Anda di halaman 1dari 24

IV - 1

BAB IV

HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS, DAN

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan melalui beberapa teknik pengumpulan data

yang berbeda, yaitu wawancara, kuisioner dan data dokumen. Data utama yang diperlukan

berupa data primer, di dapat dengan cara menyebarkan kuisioner kepada responden

secara langsung.

4.1.2 Objek Penelitian

Sebelum menentukan objek penelitian, alangkah lebih baiknya kita mengenal

variabel penelitian. kalau ada pertanyaan tentang apa yang anda teliti, maka jawabanya

berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah

sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk ( constructs) atau

sifat yang akan dipelajari. Dibagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat

dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda ( different values)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah :


IV - 2

 Variabel independen : Kepuasan pekerja (Y)

 Variabel dependen : Gaya kepemimpinan (X)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). sedangkan Variabel

dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.

Pekerja yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pekerja CV.Jabar Karya

Utama untuk pekerjaan Optimalisasi Mesjid di Dinas Tata Ruang dan Permukiman

Propinsi Jawa Barat. Adapun data yang terkumpul merupakan hasil penetapan populasi,

karena menurut Arikunto (1993) apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil

seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi penelitian ini

berjumlah 30 orang. Dari seluruh pekerja tersebut dijadikan sampel dalam penelitian ini.

Adapun rekapitulasi data sebagai hasil penyebaran dan pengumpulan data secara lengkap

penulis tunjukkan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Hasil Penyebaran Kuisioner

Jumlah Kuisioner
Jenis Kuisioner
Disebar Kembali Sah
Kepuasan Kerja 35 32 30
Gaya Kepemimpinan 35 31 30
Total 70 63 60

Sebelum dilakukan pengolahan data untuk data hasil penyebaran kuisioner yang

sebenarnya, sebelumnya dilakukan pengolahan data untuk uji validitas dan uji reliabilitas

kuisioner. Hal ini dilakukan karena dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat ukur,

dalam hal ini kuisioner yang valid dan andal. Untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas ini
IV - 3

penulis menyebarkan kuisioner pendahuluan ( pretest) sebanyak 70 kuisioner. Dengan

jumlah ini maka distribusi skor (nilai) akan mendekati kurva normal.

Dari hasil penyebaran diperoleh 60 kuisioner yang sah masing-masing 30

kuesioner untuk motivasi dan kepuasan kerja dan 30 kuisioner untuk gaya kepemimpinan.

Selanjutnya berdasarkan kuisioner pretest ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Rekapitulasi matrik data mentah hasil penyebaran pretest dapat dilihat pada lampiran B.

4.1.3 Uji Validitas

Validitas menunjukkan apakah alat ukur tersebut memiliki taraf kesesuaian atau

ketepatan dalam melakukan pengukuran atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut

dapat benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Jenis uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Validitas Konstruk, yaitu uji validitas untuk melihat konsistensi

antara komponen konstruk yang satu dengan yang lainnya, jika semua komponen tersebut

konsisten antara yang satu dengan yang lainnya maka komponen tersebut valid.

Uji Validitas Konstruk dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-

masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi

“product moment”, seperti pada persamaan 4.1 yaitu :

N ( XY )  ( X Y )
r
[N X 2
 ( X ) 2
] [ N  Y  ( Y )
2 2
]

Keterangan :

r = Korelasi product moment XY = Skor pernyataan dikalikan skor total

X = Skor pernyataan N = Jumlah responden pretest

Y = Skor total seluruh pernyataan


IV - 4

4.1.3.1 Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja

Sama halnya dengan uji validitas variabel motivasi kerja, uji validitas variabel

kepuasan kerja juga terdiri dari 30 responden dan 6 variabel pertanyaan.

Contoh perhitungan korelasi product moment untuk kuisioner variabel kepuasan

kerja untuk pernyataan ke-1 yaitu “ Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah

pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas,dll).” dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Contoh Perhitungan Korelasi Product Moment Untuk Pernyataan ke-1
Variabel Kepuasan Kerja
Responden X Y X2 Y2 XY
1 4 20 16 400 80
2 4 23 16 529 92
3 3 22 9 484 66
4 4 24 16 576 96
5 4 22 16 484 88
6 4 24 16 576 96
7 4 21 16 441 84
8 3 20 9 400 60
9 3 23 9 529 69
10 4 21 16 441 84
11 4 24 16 576 96
12 4 22 16 484 88
13 4 24 16 576 96
14 4 24 16 576 96
15 4 25 16 625 100
16 4 24 16 576 96
17 4 26 16 676 104
18 4 23 16 529 92
19 4 24 16 576 96
20 4 21 16 441 84
21 3 20 9 400 60
22 3 18 9 324 54
23 3 23 9 529 69
24 3 20 9 400 60
25 4 22 16 484 88
26 3 21 9 441 63
27 3 21 9 441 63
28 4 21 16 441 84
29 4 23 16 529 92
30 4 24 16 576 96
IV - 5

Total 111 670 417 15060 2492

Selanjutnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh :

(30 x 2492)  (111 x 670)


r
[(30 x 417)  (111 x 111)] [(30 x 15060)  (670 x 670)]

= 0,5268

Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel kepuasan

kerja dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Kepuasan Kerja

No Variabel rHitung rTabel


Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah
1 0.5268 0.361
pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas,dll)
Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan
2 0.7370 0.361
pekerjaan yang dilaksanakan
Kesempatan Pengembangan Karir (promosi) yang diberikan
3 0.5746 0.361
perusahaan
Cara Manajer Berkomunikasi (memberi perintah, menegur,
4 memotivasi pekerja) dan kesempatan yang diberikan dalam 0.3659 0.361
Pengambilan Keputusan
Rekan-rekan kerja yang menunjang dan kerja sama antar
5 0.6407 0.361
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
6 Kondisi Lingkungan Kerja (keramaian,cuaca,dll) 0.6655 0.361

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa semua pernyataan memiliki nilai

korelasi product moment diatas 0,361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki

validitas konstruk, dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal ( internal

consistency) yaitu semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kuisioner sudah valid. Hasil perhitungan selengkapnya dari uji

validitas dapat dilihat pada lampiran C.


IV - 6

4.1.3.2 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Uji validitas variabel gaya kepemimpinan juga terdiri dari 30 responden dan 10

variabel pertanyaan.

Contoh perhitungan korelasi product moment untuk kuisioner variabel kepuasan

gaya kepemimpinan untuk pernyataan ke-1 yaitu “ Pandai meyakinkan orang dan percaya diri.”

dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Contoh Perhitungan Korelasi Product Moment Untuk Pernyataan ke-1
Variabel Gaya Kepemimpinan
Responden X Y X2 Y2 XY
1 5 38 25 1444 190
2 5 38 25 1444 190
3 5 39 25 1521 195
4 4 38 16 1444 152
5 4 36 16 1296 144
6 4 38 16 1444 152
7 4 32 16 1024 128
8 4 35 16 1225 140
9 4 34 16 1156 136
10 4 33 16 1089 132
11 4 38 16 1444 152
12 4 37 16 1369 148
13 5 45 25 2025 225
14 4 43 16 1849 172
15 4 40 16 1600 160
16 5 43 25 1849 215
17 4 43 16 1849 172
18 4 38 16 1444 152
19 4 37 16 1369 148
20 4 41 16 1681 164
21 4 33 16 1089 132
22 4 33 16 1089 132
23 4 36 16 1296 144
24 4 36 16 1296 144
25 4 37 16 1369 148
26 4 37 16 1369 148
27 4 35 16 1225 140
28 4 37 16 1369 148
29 4 36 16 1296 144
30 4 36 16 1296 144
Total 125 1122 525 42260 4691
IV - 7

Selanjutnya dengan menggunakan rumus korelasi product moment diperoleh :

(30 x 4691)  (125 x 1122)


r
[(30 x 525)  (125 x 125)] [(30 x 42260)  (1122 x 1122)]

= 0.4547

Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel kepuasan

kerja dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Gaya Kepemimpinan
No Variabel rHitung rTabel
1 Pandai meyakinkan orang dan percaya diri 0,4547 0.361
2 Memiliki perhatian dan Kepedulian kepada bawahan 0,6351 0.361
3 Mempunyai visi jauh ke depan 0,6615 0.361
Hubungan komunikasi yang baik dan mengembangkan sifat
4 0,6898 0.361
bersahabat dengan bawahan
5 Mempunyai keterampilan managerial, konseptual dan sosial 0,6354 0.361
6 Memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi 0,6205 0.361
7 Motif yang kuat untuk mencapai tujuan 0,5328 0.361
8 Memiliki sifat kreatif dan inovatif 0,5277 0.361
9 Berani mengambil resiko dan suka bekerja keras 0,6601 0.361
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan
10 0,3941 0.361
mengemukakan pendapat untuk bawahan

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa semua pernyataan memiliki nilai korelasi

product moment diatas 0,361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki validitas

konstruk, dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal ( internal consistency)

yaitu semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kuisioner sudah valid. Hasil perhitungan selengkapnya dari uji validitas dapat dilihat

pada lampiran C.
IV - 8

4.1.4 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur

yang dipakai. Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas

instrument. oleh karena itu walaupun instrument yang valid umumnya reliabel, tetapi

pengujian reliabilitas instrument perlu dilakukan. untuk mengukur reliabilitas instrument

digunakan metode belah dua (Split half). Pada teknik belah dua ini dari seluruh rangkaian

item yang valid, dibelah menjadi dua, yaitu item ganjil masuk dalam belahan pertama dan

item genap masuk pada belahan kedua. selanjutnya skor total belahan pertama

dikorelasikan dengan skor belahan kedua dengan menggunakan korelasi product moment

yang merupakan rumus Spearman Brown . (Menurut Sugiyono, 2001;109-111) seperti

pada persamaan 3.2, yaitu :

ri 
 XY
( X )( Y
2 2
)

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi, sebagai berikut :

Tabel 4.6 Pedoman interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
IV - 9

4.1.4.2 Uji Reabilitas Variabel Kepuasan

Uji reabilitas variabel kepuasan terdiri dari 30 responden dan 6 variabel

pertanyaan.

Contoh perhitungan korelasi product moment untuk kuisioner variabel kepuasan untuk

pernyataan ke-1 yaitu “Tingkat Tantangan Pekerjaan (keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan,

tanggung jawab, kreativitas,dll).” dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Nilai Koefisien Reliability Untuk Variabel Kepuasan

No X2 Y2 ∑XY
1 417 15060 2492
2 412 15060 2478
3 433 15060 2539
4 431 15060 2532
5 426 15060 2519
6 421 15060 2500

2492
rXY   0.994
( 417)(15060)

Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel kepuasan

kerja dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini :

Tabel 4.8 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Kepuasan Kerja

No Variabel rXY Keterangan


Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah
1 0,994 Sangat kuat
pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas,dll)
Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan
2 0,995 Sangat kuat
pekerjaan yang dilaksanakan
Kesempatan Pengembangan Karir (promosi) yang diberikan
3 0,994 Sangat kuat
perusahaan
Cara Manajer Berkomunikasi (memberi perintah, menegur,
4 memotivasi pekerja) dan kesempatan yang diberikan dalam 0,994 Sangat kuat
Pengambilan Keputusan
Rekan-rekan kerja yang menunjang dan kerja sama antar
5 0,995 Sangat kuat
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan
6 Kondisi Lingkungan Kerja (keramaian,cuaca,dll) 0,993 Sangat kuat
IV - 10

4.1.4.2 Uji Reabilitas Variabel Gaya Kepemimpinan

Uji reabilitas variabel kepuasan terdiri dari 30 responden dan 10 variabel

pertanyaan.

Contoh perhitungan korelasi product moment untuk kuisioner variabel kepuasan untuk

pernyataan ke-1 yaitu “Pandai meyakinkan orang dan percaya diri.” dapat dilihat pada Tabel

4.9

Tabel 4.9 Nilai Koefisien Reliability Untuk Variabel Gaya Kepemimpinan

No X2 Y2 ∑XY
1 525 42260 4691
2 454 42260 4364
3 421 42260 4188
4 400 42260 4079
5 375 42260 3957
6 400 42260 4075
7 414 42260 4144
8 449 42260 4327
9 444 42260 4301
10 412 42260 4134

4691
rXY   0.996
(525)(42260)

Rekapitulasi nilai korelasi product moment untuk pernyataan variabel gaya

kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Korelasi Product Moment Kuisioner Gaya Kepemimpinan

No Variabel rXY Keterangan


1 Pandai meyakinkan orang dan percaya diri 0,996 Sangat kuat
2 Memiliki perhatian dan Kepedulian kepada bawahan 0,996 Sangat kuat
3 Mempunyai visi jauh ke depan 0,993 Sangat kuat
Hubungan komunikasi yang baik dan mengembangkan
4 0,992 Sangat kuat
sifat bersahabat dengan bawahan
IV - 11

5 Mempunyai keterampilan managerial, konseptual dan


0,994 Sangat kuat
sosial
6 Memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi 0,991 Sangat kuat
7 Motif yang kuat untuk mencapai tujuan 0,991 Sangat kuat
8 Memiliki sifat kreatif dan inovatif 0,993 Sangat kuat
9 Berani mengambil resiko dan suka bekerja keras 0,993 Sangat kuat
Memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri dan
10 0,991 Sangat kuat
mengemukakan pendapat untuk bawahan

Dari Tabel 4.8, dan 4.10 diatas diketahui bahwa kuisioner motivasi dan kepuasan

kerja yang digunakan dapat diandalkan. Setelah kuisioner yang dibuat valid dan andal,

maka kuisioner tersebut layak untuk disebarkan.

Setelah kuisioner yang dibuat valid dan andal, maka kuisioner tersebut layak untuk

disebarkan dan data hasil penyebaran kuisioner sesungguhnya akan diolah ke proses

selanjutnya yaitu regresi linier.

4.2 Pengolahan Data

Tahap pengolahan data penelitian ini terbagi atas dua bagian, yaitu analisis faktor.

Karena data yang diambil adalah seluruh pekerja, maka data yang diambil adalah

populasi. Jadi tidak perlu dilakukan uji kecukupan data.

4.2.1 Regresi linier

Perhitungan Regresi Linier Sederhana dilakukan bila hubungan dua variabel

berupa hubungan kausal atau fungsional. Untuk menetapkan dua variabel mempunyai
IV - 12

hubungan kausal atau tidak, maka harus didasarkan pada teori atau konsep-konsep

tentang dua variabel tersebut.

4.2.1.1 Perhitungan Regresi Linier

Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kepuasan

pekerja. Berdasarkan 30 responden yang digunakan sebagai sumber data, hasilnya

sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil sumber data


No
X Y
Responden
1 20 38
2 23 38
3 22 39
4 24 38
5 22 36
6 24 38
7 21 32
8 20 35
9 23 34
10 21 33
11 24 38
12 22 37
13 24 45
14 24 43
15 25 40
16 24 43
17 26 43
18 23 38
19 24 37
20 21 41
21 20 33
22 18 33
23 23 36
24 20 36
25 22 37
26 21 37
27 21 35
No
X Y
Responden
28 21 37
29 23 36
30 24 36
IV - 13

Untuk menghitung persamaan regresinya, maka diperlukan tabel penolong seperti tabel

4.12 berikut.

Tabel 4.12
Tabel penolong untuk menghitung
Persamaan Regresi dan Korelasi sederhana

No
Xi Yi XiYi X2 Y2
Responden
1 20 38 760 400 1444
2 23 38 874 529 1444
3 22 39 858 484 1521
4 24 38 912 576 1444
5 22 36 792 484 1296
6 24 38 912 576 1444
7 21 32 672 441 1024
8 20 35 700 400 1225
9 23 34 782 529 1156
10 21 33 693 441 1089
11 24 38 912 576 1444
12 22 37 814 484 1369
13 24 45 1080 576 2025
14 24 43 1032 576 1849
15 25 40 1000 625 1600
16 24 43 1032 576 1849
17 26 43 1118 676 1849
18 23 38 874 529 1444
19 24 37 888 576 1369
20 21 41 861 441 1681
21 20 33 660 400 1089
22 18 33 594 324 1089
23 23 36 828 529 1296
24 20 36 720 400 1296
25 22 37 814 484 1369
26 21 37 777 441 1369
27 21 35 735 441 1225
28 21 37 777 441 1369
29 23 36 828 529 1296
30 24 36 864 576 1296
∑ 670 1122 25163 15060 42260
Rata-rata 22,33 37,4
Menghitung harga a dan b :

(1122 )(15060)  (670)(25163)


a  13.141
(30)(15060)  (670) 2
IV - 14

(30)(25163)  (670)(1122)
b  1.086
(30)(15060)  (670) 2

Setelah harga a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linier sederhana dapat

disusun. Persamaan regresi Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan pekerja adalah :

Y = 13.141 + 1.086 X

Dari persamaan itu berarti kepuasan pekerja akan meningkat, bila Gaya kepemimpinan

yang diterapkan oleh seorang manajer tepat dan sesuai dengan yang diharapkan oleh

para bawahannya dan sesuai dengan tujuan perusahaan.

Jadi bila gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar 10, maka kepuasan pekerjanya adalah :

Y = 13.141 + 1.086 (10) = 24.227

Diperkirakan kepuasan sebesar 24.227

4.3 Pembahasan

Pada bagian ini penulis akan membahas tentang hasil dari pengumpulan dan

pengolahan data yang membahas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kepuasan kerja, serta melihat hubungan antara kepuasan kerja terhadap gaya

kepemimpinan di CV.Jabar Karya Utama.

4.3.1 Analisis Terhadap Hasil Kuisioner

Pada kuisioner penelitian ini terdiri dari dua bagian kuisioner, yaitu : pertama kuisioner

mengenai kepuasan kerja kedua mengenai gaya kepemimpinan. Kuisioner kepuasan kerja

disebarkan kepada pekerja CV.Jabar Karya Utama, dan untuk kuisioner gaya

kepemimpinan diisi juga oleh pekerja. Pembuatan kuisioner ini menggunakan skala Likert,

yaitu merupakan skala yang mempunyai sensitivitas yang tinggi.


IV - 15

Penyebaran kuisioner dilakukan dua kali yaitu penyebaran kuisioner untuk pretest

dan setelah pretest, dimana kuisioner pretest digunakan untuk mengetahui apakah

kuisioner yang disebar sudah valid dan reliabel. Dalam uji validitas motivasi dan kepuasan

kerja masing-masing terdiri dari 30 responden 6 pertanyaan untuk kepuasan kerja serta 10

pertanyaan untuk gaya kepemimpinan. Untuk uji validitas digunakan nilai kritis untuk 5%

sebesar 0.361 dan hasil perhitungan untuk uji validitas variabel motivasi, kepuasan kerja

dan gaya kepemimpinan menunjukkan semua pernyataan memiliki nilai korelasi product

moment diatas 0.361. Hal ini berarti bahwa semua pernyataan memiliki validitas konstruk,

dalam bahasa statistik artinya terdapat konsistensi internal ( internal consistency) yaitu

semua pernyataan mengukur aspek yang sama. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kuisioner sudah valid.

Uji reliabilitas menunjukkan ketepatan, kemantapan, dan homogenitas alat ukur

yang dipakai. Rumus yang digunakan adalah Spearman Brown. Makin besar koefisien ini,

maka makin besar pula keandalan alat ukur yang digunakan.

Dari hasil perhitungan reabilitas untuk variabel kepuasan kerja diatas 0.990 artinya

korelasi sangat kuat. Sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan jua diatas 0.990 dan

artinya korelasi sangat kuat. Dari data tersebut diketahui bahwa kuisioner kepuasan kerja

yang digunakan dapat diandalkan. Setelah kuesioner yang dibuat valid dan andal, maka

kuisioner tersebut layak untuk disebarkan.

Penyebaran kuisioner setelah pretest disebarkan sebanyak 35 kuisioner, hal ini

sesuai dengan jumlah pekerja CV.Jabar Karya Utama. Tetapi kuisioner yang sah untuk

kuisioner motivasi sebanyak 30, untuk kepuasan kerja sebanyak 30 dan gaya

kepemimpinan sebanyak 30 kuisioner. Penentuan responden atau data yang terkumpul


IV - 16

merupakan hasil penetapan populasi, karena menurut Arikunto (1993) apabila subjek

kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya sehingga penelitiannya merupakan

penelitianpopulasi.

4.3.2 Pembahasan Hasil Regresi Linier

Dari persamaan itu berarti Gaya kepemimpinan akan meningkat, bila kepuasan

pekerja ditingkatkan. Jadi apabila gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang

manajer tepat, seperti contoh Mempunyai visi jauh ke depan, mempunyai hubungan komunikasi

yang baik dan mengembangkan sifat bersahabat dengan bawahan, mempunyai keterampilan

managerial, konseptual dan sosial, memiliki tanggung jawab dan disiplin tinggi, memiliki sifat kreatif

dan inovatif, berani mengambil resiko dan suka bekerja keras, maka secara otomatis pekerja akan

merasakan puas terhadap atasannya dan juga terhadap pekerjaannya.

4.3.3 Hasil Analisis variabel Kepuasan Kerja

A. Tingkat Tantangan Pekerjaan(keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab,

kreativitas,dll)

Perusahaan juga memberikan tantangan mental kepada pekerja seperti,

keragaman, kesulitan, jumlah pekerjaan, tanggung jawab, kreativitas, dan lain-lain. Ini

dilakukan perusahaan untuk melihat kinerja pekerja dalam menghadapi pekerjaan yang

sedang dilaksanakannya. Tingkat tantangan pekerjaan merupakan suatu hal yang

diinginkan oleh pekerja. Karena pekerja merasakan kejenuhan pada pekerjaan yang

monoton. Pekerja akan lebih merasakan puas apabila menghadapi tantangan dalam

pekerjaannya.
IV - 17

Dengan adanya tantangan mental ini bisa menjadi motivasi bagi pekerja untuk

lebih mau belajar lagi dalam menghadapi berbagai variasi pekerjaan tentunya ini akan

menambah ilmu pengetahuan yang baru bagi pekerja.

B. Gaji yang diberikan dirasakan adil dan sesuai dengan pekerjaan

Gaji yang diberikan perusahaan dalam hal ini CV. Jabar Karya Utama sesuai

berdasarkan standar upah yang berlaku di Bandung. Pekerja mendapatkan gaji perhari.

untuk lebih jelasnya lihat di tabel bawah ini :

Tabel 4.13 Gaji Pekerja

No Tenaga Kerja Gaji


1 Manajer Proyek Rp. 900.000/bln
2 Site Manajer Rp. 850.000/bln
3 Site Engineering Rp. 800.000/bln
4 Logistik Rp. 60.000/hari
5 Mandor Rp. 60.000/hari
6 Kepala tk.kayu Rp. 45.000/hari
7 Tukang batu Rp. 33.000/hari
8 Laden tk. batu Rp. 27.500/hari
9 Kepala tk. kayu Rp. 40.000/hari
10 Tukang kayu Rp. 33.000/hari
11 Laden tk. kayu Rp. 27.500/hari
12 Kepala tk. cat Rp. 40.000/hari
13 Tukang cat Rp. 33.000/hari
14 Laden tk. cat Rp. 27.500/hari

Dari sini jelas terlihat bahwa yang menjadi motivasi terbesar para pekerja adalah

masalah gaji. Karena, kebutuhan hidup semakin hari semakin bertambah dan nilai harga

belinya pun semakin membesar maka setiap orang memerlukan uang untuk dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang berusaha untuk

mendapatkan pekerjaan karena dengan bekerja maka secara otomatis mereka akan

mendapatkan uang.
IV - 18

C. Kesempatan Pengembangan Karir

Kesempatan pengembangan karir yang diberikan oleh perusahaan salah satunya

dengan diberikan kenaikan jabatan apabila pekerjanya dapat bekerja dengan sangat baik

dan dianggap mampu oleh pihak perusahaan dan memiliki prestasi kerja yang baik.

D. Cara Manajer berkomunikasi dan Kesempatan yang diberikan dalam pengambilan

Keputusan

Cara manajer berkomunikasi dengan bawahnya merupakan salah bentuk

relationship yang baik. Apabila manajer mempunyai komunikasi yang baik dengan

bawahnya maka bawahnya akan merasa diperhatikan dan ini akan menimbulkan motivasi

bagi pekerja itu sendiri.

Manajer dalam mengambil keputusan tidak hanya diambil sendiri tetapi sering

melakukan musyawarah bersama-sama dengan bawahannya. Ini dilakukan untuk lebih

menjalin rasa kekeluargaan diantara pekerja selain itu juga pihak perusahaan ingin

mengetahui kemampuan pekerja dalam memecahkan suatu permasalahan yang sedang

dihadapi.

E. Rekan-rekan kerja yang Menunjang dan Kerjasama antara pekerja

Rekan-rekan kerja yang menunjang dapat membantu dalam penyelesaian kerja

sehingga lebih optimal lagi. Kerjasama antara pekerja merupakan hal penting dalam

menyelesaikan pekerjaan karena pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan


IV - 19

menghasilkan hasil yang baik dan maksimal dengan waktu yang lebih minimalis. Selain

dalam menyelesaikan pekerjaan kerja sama antara pekerjaan juga dapat dilakukan

dengan memanfaakan waktu luang dengan rekan-rekan kerja di luar jam kerja.

F. Kondisi Lingkungan Kerja

Kondisi lingkungan kerja (seperti: keramaian, cuaca, kebisingan, dan lain-lain)

yang menjadi tempatnya adalah Dinas Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Jawa Barat.

kalau dilihat dari posisi kantor yang sepi dan tidak berada di jalan besar melainkan masuk

kedalam komplek perumahan menjadikan kantor lebih tenang, tidak ramai dan bising

sehingga pekerja yang melakukan pekerjaan lebih konsentrasi dan tidak terganggu oleh

apapun. Pekerjaan di mulai pada bulan April dan selesai pada bulan Juni sehingga cuaca

pada saat itu adalah kemarau. Karena musim kemarau, maka pekerjaan dapat

diselesaikan sesuai dengan waktunya tidak terganggu dengan turunnya hujan.

4.3.4. Hasil Analisis Faktor Gaya kepemimpinan

A. Hubungan Komunikasi yang baik dan Mengembangkan Sifat Bersahabat dengan Bawahan

Cara manajer berkomunikasi dengan bawahnya merupakan salah bentuk

relationship yang baik. Apabila manajer mempunyai komunikasi yang baik dengan

bawahnya maka bawahnya akan merasa diperhatikan dan ini akan menimbulkan motivasi

bagi pekerja itu sendiri. Selain itu juga, manajer mengembangkan sifat bersahabat dengan

bawahnnya sehingga bawahan tidak perlu segan-segan bertanya kepada manajernya.

B. Mempunyai Keterampilan Managerial, Konseptual dan Sosial


IV - 20

Manajer yang berkualitas adalah manajer yang mempunyai keterampilan secara

managerial, konseptual dan mempunyai jiwa sosial. Seorang manajer harus memiliki jiwa

managerial dan konseptual yang baik karena ini akan berpengaruh terhadap keputusan-

keputusan yang akan diambil dan bagaimana cara dia dapat menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapinya.

C. Mempunyai visi yang jauh kedepan

Seorang manajer harus memiliki visi yang jauh kedepan sesuai dengan visi

perusahaan yang fokus kepada ketepatan dan kualitas yang baik maka seorang manajer

harus mampu mengembangkan perusahaan ini untuk bisa lebih maju lagi dan dapat terus

bersaing dengan perusahaan kontrakor lainnya. Dan supaya tetap bisa survive untuk

waktu yang cukup lama. Untuk itulah diperlukannya visi seorang manajer.

D. Motif yang Kuat untuk mencapai Tujuan

Sesuai dengan tujuan perusahaan ( hal. IV-2) Seorang manajer harus dapat

mencapainya sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak pemilik perusahaan dengan

demikian diperlukan suatu keinginan dan tekad yang kuat oleh manajer dan bawahannya.

E. Mempunyai Tanggung jawab dan disiplin yang tinggi

Setiap manajer harus memiliki sikap tanggung jawab dan disiplin yang tinggi

sehingga segala keputusan yang diambilnya dapat dilaksanakan dengan baik dan

kalaupun terjadi sesuatu hal dia dapat bertanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
IV - 21

F. Memiliki Sifat Kreatif dan Inovatif

Sifat kreatif dan inovatif harus dimiliki oleh setiap orang khususnya oleh seorang

manajer. Karena apabila manajer memiliki sifat tersebut maka dia akan menemukan

inovasi-inovasi terbaru yang dapat memberikan kemajuan-kemajuan yang besar bagi

perusahaan. Ini berarti perusahaan dapat lebih unggul dari pada perusahaan-perusahaan

kontraktor sejenisnya.

G. Berani Mengambil Resiko dan Suka Bekerja Keras

Berani mengambil resiko dan suka bekerja keras merupakan sifat dasar yang

harus dimiliki oleh seorang manajer. Karena setiap keputusan-keputusan yang diambil

pasti ada konsekuensinya maka, disinilah keberanian seorang manajer harus

dipertaruhkan. Selain itu seorang manajer juga harus memiliki sifat suka bekerja keras

dengan cara mau terus belajar dan tidak pernah cepat puas terhadap sesuatu.

H. Memberikan Kesempatan untuk Mengembangkan Diri dan Mengemukakan Pendapat

untuk Bawahan

Dalam suatu pekerjaan pasti ada saja suatu masalah yang harus dihadapi oleh

para pekerja, dengan demikian manajer perlu melakukan musyawarah untuk mencapai

mufakat. Di dalam musyawarah manajer harus memberikan kesempatan kepada bawahan

untuk mengemukakan pendapatnya, barangkali pendapat dari bawahan itulah yang terbaik

untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.

I. Memiliki perhatian dan Kepedulian kepada Bawahan


IV - 22

Karena dalam pekerjaan ini merupakan pekerjaan satu tim yang terdiri dari

manajer dan bawahannya maka, perlu kiranya adanya perhatian dan kepedulian antara

sesama pekerja. Karena apabila ada suatu permasalahan yang terjadi pada satu orang

dapat berakibat bagi yang lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian dan

kepedualian yang khusus antara atasan dan bawahan juga antara sesama pekerja.

J. Pandai Meyakinkan Orang dan Percaya Diri

Pekerjaan ini tidak hanya melibatkan perusahaan (sebagai kontraktor pelaksana),

Dinas terkait, juga turut melibatkan konsultan pengawas (yang akan mengawasi pekerjaan

yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor) dengan demikian perlu kiranya seorang

manajer dapat berbicara dan menyakinkan semua pihak terhadap apa yang sedang

dilakukannya dan tentunya harus memiliki percaya diri yang tinggi.

4.3.5 Beberapa Kebijakan Yang Relevan

Terdapat beberapa kebijaksanaan yang diterapkan untuk dapat memotivasi dan

memberikan kepuasan kepada pekerja, diantaranya :

1. Pemberian imbalan. Pemberian imbalan dalam hal ini adalah gaji, seorang pekerja

akan lebih termotivasi apabila mendapat gaji yang sesuai dengan kebutuhannya

sehari-hari. Dengan demikian pemberian gaji terhadap pekerja perlu mendapat

perhatian yang baik sehingga pekerja akan lebih baik dalam melaksanakan tugasnya.

Pendapatan yang diperoleh oleh setiap pekerja berbeda-beda, ini didasarkan pada

pangkat dan golongan tiap pekerja yang sudah dimiliki.


IV - 23

2. Pengembangan sumber daya manusia, disini pihak perusahaan dalam hal ini CV.

Jabar Karya Utama perlu meningkatkan sumber daya manusia yang ada yakni dengan

cara memberikan kesempatan untuk para pekerja mengikuti pelatihan-pelatihan,

mengikuti seminar, dan lain-lain. Dengan demikian sumber daya manusia yang ada

akan lebih baik. Untuk itu pihak CV. Jabar Karya Utama perlu memperhatikan faktor-

faktor tersebut.

3. Pemberian tugas. Dengan pemberian tugas yang baik akan memberikan dorongan

yang baik pula terhadap pelaksanaan tugas seorang pekerja. Artinya seorang pekerja

diberikan tugas sesuai dengan kemampuan sehingga akan dapat mempermudah bagi

seorang pekerja dalam melaksanakan tanggung jawabnya.

4. Pembinaan/disiplin pekerja. Dalam kegiatannya sehari-hari ada beberapa pekerja

yang kurang menerapkan kedisiplinan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

Oleh karena itu pihak CV. Jabar Karya Utama harus lebih meningkatkan lagi

kedisiplinan yang berlaku.

5. Selain kebijaksanaan-kebijaksanaan diatas, kesempatan pengembangan karir, cara

berkomunikasi dengan atasan, kerja sama antar pekerja, rekan-rekan kerja yang

saling mendukung, penghargaan dan penilaian terhadap pekerjaan, kesempatan

dalam pengambilan keputusan juga merupakan faktor yang penting guna untuk

meningkatkan motivasi dan kepuasan bagi para pekerja.

4.3.6 Gaya kepemimpinan yang diterapkan


IV - 24

Dari hasil pengolahan dan pembahasan diatas, maka penulis menetapkan pola

gaya kepemimpinan yang sesuai bagi perusahaan. Gaya Kepemimpinan ini diberi nama

gaya kepemimpinan Demokratis dengan ciri-ciri antara lain :

1. Keyakinan kemampuan bawahan untuk bertanggung jawab dan mengadakan

inisiatif.

2. Keyakinan perlunya membagi (sharing) informasi dengan bawahan.

3. Keyakinan perlunya untuk mengikut sertakan bawahan dalam mengambil

keputusan.

4. Keyakinan akan kemampuan bawahan untuk memotifasi dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai