Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusunoleh:
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah “Pemilihan
Screen Pada Formasi Unconsolidated” ini tepatwaktu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Praktikum Analisis Batuan Reservoir. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pemilihan screen
pada formasi unconsolidated bagi para pembaca danjuga bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari formasi unconsolidated,
2. Mengetahui pengertian dari masalah kepasiran,
3. Mengetahui pengertian dari sieve analysis, dan
4. Mengetahui bagaimana pemilihan screen pada formasi unconsolidated
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kapasitas produksi turun dratis akibat naiknya butiran pasir tersuspensi dalam fluida
produksi.
3. Pengikisan atau erosi pada peralatan produksi di bawah permukaan dan atas
permukaan.
3
Adapun penyebab terjadinya kepasiran, yaitu:
1. Kekuatan Formasi terhadap kepasiran tergantung dari dua hal yaitu kekuatan dasar
formasi kesanggupanpasir.
2. Sementasi Batuan: kemampuan dari formasi untuk menahan butir pasir agar tidak
terlepas akibat operasi produksi
3. Kandungan Lempung: material lempung terdiri dari kelompok kaolonit, chlorite,
illite, dan mantmorilonite
4. Laju alir kritis yaitu besarnya laju produksi kritis yang manabila laju produksi
sumur lebih besar dari laju kritisnya maka akan menimbulkan problem kepasiran.
Adapun penyebab terjadiny akepasiran menurut ilmu mekanistik
menurut (Penberthy et al., 1978) adalah:
1. Shear Failure S
Shear failure merupakan mekanismeterlepasnya butiran pasir akibat dari gaya
gesekan fluida. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh viskositas dan laju
produksifluida.
2. Tensile Failure
Tensile failure merupakan mekanisme terlepasnya butiran pasir akibat
penurunan tekanan pori dalam formasi.
3. Cohesive Failure
Cohesive failure merupakan mechanisme terlepasnya butiran pasir akibat
material material pengikat(semen) antara butiran yang tidak cukup kuat dalam
menahan antar butiran pasir.
Permasalahan kepasiran sering terjadi pada sumur yang sudah lama beroperasi
dan sumur dengan formasi yang pengendapannya relative muda. Hampir seluruh
lapangan di Indonesia merupakan lapangan Brown Field dan memiliki formasi pada
tertiary basin (Kusumastuti, 2000; Satyana dan Purwaningsih, 2003). Hal ini
menyebabkan produksi pasir di Indonesia merupakan salah satu masalah yang sering
terjadi dan membutuhkan penanganan. Terdapat beberapa metode yang digunakan
untuk mengatasi masalah kepasiran, antara lain menggunakan metode mekanik gravel
pack, slotted liner dan sand screen. Pemasangan gravel pack bertujuan untuk
4
menghentikan pergerakan pasir formasi, serta memungkinkan produksi ditingkatkan
sampai kapasitas maksimum.
Gravel Pack
Gravel pack merupakan workover yang terbaik untuk single completion dengan
zona produksi yang panjang. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
5
a. Pembersihan perforasi dengan clean fluid sebelum gravel pack dipasang.
b. Penentuan ukuran gravel pack sesuai dengan ukuran butiran pasir formasi
c. Squeeze gravel pack ke dalam lubang perforasi, digunakan water wet gravel jika
digunakan oil placement fluid
d. Produksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran produksi dimulai dengan
laju produksi rendah kemudian dilanjutkan dengan kenaikkan laju produksi sedikit demi
sedikit.
Metoda ini merupakan metoda pengontrolan pasir yang paling sederhana dan
paling tua umurnya. Pada prinsipnya, adalah gravel yang ditempatkan pada annulus
antara screen/sloted dengan casing/lubang bor, dimaksudkan agar dapat menahan pasir
formasi. Gravel pack adalah suatu cara untuk menanggulangi kepasiran yang masuk ke
dalam sumur dengan memasang krikil (gravel) di depan formasi produktif dengan cara
diijeksikan, yang mana gravel-gravel itu dapat menahan butiran yang lepas dan berlaku
sebagai penyaring. Pemakaian gravel itu baik untuk formasi yang tebal, seragam
(uniform) dan halus. Keseragaman dan ukuran butiran berhubungan dengan
perencanaan ukuran gravel. Selain itu perencanaan gravel tergantung pula kepada
pengalaman seseorang. Dewasa ini para ahli cenderung untuk memakai gravel
berukuran lebih kecil. Di dalam penempatan gravel pack dipasang saringan. Ukuran
saringan tergantung kepada distribusi ukuran gravel yang digunakan.
Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam perencanaan gravel pack,
yaitu :
1. Ukuran gravel pack yang tersedia
6
Gravel pack tersedia dalam beberapa ukuran. Apabila ukuran gravel hasil
perhitungan tidak tersedia, umumnya memakai ukuran yang lebih kecil. Kadang-kadang
memakai ukuran yang lebih besar apabila ukuran yang lebih kecil tidak tersedia.
3. Kebasahan Gravel
Minyak kadang-kadang bersifat senyawa polar yang apabila diserap oleh
permukaan gravel, menyebabkan gravel cenderung bersifat basah minyak (oil wet).
Oleh karena itu, jika minyak digunakan sebagai fasa kontinu untuk fluida pembawa
dalam penempatan gravel, material gravel sebaiknya dibasahi dulu dengan air sebelum
dinjeksikan ke dalam sumur.
Screen Design
Pemilihan ukuran screen atau slot liner pada gravel pack completion,
dimasukkan untuk menahan gravel agar tidak ikut terproduksi. Penentuan celah screen
dapat dilakukan dengan beberapa persamaan yang diturunkan oleh:
1. Coberly, dengan koefisien keseragaman 2,5 – 7,5 sebagai berikut :
W= 2 x d10
2. Wilson, dengan ukuran butir pasir yang lebih seragam, sebagai berikut :
W = d10
3. Wilson, adalah sebagai berikut :
W = d15
4. SCHWARTZ, Coberly, Rogers, bahwa slot adalah :
W = d100
Dalam prakteknya, lebar slot yang sering digunakan adalah sebagai berikut :
7
0.05 inci W d20
Dimana:
W = lebar screen/slot, inci
d10 = diameter butir pada titik 10 % berat kumulatif, pada kurva distribusi, inci
d15 = diameter pada titik 15 % berat kumulatif, pada kurva distribusi, inci
d20 = diameter butir pada titik 20 % berat kumulatif, pada kurva distribusi, inci
d100 = diameter butir pada titik 100 % berat kumulatif, pada kurva distribusi, inci
Dianjurkan, bahwa beberapa jenis screen slot yang digunakan mempunyai sifat antara
lain :
1. Stainless Steel
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/amp/s/iatmismmigas.wordpress.com/2012/01/02/sieve-
analysis/amp/ (diakses pada tanggal 30 Mei 2020 pukul 21.00 WIB)
10