Romantika Rumah Tangga Rasulullah SAW PDF
Romantika Rumah Tangga Rasulullah SAW PDF
This paper was made in order to delve deeper into the most precious of human
life, which is "the Prophet Muhammad - the Prophet", along with romance and
the ups and downs of Household Prophet with a pledge "Baiti Jannati - my house
is my paradise". Hopefully, from here we can reap valuable lesson from the
Prophet related the life of Household. Because of the historical record of
Household of the Prophet Muhammad's life does not escape from the various
events, laden with psychological atmosphere and romance interesting dynamics.
Of course not only to observe, but to be used as a reference of learning, problem
solving, as well as being an example to the Sakinah Family Mawaddah
Warahmah. Prophet exemplified as a Bringer in addition to the Minutes of
Prophethood, can also be seen in the context of a human body, or what is often
referred to as basyariyyatunnabi Allah.
ُ ٓ َ ٰٓ َ ْ ٓ ُ َ ۡ َ َ ٓ َّ َ َُۡ َ َ ۡ ُۡ
Adapun istri-istri Rasulullah SAW َل أ ۡو يِلَائيكمج يرين إيَّل أن تفعلوا إ ي ٱلمؤ يمن يني وٱلمه ٰ ي
yang dinikahi berdasarkan akad dan ٗ َّم ۡع ُرو ٗفا ۚ ََك َن َذٰل َيك ِف ۡٱلك َيتٰب َم ۡس ُط
٦ ورا
digauli, ada sebelas orang, yaitu: ي ي
1) Zainab binti Jahsy Artinya: Nabi itu (hendaknya) lebih utama
2) Juwairiah binti Al-Harits bagi orang-orang mukmin dari diri mereka
3) Ummu Khadijah binti Khuwailid sendiri dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu
4) Saudah binti Zum’ah mereka. Dan orang-orang yang mempunyai
5) Aisyah binti Abu Bakar hubungan darah satu sama lain lebih berhak
6) Hafshah binti Umar bin Khaththab (waris-mewarisi) di dalam Kitab Allah
7) Zainab binti Khuzaimah Al-Hilaliyah daripada orang-orang mukmim dan orang-orang
8) Ummu Salamah binti Abi Umayyah Muhajirin, kecuali kalau kamu berbuat baik
9) Habibah binti Abu Sufyan kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah
10) Maimunah binti Harits yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab
11) Shafiah binti Huyay bin Akhthab (Allah)
yang beliau saat itu sedang berada dirumahnya sosok suami yang sangat romantis
menjatuhkan piring yang berisi makanan, maka terhadap istri-istri Beliau.
beliau pun segera mengumpulkan makanan
yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau
No. Hadist: 311
َْ َ ُ َ َ َ َ ْ َ
َح َّدث َنا َس ْع ُد بْ ُن َحف ٍص قال َح َّدث َنا شيْ َبان ع ْن َي ََي
bersabda: "Ibu kalian rupanya sedang terbakar
cemburu." Kemudian beliau menahan sang
ُ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ََْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ
Khadim (pembantu) hingga didatangkan piring ت أ يِب َسل َمة َح َّدثت ُه أن أ َّم عن أ يِب سلمة عن زينب بين ي
yang berasal dari rumah isteri yang beliau ََّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ َّ ي ْ َ َ َََ َ
pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau ِب صَّل اَّلل عليهي وسلم سلمة قالت حيضت وأنا مع انل ي ي
menyerahkan piring yang bagus kepada isteri َ ت ث َيي ُ ت مينْ َها فَأَ َخ ْذ ُ ج َ َ ُ ْ َ َ ْ َ َ َْ
ْ خ َر
اب يِف اْل يميلةي فانسللت ف
yang piringnya pecah, dan membiarkan piring َْ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َ ََ ََ َ
yang pecah di rumah isteri yang telah حييض يِت فلب ي ْس ُت َها فقال يَل رسول اَّللي صَّل اَّلل عليهي
َ َ ََْ َ َ ُ ُْ ْ ُ َ َّ
ت ن َع ْم ف َد ََع يِن فأدخل يِن َم َع ُه يِف َو َسل َم أنفيس ي
memecahkannya.
ت قل
َّ َ ُ َّ َّ َ َّ َّ َّ َ ْ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ ْ
Peristiwa ini menggambarkan, اَّلل َعليْهي َو َسل َم اْل يميلةي قالت وحدثت يِن أن انل يِب صَّل
dalam hubungan suami isteri, laki-laki َّ َ ُّ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ ُ ْ ُ َ ٌ َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ ي
َكن يقبيلها وهو صائيم وكنت أغتسيل أنا وانل يِب صَّل
َ ْ اَّلل َعلَيْهي َو َس َّل َم م ْين إينَا ٍء َواح ٍيد م ْين
harus tegas, tetapi tetap dalam koridor
اْل َنابَةي ُ َّ
kesabaran. Rasulullah mengecam suami-
suami yang suka memukul isteri, sampai Telah menceritakan kepada kami Sa'd bin
Rasulullah berkata, “Aku heran melihat Hafsh berkata, telah menceritakan kepada
suami-suami yg menyiksa isterinya, padahal dia kami Syaiban dari Yahya dari Abu
Salamah dari Zainab binti Abu Salamah
lebih patut disiksa oleh Allah SWT.” Dan
bahwa ia menceritakan kepadanya, bahwa
Nabi mengecam suami-suami yg Ummu Salamah berkata, "Saat aku berada
menghinakan isteri-isterinya, tidak dalam satu selimut bersama Nabi shallallahu
menghargainya, tidak mengajaknya bicara, 'alaihi wasallam, aku mengeluarkan, kemudian
dan tidak melibatkan isterinya dalam pelan-pelan aku keluar dari selimut mengambil
mengambil keputusan. Nabi bersabda: pakaian (khusus untuk haid) dan
mengenakannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi
“Tidak akan pernah memuliakan isteri kecuali
wasallam bertanya kepadaku: "Apakah kamu
lelaki yang mulia dan tidak akan pernah sedang haidd?" Aku jawab, "Ya." Beliau lalu
menghinakan isteri kecuali lelaki yg hina”. memanggil dan mengajakku masuk ke dalam
Karena itu berbanggalah lelaki yg selimut." Zainab berkata, "Ummu Salamah
berusaha menjadi suami yang mulia yg menceritakan kepadaku bahwa Nabi
menempatkan isteri pada tempat yang shallallahu 'alaihi wasallam juga menciumnya
mulia. saat beliau sedang berpuasa. Ummu Salam
berkata, "Aku pernah mandi junub dalam satu
bejana bersama Nabi shallallahu 'alaihi
4. Nabi Muhammad sosok suami wasallam."
yang romantic.
Hal yang juga sangat menarik Tak mengherankan tentunya jika
untuk dikaji dari dinamika Rumah Tangga Nabi menyebut Baity jannaty kala bercerita
Nabi adalah cara Nabi memperlakukan tentang keluarga Beliau. Karena memang
istri-istri Beliau. Tak ada perdebatan, sejatinya Nabi sendiri berupaya
bahwa Nabi Muhammad dikenal sebagai menciptakan surga di Rumah Tangga
Beliau, dan tentunya dengan bantuan tumbuh sebagai seorang politisi yang
istri-istri Beliau. handal, yang mampu menggerakkan
Pada kesempatan lain, Nabi juga massa Arab ketika itu, dan ia tampil di
pernah menggendong mesra Sayyidah avant garde (garda terdepan) sebagai
Aisyah ketika melihat orang-orang Habsyi panglima di Perang Jamal. Walaupun
bermain-main di pekarangan masjid. Nabi kemudian perang ini menjadi sejarah
juga pernah mengajak Aisyah berlomba kelam dunia Islam, dimana Aisyah
lari dan Aisyah mencuri kemenangan atas dengan pasukannya harus berhadapan
Rasulullah. (karena badan Nabi yang bertarung dengan Ali bin Abi Thalib
bertambah subur). Nabi pun dengan pasukannya pula. Pertumpahan
menyematkan seindah-indah panggilan darah tak terelakkan akibat perang yang
sayang kepada Sayyidah Aisyah: Yaaa meletus di tubuh Islam sendiri.
Humaira…!!! Duhai istriku yang pipinya Ketika sebelumnya bersama
kemerah-merahan. Aisyah juga Khadijah, Khadijah juga sangat takjub
meriwayatkan jika dirinya dan Rasulullah dengan pribadi Rasul, sehingga sepasang
makan sepiring berdua, satu selimut suami isteri ini memiliki kedekatan emosi
berdua, dan sebagainya. Dan dari sikap- yang luar biasa. Warna romantisme
sikap romantis Rasulullah itu, tentulah Rumah Tangga Nabi dengan Aisyah dan
peran Aisyah sangatlah besar. Rasulullah Khadijah memang berbeda, karena dua
SAW memanjakan Aisyah sedemikian perempuan yang mendampingi Nabi
rupa, karena Aisyah memang sosok sebagai isteri ini memang berbeda
perempuan yang manja yang menarik karakternya. Aisyah sosok perempuan
bagi Rasulullah dan membuat Nabi betah yang manja, masih muda, melankolis,
didekatnya dan selalu ingin sementara Khadijah sosok perempuan
memanjakannya. Inilah yang kemudian dewasa, mandiri, mapan. Dan Rasulullah
membuat Aisyah bangga sekaligus takjub berhasil membawa Rumah Tangga beliau
sebagai isteri, hingga kemudian Aisyah dalam keluarga yang diistilahkan Nabi
yang konon tergolong muda, tumbuh “Baiti Jannati-Rumahku adalah Sorgaku”.
menjadi seorang wanita yang tangguh. Romantisme Rumah Tangga Nabi
Betapa tidak, Aisyah adalah orang yang dengan Sayyidah Khadijah tergambar
terbanyak meriwayatkan hadits Nabi jelas ketika Nabi mendapatkan Wahyu
setelah Abu Hurairah. Aisyah pula yang pertama, dimana salah satunya adalah
banyak meluruskan kesalahpahaman para pada peristiwa Nabi SAW mendapat
sahabat terkait hadits yang mereka wahyu pertama dari Jibril AS. Nabi
riwayatkan, misalnya Abu Hurairah dan menggigil ketakutan melihat wujud Jibril
Ibnu Umar. Dengan perbendaharaan as.. Iqra! Bacalah!, kata Jibril. Maa ana
hadits ribuan, Aisyah tumbuh sebagai biqaari`, aku tidak bisa membaca sahut
intelektual organik (meminjam istilah Nabi. Demikian terulang sampai tiga kali.
Antonio Gramschy), intelektual yang Nabi terus menggigil, tubuh beliau
mampu mensinergikan antara wacana dan hampir membeku, mengkristal dalam
realita, diskusi dan aksi, ilmu dan amal. kekalutan, dan Nabi pun meminta
Kaerna sejarah mencatat Aisyah juga Khadijah untuk menyelimutinya. Lalu
Khadijah menenteramkan hati Nabi, ia pernah berkata, "Aku tidak pernah merasa
pasrahkan pundaknya untuk Sang Nabi cemburu terhadap isteri-isteri Rasulullah
bersandar, dan mengatakan bahwa Tuhan shallallahu 'alaihi wasallam, melebihi rasa
cemburuku kepada Khadijah, yang demikian
tidak akan mencelakakan dia karena
karena begitu seringnya Rasulullah shallallahu
pribadinya yang baik, jujur, dan amanah. 'alaihi wasallam menyebut-nyebut dan memuji
Nabi pun terlelap dan Khadijah dengan kebaikannya. Dan sesungguhnya telah
sabar dan keibuan mengelap keringat diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu
Nabi. Dari peristiwa ini, nampak bahwa 'alaihi wasallam untuk memberi kabar gembira
Khadijah mampu menjadi “Barometer kepadanya dengan rumah yang dipersembahkan
Psikologi Nabi”, hingga Nabi untuknya di dalam surga yang terbuat dari
marmer."
mendapatkan ketenangan.
Rumah tangga Nabi Muhammad
Maka pantaslah jika di setiap
dan Khadijah memang role model (Potret)
acara pernikahan nama Muhammad dan
paling ideal. Karena Khadijah
Khadijah senantiasa diabadikan dalam
mendampingi Nabi sedari beliau meniti
seuntai doa untuk kedua mempelai:
karier sebagai pedagang, agamawan atau
“Allaahumma allif bainahumaa kamaa allafta
juru dakwah, sampai menjadi negarawan.
baina sayyidinaa Muhammad wa Khadiijatal
Inilah yang mungkin menjadi alasan Nabi
kubraa”. Ya Allah, pertautkan hati-hati
mengapa selama mereka mengarungi
kedua mempelai ini, seperti engkau
bahtera rumah tangga, Nabi tidak pernah
pertautkan hati baginda Nabi Muhammad
memikirkan the other women except
dengan Khadijah ra.
Khadijah/wanita lain . Sampai ketika
5. Nabi Muhammad sosok suami
Khadijah sudah wafat pun, tak jarang
yang penuh perhatian.
Nabi tenggelam dalam romantisme masa
Dari Aisyah ra., dia berkata, “Aku pernah
silamnya bersama Khadijah. “Tak ada
tidur bersama Rasulullah Saw di atas satu
yang bisa menggantikan Khadijah”, sabda
tikar ketika aku sedang haid. Apabila
Nabi. Dalam sebuah hadits diceritakan:
darahku menitis di atas tikar itu, baginda
No. Hadist: 4828
َ َ ُ ْ َّ َ َ َّ َ َ َ ْ ََح َّدثَِن أ mencucinya pada bahagian yang terkena titisan
َض ع ْن هيشا ٍم ُح ُد ابْ ُن أ يِب َر َجا ٍء حدثنا انل ي darah dan baginda tidak berpindah dari tempat
ََ ُ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ
قال أخَب يِن أ يِب عن َعئيشة أنها قالت ما غيرت لَع itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu
َ َ ُ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َّ َ ْ
ام َرأ ٍة ل َير ُسو يل اَّللي صَّل اَّلل عليهي وسلم كما غير pula, lalu baginda berbaring kembali disisiku.
ت لَع
َّ َ ُ َّ َّ َ َّ ْ َْ َ ََ َ Apabila darahku menitis lagi di atas tikar itu,
اَّلل َعليْهي َو َسل َم ْثة ي ذيك ير َر ُسو يل اَّللي صَّل خديَية ل يك baginda mencuci pada bahagian yang terkena
ُ َّ اَّللي َص ََّّل َ ُ َ
اَّلل
َّ
ول َُ
وِح إيَل رس ي َ اها َو َث َنائهي َعليْ َها َوقَ ْد أ يَ َّ
إيي titisan darah itu saja dan tidak berpindah dari
ي
َ َ ْ َّ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ ُ َ ي tempat itu, kemudian bagindapun sembahyang
ب
ٍ ت لها يِف اْلنةي مين قص ٍ عليهي وسلم أن يب يّشها بيبي
di atas tikar itu.”(Hadits riwayat Nasai)
Telah menceritakan kepadaku
Ahmad bin Abu Raja` Telah Dari peristiwa ini, betapa Nabi
menceritakan kepada kami An Nadlr dari sangat perhatian dengan kondisi isteri,
Hisyam ia berkata; Telah mengabarkan bahkan dalam kondisi yang sangat
kepadaku bapakku dari Aisyah bahwa ia khusus.
Daftar Pustaka
Abdullah Haidir, Istri dan Putri Rasulullah, Pustaka Ikadi, Jakarta, 2013, h. 247-248.
Hafidz Al-Mundziri dan Syaikh M. Nashiruddin Al-Albani, (Terj. Yoga Permana), ebook
Mukhtasyar Shahih Muslim, dalam edisi CHM, Rev 1.03 Update 26.03.2009.
Huzaemah Tahido, Yanggo, Fikih Perempuan Kontemporer, Ghalia Indonesia, Jakarta,
cet.1 2010.
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fikih Dakwah Studi atas berbagai Prinsip dan Kaidah yang harus
dijadikan acuan dalam Dakwah Islamiyah, (Terjemah: Abdus Salam Masykur, Lc), Era
Intermedia, Solo, 2000.
Mariah, Siti., Metodologi Dakwah Kontemporer, Yogyakarta, Mitra Pustaka, 2000.
Muhaimin Abda, Slamet., Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah, Surabaya, Usaha Nasional, 1994
Natsir, M. Fiqhud Dakwah, Jakarta, Media Dakwah, 2000.