Dengan hormat,
Perkenankan kami melalui surat ini menyampaikan masukan untuk Bapak
pertimbangkan.
Menurut kami, keputusan untuk memberlakukan PSBB Kembali itu tidak tepat.
1. Hal ini disebabkan PSBB di Jakarta telah terbukti tidak efektif di dalam
menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi di Jakarta. (Bukti terlampir – Chart A
negara yang berhasil dalam menurunkan tingkat infeksi melalui measure circuit
breaker). Di Jakarta meskipun pemerintah DKI Jakarta telah melakukan PSBB
tingkat pertumbuhan infeksi tetap masih naik. (Bukti terlampir – Chart B - DKI
Jakarta)
2. Kapasitas Rumah Sakit DKI Jakarta tetap akan mencapai maksimum
kapasitasnya dengan atau tidak diberlakukan PSBB lagi. Hal ini disebabkan
seharusnya Pemerintah Daerah/ Pemerintah Pusat harus terus menyiapkan
tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus. (Contoh Solusi
terlampir : ini adalah photo di Port Singapore yang membangun kapasitas
kontainer isolasi ber-AC untuk mengantisipasi lonjakan dari kasus yang perlu
mendapatkan penanangan medis. Fasilitas seperti ini dapat diadakan dan
dibangun dalam jangka waktu singkat (kurang dari 2 minggu – Photo 1 - karena
memanfaatkan container yang tinggal dipasang Air-con dan tangga).
Sebagai Informasi kepada Bapak Presiden, Our World In Data (salah satu organisasi
terkemuka dalam hal global covid research), menunjukan Indonesia, bersama South
Korea, Taiwan, Lithuania adalah negara negara yang disebut berhasil meredam
dampak negative gejolak ekonomi sekaligus berhasil menekan tingkat kematian akibat
Covid per 1 juta populasi (Data Terlampir – Chart C). Sehingga menurut hemat kami apa
yang sudah dilakukan sejauh ini sudah berada di dalam jalur yang benar.
Menurut kami sebenarnya tidak ada bukti bahwa pemerintah harus melakukan trade-
off antara Pemulihan Ekonomi atau Kesehatan Publik. Karena kedua hal ini sama sama
penting dan harus kita jaga bersama.
Adapun perbaikan yang harus dilakukan untuk mengendalikan laju peningkatan
infeksi di Indonesia pada umumnya dan di DKI Jakarta pada khususnya adalah
sebagai berikut :
1. Penegakan aturan dan pemberian sanksi sanksi atas tidak disiplinnya sebagian
kecil masyarakat kita dalam kondisi new normal. Tugas untuk memberikan
sanksi atau hukuman tersebut adalah tugas Kepala Daerah dalam hal ini
Gubernur DKI Jakarta. Jadi jangan karena membesarnya jumlah kasus terinfeksi
Covid-19 kemudian Gubernur mengambil satu keputusan jalan pintas yang tidak
menyelesaikan permasalahan sebenarnya.
2. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus bersama-sama meningkatkan
kapasitas isolasi masyarakat (contoh kontainer ber AC di tanah kosong)
sehingga tidak melebihi kapasitas maksimum ICU di Jakarta.
3. Pemerintah harus melaksanakan tugas dalam hal Testing, Isolasi, Tracing dan
Treatment. Sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal Isolasi dan Contact
Tracing.
4. Perekonomian tetap harus dijaga, sehingga aktivitas masyarakat yang menjadi
motor perekonomian yang dapat terus menjaga kesinambungan kehidupan
bermasyarakat kita hingga pandemi berakhir.
https://www.merdeka.com/peristiwa/survei-vox-populi-masyarakat-lebih-takut-
kelaparan-daripada-covid-19.html
https://www.antaranews.com/berita/1605838/survei-gelombang-kedua-covid-19-
publik-pilih-normal-baru
https://www.medcom.id/nasional/politik/yKXAmn6N-survei-83-1-persen-responden-
dukung-new-normal
Semoga masukan dan saran dalam surat ini berkenan untuk Bapak pertimbangkan
sebagai salah satu bahan dalam mengambil keputusan.
Hormat kami,
Budi Hartono
LAMPIRAN
Chart A - Chart negara yang berhasil dalam menurunkan tingkat infeksi melalui
measure circuit breaker
Chart B - DKI Jakarta
Photo 1 - Karena memanfaatkan container yang tinggal dipasang Air-con dan
tangga
Chart C – Indonesia adalah negara yang disebut berhasil meredam dampak
negative gejolak ekonomi sekaligus berhasil menekan tingkat kematian akibat
Covid per 1 juta populasi