Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara ilmiah fungsi akal adalah untuk berfikir. dan dengan itupula
manusia bisa membedakan mana yang baik untuk dirinya dan mana yang
buruk untuknya. berbicara tentang berfikir maka sangat tidak heran lagi kalau
salah satu sistem gerak ini sangat signifikan dan merupakan pemberian yang
sangat mulia dari Allah SWT. sejak dahulu orang yang tidak mempunyai akal
berarti orang gila dan orang yang seperti ini tidak terkena tuntutan hukum.
Allah SWT sebagai tuhan pencipta alam semesta sangat menganjurkan
makhluknya untuk senantiasa berfikir entah itu dalam segi penciptaan dan
tragedi agar manusia dapat mengambil pelajaran dan nilai-nilai agama.
mengenai berfikir tulisa dibwah ini akan menjelaskan Tafakur ‘Ala Makhluti
Allah secara eksplisit dengan menampilkan beberapa ayat dan Hadis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat-Ayat Al-Quran

‫احبِ ُك ْم ِم ْن ِجن ٍَّة إِ ْن ُهو إِاَّل‬


ِ ‫اح َد ٍة أَ ْن َت ُقوموا لِلَّ ِه م ْث و ُفرادى مُثَّ َتَت َف َّكروا ما بِص‬
َ َ ُ َ َ َ ‫َ ىَن‬ ُ
ِ ‫{قُل إِمَّنَا أ َِعظُ ُكم بِو‬
َ َ ْ ْ
]46 :‫اب َشديد } [سبأ‬ ٍ ِ ٍ ‫نَ ِذير لَ ُكم بنْي َ ي َدي َع َذ‬
ْ َ َْ ٌ
Artinya: “ Katakanlah: "Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu suatu
hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua- dua atau
sendiri-sendiri; kemudian kamu fikirkan (tentang Muhammad) tidak ada penyakit gila
sedikitpun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu
sebelum (menghadapi) azab yang keras”.1
Yunus bercerita padaku (Mushanif) dan dia berkata telah mengkabarkan pada
kami Ibnu Wahab, dan dia bekata, Ibnu zaid berkata dalam firmannya Allah SWT “"
َ ‫ َو َما بَلَ ُغوا ِم ْع َش‬yang artinya “dan kami datangkan pada kalian sepersepeluh dari
‫ار َما آت ْينَاهُ ْم‬
apa yang telah kami berikan pada uamat sebelum terdahulu”. lalau mengenai ayat
tersebut siapakah umat tersebut lanjutnya Ibnu zaid, yaitu Umat Nabi Muhammad
SAW. Dan perlu diingat kembali sesuatu yang didatangkan tersebut hanya
sepersepuluh dari apa yang telah di berikan pada umat terdahulu dan juga anugrah
ِ َ‫ )فَ َك َّذبوا رس لِي فَ َكي ف َك ا َن ن‬dan Mereka
serta kesejahteraan yang sudah diberikan. (‫كري‬ َ ْ ُُ ُ
mendustkan utusan ku “Allah” maka alangkah hebatnya akibat kemurkaan-ku. seperti
keterang sebelumnya setelah mereka berdusta pada Rasulnya Allah dan juga terhadap
risalahnya. maka Allah memberikan cobaan dengan mengganti nikmat yang telah
Allah berikan. maka setelah itu Allah Menyuruh Nabi Muhammad Untuk Melihat
bagaimana siksaannya, maka Nabi Muhammad SAW menjewab “sebagaimana aku
merubah mereka dan mereka menyiksa diriku”. 2

1
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).
2
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)

2
Kemudian Allah memberitahu pada Nabi Muhammad SAW bahwa mereka itu
adalah orang-orang musyrik dari Umat mu. setelah itu Nabi berkata pada kaumnya
sesungguhnya aku (Nabi Muhammad) hendak memperingatkan kepadamu suatu hal
saja wahai qaum, yaitu supaya kamu Tha’at pada Allah. dan juga seperti yang telah di
ceritakan padaku (Mushanif) dari Muhammad bin Umar dan dari al-Harits dari
mujahid dia berkata dalam firmannya Allah SWT ) (‫َعظُ ُك ْم بَِو ِاح َد ٍة‬
ِ ‫ إِمَّنَ ا أ‬bahwa rasulullah

menafsirinya dengan Tha’at kepada Allah SWT. dan Nabi Muhammad SAW juga
menjelaskan tentang ayat ‫وم وا لِلَّ ِه‬
ُ ‫)مْثىَن )أَ ْن َت ُق‬
َ dan rasulullah juga menafsiri ayat ini bahwa
dalam menyembah dan Tha’at kepada Allah sendiri-sendiri maksudnya, bertakwalah
kalian semua kepada Allah secara bergantian satu-persat (‫)ف رادى‬, seperti itulah para

ahli Ta’wil berpendapat dalam menertejemahkan.3

ِ ‫ات أِل ُويِل اأْل َلْب‬ ِ ‫ض واختِاَل‬


ٍ ‫ف اللَّي ِل والنَّها ِر آَل ي‬ ِ َّ ‫إِ َّن يِف خ ْل ِق‬
)190 :‫اب ) ال عمران‬َ َ َ َ ْ ْ َ ِ ‫الس َم َاوات َواأْل َْر‬ َ

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”.4
Abu Ja’afar berpendapat bahwa ayat ini merupakan sebuah peringatan atau
protes dari Allah Untuk makhluknya. Bahwasanya Allah-lah yang maha mengatur
sekenario dan merubah segala sesuatu serta menenggelamkan suatu yang dicintai.
Berhubungan dengan itu, seseorang yang kaya dan miskin mendapatkan sebuah
peringatan dari Allah SWT yang berbunyi: “ berfikirlah dan pertimbangkanlah wahai
manusia, bahwa langit dan bumi diciptakan untuk kehidupan, kekuatan dan memberi
rizki untuk kalian. Tidak hanya itu pergantian siang dan malam pun mempunyai
akibat tersendiri untuk kalian, maka dari itu bergeraklah dalam kehidupan kalian dan

3
Ibid.
4
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).

3
menetaplah di dunia yang indah ini untuk diri kalian maka berfikirlah dan ambillah
kebaikan dari dunia ini.5

ِ ‫الس ماو‬ ِ َّ ِ‫هِب‬ ِ ِ َّ


ِ ‫ات َواأْل َْر‬
‫ض َربَّنَ ا‬ َ َ َّ ‫ودا َو َعلَى ُجنُو ْم َو َيَت َفكُرو َن يِف َخ ْل ق‬
ً ُ‫ين يَ ْذ ُكُرو َن اللَّهَ قيَ ًام ا َو ُقع‬
َ ‫الذ‬
ِ َ‫اطاًل سبحان‬
)191 :‫اب النَّا ِر ) ال عمران‬ َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬ َ َ ْ ُ ِ َ‫ت َه َذا ب‬ َ ‫َما َخلَ ْق‬
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.6
Ibnu Ja’far berkata bahwa (‫ودًا‬UU‫ا َوقُ ُع‬UU‫ذ ُكرُونَ هَّللا َ قِيَا ًم‬Uْ Uَ‫ )الَّ ِذينَ ي‬merupakan sifat yang
tertanam pada orang-orang yang berilmu. dan lafadz ( َ‫ )الَّ ِذين‬merupakan sebuah
penyebutan untuk orang-orang yang mempunyai akal serta menjawab ayat
sebelumnya bahwa orang yang mempunyai akal itu adalah orang yang selalu ingat
Allah dalam keadaan berdiri maupun duduk. jadi, dari statement diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa orang yang mempunyai akal atau cerdas adalah orang yang
disetiap waktunya selalu ingat pada Allah SWT.7

Dari dua ayat diatas maka dapat kita ambil garis merah atau korelasinya
bahwa sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya siang
dan malam tanpaklah orang-orang berakal. dan siapakah orang berakal itu? ialah
orang-orang yang selalu ingat pada Allah meskipun dalam posisi berdiri, duduk dan
tidur. maksud dari kata berdiri ialah ketika seorang hamba melakukan solat, dan
maksud dari kata “duduk” ialah ketika seorang hamba melakukan Tasyahhud. hal ini
sama seperti seperti penjelasan Nabi Muhammad didalam hadisnya yang diceritakan
ِ ِ َّ
ً ‫ين يَ ْذ ُك ُرو َن اللَّهَ قيَ ًام ا َو ُق ُع‬
Ibnu juraij bahwa beliau pernah menjelaskan ayat ( ‫ودا‬ َ ‫ )الذ‬Nabi
Muhammad lalu berkata :8

5
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)
6
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).
7
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)
8
Ibid.

4
"‫ وقراءة القرآن‬،‫"هو ذكر اهلل يف الصالة ويف غري الصالة‬
Artinya: “ adalah orang-orang yang ingat pada Allah dalam posisi salat atau tidak dan
dalam posisi membaca al-Quran”.9
ِ ‫الس ماو‬ ِ َّ
ِ ‫ات َواأْل َْر‬
Sedangkan firiman Allah yang berbunyi ( ‫ض‬ َ َ َّ ‫)و َيَت َفك ُرو َن يِف َخْل ق‬
َ bahwa
yang dimaksud ayat tersebut adalah memberi tahu pada mahluk-mahluk Allah untuk
senantiasa berfikir tentang kejadian dan siapa yang menciptakan bumi dan langit itu,
maka ketahuilah tidak ada yang bisa berbuat seperti itu kecuali Allah SWT yang
mana tidak ada manusia yangpun yang dapat menyamainya. dan Allah-lah maha
penguasa segala sesuatu dan dzat yang memberi rizki padammu, dan Allah pula yang
menciptakan segala sesuatu itu dan mengaturnya dengan kehendaknya sendiri.10

ِ ‫ )ربَّنَا ما خلَ ْقت ه َذا ب‬Abu Ja’far berpendapat bahwa tentang ayat itu bahwa ketika
( ‫اطاًل‬َ َ َ َ َ َ
ِ ‫ " ربَّنَ ا م ا خلَ ْقت ه َذا ب‬dan ayat ini
ayat itu dibunyikan maka para manusia berkata " ‫اطاًل‬ َ َ َ َ َ َ
hanyalah sebuah penjelas dari kalam sebuah dalil saja. selain itu ayat ini mempunyai
maksud dan penafsiran tersendiri yaitu tidaklah Bumi dan langit diciptakan hanya
untuk senda gurau serta sia-sia tidak ada gunanya, tidaklah itu semua diciptakan
kecuali untuk sesuatu yang agung dari pahala, cobaan, perhitungan dan balasan.
setelah do’a itu maka hendaknya meneruskannya dengan membaca ‫اب النَّا ِر‬ ِ َ‫"سبحان‬
َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬
َ َ ُْ
“ maksudnya, dan cintailah tuhankalian semua agar termbebaskan dari siksaan yang
sangat perih. maka dari itu dapat diambil penjelasan bahwa yang di maksud "‫"أويل األلباب‬

adalah mereka yang senantiasa Ingat kepada Allah dan ketika mereka mengetahui
sesuatu yang diperintah dan dilarang maka mereka akan berdo’a "‫يا ربنا مل ختلُق هؤالء باطال عبثًا‬

‫"سبحانك‬, yang dimaksud doa ini adaalah untuk menyelamatkanmu dari kelakuan yang

9
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).
10
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)

5
sia-sia, akan tetapi kalian semu diciptakan untuk sesuatu yang agung yaitu antara
surga dan neraka.11

ِ ِ ِ َّ ‫) وإِىَل‬17( ‫{أَفَاَل يْنظُ رو َن إِىَل اإْلِ بِ ِل َكي ف خلِ َقت‬


َ ‫) َوإِىَل اجْل بَ ِال َكْي‬18( ‫ت‬
‫ف‬ ْ ‫ف ُرف َع‬
َ ‫الس َماء َكْي‬ َ ْ ُ َ ْ ُ َ
ِ ِ ُ‫ن‬
َ ْ‫) فَ َذ ِّك ْر إِمَّنَا أَن‬20( ‫ت‬
- 17 :‫) } [الغاشية‬21( ‫ت ُم َذ ِّكٌر‬ ْ ‫ف ُس ط َح‬ ِ ‫) َوإِىَل اأْل َْر‬19( ‫ت‬
َ ‫ض َكْي‬ ْ َ‫ص ب‬
]21

Artinya: “ (17) Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia
diciptakan, Asbabun nuzul. (18) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (19) Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (20) Dan bumi bagaimana ia
dihamparkan? (21) Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah
orang yang memberi peringatan”.12
Allah SWT memberikan peringatan dan memberitahu pada orang-orang yang
mungkar tentang kekuatan yang mana Allah gambarkan dalam surat ini, mulai dari
siksaan, sangsi yang diperuntukkan untuk orang-orang yang suka bermusuhan, tidak
hanya itu, Allah juga mempersiapkan nikmat dan karamah untuk para pemimpin.
maka dari itu, apakah mereka orang-orang yang mungkar tidak melihat tentang
kekuatan Allah, mulai dari penciptaan Unta, diturunkannya derajat manusia dan
kemudia diberikannya barokah untuknya dan dengan barokah itulah manusia bangkit
meskipun telah diturunkan derajatnya. esensinya manusia diciptakan oleh Allah tidak
dengan derajat yang mulia melainkan sebaliknya dan manusia diciptakan hanya untuk
sesuatu yang besar yaitu neraka dan surga, maka dari itu Allah mengingatkan mereka
dengan ayat ayat ini menganjurkan manusia untuk senantiasa berfikir tentang segala
penciptaan meskipun penciptaan seekor unta dan berfikir terhadap segala keadaan

11
Ibid.
12
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).

6
dan kejadian yang mana Allah bisa melakukannya atas dasat kekuasaan dan kekuatan
yang Allah miliki.13

Terkait perihal ayat diatas, Sohabat Qatadah menceritakan tentang Asbab an-
Nuzul ayat itu. ketika Allah SWT menyifati apa-apa yang ada didalam surga, maka
setelah itu orang-orang kesasar atau tersesat dalam masalah ajaran agama kagum
terhadap sesuatu yang ada di dalam surga, dan sejak itulah Allah menurunkan ayat ( ‫أَفَاَل‬
ِ
‫ت‬ َ ‫ )َيْنظُ ُرو َن إِىَل اإْلِ بِ ِل َكْي‬perlu diingat ada alasan tersendiri mengapa Allah SWT
ْ ‫ف ُخل َق‬
memperintah manusia untuk berfikir tentang penciptaan unta. mengapa unta? karena
unta bagi kehidupan orang-orang Arab merupakan sebuah anugrah yang sangat
besar.14

ِ ‫الس م ِاء َكي‬


(‫ت‬ َ ْ َ َّ ‫)وإِىَل‬
ْ ‫ف ُرف َع‬ َ maksud dari ayat ini Allah SWT memberi tahu lagi pada
umat manusia untuk berfikir bagaimana pengangkatan langit yang mana telah kami
kabarkan bahwasanya langit beserta isinya diperuntuk untuk para wali-walinya
Alllah. maka dari itu, ketahuilah bahwa Qadrat adalah merupakan Qadarat yang
mana bisa melakukan sesuatu apapun tanpa terkecuali. kemudian (‫ت‬ ِ ُ‫)وإِىَل اجْلِب ِال َكي ف ن‬
ْ َ‫ص ب‬ َ ْ َ َ
maksud dari ayat itu manusia untuk merenungi bagaimana gunung didirikan, tidak
roboh serta berdiri di hambaran bumi, akan tetapi gunung diciptakan dengan keadaan
padat (Jamid), tidak merugikan tempat sekelilingnya. ( ‫ت‬ ِ ِ ‫)وإِىَل اأْل َْر‬
ْ ‫ف ُس ط َح‬
َ ‫ض َكْي‬ َ di jelaskan
bahwa bagaimana bumi di bentangkan, dikatakan bahwa gunung merupakan sebuah
tiang ketika seseorang berada dipuncaknnya dan melihat ratanya bentangan bumi. dan
juga sebuah hadis yang diceritkan oleh sohabat qatadah bahwa Nabi Muhammad
Menjelaskan ayat itu dengan ungkapan bukankah Allah menciptakan gunung itu
sebagai mana Allah menciptkan segala sesuatu didalam Surganya.15

13
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)
14
Ibid.
15
Ibid.

7
َ ْ‫ )فَ َذ ِّك ْر إِمَّنَ ا أَن‬Allah mengingatkan Nabi Muhammad SAW untuk
(‫ت ُم َذ ِّكٌر‬

menghamba padaku dengan tanda-tanda yang telah Allah berikan. serta mensehati
uamat manusia dengan risalahk-risalahku. pada dasarnya Nabi Muhammad diutus
oleh Allah Untuk mengingatkan umat manusia atas nikamat-nikamt yang telah Allah
berikan pada mereka, juga sesama manusia di anjurkan untuk saling mengenal dan
saling menasehati.16

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ف َك ا َن َعاقِبَ ةُ الَّ ِذ‬ ِ


َ ‫ين م ْن َقْبله ْم َد َّمَر اللَّهُ َعلَْيه ْم َول ْل َك اف ِر‬
‫ين أ َْمثَاهُلَا‬ َ َ ‫ض َفَيْنظُ ُروا َكْي‬ ْ ‫أََفلَ ْم يَس ريُوا يِف‬
ِ ‫األر‬

)10:‫(حممد‬

Artinya: “Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga
mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka;
Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan
menerima (akibat-akibat) seperti itu”.17
Maksud ayat diatas adalah apakah mereka orang-orang yang dusta terhadap
Nabi Muhammad SAW serta mengingkari risalah yang telah diturunkan ke bumi. dan
ayat ini memberi peringatan dari Allah untuk mereka yang seperti itu, hal ini terjadi
ketika mereka melakukan perjalanan ke negara syam, disela-sela perjalanan mereka
melihat bagaimana Amarah dan balasan Allah terhadap kaum Tsamud, bukan hanya
itu mereka juga ketika melakukan perjalanan ke negara yaman melihat tragedi yang
telah menimpa kaum Saba’, maka setelah mereka melakukan perjalanan mereka
mengadu kepada Nabi Muhammad SAW, maka rasulullah menanggapi “apakah
kalian (orang-orang Musyrik) tidak mengadakan perjalanan kenegara lain, maka
niscaya mereka akan melihat bagaimana Allah memberikan cobaan terhadap orang-
orang sebelum kalian yang berdusta terhadap utusan Allah serta menolak nasehat
darinya, dan orang yang seperti itu akan dibinasakan hidupnya oleh Allah SWT,
maka dari itu ambillah nasehat atas kejadian tersebut, dan waspadalah kalian semua
16
Ibid.
17
Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI (Jakarta: Sy9ma,
2010).

8
(orang-orang yang berdusta) jika Allah membalasmu seperti umat sebelum kalian.
maka dari itulah kembaliah kalian semua untuk tohat terhadap Allah. dan janganlah
kalian semua dusta terhadap para utusan Allah, dan jikakalian begitu maka kalian
akan mendapatkan cobaan dari Allah sebagaimana umat manusia sebelummu. (‫َعلَْي ِه ْم‬
ِ ِ
َ ‫ ) َولْل َكاف ِر‬maksud kafir disana ialah kafir Quraisy yang mana mereka tidak berbeda
‫ين أ َْمثَاهُلَا‬

dengan umat manusia sebelummu yaitu berdusta kepada Nabi Muhammad SAW,
maka dari itulah mereka mendapatkan cobaan seperti apa yang telah Allah lakukan
terhadap umat terdahulu. dalam sebuah hadis Nabi Muhammad pernah menjelaskan
ayat ini. yaitu hadis yang diceritakan oleh sahabat Mujaid bahwa rasulullah berkata
“seperti uamat terdahulu yang dibinasakan oleh Allah SWT, maka dari itu kebalila
kalian semua kepada Allah SWT.18

BAB III

18
Abu Ja’far at-Thabari, Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila)

9
PENUTUP

Kesimpulan

1. Berfikir dalam ajaran Islam memang sebuah anjuran. mengapa demikian? karena
dengan berfikirlah Umat manusia bisa mengambil nilai-nilai agama, misalnya
kita berfikir tentang ciptaan Allah SWT, maka dari itulah kita bisa mengabil
pelajaran betapa hebatnya Tuhan kita dan sebeb itupula keimanan kita terhadap
agama semakin kuat dan tidak gampang dirobohkan. tidak terlalu berlebihan jika
dikatakan bahwa berfikir tentang apa-apa yang berada di dunia ini dan berfikir
tentang sebuah tragedi aka menyelamatkan kita dari kesesatan. Misalnya, Allah
SWT memberitahu bahwa dalam penciptaan langit dan bumu dan silih
bergantinya siang dan malam terdapat orang-orang mempunyai akal. maksudnya,
orang yang mempunyai akal adalah orang yang senantiasa berfikit tentang
kebesaran Allah dalam menciptakan langit dan bumi yang mana langit diciptakan
tanpa adanya tiang dan dan dapat dipertanyakan bahwa bagaimana cara
mengangkatnya, serta bagaimana membentangkan bumi yang kita ketahui
sangatlah luas. selain itu sebagian Ulama tafsir menafsiri orang yang mempunyai
akal "‫ "أويل األلب اب‬adalah orang yang senantiasa mengingat Allah SWT di setiap

waktunya entah itu dalam keadaan berdiri atau duduk. Nabi Muhammad SAW

memberi penafsiran tentang (‫ودا‬


ً ‫ )قيَ ًام ا َو ُق ُع‬yang dimaksud berdiri disana adalah
ِ

seorang hamba ingat kepada Allah ketika dalam posisi solat, serta inagt pafanya
dalam posisi Tasyahhud. Maka dari statement diatas dapat kita implisitkan bahwa
orang yang tidak berfikir adalah orang yang dianggap tidak akal. itulah sebabnya
mengapa Allah SWT menganjurkan manusia untuk selalu ber-Tafakur terutama
pada sesuatu yang diciptakannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

at-Thabari. Abu Ja’far , Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Quran (Maktabah Syamila).

Syamil Qura, Bukhara al-Quran Tajid dan Terjemah, Kementerian Agama RI


(Jakarta: Sy9ma, 2010).

11

Anda mungkin juga menyukai