Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. “ S ” DENGAN GASTROENTERITIS


DI BP.  DESA WARU KULON PUCUK KAB.LAMONGAN

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (Mansjoer Arief
dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan
oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen (Whaley dan wang’s,
1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare meliputi :
1)      Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2)      Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus, Astrovirus, dll
3)      Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba histoticia,
trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut
(OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1)      Malabsorbsi karbohidrat
2)      Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1)      Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan mengakibatkan
tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkan sehingga timbul diare.
2)      Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3)      Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri tumbuh
berlebihan, sehingga timbul diare juga.

2.4 Penggolongan Diare


2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa jam
sampai 7 atau 14 hari.
a)      Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b)      Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c)      Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan menyebabkan
pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2 minggu bagi
bayi dan anak.

2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus gangguan proses
mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan mempengaruhi pertukaran air dan
elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi diare
akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera, diberikan
tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat penyakipenyerta seperti : OMA,
faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia ( Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian makanan)
dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan keadaan
umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera pada
anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-60 mEg/1
formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara yang dibuat sendiri
(formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan sukrosa) atau air tajin yang
diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai umur
dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1    PENGKAJIAN
MRS : 09 Mei 2011 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 10 Mei 2011 Jam : 16.00 WIB
A.Identitas Pasien
ma pasien : Ny.” S “
s kelamin : Perempuan
ur : 23 Tahun
mat : Ds.Waru kulon pucuk
ma : islam
erjaa : Swasta
u bangsa : Jawa
gnosa medic : Gastroenteritis
g bertanggung jawab
ma : Tn. “ F “
erjaan : Swasta
mat : Ds. Waru Kulon Pucuk
ma : Islam
didikan : SMP
b. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
MRS : Demam, diare, disertai muntah
pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas, demam, disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna kuning
kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa ke Balai
Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali warna
kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit diare seperti
yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat penduduknya dan
ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR 22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a.           Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala bersih.
b.           Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera putih, mata cowong.
c.           Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d.          Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada polip.
e.           Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad serumen.
f.            Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
kaku kuduk.
g.      Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada retraksi otot
bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan.
h.      Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
    Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
    Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal kemerahan
   Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
    Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon


1.      Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang sakit
maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2.      Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau
menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.
3.      Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4.      Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5.      Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6.      Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7.      Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8.      Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9.      Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10.  Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11.  Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.

  Pemeriksaa Serologi/ Imunologi


Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tes widal
-O - (Negatif) Negatif
-H 1/80 Negatif
-PA - (Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif

Therapy :
1.      Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2.      Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3.      Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4.      Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.

3.2 ANALISA DATA


Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan :5
Umur : 23 tahun
Data Masalah keperawatan Etiologi
DS : klien mengatan berak Gangguan keseimbangan Output yang berlebihan
kuning kehijauan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit menurun,
mulut kering, malas makan
DS : Pasien mengatakan Gangguan rasa nyaman Hiperperistaltik
bahwa mengalami perut (nyeri)
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P : sebelum dan sesudah
BAB
Q : nyeri seperti teremas
R : pada regio epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola eliminasi Infeksi bakteri
bahwa klien BAB berkali- BAB
kali
DO :klien tampak lemas,
mata cowong.

3.3  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan


2.      Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3.      Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri

3.4  INTERVENSI

No
. Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan
1.        pantau tanda kekurangan
1.      Menentukan intervensi
Tindakan Keperawatan cairan selanjutnya
2x24 Jam dengan
2.        observasi/catat hasil intake
2.      Mengetahui keseimbangan
Tujuan : volume cairan output cairan cairan
dan elektrolit dalam
3.        anjurkan klien untuk banyak
3.      Mengurangi kehilangan cairan
tubuh seimbang minum 4.      Meningkatkan partisipasi dalam
(kurangnya cairan dan
4.        jelaskan pada ibu tanda perawatan
elektrolit terpenuhi) kekurangan cairan 5.      mengganti cairan yang keluar
Dengan KH : 5.        berikan terapi sesuai advis : dan mengatasi diare
        Turgor kulit cepat         Infus RL 15 tpm
kembali.
        Mata kembali normal
        Membran mukosa
basah
        Intake output seimbang

2 Setelah dilakukan
1.      Teliti keluhan nyeri, cacat
1.      Identifikasi karakteristik nyeri &
tindakan keperawatan intensitasnya (dengan skala0- factor yang berhubungan
2x24 jam dengan 10). merupakan suatu hal yang amat
Tujuan : rasa nyaman
2.      Anjurkan klien untuk penting untuk memilih
terpenuhi, klien menghindari allergen intervensi yang cocok & untuk
terbebas dari distensi
3.      Lakukan kompres hangat mengevaluasi ke efektifan dari
abdomen dengan KH : pada daerah perut terapi yang diberikan.
        Klien tidak
4.      Kolaborasi 2.      Mengurangi bertambah beratnya
menyeringai kesakitan.         Berikan obat sesuai indikasi penyakit.
        Klien mengungkapkan         Steroid oral, IV, & inhalasi 3.      Dengan kompres hangat,
verbal (-)         Analgesik : injeksi novalgin distensi abdomen akan
        Wajah rileks 3x1 amp (500mg/ml) mengalami relaksasi, pada kasus
        Skala nyeri 0-3         Antasida dan ulkus : injeksi peradangan akut/peritonitis akan
ulsikur 3x1 amp (200mg/ menyebabkan penyebaran
2ml) infeksi.
4.      Kortikosteroid untuk mencegah
reaksi alergi.
5.      Analgesik untuk mengurangi
nyeri.
3 Setelah Dilakukan
1.      Mengobservasi TTV 1.      kehilangan cairan yang aktif
Tindakan Keperawatan
2.      Jelaskan pada pasien tentang secar terus menerus akan
2x24 Jam dengan penyebab dari diarenya mempengaruhi TTV
Tujuan : Konsistensi
3.      Pantau leukosit setiap hari 2        Klien dapat mengetahui
BAB lembek, frekwensi
4.      Kaji pola eliminasi klien penyebab dari diarenya.
1 kali perhari dengan setiap hari 3        Berguna untuk mengetahui
KH : 5.      Kolaborasi penyembuhan infeksi
        Tanda vital dalam-       Konsul ahli gizi untuk
4        Untuk mengetahui konsistensi
batas normal (N: 120- memberikan diet sesuai dan frekuensi BAB
60 x/mnt, S; 36-37,50 c, kebutuhan klien. 5        Metode makan dan kebutuhan
RR : < 40 x/mnt ) -       Antibiotik: cefotaxime 3x1 kalori didasarkan pada
        Leukosit : 4000 – amp (500mg/ml) kebutuhan.
11.000
        Hitung jenis leukosit :
1-3/2-6/50-70/20-80/2-
8
3.5  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan :5
Umur : 23 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Selasa, 10/5 1,2,3         Mengkaji keluhan pasien DS : Klien mengatakan bahwa
11         Mengobservasi TTV setiap 8 BAB berkali-kali, muntah, dan
16.00 jam perut kembung.
DO : Turgor kulit menurun, mulut
kering, mata cowong, dan
menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S = 390 C, N=
112, tampak lemah ,RR 22x/mnt

DS : klien mengatakan akan


16.15 1         Menentukan tanda-tanda minum yang banyak
kekurangan cairan DO :Turgor kulit berkurang,
        Memasang infus RL 15 tpm mukosa mulut kering,disertai
muntah.

DS : expesi wajah klien sedikit


16.25 1,2 Memberikan obat: rileks
         Injeksi Novalgin 1 amp DO : keluarga kooperatif,dan
         Injeksi Ulsikur 1 amp akan memberikan banyak minum

         Injeksi Cefotaxime 1 amp agar klien tidak dehidrasi

        Menganjurkan untuk klien


banyak minum
DS : -
21.00 1,2         Menganjurkan klien untuk DO : Ny. “ S “ keluarga
istirahat dan melakukan kooperatif
kompres hangat pada daerah
perut DS : -
Rabu11/5/11 1,3         Mengobservasi TTV DO : TD = 100/70, S = 380, N =
06.30         Mengganti infus RL 15 tpm 100x/mnt, RR = 20x/mnt
        Mengkaji pola eliminasi klien

Memberikan obat:
         Injeksi Novalgin 1 amp DS : -
07.30 2,3          Injeksi Ulsikur 1 amp DO : Keluarga kooperatif

         Injeksi Cefotaxime 1 amp

Observasi/catat hasil intake


output cairan DS : Klien mengatakan akan
08.50 1,3 Menganjurkan makan dalam makan dalam porsi kecil tapi
porsi sedikit tapi sering. sering.
DO : Keluarga kooperatif

        Menyuruh pasien banyak


minum agar tidak dehidrasi DS : pasien mengatakan akan
11.30 1,2        Jelaskan pada keluarga tanda- minum sesering mungkin
tanda kekurangan cairan DO : Ny. “S” keluarga kooperatif

Memberikan obat: DS : -

         Injeksi Dexa 1 amp DO : Ny. “ S “ keluarga


14.00 3,2 kooperatif
         Injeksi Ulsikur 1 amp
         Injeksi Cefotaxime 1 amp

DS : -
        Mengopservasi TTV
DO : TD = 100/70, S = 370, N =
        Mengganti cairan infus + drip
Kamis, 1,2,3 100x/mnt, RR = 22x/mnt
Neurobio
12/5/11
06.00 DS : klien mengatakan akan
Menganjurkan makan dalam makan dalam porsi kecil tapi
06.30 3 porsi dikit tapi sering sering.
DO : keluarga kooperatif

DS : -
Mengopservasi tanda tanda DO : Turgor kulis sedikit
08.00 1,3 dehidrasi membaik , mukusa mulut lembab,
muntah berkurang,diare
berkurang.

DS :pasien mengatakan nyeri


Memberikan obat saat disuntik
08.30 2,3          Injeksi Ulsikur 1 amp DO : Obat masuk tidak ada tanda
         Injeksi Cefotaxime 1 amp alergi

DS : -
Observasi leukosit DO : Leukosit : 8600/mm3
10.00 3 Hitung jenis leukosit : 1-3/2-6/50-
70/20-80/2-8

3.6  EVALUASI KEPERAWATAN


No
. Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. Selasa S : Kien mengatakan bahwa masih merasa lemas
10/5/2011 O:- Klien masih tampak lemas
        Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

2. S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih tersa sakit


O:- Kien tampak menyeringai kesaklitan
        Klien terus memegangi perutnya
        Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

3. S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-kali,sudah mulai


berkurang 2x/hari, masih merasa mual tapi tidak sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak menghabiskan porsi
makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
        Kaji intak output cairan setiap 8 jam
        Pantau tanda-tanda dehidrasi

1. Rabu S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih sehat


11/5/2011 O:- Klien tampak lebih sehat
        Klien lebih mandiri dalam melakukan aktifitasnya
        Turgor kulit < 1 detik kembali
        Mata tidak cowong
        Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

2. S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya sedikit berkurang


O : Klien menyeringai menahan sakit, skala nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

3.
S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah lembek 1-2/hari mual
sudah berkurang, tidak muntah lagi.
O:- Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit lunak
        Klien menghabiskan makanannya
        Klien tidak muntah
        Turgor kulit kembali < 1 detik
        Mata tidak cowong
        Mukosa mulut tidak kering
        Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan

1. Kamis S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah tidak sakit


12/5/2011 O:- Skala nyeri 0
        Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak merasa mual dan


muntah, konsistensi BAB lunak.
O:- Klien BAB dengan konsistensi lunak
        Klien tidak merasa mual dan muntah
        Klien menghabiskan porsi makannya dan minum kurang lebih
2. 1500cc/hari
        Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang meliputi
data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa dan masalah
berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa. Setelah melakukan
pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “ degan Gastroenteritis dengan
masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada, sedangkan dalam
penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Evaluasi dilakukan setelah
implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “ menunjukkan suatu kemajuan yaitu
frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat ditangani, resiko kerusakan integritas kulit
yang lebih parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa penulisan
askep yang akan datang. Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai