Anda di halaman 1dari 8

Teknik Pemeriksaan radiologi Oesofagus Maag Duodenum ( OMD ) menurut teori Bryan, 1979

Pemeriksaan OMD salah satu pemeriksaan x ray kontrast yang sering juga dijumpai ditempat kerja kita,
salah satu pendukung yang baik adalah tersedianya flouroscopy, yang mana bisa memantau
pemeriksaan secara real time, dan spot.

Namun jika tidak tersedia fluoroscopy berarti pakai plain foto dengan perkiraan pada saat eksposi.
berikut paparan materi OMD point point dalam pemeriksaan OMD antara lain :

1. Bagaimana prosedure pemeriksaan radiologi OMD?

2. Bagaimana persiapan pemeriksaan radiologi OMD?

3. Bagaimana persiapan alat dan bahan pemeriksaan radiologi OMD?

4. Bagimana persiapan Teknik pemeriksaan OMD?

5. Bagaimana teknik pemeriksaan OMD dilakukan?

POINT 1. Bagaiman Prosedure pemeriksaan radiologi OMD

Prosedur pemeriksaan radiografi oesofagus maag duodenum (OMD)

a. Pengertian pemeriksaan OMD

Teknik radiografi OMD adalah teknik pemeriksaan secara radiologi saluran pencernaan atas dari organ
oesofagus maag duodenum menggunakan media kontras barium swallow dan barium meal, kemudian
diamati dengan fluoroskopi (Bryan, 1979)

b. Tujuan pemeriksaan radiologi OMD

Teknik radiografi OMD bertujuan untuk melihat kelainan-kelainan pada organ esofagus, maag, dan
duodenum.

POINT 2. Bagaimana persiapan pemeriksaan radiologi OMD?

> Persiapan pemeriksaan OMD yaitu :

Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan

Pasien puasa selama 5 jam sebelum dilakukan pemeriksaan


Pasien tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatanyang mengandung substansi radioopaque
seperti steroid, pil kontrasepsi (Bryan, 1979)

POINT 3. Bagaimana persiapan alat dan bahan pemeriksaan radiologi OMD?

> Persiapan alat dan bahan

Pesawat sinar x

Film ukuran 24x 30 cm, 35 x 35 cm, Kaset ukuran 24 x 30 cm, 35 x 35 cm Jika menggunakan DR maka
ukuran kaset tersebut bisa diabaika

Gelas, Sendok

Tissue

Bengkok

Baju pasien

Marker R atau L

Pencucian film terdiri dari developer, fixer, rinsing (Balinger, 1999

> Persiapan bahan :

a. Media kontras barium sulfat (BaSO4)

Kontras media adalah suatu bahan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan radiologi yang bertujuan
untuk memberikan perbedaan densitas organ disekitarnya. Kontras media dibagi menjadi dua macam
yaitu kontras media positif dan kontras media negatif. Kontras media positif adalah kontras media yang
memiliki nomor atom tinggi, contohnya barium sedangkan kontras media negatif yaitu kontras media
yang memiliki nomor atom rendah, contohnya udara (Ballinger, 1999).

Pemeriksaan OMD dengan menggunakan media kontras dibagi menjadi 5 macam yaitu :

1. Barium swallow adalah pemeriksaan radiologis oesofagus dengan cara menelan media kontras

2. Barium meal adalah pemeriksaan radiologis lambung dan duodenum dengan cara meminum media
kontras

3. Barium follow through adalah pemeriksaan radiologis usus halus dengan meminum media kontras
yang merupakan kelanjutan dari pemeriksaan barium meal yang memerlukan waktu beberapa jam
untuk dapat sampai ke proses pencernaan makanan

b. Cara pemberian media kontras


Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologis saluran pencernaan adalah
BaSo4. Bahan ini merupakan sutu garam berwarna putih, mempunyai berat atom yang besar dan tidak
larut dalam air. Bahan diaduk dengan air dalam perbandingan tertentu, sehingga menjadi suspensi
(bukan larutan). Suspensi tersebut harus diminum oleh pasien dalam pemeriksaan oesofagus maag
duodenum (Kartoleksono, 1999).

Apabila persiapan pasien sudah dianggap baik, maka untuk pemeriksaan oesofagus, pasien diberi
suspensi barium kurang lebih 2-3 sendok makan. Kontras barium dikulum di dalam mulut setelah itu
pasien diinstruksikan untuk menelan. Pembuatan radiograf dilakukan setelah kurang lebih 1-5 detik
setelah barium diminum. Sedangkan untuk lembung dan duodenum setelah pasien diberi suspensi
barium kurang lebih 200 ml, atau kurang lebih satu gelas kemudian pasien disuruh berbaring di atas
meja pemeriksaan dan diminta untuk memutar badan ke kiri dan ke kanan sebanyak 2-3 kali (berguling-
guling) dengan maksud agar suspensi barium sulfat dapat melapisi dinding lambung dan duodenum
secara merata, setelah itu segera dilakukan pengambilan radiograf. Radiograf diambil setelah kurang
lebih 3-5 menit post media kontras (Kertoleksono, 1999)

POINT KE 4. Bagimana persiapan Teknik pemeriksaan OMD?

> Teknik pemeriksaan OMD

Teknik pemeriksaan OMD yang pertama kali dilakukan adalah pasien datang ke radiologi kemudian
pasien diminta untuk ganti baju, setelah itu kita mempersiapkan media kontras yang akan dipakai yaitu
membuat campuran antara barium dan air. Pemeriksaan oesofagus dapat menggunakan 2 perbandingan
yaitu dengan perbandingan 1 : 1 posisi pasien dalam keadaan berdiri (Clark K.C, 1973) atau
perbandingan 1 : 4 posisi pasien dalam keadaan tiduran (Bontrager, 1991). Pada pemeriksaan maag
duodenum perbandingan campuran yang digunakan adalah 1 : 4 (Bontrager, 1999)

POINT 5. Bagaimana teknik pemeriksaan OMD dilakukan?

> Proyeksi pemeriksaan OMD

1. Proyeksi radiografi plain abdomen (AP supine)

Pemeriksaan OMD sebelumnya dilakukan plain foto terlebih dahulu untuk mengetahui persiapan dari
pasien, proyeksi yang digunakan adalah AP supine.

Posisi pasien : pasien dalam posisi supine di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di samping
tubuh.

Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan, usahakan tidak terjadi rotasi pada tubuh
Arah sinar : CR : tegak lurus kaset, CP : V. lumbal 2, FFD 100 cm, Menggunakan grid/bucky wallstand,
Kaset ukuran : 35 x 35 cm

Eksposi dilakukan dengan aba aba: ekspirasi dan tahan napas


Kriteria evaluasi : tampak abdomen bila bersih maka pemeriksaan dilanjutkan (Bontrager, 2001).

2. Proyeksi radiografi pemeriksaan oesofagus

Terdapat beberapa proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan oesofagus yaitu :

a. Proyeksi AP atau PA

Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly anatmi dan neoplasma
oesofagus.

Posisi pasien : pasien pada posisi terlentang pada meja pemeriksaan atau dalam posisi berdiri

Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan. Usahakan tidak terjadi rotasi pada
shoulder dan hip. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar pada kaset.

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : thorakal 5-6 yatiu 1 inchi inferior dari sternal angle atau kira-kira 3 inchi inferior dari jugular notch
FFD : 100 cm atau 183 cm jika pasien berdiri

Menggunakan grid / wallstand, Kaset ukuran : disesuaikan dengan obyek

Eksposi dilakukan : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tervisualisasi oesofagus terisi barium

2. Tidak adanya rotasi pada pasien

3. Tervisualisasi oesofagus dalam radiograf

4. Tervisualisasi oesofagus superposisi dengan vertebra thorakal (Bontrager, 2001).

b. Proyeksi posisi RAO dan LAO

Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly anatomi dan
neoplasma oesofagus.

Posisi pasien : pasien tidur miring pada salah satu sisi atau dalam posisi berdiri atau tiduran

Posisi objek : pasien dari posisi PA dirotasikan sebesar 35o-40odengan sebelah kanan atau kiri anterior
tubuh jauh dari kaset. Tempatkan lengan kiri atau kanan di samping tubuh elbow kanan ditekuk untuk
memegang segelas barium. Knee sebelah kiriatau kanan ditekuk untuk fiksasi. Pertengahan thorak
sejajar pada kaset. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar pada kaset.
Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : thorakal 5-6 yaitu 2-3 inchi inferior menuju jugular notch

FFD : 100 cm atau 180 cm jika pasien berdiri

Menggunakan grid / wallstand, kaset ukuran : disesuaikan (menggunakan spot pada daerah lambung
juga akan lebih baik). Eksposi dilakukan : ekspirasi tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tervisualisasi oesofagus diantara kolumna vertebra dan jantung

2. Tervisualisasi oesofagus diantara kolumna vertebra dan jantung dengan adanya rotasi yang cukup dari
tubuh pasien

3. Oesofagus terisi barium

4. Otot bawah tidak superposisi dengan oesofagus (Bontrager, 2001)

c. Proyeksi lateral

Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu striktur, benda asing, anomaly anatomi dan
neoplasma oesofagus

Posisi pasien : pasien miring pada salah satu sisi atau dalam posisi berdiri.

Posisi objek : tempatkan kedua lengan di dekat kepala, elbow ditekuk dan saling superposisi. Mid
coronal plane pada pertengahan meja pemeriksaan. Tempatkan shoulder dan hip pada posisi true
lateral. Batas atas kaset 5 cm di atas shoulder sebagai pusat sinar pada kaset

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : thorakal 5-6 yaitu 2-3 inchi inferior dari jugular notch

FFD : 100 cm atau 180 cm jika pasien berdiri

Menggunakan grid / wall stand, Kaset ukuran : disesuaikan besar obyek

Eksposi dilakukan: ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tervisualisasi oesofagus diantara kolumna vertebra dan jantung

2. Tervisualisasi kosta posterior saling superposisi

3. Tervisualisasi kedua lengan tidak superposisi dengan oesofagus


4. oesofagus terisi barium (Bontrager, 2001)

3. Proyeksi radiografi pemeriksaan lambung duodenum

Beberapa proyeksi yang digunakan pada pemeriksaan lambung duodenum, yaitu :

a. Proyeksi PA

Proyeksi ini dapat memperlihatkan kelainan yaitu polip, divertikula, bezoar, dan tanda-tanda gastritis
dan pylorus dari lambung.

Posisi pasien : pasien pada posisi prone, kedua tangan di samping kepala. Kepala diganjal dengan bantal
untuk kenyamanan pasien

Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan, usahakan tidak terjadi rotasi pada tubuh

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : 1 inchi lateral ke arah lumbal 2

FFD : 100 cm

Menggunakan grid / walsatand dan Kaset ukuran : disesuaikan

Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tervisualisasi lambung dan duodenum

2. Badan dan pylorus dari lambung berisi barium

3. Struktur lambung tampak dalam radiograf (Bontrager, 2001)

b. Proyeksi RAO

Proyeksi ini dapat memperlihatkan polip dan ulkus dari pylorus, duodenal bulb dan C-loop duodenum

Posisi pasien : pasien tidur miring pada salah satu sisi kemudian dirotasikan ke arah RAO. Ganjal kepala
pasien dengan bantal untuk kenyamanan pasien

Posisi objek : pasien dirotasikan sebesar 400-700dari posisi prone dengan sebelah kanan anterior tubuh
jauh dari kaset. Lengan kanan di bawah dan elbow kiri ditekuk dekat kepala pasien. Knee ditekuk untuk
fiksasi

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset


CP : lumbal 2 yaitu 1-2 inchi di atas batas lateral costae bawah

FFD : 100 cm Menggunakan grid Kaset ukuran : 24 x 30 cm Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tampak lambung dan duodenum dalam radiograf

2. Tampak bulbus duodenum

3. Tampak lipatan lambung (Bontrager, 2001)

c. Proyeksi LPO

Dengan menggunakan double kontras udara mengisi pylorus dan duodenal bulb, kemungkinan dapat
memperlihatkan kelainan gastritis dan ulkus.

Posisi pasien : pasien miring pada salah satu sisi kemudian tubuh dirotasikan ke arah LPO, ganjal kepala
dengan bantal untuk kenyamanan pasien

Posisi objek : pasien dari posisi supine dirotasikan sebesar 300-600dengan sebelah posterior jauh dari
kaset. Knee sebelah kanan ditekuk untuk fiksasi. Kedua tangan diletakkan menyilang di depan dada
untuk imobilisasi.

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : kira-kira di antara xipoid tip dan batas lateral costae bawah setinggi lumbal 1

FFD : 100 cm

Menggunakan grid, Kaset ukuran : disesuaikan dengan besarnya obyek.

Kriteria evaluasi :

1. Tampak lambung dan duodenum

2. Tidak ada obstruksi antara bulbus duodenum ditunjukkan dengan tidak adanya superposisi pylorus
pada lambung.

3. Fundus terisi oleh barium (Bontrager, 2001)

d. Proyeksi lateral kanan

Proyeksi ini dapat memperlihatkan ruang retrogastrik (ruang di belakang lambung) divertikula, tumor,
ulkus gastric, dan trauma lambung

Posisi pasien : pasien tidur miring ke arah lateral kanan. Letakkan kedua tangan di dekat kepala. Ganjal
kepala dengan bantal untuk kenyamanan pasien
Posisi objek : shoulder dan hip pada posisi true lateral dan batas bawah kaset pada iliac crest

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : lumbal 1 yaitu pada batas lateral costae bawah dan 1-1,5 inchi anterior menuju mid coronal plane
FFD : 100 cm

Kaset ukuran : sesuai besarnya obyek

Kriteria evaluasi :

1. clambung dan duodenum

2. Tervisualisasi retrogastric space

3. Tervisualisasi pylorus dan duodenum dalam radiograf

4. Tervisualisasi bulbus duodenal (Bontrager, 2001)

e. Posisi AP

Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui kemungkinan adanya hiatal hernia ditunjukan dengan posisi
trendelenburg.

Posisi pasien : pasien pada posisi supine, kedua tangan di samping tubuh, ganjal kepala pasien dengan
bantal untuk kenyamanan pasien

Posisi objek : MSP tubuh pada pertengahan meja pemeriksaan. Usahakan tidak terjadi rotasi pada
tubuh. Kaset harus ditempatkan kira-kira pada iliac crest

Pengaturan sinar : CR : tegak lurus kaset

CP : diantara xipoid tip dan batas bawah costae setinggi lumbal 1

FFD : 100cm menggunakan grid/wall stand/bucky stand Kaset ukuran : disesuaikan dengan besar
obyek.dilakukan Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

Kriteria evaluasi :

1. Tervisualisasi lambung dan duodenum

2. Diafragma dan daerah paru-paru bawah menunjukkan kemungkinan adanya hiatal hernia

3. Fundus pada lambung terisi oleh barium

4. Tervisualisasi bulbus duodenal (Bontrager, 2001)

demikian uraian mengenai teknik pemeriksaan radiologi OMD dari ke5 point diatas semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai