Ragil Putro P
Ragil Putro P
NIM: 01.2.19.00701
PRODI: S1 Keperawatan
JAWABAN
a. Agen Infeksi
Agen infeksi adalah mikroorganisme penyebab infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat
berupa bakteri, virus, jamur dan parasit. Ada tiga faktor pada agen penyebab yang
mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu: patogenitas, virulensi dan jumlah (dosis, atau
“load”).
Makin cepat diketahui agen infeksi dengan pemeriksaan klinis atau laboratorium
mikrobiologi, maka semakin cepat pula upaya pencegahan dan penanggulangannya bisa
dilaksanakan.
b. Reservoir
Reservoir atau wadah merupakan tempat atau sumber agen infeksi dapat hidup, tumbuh,
berkembang-biak dan siap ditularkan kepada pejamu atau manusia.
Berdasarkan penelitian, reservoir terbanyak adalah pada manusia, alat medis, binatang,
tumbuh-tumbuhan, tanah, air, lingkungan dan bahan-bahan organik lainnya.
Reservoir dapat juga ditemui pada orang sehat, seperti di permukaan kulit, selaput lendir
mulut, saluran napas atas, dan usus.
Portal of exit adalah lokasi tempat agen infeksi (mikroorganisme) meninggalkan reservoir
melalui saluran napas, saluran cerna, saluran kemih serta transplasenta.
Portal of entry adalah lokasi agen infeksi memasuki pejamu yang rentan dapat melalui
saluran napas, saluran cerna, saluran kemih atau melalui kulit yang tidak utuh.
Susceptible host adalah seseorang dengan kekebalan tubuh menurun sehingga tidak
mampu melawan agen infeksi.
4. Reservoir manusia/pada pasien. Carrier adalah orang yang tidak menampakkan gejala
penyakit, tetapi mampu menularkan penyakit kepada orang lain yang ada disekitarnya.
Contohnya seperti penyakit; campak, mumps, infeksi saluran pernafasan dan STD.
Infeksi bakteri ditangani dengan pemberian antibiotik. Antibiotik pada dasarnya memiliki
dua fungsi utama, yaitu membunuh bakteri atau memperlambat perkembangbiakannya.
Dokter akan menyesuaikan jenis antibiotik dengan gejala yang muncul, riwayat kesehatan,
keparahan kondisi, dan hasil tes yang dilakukan. Beberapa jenis antibiotik, antara lain:
Penisilin
Sefalosporin
Aminoglikosida
Tetrasiklin
Makrolid
Quinolone
Dokter dapat meresepkan antibiotik dahulu tanpa menunggu hasil dari pemeriksaan
penunjang atau biasa disebut antibiotik empiris. Hal ini dilakukan agar pengobatan tidak
tertunda. Terdapat juga kondisi yang membuat bakteri tidak lagi dapat ditangani dengan
antibiotik yang biasa diberikan atau bakteri resisten terhadap antibiotik. Kondisi ini
memerlukan pemeriksaan kultur dan resistensi bakteri terhadap antibiotik, sehingga dapat
diberikan antiobiotik yang lebih sesuai. Namun, pada beberapa kasus kondisi ini sulit
untuk diatasi. Selama masa pengobatan, sangat dianjurkan untuk tetap menggunakan
antibiotik meskipun kondisi sudah membaik. Selain dapat mencegah kambuhnya infeksi,
dengan menggunakan antibiotik sampai habis juga dapat menurunkan risiko terjadinya
resisten antibiotik.
Infeksi bakteri adalah kondisi yang dapat dicegah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan
untuk mencegah infeksi bakteri adalah:
7. Misalnya dengan mandi teratur, keramas yang bersih, dan lain - lain. Membersihkan diri
berarti kita telah menghindarkan diri dan orang lain dari penyakit menular. Bisa dibayangkan
akibatnya apabila kita berkontak dengan orang sakit menular lalu kita tidak rajin menjaga
kebersihan diri. Selain kita sendiri akan sakit, kasihan orang lain yang kontak dengan kita akan
tertular penyakit.
2. Mencuci tangan
- Tenaga kesehatan wajib mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan setiap pekerjaan
pelayanan kesehatan.
- Setelah mengunjungi teman sakit di rumah sakit maupun di rumah terutama dengan penyakit
menular
- Setiap kali akan makan. Gunakan sendok yang bersih. Atau bila akan makan tanpa
menggunakan sendok pastikan bahwa anda sudah mencuci tangan.
- Untuk para ibu biasakan selalu mencuci tangan setiap kali akan merawat bayi dan anak.
3. Kebersihan pakaian
Biasakan mengganti pakaian setelah anda bepergian ataupun setelah berkunjung ke rumah sakit.
Jangan menyentuh bayi atau anak sebelum mencuci tangan dan berganti pakaian. Juga bila anda
usai melakukan perjalanan jauh.
4. Lindungi orang lain dari resiko tertular
Bila kita sedang sakit batuk usahakan untuk menutup mulut anda dengan saputangan agar orang
lain di sekitar kita tidak tertular. Perhatikan juga untuk tidak membuang dahak, ingus dan ludah
di sembarangan tempat. Bagi ibu menyusui yang sedang batuk pilek sebaiknya mengenakan
masker atau saputangan untuk menutup hidung saat menyusui bayi.
Cara pencucian alat makan perlu mendapat perhatian. Sebagian besar dari kita pasti menyukai
juga jajan makanan. Sebagai peringatan kesehatan alat makan yang digunakan banyak orang
tentu beresiko untuk menularkan penyakit terutama hepatitis B. Sebaiknya berusaha sedapat
mungkin agar tidak jajan di sembarangan tempat.
Menjaga daya tahan tubuh dengan olahraga teratur, gisi yang seimbang dan istirahat yang cukup.
Bila daya tahan tubuh kuat maka penyakit tidak mudah menyerang.
Memperhatikan kebersihan dari makanan disajikan mulai dari proses pencucian, pengolahan,
maupun cara menghidangkan. Mengapa? Buah segar atau sayur yang dimakan mentah ( lalapan)
tentu sudah berpindah dari tangan ke tangan dan dari tempat ke tempat. Bisa di bayangkan
berapa tangan yang memegang buah dan sayur mayur yang akan kita hidangkan mulai dari
kebun sampai pedagang di pasar dan para pembeli. Kita tidak tahu kuman apa saja yang
kemungkinan terdapat dalam buah dan sayur yang tampaknya bersih itu. Maka sebagai upaya
pemutusan rantai penularan penyakit, cucilah buah dan sayur pada air mengalir sebelum
dihidangkan di meja makan.
8. Alat mandi pribadi
Jangan bergantian sikat gigi, handuk ataupun alat mandi lainnya. Terutama bila ada anggota
keluarga yang sedang menderita penyakit kulit menular. Gunakan sabun yang terpisah dari
anggota keluarga lainnya. Tampaknya hal ini sederhana namun penyakit infeksi maupun
penyakit kulit bisa tertular melalui cara - cara seperti ini.
Terimakasih anda telah membaca beberapa upaya pemutusan mata rantai penularan penyakit dan
dengan membagikan kepada orang lain maka anda telah terlibat aktif untuk mendukung perilaku
hidup sehat. Sahabat, demikian saja beberapa upaya sederhana yang dapat kita lakukan untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit.
Sebagai catatan saja, barangkali anda pernah mendengar orang mengatakan jangan terlalu bersih
nanti malah mudah sakit. Terlepas dari pendapat tersebut, adalah tugas sebagai bidan untuk
mengingatkan sahabat bidancare agar membantu upaya memutuskan mata rantai penularan
penyakit. Terimakasih untuk perhatian kita bersama. Semoga bermanfaat.
8. 1. Rubella
Penyakit yang satu ini juga dikenal dengan campak Jerman. Kata ahli, penyakit ini disebabkan
oleh virus rubella dan dapat menyebar dengan sangat mudah. Penyakit ini kebanyakan
menyerang anak-anak dan remaja. Pada 2016 di negara kita sendiri, menurut WHO setidaknya
ada lebih dari 800 kasus rubella yang sudah terkonfirmasi.
2. Histoplasmosis
Penyakit yang ditularkan lewat udara ini merupakan infeksi jamur pada paru-paru yang
disebabkan karena menghirup spora jamur Histoplasma capsulatum. Kebanyakan virus ini
ditemukan di tanah, kotoran burung, dan kelelawar. Spora jamur ini akan masuk ke dalam paru-
paru ketika seseorang bernapas.
3. Influenza
Sepertinya hampir semua orang tak asing dengan penyakit “sejuta umat” ini. Virus influenza
sangat mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit yang ditularkan lewat udara
terjadi karena kontak langsung, seperti bersin atau batuk. Penularan influenza juga bisa melalui
non-kontak. Misalnya, menyentuh benda yang sudah tercemar virus.
4. Tuberkulosis
Cara penularannya hampir sama dengan virus flu. Bakteri tuberkulosis (TB) bisa menyebar di
udara pada saat pengidapnya batuk, meludah, atau bersin. Tuberkulosis sendiri merupakan
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang dan merusak jaringan tubuh
pengidapnya. Selain menyerang paru-paru, TB juga bisa menyebar ke tulang, sistem saraf pusat,
jantung, kelenjar getah bening, dan organ lainnya. TB laten merupakan jenis TB yang paling
sering diidap oleh seseorang yang terinfeksi. TB laten ini merupakan bakteri TB yang “tertidur”
atau belum aktif secara klinis. Bakteri TB ini akan aktif dan menunjukkan gejala-gejalanya
setelah periode waktu tertentu. Bisa beberapa minggu atau tahun, bergantung dengan kondisi
kesehatan dan daya tahan pengidapnya.
9. A. Pejamu (Host)
Pejamu adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan penyakit. Faktor-faktor tersebut banyak macamnya, antara lain :
umur, seks, ras, genetik.pekerjaan, nutrisi, status kekebalan, adat istiadat, gaya hidup dan psikis.
Manusia mempunyai karakteristik tersendiri dalam menghadapi ancaman penyakit, yang bisa
berupa :
- Imunitas : kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon imunologis, dapat secara
alamiah maupun diperoleh sehingga kebal tetrhadap suatu penyakit.
- Infektiousness : potensi host yang terinfeksi untuk menularkan kuman yang berada dalam
tubuh manusia yang dapat berpindah kepada manusia dan sekitarnya.
10 . A. ENDOKTOKSIN
Endotoksin yang lipopolisakarida toksin yang dihasilkan oleh bakteri negatif Gram.
Nama endotoksin berasal dari fakta bahwa racun ini umumnya sel terikat dan dirilis
hanya ketika lisis sel. toksin tahan panas terkait dengan membran luar bakteri gram-
negatif tertentu, termasuk Brucella, Neisseria, dan spesies Vibrio.
Endotoksin tidak disekresikan tetapi dirilis hanya ketika sel terganggu; mereka kurang
kuat dan kurang spesifik daripada exotoxins; dan mereka tidak membentuk toksoid.
Dalam jumlah besar mereka menghasilkan syok hemoragik dan diare berat; jumlah yang
lebih kecil menyebabkan demam, ketahanan diubah untuk infeksi bakteri, leukopenia
diikuti oleh leukositosis, dan berbagai efek biologis lainnya.
B. EKSOTOKSIN
C. PERBEDAAN
Eksotoksin biasanya panas protein labil disekresikan oleh spesies tertentu dari bakteri
yang berdifusi ke dalam medium.Endotoxins sekitarnya panas stabil kompleks
lipopolisakarida-protein yang membentuk komponen struktural dinding sel Gram Bakteri
Negatif dan dibebaskan hanya pada lisis sel atau kematian bakteri.
Eksotoksin diekskresikan oleh organisme, sel hidup, Endotoksin adalah bagian integral
dari dinding sel.
Eksotoksin yang Ditemukan di kedua Gram positif dan bakteri gram negatif. Endotoksin
yang Ditemukan terutama di Gram Bakteri Negatif.
Eksotoksin yang Terdeteksi oleh banyak tes (netralisasi, presipitasi, dll Endotoksin yang
Terdeteksi oleh Limulus lisat assay.
Eksotoksin tidak memiliki aktivitas enzim dibandingkan dengan endotoksin.
Eksotoksin dapat difilter dibandingkan dengan endotoksin.
Eksotoksin yang sangat antigenik. Endotoksin yang Lemah imunogenik.
eksotoksin komposisi kimia: protein, endotoksin komposisi kimia :.