KOMITE III
1. Pengawasan atas UU NO. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, terutama berkenaan dengan
penggunaan anggaran sektor kesehatan bagi penanganan pandemi Covid-19 serta upaya
promotif dan preventif penanganan Covid-19
Sesuai hasil pengawasan dilapangan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Anggaran
- Penyerapan anggaran sudah 35%. Hal ini terjadi karena anggaran dimanfaatkan
secara efektif mengingat banyak donasi yang mengalir dan anggaran dilakukan
refocusing dengan prioritas untuk pengadaan obat, karantina, dan jogo tonggo
kit.
- Insentif tenaga medis tidak lancar karena harus dilakukan verifikasi untuk
menentukan pembayaran insentive.
- Banyak daerah kabupaten/kota yang kesulitan mencari tempat isolasi.
- Tidak adanya dana operasional.
2. Keluhan Rumah Sakit
- Banyak rumah sakit yang mengalami penurunan pasien.
- Proses verifikasi dari bpjs kesehatan prosesnya lambat sehingga banyak rumah
sakit yang belum dibayarkan dan baru menerima uang muka .
- Test PCR dari rumah sakit yang di tunjuk belum jelas pembiayaannya.
- Apabila bpjs dispute, yang akan ditunjuk siapa.
3. Menghadapi Tatanan Hidup Baru
- Perlu sosialisasi terhadap tata kehidupan baru secara intensive.
Rekomendasi :
Perlu ada percepatan agar proses verifikasi pembayaran insentive tenaga kesehatan
dan pembayaran klaim rumah sakit dapat terealisasi dengan cepat.
Agar dianggarkan dana operasional dalam kegiatan penanganan Covid-19.
Perlu diperjelas pembiayaan pelaksanaan PCR kepada rumah sakit yang ditunjuk.
Perlu dipertegas menunjuk lembaga apabila BPJS dispute.
Perlu ditata kembali insentive bukan hanya tenaga kesehatan tetapi semua petugas
pendukung mulai dari cleaning service, sopir ambulance, rumah sakit sampai kepada
petugas pemakaman.
Dalam menghadapi tatanan baru diperlukan sosialisasi yang melibatkan tokoh
masyarakat/agama, psikiater, bahkan pada tingkat RT dan RW.
Rekomendasi :
Perlu diatur kembali agar program Kartu Pra Kerja melibatkan bahkan diserahkan
kepada Balai Latihan Kerja ( BLK ) agar dapat menampung calon tenaga kerja di
daerahnya masing-masing.
Diperlukan pelatihan khusus untuk disabilitas baik biaya pelatihan maupun maupun
peralatan yang lengkap seperti kitchen set sampai penyimpanan bahan makanan.
2. Pengawasan atas pelaksanaan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
khususnya keputusan bersama Mendikbud, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada tahun
2020/2021 pada masa Covid-19
Sesuai pengawasan kami dilapangan dapat kami sampaikan sebagai berikut :
1. Pembelajaran Jarak Jauh
- Pembelajaran dilaksanakan secara daring, kegiatan ini dilaksanakan oleh siswa
dari keluarga mampu baik fasilitas sarana dan prasarana maupun biaya kuota
internetnya, namun kegiatan ini masih menimbulkan persoalan bagi orang tua
yang mempunyai kegiatan diluar maupun orang tua yang tidak mampu terhadap
mata pelajaran yang diajarkan.
- Daerah yang tidak ada fasilitas listrik, laptop/android, dan internet
pembelajarannya dilaksanakan oleh sebagian siswa dengan berkelompok
ditempat yang ada fasilitasnya seperti Balai Desa.
- Biaya kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh dirasakan membebani orang
tua khususnya bagi orang tua yang tidak mampu apalagi memiliki lebih dari satu
siswa.
2. Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online
- Jalur zonasi minimal 50% daya tampung sekolah menimbulkan dampak
lemahnya semangat berjuang dalam pembelajaran karena siswa yang masuk
wilayah zonasi merasa sudah ada kepastian diterima.
- Bagi lulusan SLTP yang diwilayahnya tidak ada SMA/SMK kesulitan untuk
diterima diluar zonasi.
- Banyak sekolah dasar yang tidak mendapat murid karena orang tua bebas
memilih sekolah diluar wilayah.
- Porsi untuk zonasi profesi sangat kecil sehingga menutup siswa yang berprestasi
untuk mendaftar.
- Syarat surat keterangan domisili menimbulkan kecurangan mengingat mudahnya
aparat desa mengeluarkan surat keterangan domisili.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
- Kekurangan guru disetiap sekolah bahkan menurut data tahun 2022 dan 2023
terjadi pensiun besar-besaran.
- Kompetensi guru masih lemah.
- Tidak adanya tenaga administrasi dan kepustakawan.
Rekomendasi :
1. Pembelajaran jarak jauh agar dilakukan bervariasi untuk mengakomodir kondisi
daerah dan orang tua, bila perlu dilaksanakan secara virtual dengan tetap menjaga
protokol kesehatan.
2. PPDB online
- Agar diatur bagi lulusan SLTP yang diwilayahnya tidak terdapat sekolah
SMA/SMK.
- Perlu dilakukan PPDB online untuk sekolah dasar.
- Porsi zonasi profesi agar diperbesar, porsi zonasi diturunkan menjadi maksimal
30 % dari kapasitas sekolah.
- Syarat untuk keterangan domisili dihapus dan diganti dengan kartu keluarga.
3. Guru dan Tenaga Kependidikan
- Mencukupi kebutuhan guru.
- Meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan.
- Menambah tenaga administrasi dan kepustakawan.
Yang melaksanakan