WAHID HASYIMI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Wahid Hasyimi
C151170101
RINGKASAN
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KINERJA PERTUMBUHAN DAN KERAGAMAN MIKROBIOTA
SALURAN PENCERNAAN UDANG VANAME YANG DIBERI
PROBIOTIK Bacillus sp. NP5 DAN PREBIOTIK MADU
WAHID HASYIMI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Akuakultur
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2020
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Alimuddin, SPi MSc
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala karunia
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang
berjudul “Kinerja Pertumbuhan dan Keragaman Mikrobiota Saluran Pencernaan
Udang Vaname yang diberi Probiotik Bacillus sp. NP5 dan Prebiotik Madu”
pada Program studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu selama penelitian dan penulisan tesis ini, yakni kepada Ibu Prof Dr Ir
Widanarni, MSi dan Ibu Dr Munti Yuhana, SPi MSi selaku dosen pembimbing
atas segala bimbingan, pengarahan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.
Terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Dr Alimuddin, SPi MSc selaku
penguji luar komisi dan Ibu Dr Julie Ekasari, SPi MSc selaku perwakilan
Program Studi Ilmu Akuakultur. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada
Ayahanda tercinta Zulkifli (alm.), Ibunda tercinta Nursetia, SPdSD, dan saudara
tersayang (Asnawi, AmdPer, Akhmad Syukri, dan M. Isnaini) yang terus berdoa
supaya tugas akhir ini cepat selesai. Selain itu penulis juga berterima kasih
kepada Dewi Rahmi SPi, Diana Purnamasari, SPi, Dian Novitasari, SPi, Dian
Eka Ramadhani, SPi MSi, Waode Munaeni, SPi MSi, Dendi Hidayatullah, SPi
MSi, Muhammad Subhan Hamka, SPi MSi, laboran LKI, teman-teman
mahasiswa S1 dan S2 LKI, serta mahasiswa Ilmu Akuakultur 2017 atas segala
bantuan, doa, dan dukungan yang telah diberikan. Semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan karya ilmiah ini, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca.
Wahid Hasyimi
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
1. Total bacterial count (TBC) dan total bakteri Bacillus sp. NP5 RfR (TB
NP5) pada saluran pencernaan udang vaname setelah 45 hari
pemeliharaan yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik),
prebiotik madu (prebiotik), dan sinbiotik. Huruf yang berbeda di atas
diagram batang dengan pola yang sama menunjukkan pengaruh
perlakuan berbeda nyata (Duncan, p<0.05) 10
2. Kurva rarefaction mikrobiota saluran pencernaan udang vaname yang
diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik), prebiotik madu
(prebiotik), dan sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan 11
3. Dendrogram UPGMA berdasarkan jarak unweighted unifrac pada
mikrobiota saluran pencernaan udang vaname yang diberi probiotik
Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik), prebiotik madu (prebiotik), dan
sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan 11
4. Diagram Venn mikrobiota saluran pencernaan udang vaname yang
diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik), prebiotik madu
(prebiotik), dan sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan 12
5. Kelimpahan relatif mikrobiota saluran pencernaan udang vaname yang
diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik), prebiotik madu
(prebiotik), dan sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan 12
6. Kelimpahan mikrobiota pada level genus pada saluran pencernaan
udang vaname yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik),
prebiotik madu (prebiotik), dan sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan 13
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
yang digunakan dalam penelitian adalah madu yang memiliki kriteria sebagai
prebiotik dikarenakan tahan terhadap hidrolisis enzim percernaan dan asam
lambung, mampu mempengaruhi aktifitas fermentasi dan memiliki kemampuan
menstimulasi pertumbuhan bakteri secara selektif (Karimah et al. 2011). Madu
mengandung karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, polisakarida (Landry et
al. 2016), dan oligosakarida (Karimah et al. 2011; Ruiz-Matute et al. 2010).
Oligosakarida yang terkandung dalam prebiotik madu adalah FOS, inulin, dan
GOS (Fuandila et al. 2019). Prebiotik madu telah teruji mampu meningkatkan
kinerja pertumbuhan, respons imun, dan resistansi udang vaname terhadap infeksi
Vibrio parahaemolyticus (Fuandila et al. 2019). Sinbiotik merupakan kombinasi
yang seimbang dari probiotik dan prebiotik (Huynh et al. 2017). Probiotik akan
berpengaruh langsung pada inang sedangkan prebiotik akan mendorong
pertumbuhan dan aktivitas bakteri probiotik maupun mikrobiota dalam saluran
pencernaan inang. Pemberian sinbiotik yang terdiri dari probiotik Bacillus OJ dan
prebiotik isomaltooligosakarida dapat meningkatkan populasi mikroba usus,
respons imun, dan resistansi udang vaname terhadap infeksi white spot syndrome
virus (WSSV) (Li et al. 2009).
Pemberian probiotik, prebiotik, dan sinbiotik telah dilaporkan dapat
meningkatkan populasi mikroba usus. Analisis mikrobiota saluran pencernaan
yang sering digunakan adalah teknik tradisional, clone libraries, dan denaturing
gradient gel electrophoresis (DGGE) berdasarkan sekuensing gen 16S rRNA
(Fakruddin dan Chowdhury 2012). Metode tersebut memiliki kelemahan yaitu
hasil yang diperoleh tidak dapat memberikan gambaran secara komprehensif
terhadap komunitas mikrobiota (Fakruddin dan Chowdhury 2012). Selain itu,
mikroorganisme yang dapat diidentifikasi dan ditumbuhkan pada media hanya
kurang dari 0.1% (Nayak 2010; Romero et al. 2014; Zhou et al. 2014; Ghanbari
et al. 2015) sehingga banyak bakteri lain yang tidak teridentifikasi. Analisis
menggunakan pyrosequencing merupakan platform dari teknik next generation
sequencing (NGS) memiliki kemampuan pembacaan pasang basa yang panjang
untuk beberapa sampel secara paralel yaitu sekitar 600 juta bacaan per 600 pasang
basa (Methé et al. 2012). Teknik NGS telah banyak digunakan untuk
mengkarakterisasi mikrobiota pada ikan (Ghanbari et al. 2015). Hingga saat ini,
penelitian tentang pengaruh pemberian Bacillus sp. NP5 sebagai probiotik, madu
sebagai prebiotik, dan kombinasi Bacillus sp. NP5 dan madu dalam meningkatkan
keragamaan mikrobiota saluran pencernan udang vaname dengan menggunakan
teknik NGS belum pernah dilakukan, sehingga hal tersebut mendorong peneliti
untuk melakukan penelitian ini.
Rumusan Masalah
dan prebiotik digabung dalam suatu produk tunggal (sinbiotik) maka manfaatnya
akan meningkat. Bacillus sp. NP5 sebagai probiotik, diketahui mampu
meningkatkan kinerja pertumbuhan ikan dan udang, sedangkan madu sebagai
prebiotik juga telah diketahui mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan udang
vaname. Keragaman mikrobiota saluran pencernaan udang vaname dianalisis
menggunakan teknik NGS karena dapat memberikan gambaran secara
komprehensif tentang komunitas mikrobiota. Bacillus sp. NP5 sebagai probiotik
dan madu sebagai prebiotik serta gabungan keduanya diharapkan bisa
meningkatkan kinerja pertumbuhan dan meningkatkan komunitas mikrobiota
yang berada pada saluran pencernaan udang vaname.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pemberian probiotik Bacillus sp. NP5,
prebiotik madu dan sinbiotik dapat meningkatkan kinerja pertumbuhan dan
keragaman mikrobiota saluran pencernaan udang vaname.
2 METODE
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018 sampai April 2019.
Penyiapan probiotik, prebiotik, sinbiotik, dan pemeliharaan udang vaname
dilakukan di Laboratorium Kesehatan Organisme Akuatik, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, IPB sedangkan untuk analisis keragaman mikrobiota saluran
pencernaan udang vaname dilakukan di PT. Genetika Science Indonesia.
Materi Uji
Hewan Uji yang digunakan untuk penelitian ini adalah udang vaname yang
berasal dari hatchery CV. Star Sea Rajabasa, Lampung Selatan dengan sertifikat
4
specific pathogen free (SPF) seperti disajikan pada Lampiran 1. Probiotik pada
penelitian ini menggunakan Bacillus sp. NP5 koleksi dari Laboratorium
Kesehatan Organisme Akuatik, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Prebiotik yang digunakan adalah madu
multiflora yang diperoleh dari pembudidaya lebah madu CV. Madu Apiari
Mutiara, Depok.
Rancangan Penelitian
Prosedur Penelitian
sampai saat akan digunakan. Tahap terakhir adalah persiapan pakan kontrol.
Pakan kontrol disiapkan dengan cara mencampurkan putih telur sebanyak 2% ke
dalam pakan. Selanjutnya, pakan dikeringudarakan terlebih dahulu selama 30
menit pada suhu ruangan. Kemudian pakan dimasukkan ke dalam kantong plastik
serta disimpan dalam lemari pendingin pada suhu 4 oC sampai saat akan
digunakan.
Parameter Pengamatan
(Ln Wt -W0)
LPS = 100 ×
t
Keterangan :
LPS = Laju pertumbuhan spesifik (% hari-1)
W0 = Rata-rata bobot udang pada awal perlakuan (g)
Wt = Rata-rata bobot udang pada akhir perlakuan (g)
t = Lama pemeliharaan (hari)
kualifikasi produk PCR yang menggunakan satu kali loading buffer dan SYBR
premix EXTaq super mix. Tahap akhir dari analisis keragaman mikrobiota saluran
pencernaan adalah pyrosequencing DNA sampel. Analisis dilakukan
menggunakan Sequencing DNA IonS5TMXL. Hasil pyrosequencing dari
komunitas mikrobiota saluran pencernaan udang vaname diubah menjadi raw
read dan disimpan di sequence read archive (SRA) dan NCBI.
Analisis Data
Hasil
Tabel 2 Laju pertumbuhan spesifik (LPS), rasio konversi pakan (RKP), tingkat
kelangsungan hidup (TKH), dan jumlah konsumsi pakan (JKP) pada
udang vaname yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik
madu, dan sinbiotik setelah 45 hari pemeliharaan
Perlakuan
Parameter
Kontrol Probiotik Prebiotik Sinbiotik
LPS (% hari-1) 2.68±0.02a 3.03±0.02b 3.09±0.02c 3.04±0.03bc
RKP 2.15±0.03c 1.49±0.01b 1.45±0.00a 1.47±0.01ab
TKH (%) 100.00±0.00a 100.00±0.00a 100.00±0.00a 100.00±0.00a
JKP (g) 160.65±0.58c 137.85±0.50b 136.83±0.26a 136.61±0.10a
Keterangan: Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata pada taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan). Probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik),
prebiotik madu (prebiotik)
Tabel 3 Aktivitas enzim pencernaan pada udang vaname yang diberi probiotik
Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik setelah 45 hari
pemeliharaan
Perlakuan
Parameter
Kontrol Probiotik Prebiotik Sinbiotik
Aktivitas enzim amilase (UI g-1 protein) 0.941 1.336 1.388 1.241
Aktivitas enzim protease (UI g-1 protein) 0.009 0.014 0.055 0.024
-1
Aktivitas enzim lipase (UI g protein) 0.117 0.126 0.152 0.145
Keterangan: Probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik), prebiotik madu (prebiotik)
RfR pada saluran pencernaan udang vaname yang diberi probiotik Bacillus sp.
NP5 RfR dan sinbiotik memiliki nilai masing-masing sebesar 4.06±0.15 Log CFU
g-1 dan 4.26±0.35 Log CFU g-1, sedangkan perlakuan lainnya tidak ditemukan
Bacillus sp. NP5 RfR.
6.00 b c bc
Total bakteri (Log CFU g-1)
a b TBC
b
4.00 TB NP5
2.00
a a
0.00
Kontrol Probiotik Prebiotik Sinbiotik
Perlakuan
Gambar 1 Total bacterial count (TBC) dan total bakteri Bacillus sp. NP5 RfR (TB
NP5) pada saluran pencernaan udang vaname setelah 45 hari
pemeliharaan yang diberi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR (probiotik),
prebiotik madu (prebiotik), dan sinbiotik. Huruf yang berbeda di atas
diagram batang dengan pola yang sama menunjukkan pengaruh
perlakuan berbeda nyata (Duncan, p<0.05)
500
Kontrol
200
100
0
0 20000 40000 60000 80000
Total sekuens
Jumlah OTUs tertinggi terdapat pada perlakuan prebiotik madu. Jumlah OTUs
yang hanya dimiliki oleh perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik
madu, sinbiotik, dan kontrol, masing-masing sebesar 30, 63, 36, dan 12 OTUs.
60
Kontrol
50 Probiotik
Kelimpahan relatif (%)
Prebiotik
40 Sinbiotik
30
20
10
0
Proteobacteria Bacteroidetes Firmicutes Tenericutes Actinobacteria Others
Mikroflora dalam filum
Kelimpahan relatif pada level filum pada semua perlakuan didominasi oleh
5 filum yaitu Proteobacteria, Bacteroidetes, Firmicutes, Tenericutes, dan
13
Actinobacteria. Perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, sinbiotik, dan kontrol
didominasi filum Proteobacteria, sedangkan perlakuan prebiotik madu didominasi
dari filum Bacteroidetes. Kelimpahan relatif filum Proteobacteria pada perlakuan
probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, sinbiotik, dan kontrol masing-
masing sebesar 56.80%, 35.91%, 58.00%, dan 52.19%. Kelimpahan relatif filum
Bacteroidetes pada perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu,
sinbiotik, dan kontrol masing-masing sebesar 30.12%, 54.40%, 34.42%, dan
39.27%.
Pembahasan
Pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik
melalui pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan spesifik dan aktivitas
enzim saluran pencernaan udang vaname. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kewcharoen dan Srisapoome (2019) bahwa pemberian
probiotik Bacillus spp. mampu meningkatkan laju pertumbuhan spesifik pada
udang vaname. Selanjutnya, Fuandila et al. (2019) melaporkan bahwa pemberian
prebiotik madu pada udang vaname mampu memberikan nilai laju pertumbuhan
spesifik yang tinggi dibandingkan kontrol. Li et al. (2009) juga melaporkan
bahwa pemberian probiotik Bacillus OJ, prebiotik isomaltooligosakarida, dan
sinbiotik mampu meningkatkan laju pertumbuhan pada udang vaname. Huynh et
al. (2017) menyatakan bahwa penambahan probiotik atau prebiotik pada pakan
mampu meningkatkan aktivitas enzim pencernaan, keragaman mikrobiota saluran
pencernaan, mikrovilli usus, dan kemampuan penyerapan nutrien pada organisme
budidaya. Pemberian prebiotik madu pada penelitian ini mampu memberikan nilai
laju pertumbuhan spesifik dan aktivitas enzim pencernaan udang vaname paling
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Ringo et al. (2010) menyatakan dengan
pemberian prebiotik pada inang mampu meningkatkan mikrobiota usus inang
sehingga meningkatkan aktivitas enzim pencernaan inang yang memberikan efek
positif pada kinerja pertumbuhan. Selanjutnya, Huynh et al. (2017) juga
menyatakan bahwa peningkatan aktivitas enzim akibat keragaman mikrobiota
saluran pencernaan pasca pemberian prebiotik dapat meningkatkan kinerja
pertumbuhan pada udang dan ikan.
Pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik
juga mampu menghasilkan nilai rasio konversi pakan dan jumlah konsumsi pakan
yang lebih rendah dibandingkan kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kewcharoen dan Srisapoome (2019) bahwa pemberian
probiotik Bacillus spp. memberikan nilai rasio konversi pakan yang rendah pada
udang vaname. Selanjutnya, Fuandila et al. (2019) melaporkan bahwa pemberian
prebiotik madu mampu memberikan nilai rasio konversi pakan yang rendah pada
udang vaname. Munaeni et al. (2014) juga melaporkan bahwa udang vaname
yang diberi mikrokapsul sinbiotik memiliki nilai rasio konversi pakan yang
rendah. Rendahnya nilai rasio konversi pakan pada penelitian ini diduga karena
peningkatan populasi dan keragaman mikrobiota di saluran pencernaan serta
aktivitas enzim pencernaan udang vaname yang lebih tinggi yang mampu
meningkatkan penyerapan nutrien dibandingkan kontrol. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Xie et al. (2019) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi dari
probiotik Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, dan Lactobacillus sp. mampu
meningkatkan komposisi mikrobiota saluran pencernaan udang vaname sehingga
memberikan nilai konversi pakan yang rendah. Hu et al. (2018) juga menunjukkan
dengan pemberian prebiotik fruktooligosakarida mampu meningkatkan
mikrobiota saluran pencernaan sehingga memberikan efek positif terhadap kinerja
pertumbuhan udang vaname. Selanjutnya, hasil penelitian Munaeni et al. (2014)
menunjukkan bahwa pemberian mikrokapsul sinbiotik mampu meningkatkan total
bakteri pada saluran pencernaan sehingga memberikan nilai konversi pakan yang
lebih rendah pada udang vaname. Pemberian prebiotik madu pada penelitian ini
memberikan nilai konversi pakan paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya,
15
dengan pemberian probiotik B. subtilis dan Bacillus cereus pada ikan nila mampu
meningkat komposisi mikrobiota dari filum Proteobacteria.
Perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik
memiliki nilai OTUs lebih tinggi dibandingkan kontrol. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fan dan Li (2019) bahwa udang vaname yang
tumbuh normal memiliki nilai OTUs lebih tinggi dibandingkan udang vaname
yang tumbuh lambat. Perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu,
dan sinbiotik memiliki kelimpahan mikrobiota level genus yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR
mampu meningkatkan keragaman mikrobiota dari genus Neptunomonas dan
Sphingomonas yang memiliki potensi sebagai kandidat probiotik. Penelitian
Kesarcodi-Watson et al. (2012a) melaporkan bahwa Neptunomonas sp.
merupakan mikrobiota kandidat probiotik yang dapat meningkatkan kelangsungan
hidup larva Perna canaliculus dan mampu menekan pertumbuhan Vibrio sp. serta
V. splendidus. Selanjutnya, hasil penelitian Yun et al. (2019) juga menunjukkan
bahwa probiotik Sphingomonas sp. yang diberikan pada lingkungan perairan
budidaya udang vaname mampu menekan pertumbuhan Vibrio spp.. Peningkatan
mikrobiota dari genus Neptunomonas dan Sphingomonas pada perlakuan
probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, diduga karena probiotik Bacillus sp. NP5 RfR
mampu memodulasi peningkatan komposisi mikrobiota dari genus Neptunomonas
dan Sphingomonas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Xia et al.
(2019) bahwa pemberian probiotik B. subtilis dan B. cereus mampu meningkatkan
mikrobiota genus Plesiomonas, Cetobacterium, Phyllobacterium, dan Escherichia
Shigella pada saluran pencernaan ikan nila. Tingginya kinerja pertumbuhan pada
perlakuan sinbiotik juga diduga karena perlakuan sinbiotik mampu menstimulasi
pertumbuhan mikrobiota dari genus Pseudoalteromonas dan Ruegeria yang
berpotensi sebagai kandidat probiotik. Hal ini sesuai dengan penelitian dari
Fjellheim et al. (2010) yang menyatakan bahwa mikrobiota dari genus Ruegeria
merupakan mikrobiota probiotik yang mampu meningkatkan kelangsungan hidup
larva Gadus morhua yang terinfeksi Vibrio anguillarum. Wang et al. (2018a)
melaporkan bahwa pemberian probiotik Pseudoalteromonas spp. mampu
meningkatkan kelangsungan hidup udang vaname dan menekan pertumbuhan V.
parahaemolyticus. Selanjutnya, Hamsah et al. (2019) juga melaporkan bahwa
pemberian probiotik Pseudoalteromonas piscicida mampu meningkatkan respons
imun dan resistansi udang vaname terhadap infeksi V. harveyi. Pada perlakuan
probiotik Bacillus sp. NP5 RfR dan sinbiotik pada penelitian ini tidak ditemukan
mikrobiota dari genus Bacillus, diduga karena kelimpahan mikrobiota dari genus
Bacillus pada saluran udang vaname lebih rendah dibandingkan dengan
mikrobiota yang mendominasi pada perlakuan probiotik Bacillus sp. NP5 RfR dan
sinbiotik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Xia et al. (2019)
bahwa mikrobiota yang mendominasi saluran pencernaan ikan nila setelah diberi
probiotik B. subtilis dan B. cereus adalah mikrobiota genus Plesiomonas,
Cetobacterium, Phyllobacterium, dan Escherichia Shigella, sedangkan probiotik
B. subtilis dan B. cereus memiliki kelimpahan sangat rendah pada saluran
pencernaan ikan nila. Pemberian probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu,
dan sinbiotik pada penelitian ini diketahui mampu menstimulasi pertumbuhan
mikrobiota dari genus tertentu di saluran pencernaan udang vaname dan
berpotensi sebagai probiotik sehingga mampu meningkatkan aktivitas enzim,
17
Simpulan
Saran
Aplikasi probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik
melalui pakan untuk pembesaran udang vaname disarankan menggunakan aplikasi
prebiotik madu. Aplikasi sinbiotik, perlu penelitian lebih lanjut terkait kombinasi
dosis probiotik Bacillus sp. NP5 RfR dan prebiotik madu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
24
ABsp - ABbl 1
UA = × FP ×
ABst - ABbl T
Keterangan:
UA = Jumlah enzim yang dapat menghasilkan 1µM tirosin per menit (UI g-1
protein)
ABsp = Absorbansi sampel
ABbl = Absorbansi blanko
ABst = Absorbansi standar
FP = Faktor pengencer
T = Waktu inkubasi (menit)
Keterangan:
U = Aktivitas dalam internasional unit per menit (UI g-1 protein)
V = Volume (mL)
W = Berat (g)
28
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Laju pertumbuhan Between 172.43
.315 3 .105 .000
spesifik (LPS) Groups 8
Within Groups .005 8 .001
Total .320 11
Rasio konversi pakan Between 1372.0
1.029 3 .343 .000
(RKP) Groups 00
Within Groups .002 8 .000
Total 1.031 11
Tinggi kelangsungan Between
.000 3 .000 . .
hidup (TKH) Groups
Within Groups .000 8 .000
Total .000 11
Jumlah konsumsi pakan Between 416.97 2514.3
1250.928 3 .000
(JKP) Groups 6 01
Within Groups 1.327 8 .166
Total 1252.254 11
Perlakuan N 1 2 3
Kontrol 3 2.6833
Probiotik 3 3.0333
Lampiran 4 Analisis statistik total bacterial count dan total bakteri Bacillus sp.
NP5 pada saluran pencernaan udang vaname setelah pemberian
probiotik Bacillus sp. NP5 RfR, prebiotik madu, dan sinbiotik
melalui pakan pada akhir perlakuan
Uji ANOVA
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Total bacterial Between Groups 2.743 3 .914 93.772 .000
count (TBC) Within Groups .078 8 .010
Total 2.821 11
Total bakteri Between Groups 51.977 3 17.326 485.651 .000
Bacillus sp. NP5 Within Groups .285 8 .036
Total 52.262 11
30
RIWAYAT HIDUP