NIM : 01.2.19.00701
Prodi: S1 Keperawatan
JAWABAN
1. Perbedaannya adalah lokasi pengaplikasian zat kimia tersebut. Istilah antiseptik
digunakan untuk zat kimia anti mikroorganisme yang diaplikasikan pada jaringan hidup
terluar pada manusia maupun hewan, misalnya sabun mandi dan pembersih wajah.
Sedangkan desinfektan adalah zat kimia anti mikroorganisme yang diaplikasikan pada
permukaan benda-benda mati seperti lantai dan kamar mandi.
b). Panas kering: sterilisasi dengan oven suhu 180 oC selama 1 jam. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
c). Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air
lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati
disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis.
2. Aseptic Processing
Metode ini merupakan metode pembuatan produk steril menggunakan saringan dengan filter
khusus untuk bahan obat steril atau bahan baku steril yang diformulasi dan dimasukkan ke
dalam kontainer steril dalam lingkungan terkontrol. Suplai udara, material, peralatan, dan
petugas telah terkontrol sedemikian hingga kontaminasi mikroba tetap berada pada level yang
dapat diterima dalam clear zone.
Proses Sterilisasi dalam kehidupan sehari - hari
Tidak hanya untuk peralatan medis atau laboratorium saja, tapi Sterilisasi sering kita lakukan
hampir setiap hari, inti dari sterilisais adalah proses menghilangkannya bakteri dan partikel -
partikel lainnya yang membahayakan dari suatu benda atau objek.
Mandi : saat mandi kita menggunakan sabun untuk membersihkan kotoran karean
dalam sabun terdapat Triclosan yaitu antiseptik untuk membunuh kuman.
Obat Kumur (berkumur) : Proses berkumur menghilangkan sisa makanan dan bakteri
yang masih tersisa dari proses sikat gigi, pada obat kumur ada zat yang mempunyai
fungsi sebagai antimikroba dengan spektrum luas sehingga bisa melawan berbagai
macam bakteri , fungsi lainnya untuk melawan, menekan pertumbuhan bakteri pada
mulut.
Mencuci tangan dengan Handsanitaizer : Pada Handsanitaizer mengandung bahan-
bahan untuk membunuh / mencegah pertumbuha jasad renik pada jaringan hidup .
Merebus botol susu bayi : Proses ini untuk membunuh spora-spora maupun sel-sel
vegetative yang tumbuh di dalam botol susu.
Mengepel lantai : Pada pembersih lantai yang kita pakai terdapat bahan kimia yang
bisa membunuh sel-sel vegetatif dan jasad renik, biasanya digunakan pada obyek yang
tidak hidup.
5. a. Kebersihan tangan
Praktek membersihkan tangan adalah upaya mencegah infeksi yang disebarkan
melalui tangan dengan menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat
dan membunuh mikroorganisme pada kulit. Menjaga kebersihan tangan ini
dilakukan segera setelah sampai di tempat kerja, sebelum kontak dengan klien
atau melakukan tindakan untuk klien, selama melakukan indakan (jika secara
tidak sengaja terkontaminasi) dan setelah kontak atau melakukan tindakan untuk
klien. Secara garis besar, kebersihan tangan dilakukan pada air mengalir,
menggunakan sabun dan/atau larutan antiseptik, dan diakhiri dengan mengeringkan
tangan dengan kain yang bersih dan kering (Kemenkes RI, 2011).
b. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindungan Diri (APD) telah lama digunakan untuk melindungi klien dari
mikroorganisme yang ada pada petugas kesehatan. Namun, dengan munculnya
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan Hepatitis C, serta meningkatnya
kembali kasus Tuberculosis (TBC), penggunaan APD juga menjadi sangat penting
dalam melindungi petugas. Alat pelindung diri mencakup sarung tangan, masker, alat
pelindung mata, topi, gaun, apron, pelindung kaki, dan alat pelindung lainnya
(Kemenkes RI, 2011).
c. Penatalaksanaan peralatan klien dan linen
Konsep ini meliputi cara memproses instrumen yang kotor, sarung tangan, linen, dan
alat yang akan dipakai kembali dengan menggunakan larutan klorin 0,5%,
mengamankan alat-alat kotor yang akan tersentuh serta memilih proses penanganan
yang akan digunakan secara tepat. Penatalaksanaan ini dapat dilakukan dengan
precleaning, pencucian dan pembersihan, Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT), serta
sterilisasi (Kemenkes RI, 2011).
d. Pengelolaan limbah
Pengelolaan limbah merupakan salah satu upaya kegiatan PPI berupa pengelolaan
limbah rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, baik limbah yang terkontaminasi
maupun yang tidak terkontaminasi (Kemenkes RI, 2011).
e. Pengendalian lingkungan rumah sakit
Tujuan pengendalian lingkungan rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya adalah
untuk menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman. Pengendalian
lingkungan secara baik dapat meminimalkan atau mencegah transmisi mikroorganisme
dari lingkungan kepada klien, petugas, pengunjung dan masyarakat di sekitar rumah
sakit atau fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
f. Kesehatan karyawan/perlindungan pada petugas kesehatan
Petugas kesehatan beresiko terinfeksi bila terpapar kuman saat bekerja. Upaya rumah
sakit atau fasilitas kesehatan untuk mencegah transmisi ini adalah membuat program
pencegahan dan pengendalian infeksi pada petugasnya, misalnya dengan pemberian
imunisasi (Kemenkes RI, 2011).
g. Penempatan/isolasi klien
Penerapan program ini diberikan pada klien yang telah atau sedang dicurigai menderita
penyakit menular. Klien akan ditempatkan dalam suatu ruangan tersendiri untuk
meminimalkan proses penularan pada orang lain (Kemenkes RI, 2011).
h. Hygiene respirasi/etika batuk
Semua klien, pengunjung, dan petugas kesehatan perlu memperhatikan kebersihan
pernapasan dengan cara selalu menggunakan masker jika berada di fasilitas pelayanan
kesehatan. Saat batuk, sebaiknya menutup mulut dan hidung menggunakan tangan
atau tissue (Kemenkes RI, 2011).
i. Praktik menyuntik yang aman
Jarum yang digunakan untuk menyuntik sebaiknya jarum yang steril dan sekali pakai
pada setiap kali suntikan (Kemenkes RI, 2011).
j. Praktik lumbal pungsi
Saat melakukan prosedur lumbal pungsi sebaiknya menggunakan masker untuk
mencegah transmisi droplet flora orofaring (Kemenkes RI, 2011).