v1 =v 2 I =F ∆ t
Hubungan impuls dan momentum
ω 1 R1=ω2 R 2 Dengan ω 1 ≠ ω2 I =∆ P
I =P2−P1 F ∙ ∆ t=m v ' 1−m v 1
I =m v ' 1−m v 1
DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA
TEGAR Hukum Kekekalan Momentum
Dinamika Rotasi
p1 + p2= p ' 1 + p ' 2
∑ τ=Iα Keterangan
τ = Torka (Nm) m v 1 +m v 2=m v ' 1+ m v ' 2
Momen Gaya I = momen inersia (kgm2)
τ =Fl α = percepatan sudut ( rad/s2) Keterangan:
l = lengan Gaya (m) p = momentum (kg m/s)
d =jarak antar dua gaya (m) I = Impuls (N s)
Momen Kopel v1 = kecepatan benda satu sebelum tumbukan (m/s)
τ =Fd v2 = kecepatan benda kedua setelah tumbukan (m/s)
v1’ = kecepatan benda satu setelah tumbukan (m/s)
Momen gaya (torka) bernilai (+) jika arah putarannya v2’ = kecepatan benda kedua setelah tumbukan (m/s)
searah jarum jam Tumbukan
Momen gaya (torka) bernilai (-) jika arah putarannya a. Tumbukan lenting sempurna
berlawanan jarum jam. b. Tumbukan lenting sebagian
c. Tumbukan tak lenting sama sekali
USAHA DAN ENERGI
Usaha SIFAT MEKANIKA BAHAN
W =Fs Hukum Hooke
Energi Potensial k1
1 1 1 1
EP=mgh k2 = + +
ks k1 k2 k3
Hubungan Usaha dengan Energi
k3
a. Usaha dengan energi potensial (EP) Susunan Paralel
W =EP 2−E P1 k p=k 1 +k 2+ k 3
k1 k2 k3
W =mg h2−mg h1
Tegangan (τ ) dan Regangan(e)
b. Usaha dengan energi kinetik (EK)
F Δl
W =EK 2−E K 1 τ= e=
A lo
1 1
W = m v 22− m v12 Modulus Young (Y)
2 2
F lo
Y=
A∙∆l
Keterangan: Keterangan:
Fp = Gaya Pegas (N) p = Tekanan hidrostatis (N/m2) atau (Pa)
k = Konstanta Pegas (N/m) ρ = massa jenis fluida (Kg/m3)
∆x = perubahan panjang pegas (m) g = percepatan gravitasi (kg m/s2)
τ = Tegangan (N/m2) h = kedalaman fluida (m)
A = Luas Penampang (m2) po = Tekanan atmosfer (N/m2) atau (Pa)
Δl = perubahan panjang kawat/bahan (m) pA = Tekanan Total (N/m2) atau (Pa)
l o = panjang awal bahan (m)
Hukum Pascal
Y = Modulus Young (kg/m2)
F1 F 2 F1 F2
SUHU DAN KALOR = 2
=
A1 A2 Atau r 1 r 22
Perpindahan Kalor
Macam-macam perpindahan kalor
Keterangan
1. Konduksi
F1 = gaya yang diberikan pada penampang 1 (N) Gambar 2.5
2. Konveksi Prinsip kerja dongkrak hidrolik
F2 = gaya yang diberikan pada penampang 2 (N)
3. Radiasi 2
A1 = luas penampang 1 (m )
Konversi Termometer
A2 = luas penampang 2 (m2)
T X 1−T tb1 T X 2−T tb 2 r1 = Jari-jari penampang 1 (m)
= r2 = Jari-jari penampang 2 (m)
T td 1−T tb 1 T td 2−T tb 2
Aplikasi Hukum Pascal
Keterangan a. Pompa Hidrolik
TX1 = suhu ditanya/diketahui termometer ke-1 b. Rem Hidrolik
Td1 = titik didih termometer ke-1
Tb1 = titik beku termometer ke-1 Hukum Archimedes
TX2 = suhu ditanya/diketahui termometer ke-2
Td2 = titik didih termometer ke-2 F A=mc g=ρ c V c g
Tb2 = titik beku termometer ke-2
Hubungan Kalor Jenis (c) dan Kapasitas Kalor (C) Keterangan
C FA = gaya Archimedes (N)
c=
m ρc = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Kalor yang Diserap atau Dilepas Vc = volume fluida yang dipindahkan/volume benda yang
tercelup (m3)
∆ Q=mc ∆ T
Aplikasi Hukum Archimedes
Keterangan a. Balon Udara
∆Q = Kalor yang diserap/dilepas (Joule) b. Kapa Selam
m = massa benda (kg) c. Hidrometer
c = kalor jenis (J/kgoC) d. Galangan kapal
∆T = Perubahan Suhu (oC)
Kalor Laten FLUIDA DINAMIS
Kalor Laten Lebur Persamaan Kontinuitas
Kalor Laten Lebur A1v1 = A2v2
∆Q = mLb
Atau
FLUIDA STATIS 1 1
P1 + ρg h1 + ρ v 21=P2 + ρg h2 + ρ v 22
Tekanan Hidrostatis 2 2
p= ρ gh
Keterangan:
P1 = tekanan atmosfer pada permukaan fluida ke 1
Tekanan Hidrostatis Absolut h1 = ketinggian fluida pada permukaan ke 1
p A = po + ρ gh v1 = kecepatan fluida pada permukaan ke 1
P2 = tekanan atmosfer pada permukaan fluida ke 2 Untuk memahami persamaan tersebut, maka
h2 = ketinggian fluida pada permukaan ke 2 ditentukan perjanjian tanda untuk Q dan W, sebagai berikut.
v2 = kecepatan fluida pada permukaan ke 2 a. W bertanda positif, jika sistem melakukan usaha terhadap
lingkungannya
Aplikasi Persamaan Bernoulli b. W bertanda negatif, jika sistem dilakukan usaha oleh
lingkungannya
a. Tabung Pitot
c. Q bertanda positif, jika sistem menerima kalor dari
b. Semprotan nyamuk lingkungannya.
c. Kaburator d. Q bertanda negatif, jika sistem melepas kalor ke
d. Venturimeter lingkungannya.
V V 1 V2 Q = ∆U + W Q = ∆U + 0 Q = ∆U
=konstan atau =
T T 1 T2
Proses Isotermal
Hukum Boyle – Gay Lussac
Q = ∆U + W → Q = 0 + W →
pV p V p V V2
=konstanatau 1 1 = 2 2 Q = W = n x R x T x ln
T T1 T2 V1
Keterangan: Proses Adiabatik
p1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2) Q=W+
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m3) ∆U
T1 = suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K) 0 = W + ∆U
T2 = volume gas pada keadaan 2 (K)
W = -∆U
Persamaan Gas Ideal
PV = n R T
Keterangan
P = Tekanan Ga ( Pa atau N/m2) 1 Pa = 1 N/m2
V = Volume gas ( m3)
n = jumlah mol ( mol)
R = tetapan Gas Umum = 8.31 J mol-1 K-1
V2
W = nRT ln V 1
Proses Isobarik
W = p (V2 – V1)
Proses Adiabatis
Pada Proses Adiabatis Usaha Sistem samadengan nol
atau W = 0
Hukum Termodinamika
Q = W + ∆U atau
∆U = Q - W
Keterangan :
Q = Kalor yang diserap atau dilepas (J)
W = Usaha sistem (J)
∆U = perubahan energi dalam (J)