Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
2. Seksual (Generatif)
Pada reproduksi seksual terdapat konjugasi gamet sel jantan dan betina
sehingga dihasilkan zigot. Jika gamet secara morfologi serupa, proses
konjugasi tersebut dinamakan isogami, jika gamet berbeda ukuran maka
proses konjugasi tersebut dinamakan heterogami. Ovum (sel telur betina)
berukuran besar dan nonmotil, sedangkan gamet jantan (sel sperma)
berukuran kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual ini disebut oogami.
Isogami, perkembangbiakan secara kawin antara sel jantan dengan sel betina
yang berukuran sama.
Anisogami, perkembangbiakan secara generative yang jenis kelaminnya
dapat dibedakan dari ukurannya (sel kelamin jantan lebih kecil daripada sel
kelamin betina).
Oogami, perkembangbiakan antarorganisme yang berbeda jenis kelaminnya
dan masing-masing jenis telah mempunyai gamet, yaitu gamet jantan
(spermatozoid) dan gamet betina (ovum).
Fisiologi Alga
Sebagian besar alga ditemukan di perairan, laut maupun air tawar dan
lokasinya tergantung pada keberadaan nutrisi, panjang gelombang cahaya dan
permukaan substrat untuk tumbuh. Namun ada juga alga yang ditemukan ditanah.
Beberapa spesies alga hidup di salju dan es didaerah kutub dan puncaknya
gunung. Beberapa alga hidup pada sumber air panas dengan temperatur berkisar
Ciri-ciri Alga
Bersel eukariotik (sudah mempunyai membrane sel yang sesungguhnya)
Uniseluler (bersel satu) dan multiseluler (bersel banyak)
Berhabitat di lingkungan air (air laut dan air tawar)
Autotrof (dapat menghasilkan makanan sendiri, karena memiliki klorofil).
Bereproduksi secara vegetative (aseksual) dan generative (seksual)
KLASIFIKASI ALGA
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston,
sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat
bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
naik turunnya air akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Kelompok-kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
a. Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat
(fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil
pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain
seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar
dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp.
atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan
tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi
pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air
tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah
literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di
kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
3) Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada
tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui,
hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya
organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik
di lautan maupun di perairan tawar.
4) Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang
talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Ciri-ciri Alga cokelat Alga merah Alga keemasan Alga hijau Diatom
(Phaeophyta) (Rhodophyta) (Chrysophyta) (Chlorophyta) (Bacillariophyta)
klorofil a dan c,
klorot’il a dan c, klorofil a dan b,
klorofil a dan c, karotenoid,
fukosantin, karotenoid, klorofil a, b, B-
Pigmen B-karoten, fukosatin,
karolen, . fikosianin, karoten, santofil
santofil diatoksantin,
sanlofil fikoeritrin
diadinoksantin
pantai, air laut, air tawar dan air tawar dan 90% di air tawar
Habitat air tawar dan air laut
air tawar air laut air laut dan 10% di laut
persatuan sel
persatuan sel
Isogami/ spermatium persatuan sel
2. seksual sperma dan konjugasi
oogami dan sperma dan ovum
ovum
karpogonium
Fitoplankton
dalam plankton, fitoplankton dalam
Peranan ekosistem air, bahan agar-
produsen di ekosistem air, bahan isolasi,
asam alginat agar dan sup penyekat dinamit,
untuk industri perairan laut bahan makanan penggosok
makanan,
farmasi, dan
pupuk
Alga yang Merugikan
Alga hijau dapat mengganggu suatu perairan yang terlalu subur, karena alga
ini dapat merubah warna airnya dan menimbulkan bau.
Alga merah bila terbanyak jumlahnya di laut akan menyerap O2, sehingga
menyebabkan populasi hewan yang ada di laut (ikan) akan berkurang / mati.
Ciri-ciri Protozoa
Ciri-ciri umum :
Morfologi Protozoa
Amoeba proteus memiliki dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil.
Entamoeba histolityca menyebabkan disentri amuba (bedakan dengan
disentri basiler yang disebabkan Shigella dysentriae)
Entamoeba gingivalis menyebabkan pembusukan makanan di dalam mulut
radang gusi (Gingivitis)
Foraminifera sp. fosilnya dapat dipergunakan sebagai petunjuk adanya
minyak bumi. Tanah yang mengandung fosil fotaminifera disebut tanah
globigerina.
Radiolaria sp. endapan tanah yang mengandung hewan tersebut digunakan
untuk bahan penggosok.
Golongan phytonagellata
Fisiologi Protozoa
Adaptasi Protozoa
BAB IV