya namun tetap ulet serta dapat dibentuk dan dilakukan
proses permesinan. Baja jenis ini juga lebih rentan terhadap korosi. Oleh karena itu,
digunakan dalam berbagai struktur.

2. BAJA KARBON MEDIUM


Baja Karbon sedang adalah baja dengan kadar karbon antara 0,25 %- 0.6 %. Baja
karbon medium dapat dikenakan perlakuan panas dengan austenisasi, quenching, dan
tempering guna meningkatkan sifat mekanisnya. Struktur mikronya sendiri tersusun dari
tempered martensite. Baja karbon menengah dengan tidak memiliki paduan lainnya
sebenarnya memiliki kekerasan yang rendah sehingga hanya dapat dilakukan perlakuan
panas pada daerah yang tipis saja dengan laju quenching yang cepat. Oleh karena itu, perlu
ditambahkan chromium, nikel, dan molybdenum untuk kemudian diberi perlakuan panas,
serta memberikan variasi dari kombinasi kekuatan-keuletan pada baja. Perlakuan panas
yang diberikan pada baja karbon medium memberikan baja kekuatan yang lebih tinggi
namun dengan mengorbankan keuletan serta ketangguhan. Baja jenis ini digunakan sebagai
bahan pembuat rel kereta api, poros engkol, roda gir, dan peralatan mesin lainnya.

3. BAJA KARBON TINGGI


Baja Karbon tinggi merupakan baja dengan komposisi karbon antara 0,6 %- 1,4 %.
Baja jenis ini memiliki tingkat kekuatan dan kekerasan yang tinggi namun cenderung kurang
ulet dan digunakan secara luas dalam ketahanan pemakaian dan digunakan dalam pinggiran
pemotong yang tajam. Berbagai macam alat pemotong menggunakan chromium, tungsten,
dan molybdenum, dan vanadium untuk membentuk struktur yang lebih keras dan tahan
terhadap keausan.

4. BAJA TAHAN KARAT ATAU STAINLESS STEEL


Baja tahan karat, sesuai dengan namanya, baja jenis ini tahan terhadap korosi di
segala lingkungan. Paduan yang digunakan adalah chromium dengan kadar minimal 11 %.
Sifat tahan korosinya juga dapat ditingkatkan dengan penmbahan nikel dan molybdenum.
Baja tahan karat terdiri dari tiga fase di dalam struktur mikronya yaitu austenit,
ferit, dan martensit. Baja tahan karat berjenis martensitik dapat dilakukan proses heat
treatment namun tidak berlaku halnya dengan jenis feritik dan austenitik yang lunak. Baja
tahan karat dengan sifat austenitik memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi karena
memiliki kandungan chromium yang tinggi dengan tambahan sedikit nikel. Adapun feritik
dan martensitik memiliki sifat magnetic sedangkan austenitic tidak.
Beberapa jenis baja tahan karat digunakan dalam temperatur tinggi dan beberapa
keadaan lingkungan. Hal ini dikarenakan sifatnya yang tahan terhadap reaksi oksidasi.
Adapun pemanfaatan baja tahan karat yaitu pada turbin gas, ketel uap temperatur tinggi,
furnace untuk perlakuan panas, pesawat terbang, misil, dan reaktor nuklir.

5. BESI COR
Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C diatas 2% (pada
umumnya sampai dengan 4%). Paduan ini memiliki sifat mampu cor yang sangat baik namun
memiliki elongasi yang relatif rendah. Oleh karenanya proses pengerjaan bahan ini tidak
dapat dilakukan melalui proses pembentukan, melainkan melalui proses pemotongan
(pemesinan) maupun pengecoran.
Dari warna patahan, dapat dibedakan 3 jenis besi cor yaitu Besi Cor Putih yang
terdiri dari struktur ledeburit (coran keras), struktur campuran antara perlit dengan
ledeburit yang disebut Besi Cor Meliert dan struktur perlit dan atau ferit serta ledeburit
masih terdapat sejumlah unsur karbon dalam bentuk koloni grafit yang disebut Besi Cor
Kelabu.
Jenis dari ketiga besi cor tersebut sangat tergantung dari kandungan dan
komposisi antara C dan Si serta laju pendinginannya, dimana laju pendinginan yang tinggi
akan menghasilkan struktur besi cor putih sedangkan laju pendinginan yang lambat akan
menghasilkan pembekuan kelabu.

Anda mungkin juga menyukai