Anda di halaman 1dari 2

Essay Brainstorming

brainstorming adalah metode untuk memunculkan penyelesaian masalah yang kreatif dengan
mendorong anggota kelompok untuk melemparkan ide sembari menahan kritik atau penilaian.
Brainstorming, dalam banyak bentuknya, telah menjadi tool standar untuk ideation
(pengembangan ide baru). Barangkali ini karena fleksibilitasnya:

 Sembari pelaku bisnis kebanyakan cenderung benar-benar menggunakan istilah


"brainstorm", prosesnya digunakan dalam berbagai rentang, dari universitas hingga non-
profit hingga tempat seni pertunjukkan.
 Brainstorming dapat dicapai oleh sebuah kelompok besar, kelompok kecil, atau bahkan
seorang individu.
 Ada batasan pada jenis masalah atau pertanyaan yang dapat diselesaikan melalui
brainstorming.

Sementara istilah "brainstorming" relatif baru, konsepnya setua kreatifitas manusia. Ide
memanfaatkan proses untuk bisnis, bagaimana pun juga, telah dikembangkan oleh Alex Osborn
tahun 1941. Sebagai eksekutif periklanan, Osborn mengerti pentingnya kreatifitas untuk sukses:
dalam bukunya terbitan 1952 Kekuatan Kreatifitasmu: Bagaimana Menggunakan Imajinasi, dia
menuliskan: "Tidak hanya di dalam bisnis namun dalam setiap lini, kualitas kepemimpinan
tergantung pada kekuatan kreatif".

Osborn percaya bahwa kreatifitas seringkali dipadamkan dalam dunia bisnis karena (1) terlalu
sedikit ide yang dibuat oleh terlalu sedikit orang dan (2) orang-orang yang terlibat dalam proses
kreatif terlalu cepat mengkritik dan menilai ide inovatif.

Dia juga percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk kreatifitas, dan mempelajari skill
kreatif. Dengan demikian, empat aturan Osborn tentang brainstorming didesain untuk mengatasi
batasan dan meningkatkan kemampuan kreatifitas karyawan. Mereka adalah:

 Tidak boleh ada kritik ide


 Cari jumlah ide yang besar
 Bangun pada tiap ide lainnya
 Dorong ide yang liar dan berlebihan

Bagaimana Brainstorming Cocok ke Dalam Gambaran Yang Lebih Besar

Sementara merupakan hal umum untuk membicarakan tentang atau bahkan menggunakan
brainstorming sebagai tool, Osborn melihat itu sebagai bagian dari proses yang lebih besar.
Menghasilkan ide, sebagai mana dia melihatnya, hanya akan berguna jika ide itu menyelesaikan
masalah yang sebenarnya.
Proses yang lebih besar yang dikembangkan Osborn disebut Creative Problem Solving atau CPS
(Penyelesaian Masalah Kreatif). CPS mencakup empat tahap seperti yang dijelaskan
dalam Creative Education Foundation:

1. Menjelaskan – Menjelajah visi dengan mengidentifikasi tujuan, harapan atau tantangan;


mengumpulkan data untuk pemahaman yang lebih baik tentang tantangan, dan membuat
pertanyaan tantangan yang mengundang solusi.
2. Membentuk pengertian – Menjelajah ide melalui proses brainstorming.
3. Mengembangkan – Memformulasikan solusi dengan mengevaluasi ide yang dibuat
dalam proses ideation dan kemudian memilih solusi terbaik.
4. Menerapkan – Memformulasikan sebuah rencana setelah menyelidiki sumber daya dan
tindakan yang diperlukan untuk menempatkan solusi ke dalam tindakan.

Proses ini telah digunakan oleh ribuan individu, bisnis, dan kelompok selama bertahun-tahun,
berdasarkan pada empat prinsip inti yang dikembangkan tidak hanya oleh Osborn namun juga
oleh banyak orang lainnya di Foundation. Prinsip inti tersebut adalah:

 Pemikiran Berbeda dan Konvergen Harus Seimbang – Kunci untuk kreatifitas adalah
mempelajari cara untuk mengidentifikasi dan menyeimbangkan perluasan dan
penyempitan cara berpikir (dilakukan secara terpisah). Itu juga penting untuk mengetahui
kapan mempraktikkan metode pemikiran ini.
 Tanyakan Masalah Sebagai Pertanyaan – Solusi lebih siap ditemukan dan
dikembangkan ketika tantangan dan masalah dinyatakan ulang sebagai pertanyaan
terbuka dengan banyak kemungkinan. Pertanyaan seperti ini menghasilkan banyak
informasi kaya, sementara pertanyaan tertutup cenderung mendapatkan konfirmasi atau
penolakan. Pernyataan cenderung menghasilkan respon terbatas atau tidak sama sekali.
 Menunda atau Menangguhkan Penilaian – Seperti yang Osborn
pelajari dalam penelitian awalnya tentang brainstorming, penilaian
langsung sebagai respon sebuah ide mematikan pembentukan ide. Ada
waktu yang lebih pantas dan perlu untuk menerapkan penerapan ketika
menyimpulkan.
 Fokus pada "Ya, dan" daripada "Tidak, tetapi" – Ketika membentuk
informasi dan ide, bahasa itu penting. "Ya, dan" membuat kelanjutan
dan perluasan, yang mana itu perlu dalam tahapan tertentu CPS. Hati-
hati: penggunaan kata "tapi" – yang diikuti oleh "ya" atau "tidak" –
menutup pembicaraan, menolak semuanya yang telah datang sebelum
itu.

Anda mungkin juga menyukai