Anda di halaman 1dari 38

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangannya hukum acara pidana di Indonesia dari dahulu


sampai sekarang ini tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai pembuktian, apa
saja jenis tindak pidananya pastilah melewati proses pembuktian. Hal ini tidak
terlepas dari sistem pembuktian pidana Indonesia yang ada pada KUHAP yang
masih menganut Sistem Negatif Wettelijk dalam pembuktian pidana. Pembuktian
dalam hal ini bukanlah upaya untuk mencari-cari kesalahan pelaku saja namun
yang menjadi tujuan utamanya adalah untuk mencari kebenaran dan keadilan
materil. Hal ini didalam pembuktian pidana di Indonesia kita mengenal dua hal
yang sering kita dengar yaitu alat bukti dan barang bukti di samping adanya
proses yang menimbulkan keyakinan hakim dalam pembuktian.Sehingga dalam
hal pembuktian adanya peranan barang bukti khususnya kasus-kasus pidana yang
pada dewasa ini semakin beragam saja, sehingga perlunya peninjauan khusus
dalam hal barang bukti ini.1

Dalam proses perkara pidana di Indonesia, barang bukti memegang


peranan yang sangat penting, dimana barang bukti dapat membuat terang tentang
terjadinya suatu tindak pidana dan akhirnya akan digunakan sebagai bahan
pembuktian, untuk menunjang keyakinan hakim atas kesalahan terdakwa
sebagaimana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum didalam surat dakwaan
di pengadilan.1

Barang bukti tersebut antara lain meliputi benda yang merupakan objek-
objek dari tindak pidana, hasil dari tindak pidana dan benda-benda lain yang
mempunyai hubungan dengan tindak pidana. Untuk menjaga kemanan dan
2

keutuhan benda tersebut undang-undang memberikan kewenangan kepada


penyidik untuk melakukan penyitaan. Penyitaan mana harus berdasarkan syarat-
syarat dan tata cara yang telah ditentukan oleh undang-undang.2

Pasal-pasal KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana)


tentang pembuktian dalam acara pemeriksaan biasa diatur didalam Pasal 183
sampai 202 KUHAP.

Pasal 183 KUHAP yang berbunyi :3

“Hakim tidak boleh menjatuhkan Pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya ada dua alat bukti yang sah, ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana telah terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya”.

Dengan suatu alat bukti saja umpamanya dengan keterangan dari seorang
saksi, tidaklah diperoleh bukti yang sah, akan tetapi haruslah dengan keterangan
beberapa alat bukti. Dengan demikian maka kata-kata “alat-alat bukti yang sah”
mempunyai kekuatan dan arti yang sama dengan “bukti yang sah”. Selain dengan
bukti yang demikian diperlukan juga keyakinan hakim yang harus di peroleh atau
ditimbulkan dari dari alat-alat bukti yang sah.1
3

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI TRACE EVIDENCE


Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda
berhubungan satu sama lain.4 Barang bukti : benda-benda yang dipergunakan
untuk memperoleh hal-hal yang benar-benar dapat meyakinkan hakim akan
kesalahan terdakwa terhadap perkara pidana yang di tuduhkan. 1 Barang bukti
adalah benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai oleh penyidik sebagai
hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan penyitaan dan atau
penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan pembuktian dalam
penyidikan, penuntutan, dan peradilan.5
Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti dalam perkara pidana bisa berupa
keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa. Hal-
hal yang sudah diketahui umum, tidak perlu dibuktikan lagi. Pada prinsipnya,
penggunaan alat bukti saksi dan surat dalam hukum acara pidana tidak berbeda
dengan hukum acara perdata. Baik dalam bentuk maupun kekuatannya. Namun,
ada alat bukti lain yang perlu diketahui dalam perkara pidana, diantaranya adalah:1
a. Keterangan Saksi
4

Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang
berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alas an dari
pengetahuannya.2
b. Keterangan Ahli
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki keahlian khusus tentang suatu hal yang diperlukan untuk memperjelas
perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.1,2 Jadi, seorang ahli itu dapat
menjadi saksi. Hanya saja, saksi ahli ini tidak mendengar, mengalami dan/atau
melihat langsung peristiwa pidana yang terjadi. Berbeda dengan ”saksi” yang
memberi keterangan tentang apa yang didengar, dialami dan/ atau dilihatnya
secara langsung terkait dengan peristiwa pidana yang terjadi.1
Sama halnya dengan seorang ”saksi”, menurut hukum, seorang saksi ahli yang
dipanggil di depan pengadilan memiliki kewajiban untuk:1
- Menghadap/ datang ke persidangan, setelah dipanggil dengan patut
menurut hukum
- Bersumpah atau mengucapkan janji sebelum mengemukakan keterangan
(dapat menolak tetapi akan dikenai ketentuan khusus)
- Memberi keterangan yang benar
Bila seorang saksi ahli tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka dia
dapat dikenai sanksi berupa membayar segala biaya yang telah dikeluarkan dan
kerugian yang telah terjadi. Akan tetapi seorang ahli dapat tidak menghadiri
persidangan jika memiliki alasan yang sah.1
c. Surat
Surat diatur dalam KUHAP Pasal 187:6 Surat sebagaimana tersebut dalam
pasal 184 ayat (1) huruf c dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan
sumpah adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat
umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannya, yang memuat
keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar dilihat atau yang
5

dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang
keterangannya itu;
b. Surat yang dibuat menurut ketentuan perundang-undangan atau surat yang
dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian
suatu keadaan.
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai suatu hal atau keadaan yang diminta secara resmi
dari padanya.
Ketentuan dalam titik c sama dengan apa yang terjadi dalam pembuatan
visum, artinya surat keterangan dari dokter tentang orang luka atau jenazah dan
lain keadaan yang diminta secara resmi oleh penyidik. Dengan demikian VeR
dapat digolongkan sebagai alat bukti surat.6
d. Alat Bukti Petunjuk
Menurut pasal 188 KUHAP, Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau
keadaan yang diduga memiliki kaitan, baik antara yang satu dengan yang lain,
maupun dengan tindak pidana itu sendiri, yang menandakan telah terjadi suatu
tindak pidana dan siapa pelakunya.1,3
Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, surat dan
keterangan terdakwa. Oleh karena itu, petunjuk juga merupakan alat bukti tidak
langsung.1 Penilaian terhadap kekuatan pembuktian sebuah petunjuk dari keadaan
tertentu, dapat dilakukan oleh hakim secara arif dan bijaksana, setelah melewati
pemeriksaan yang cermat dan seksama berdasarkan hati nuraninya.1
e. Keterangan Terdakwa/ Pelaku
Menurut pasal 194 KUHAP, yang dimaksud keterangan terdakwa itu
adalah apa yang telah dinyatakan terdakwa di muka sidang, tentang perbuatan
yang dilakukannya atau yang diketahui dan alami sendiri. 1,2 Pengertian keterangan
terdakwa memiliki aspek yang lebih luas dari pengakuan, karena tidak selalu
berisi pengakuan dari terdakwa. Keterangan terdakwa bersifat bebas (tidak dalam
tekanan) dan ia memiliki hak untuk tidak menjawab. Kekuatan alat bukti
6

keterangan terdakwa, tergantung pada alat bukti lainnya (keterangan terdakwa


saja tidak cukup) dan hanya dapat digunakan terhadap dirinya sendiri.1

2.2 PROSEDUR PENGIRIMAN BARANG BUKTI


Laboratorium kriminal kepolisian merencanakan dan menjalankan prosedur
sehingga bukti selalu dikirim dengan cara yang sama dan ke tempat yang sama.
Bukti dimasukkan dalam amplop dan disegel, diberikan pada pengirim untuk
mengemas bukti. Amplop bukti berisi informasi berikut: nama tersangka, nomor
laporan, kejadian, tanggal kejadian, nama polisi yang mengirimkan, tanggal
pengiriman, mata rantai penahanan (chain of custody) yang lengkap.7
Bukti harus dikemas dengan baik sehingga tidak ada bagian yang rusak atau
hilang. Substansi yang diawasi harus disegel rapat untuk menghindari kebocoran,
bukti pembakaran rumah harus dimasukkan dalam kaleng untuk mencegah
penguapan, tabung darah harus terlindung agar tidak pecah, dan barang bukti yang
basah harus dikeringkan sebelum dikemas. Barang bukti tidak pernah dikemas
dalam plastik karena akan menimbulkan jamur, gunakan kertas. Formulir
Evidence Analysis Request harus menyatakan dengan jelas analisis apa yang
dilakukan oleh ahli forensik. Pengisian permintaan dilengkapi dengan bukti,
dicatat dalam buku catatan utama, distempel tanggal, dan dimasukkan dalam
ruang bukti untuk disimpan. Setelah bukti dikemas kemudian disegel dengan
sebuah segel bukti yang mencantumkan nama penyegel, nomor pelayanan, dan
tanggal.7
Selanjutnya kasus segera dipelajari melalui analisis bukti dengan dasar yang
lebih dulu datang lebih dulu dilayani, kecuali dalam keadaaan mendesak. Barang
bukti tetap tersimpan dalam ruang bukti (Evidence Vault) sampai akhirnya
dipelajari oleh penguji, yang membuka paket tanpa merusak segel, jika semua
memungkinkan. Setelah dianalisis, segel yang lain dibubuhkan oleh penguji,
dilengkapi dengan inisialnya, nomor pelayanan, dan tanggal. Bukti kemudian
dikembalikan ke ruang bukti, menunggu untuk dibawa oleh lembaga penegak
hukum atau dihancurkan.7

2.3. MACAM-MACAM TRACE EVIDENCE


7

2.3.1. DARAH
Darah merupakan bagian tubuh manusia yang dapat memberikan banyak
informasi penting bagi pengungkapan peristiwa pidana, baik yang ditemukan
sebagai bercak, diambil dari tubuh manusia yang masih hidup ataupun yang sudah
mati. 2

1. BERCAK DARAH
Pada peristiwa pidana, bercak darah sering kali ditemukan pada 2

- Tubuh korban
- Lantai di sekitar tubuh korban
- Dinding
- Alat-alat rumah tangga (almari atau meja)
- Senjata tajam
- Pakaian
- Kendaraan bermotor
Hampir semua korban mati dengan luka-luka dapat ditemukan genangan darah,
kecuali tubuh korban sudah dipindahkan dari tempatnya semula. Sebagian dari
genangan terkumpul ketika korban masih hidup dan sebagian lagi sesudah mati. 2

Adanya bercak darah pada tubuh korban dapat memberikan informasi


mengenai posisi korban ketika mendapatkan luka. Bercak yang ditemukan di kaki
dan di lantai pada korban tusukan di dada memberi petunjuk bahwa korban dalam
keadaan berdiri ketika menerima tusukan.2

Dari bentuk sifat bercak darah dapat diketahui sumber perdarahan, darah yang
berasal dari pembuluh balik pada luka yang dangkal , akan berwarna merah gelap,
sedangkan yang berasal dari pembuluh nadi pada luka yang dalam akan berwarna
merah terang. Darah yang berasal dari saluran pernafasan atau paru-paru berwarna
merah terang dan berbuih, jika telah mengering tampak seperti gambaran sarang
tawon. Darah yang berasal dari saluran pencernaan akan berwarna merah-coklat
sebagai akibat dari bercampurnya darah dengan asam lambung.6
8

Bentuk bercak darah juga dapat memberikan informasi tentang bagaimana cara
darah menempel pada objek, yaitu jatuh secara pasif, menyemprot dari arteri yang
terpotong atau karena senjata yang berlumuran darah dikibas-kibaskan oleh
pembunuhnya. Gambaran bercak yang menyerupai pin bowling atau tanda seru
memberikan petunjuk bahwa darah menyemprot dari arteri ke permukaan objek
secara miring, dimana ujung kecil dari pin bowling itu menunjuk ke arah mana
darah menyemprot. 2

Darah dari pembuluh nadi akan memberikan bercak kecil-kecil menyemprot


pada daerah yang lebih jauh dari daerah perdarahan, sedangkan yang berasal dari
pembuluh balik biasanya membentuk genangan, dikarenakan tekanan dalam
pembuluh nadi lebih tinggi dari tekanan atmosfer sedangkan tekanan dalam
pembuluh balik lebih rendah hingga tidak mungkin menyemprot. 6

Perkiraan umur/tuanya bercak darah. Darah yang masih baru bentuknya cari
dengan bau amis, dalam waktu 12-36 jam akan mengering sedangkan warna darah
akan berubah menjadi coklat dalam waktu 10-12 hari. Oleh karena banyak faktor
yang mempengaruhi darah maka di dalam prakteknya hanya disebutkan bahwa
darah tersebut ‘sangat baru’, ‘baru’,’tua’, dan ‘sangat tua’, yaitu berdasarkan
perubahan-perubahan warna serta perbandingan jumlah dengan intensitas reaksi
terhadap uji-uji yang dilakukan di laboratorium. 6

Gambaran bercak besar yang salah satu sisi bergerigi atau membentuk jari-jari
dengan ujung runcing (seperti gambar ubur-ubur) memberi informasi bahwa
korban diseret ke lain tempat. Ujung jari-jari menunjuk ke arah korban diseret. 2

Letak ditemukannya bercak dapat memberi petunjuk dari mana darah berasal.
Bercak-bercak linier yang ditemukan di langit-langit kemungkinan besar berasal
dari senjata tajam yang dikibas-kibaskan oleh pelakunya. Bercak di lantai atau
perabotan rumah tangga kemungkinan besar berasal dari tubuh korban 2

Tidak semua bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pemeriksaan guna menentukan : 2
9

- Bercak itu darah atau bukan


- Darah manusia atau bukan
- Jenis golongan darahnya
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada pemeriksaan tersebut ialah :

1).Persiapan

Bercak darah yang menempel pada sesuatu objek, misalnya senjata, lantai, atau
perabot rumah tangga dikerok dan kemungkinan direndam pada larutan garam
fisiologis. Sedangkan yang menempel pada pakaian dapat langsung direndam
pada larutan tersebut. 2

2).Tes Penyaringan (Presumptive Test)

Ada banyak tes penyaringan yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah
bercak itu berasal dari darah atau bukan. Tes yang banyak dilakukan ialah leuko-
malachite green test (Tes Benzidine) atau castle-Meyer test (Tes Phnolphtalein).
Hanya bercak yang memberikan tes positif saja yang perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Tes-tes tersebut juga dapat dilakukan terhadap bercak yang kecil
dengan cara mengusap bercak tersebut dengan kertas filter dan kemudian tes
dikerjakan di kertas filter tersebut. 2

3).Tes Meyakinkan (Confirmatory Test)

a).Tes Serologik

Tes precipitin dengan menggunakan anti-human globulin atau antisera yang


lain akan memberikan konfirmask bahwa bercak yang diperiksa itu benar-benar
darah dan dapat membedakan darah manusia atau binatang. 2

b).Tes Kimiawi

Ada banyak tes kimiawi yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa
diperiksa itu bercak darah, atas dasar pembentukan kristal-kristal hemoglobin
yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskop. Tes-tes tersebut
antara lain tes Takayama dan Teichmann2
10

c).Spektroskopik

Larutan reduced hemoglobin akan memberikan spektrum warna yang khas


pada spektroskop. Tes ini dibuat lebih spesifik dengan menambahkan berbagai
reagensia untuk membentuk berbagai produk dari hemoglobin , seperti misalnya
methemoglobin yang akan memberikan spektrum yang khas.2

d).Mikroskopik

Pada bercak-bercak darah yang telah kering biasanya sel-sel darah merah atau
sel-sel darah putih mengalami kerusakan. Walaupun demikian pada bercak-bercak
yang masih baru sering masih dapat diidentifikasi. Pada pemeriksaan tersebut
dapat juga memberi informasi tentang asal-usul darah. 2

4).Penentuan Golongan Darah

Banyak sistem yang dapat dipakai untuk menentukan golongan darah, antara
lain sistem ABO. Penentuan tersebut dapat dilakukan terhadap bercak yang masih
segar ataupun yang sudah kering. Bahkan tes golongan darah dapat dilakukan
pada bercak yang menempel pada serabut pakaian. 2

Dengan cara yang sama, penentuan golongan darah juga dapat dilakukan
terhadap cairan tubuh (misalnya air liur atau sperma), dari orang-orang tergolong
bertipe sekretor. Menurut penyelidikan yang pernah dilakukan,terdapat lebih
kurang 70% dari populasi yang tergolong bertipe sekretor. 2

Penentuan golongan darah ini sangat penting guna melihat apakah ada
kesesuaian antara golongan darah yang menempel pada senjata atau mobil yang
diduga menjadi penyebab kematian dengan golongan darah korban2

2. DARAH ORANG HIDUP

Pada penyidikan perkara pidana kadang-kadang diperlukan pemeriksaan darah


dari orang yang masih hidup, yaitu 2
11

- Untuk membuktikan adanya alkohol dalam darah pelanggar lalu lintas,


atau orang-orang yang diduga melakukan kejahatan
- Untuk membuktikan adanya morfin dalam darah dari orang-orang yang
diduga sebagai pemakai zat tersebut
- Untuk membukikan ada tidaknya hubungan paternitas pada kejahatan di
bidang imigrasi. Perlu diketahui bahwa dalam upaya memasuki negara
tertentu sering dilakukan dengan cara-cara yang tidak syah, misalnya
dengan memalsukan kesyahan.
- Untuk membuktikan adanya tindak pidana perzinahan yang
mengakibatkan lahirnya anak

3. DARAH KORBAN MATI

Pemeriksaan darah dari korban mati perlu dilakukan guna menentukan : 2

- Golongan darahnya untuk dicocokkan dengan golongan darah yang


menempel pada senjata atau mobil yang dicurigai sebagai penyebab
kematiannya
- Untuk menentukan sebab kematiannya, yaitu dengan memeriksa adanya
zat atau racun yang menyebabkan kematiannya
Kalau memungkinkan, darah yang telah diambil ditempatkan di dalam
refrigerator dengan suhu sekitar 4 derajat celcius. Penambahan sedikit sodium
fluorida akan mencegah proses enzimatik dari pembusukkan. Semakin banyak
darah yang dapat diambil semakin baik, tetapi pemeriksaan berbagai zat dengan
teknik modern sekarang ini tidak memerlukan banyak darah. 2

- Pemeriksaan darah yang telah kering.

Didalam melakukan pemeriksaan darah yang telah kering di TKP atau


pada barang-barang bukti lainnya seperti pisau, tongkat,palu, pemukul dan
lain sebagainya. Penyidik harus memperoleh kejelasan dalam 3 hal yaitu, :

- Apakah bercak darah tersebut memang bercak darah?


- Jika bercak darah, apakah berasal dari manusia?
12

- Bila berasal dari manusia, apa golongan darahnya?


Kejelasan dari 3 hal pokok tersebut penting dalam menyelesaikan kasus
oleh karena bercak darah yang kering tidak dapat dibedakan dari bercak-
bercak lainnya. Dengan dapat dibuktikannya bahwa bercak yang terdapat
pada senjata itu adalah bercak darah, maka pembuktian di pengadilan jadi
lebih mudah6

Tabel.Pemeriksaan Laboratorium pada Bercak darah yang kering

TUJUAN PEMERIKSAAN METODE PEMERIKSAAN HASIL YANG


DIHARAPKAN
Menentukan bercak darah Pendahuluan:
TesBenzidine Terjadinya warna hijau-biru
Bercak bersinar
Tes Luminol
Penentuan : Kristal hemin-HCl berbentuk
Tes Teichman batang warna coklat
Kristal Pyridine-
hemochromogen berbentuk
Tes Takayama bulu, warna jingga

Menentukan darah manusia Tes Presipitin Terjadinya presipitasi


Menentukan golongan darah Absorption-Elution Terjadinya aglutinasi
KETERANGAN :

a).Tes Benzidine

Dalam perkara kriminal, Tes benzidine yang positif merupakan indikasi kuat
bahwa bercak yang diperiksa adalah bercak darah.
13

Cara pemeriksaan : bercak yang diduga bercak darah,digosok dengan kertas


saring, bercak yang menempel pada kertas saring kemudian diteteskan dengan 1
tetes Hidrogen peroksida 20% dan 1 tetes reagensia benzidine.

b).Tes Luminol

Tes luminol merupakan tes yang paling sensitif untuk mendeteksi darah. Bila
bercak darah disemprot dengan reagensia luminol maka akan bersinar
mengeluarkan cahaya (luminescence), oleh karena itu, tes ini dapat sebagai tes
penyaring karena dapat dilakukan dengan cepat.

Cara pemeriksaan : objek yang akan diperiksa disemprot dengan reagensia,oleh


karena yang dilihat adalah keluarnya cahaya bersinar, maka pemeriksaan
dilakukan dalam keadaan gelap.

c).Tes Takayama dan Teichman

Identifikasi darah dengan Tes Takayama dan Teichman sangat spesifik namun
sangat mudah dipengaruhi oleh zat-zat yang mengkontaminasi,hal mana yang
sering terjadi pada bercak darah.

Cara pemeriksaan Tes Takayama : seujung jarum bercak kering diletakkan pada
gelas objek, teteskan 1 tetes reagensia, tutup dengan kaca penutup, kemudian
dipanaskan. Baca dibawah mikroskop.

Cara pemeriksaan Tes Teichman : seujung jarum bercak diletakkan pada gelas
objek, ditambahkan satu butir kristal NaCl dan 1 tetes asam asetat glasial, tutup
kaca dengan kaca penutup, panaskan dan baca dibawah mikroskop.

d).Tes Presipitin
14

Tes Presipitin adalah tes yang spesifik untuk menentukan spesies apakah bercak
yang diperiksa berasal dari manusia, anjing, kucing, dll. Namun pembuatan serum
anti-manusia itu cukup sulit.

e).Golongan darah

Teknik yang dipakai dalam menentukan golongan darah pada bercak darah yang
sudah kering ialah absorption-elution, dimana prosedur pemeriksaan ini termasuk
dalam 4 tahap :

- Tahap 1 : anti serum diteteskan pada bercak darah,dibiarkan untuk


beberapa saat supaya antibodi bereaksi mengikat antigen
- Tahap 2 : serum yang tidak bereaksi dicuci supaya antibodi yang
berlebihan dapat dihilangkan
- Tahap 3 : dengan terbentuknya ikatan antibodi dengan antigen, maka
ikatan tersebut dapat dilepaskan lagi dengan proses yang dikenal dengan
nama elution.
- Tahap 4 : antibodi yang terlepas kemudian ditambah dengan sel darah
merah yang telah diketahui golongan darahnya. Dengan demikian ada
tidaknya aglutinasi dapat terlihat,golongan darah dari bercak dapat
diketahui.

2.3.2. RAMBUT

Rambut,baik rambut kepala ataupun kelamin, merupakan bagian tubuh


manusia yang dapat memberikan banyak informasi bagi kepentingan
peradilan,antara lain tentang:
- Saat korban meninggal dunia
- Sebab kematian
- Jenis kejahatan
- Identitas korban
- Identitas pelaku
15

- Benda/senjata yang digunakan


Informasi tersebut di atas diperoleh dengan meneliti sifat-sifat, gambaran
mikroskopik serta perubahan-perubahan yang terjadi akibat trauma atau racun
tertentu.2
1. Saat meninggal dunia
Sifat-sifat dari rambut yang dapat dipakai untuk menentukan saat kematian
korban antara lain:2
a. Tingkat pertumbuhannya, yaitu sekitar 0,4mm per hari. Pertumbuhan
tersebut akan berhenti jika orang meninggal dunia. Atas dasar sifat
tersebut maka saat kematian dapat diperhitungkan asalkan diketahui kapan
korban terakhir kali mencukur rambutnya. Memang ada pendapat yang
menyatakan bahwa rambut orang yang baru saja meninggal dunia masih
dapat tumbuh menjadi lebih panjang,tetapi sebetulnya bertambah
panjangnya rambut tersebut disebabkan oleh menyusutnya kulit.
b. Lepasnya rambut akibat pembusukan. Jika kematian sudah berlangsung
48-72 jam maka rambut kepala akan mudah lepas.
c. Perubahan warna rambut juga dapat dipakai untuk memperkirakan saat
kematian. Pada penguburan yang dangkal perubahan warna akan terjadi
sesudah 1-3 bulan, sedang pada penguburan yang dalam sesudah 6-12
bulan.
2. Sebab kematian
Informasi tentang sebab kematian juga dapat diperoleh melalui rambut
mengingat beberapa racun tertentu, terutama racun mentalik, disimpan di bagian
tubuh tersebut.2,5
3. Jenis kejahatan
Mengenai jenis kejahatan yang terjadi dapat diperkirakan dengan melihat
macam rambut yang ditemukan. Adanya rambut pubes pada tubuh korban
memberikan dugaan adanya tindak pidana perkosaan atau tindak pidana seksual
lainnya dan adanya rambut binatang pada tubuh manusia atau sebaliknya juga
dapat memberikan perkiraan adanya bestialiti.2,3
4.Identitas korban
16

Rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan bahan-bahan kimia


sehingga dapat dijadikan sarana identifikasi bagi mayat-mayat tak dikenal yang
sudah membusuk. Meskipun tak dapat memberikan identitas personal tetapi dari
rambut paling tidak dapat ditentukan umur, jenis kelamin, ras, golongan darah dan
sebagainya.2
5.Identitas pelaku
Rambut juga dapat dipakai sebagai sarana identifikasi guna mengetahui identitas
pelakunya. Sebagaimana diketahui bahawa pada tindak pidana perkosaan dan
pembunuhan, sering ditemukan rambut pelaku tertinggal atau berhasil dijambak
oleh korban sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan identifikasi.

6.Benda/senjata yang digunakan


Kerusakan pada rambut kadang-kadang menunjukkan ciri-ciri tertentu. Pukulan
di kepala dapat meninggalkan kerusakan kortikal pada rambut, sedangkan
tembakan senjata api dapat menyebabkan kebakaran pada rambut. Rambut yang
terbakar tersebut akan terlihat, hitam, rapuh, terpilin atau menjadi keriting dan
menimbulkan bau yang khas. Keadaan pangkal rambut juga dapat dipakai sebagai
petunjuk bagaimana rambut itu lepas. Pada pangkal rambut yang lepas secara
alami akan terlihat atrofi, sedang pada rambut yang dicabut secara paksa akan
mengalami robekan pada sarung rambut dan pada bulbus terlihat tak teratur.
Ditemukanya rambut pada senjata juga dapat member petunjuk tentang
keterlibatan kenderaan tersebut dalam peristiwa tabrakan.5

- PEMERIKSAAN RAMBUT
Jika ditemukan rambut yang diduga ada kaitannya dengan kejadiaan maka
hendaknya rambut tersebut diperiksa dengan teliti untuk mengetahui :2,5,7
- Keasliannya
- Rambut itu rambut manusia atau binatang
- Identitas pemilik rambut
- Informasi-informasi lain yang ada kaitannya dengan kejahatan
1. Keaslian rambut
17

Pemeriksaan keaslian rambut perlu dilakukan mengingat adanya


berbagai serat yang bentuk dan warnanya mirip rambut. Rambut yang
utuh biasanya terdiri atas akar, batang, dan ujung. Akar rambut terdiri atas
jaringan ikat longgar sedangkan batang rambut terdiri kutikula, kortek, dan
medulla. Serat yang bukan berasal dari rambut tidak mempunyai susunan
seperti itu. Serat sintesis misalnya, gambaran mikroskopisnya terlihat
homogen.5
2. Penentuan rambut manusia atau bukan
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa serat itu rambut maka
langkah selanjutnya adalah menentukan apakah rambut tersebut berasal
dari manusia atau hewan. Ciri rambut manusia yaitu halus dan tipis,
kutikula mempunyai sisik kecil dan bergerigi, medulla sempit atau kurang
dari 0.3 dan pigmennya lebih kearah perifer. Sedangkan cirri rambut
binatang ialah kasar dan tebal, kutikula mempunyai sisik lebar dan
polihidral, medulla lebar, kortex tipis, index medulla lebih dari 0,5 dan
pigmennyadi perifer maupun sentral. Dengan tes presipitasi akan dapat
dibedakan dengan tepat antara rambut manusia dan rambut hewan.5,6
3. Identifikasi
Jika sudah dapat dipastikan rambut manusia maka pemeriksaan
lanjutan perlu dilakukan untuk menentukan siapa pemiliknya. Perlu
diketahui bahwa rambut mempunyai sifat tahan terhadap pembusukan dan
bahan-bahan kimia sehingga dapat dijadikan salah satu sarana identifikasi
bagi mayat-mayat yang sudah membusuk. Meskipun tak dapat
memberikan identitas personal sepertti halnya sidik jari, tetapi dapat
memberikan identitas umum, antara lain:
a. Umur
Umur dari pemilik rambut dapat ditentukan dengan memeriksa
rambut tersebut. Rambut lanugo pada bayi yang baru lahir
mempunyai sifat halus, tidak berpigmen, tak bermedulla dengan
pola sisik yang lebih seragam. Perlu dikemukakan bahwa
tumbuhnya rambut di berbagai bagian tubuh berbeda-beda
18

waktunya. Rambut pubis dan rambut ketiak misalnya, tumbuh pada


masa adolsen. Selain itu warna dari rambut juga dapat dipakai
sebagai petunjuk umur dari pemiliknya. Pada orang-orang tua
warna rambut akan berubah menjadi putih.
b. Jenis kelamin
Melalui berbagai pemeriksaan yang teliti akan dapat ditentukan
jenis kelamin dari pemiliknya. Rambut laki-laki pada umumnya
lebih kaku, lebih kasar, dan lebih gelap. Sedang rambut wanita
umumnya halus, panjang dan meruncing kearah ujung. Dari
distribusinya juga dapat ditentukan jenis kelaminnya. Rambut
jenggot, rambut dada, dan kumis adalah laki-laki dan wanita juga
menunjukkan gambaran yang berbeda. Jika sel-sel akar rambut
kepala masih ada dapat dilakukan pemeriksaan sex-chromatin.
c. Ras
Untuk menentukan jenis rasnya dapat dilihat dari warna, panjang,
bentuk dan susunan rambut. Rambut orang Eropah misalnya,
berwarna pirang, kecoklatan atau kemerahan dan pendek.
d. Golongan darah
Penentuan golongan darah sekarang ini sudah dapat dilakukan
dengan memeriksa sehelai rambut dari bagian tubuh yang manapun
melalui sistem ABO, PGM, EsD ataupun system GLO-I. Ciri-ciri
khusus dari rambut juga dapat membantu proses identifikasi, lebih-
lebih jika ada rambut pembandingnya. Warna, bentuk, minyak, cat
atau struktur mikroskopik dari rambut dapat dijadikan bahan
pembanding bagi kepentingan identifikasi.7

- Cara mengambil sampel:


1. Sepanjang garis yang ditarik di tengah bagian belakang kepala dari pusat
satu telinga ke pusat yang lain, mengumpulkan rambut setidaknya
ketebalan pensil, dan mengikatnya bersama-sama dekat ujung akar (dekat
kulit kepala) dengan menggunakan tali kecil atau karet gelang.
19

2. Potong rambut dekat dengan kulit kepala tanpa memotong kulit kepala.
3. Mempertahankan posisi horizontal dari rambut yang terikat dengan
membungkus bagian yang dipotong dengan foil aluminium atau plastik.
4. Tunjukkan akar dan ujung dari rambut dengan menandai foil aluminium
atau plastik dengan label kertas. Jangan gunakan bahan yang boleh
melekat langsung pada rambut.
5. Tempatkan spesimen dalam amplop terlabel, bersih dan kering, untuk
pengiriman ke laboratorium. Perhatikan apakah pemutih, pewarna rambut
atau obat (misalnya selenium atau minoxidil) digunakan.

Dalam kasus-kasus dimana tubuh membusuk, rambut dapat juga dikumpulkan


dengan menarik akar rambut dari kulit kepala. Rambut mudah untuk dipindah dari
satu orang ke orang lain. Ia boleh menempel pada perkakas rumah, permadani dan
pakaian, dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa membusuk.
Karakteristik ini membuat rambut yang tersisa di TKP menjadi aspek penting dari
tanda bukti. Bahkan jika seorang tersangka mencoba untuk membersihkan lokasi
TKP, dia kemungkinan besar akan meninggalkan rambut.8,9
Rambut mudah dianalisis dengan teknologi modern, seperti mikroskop cahaya
terpolarisasi, yang mengeluarkan warna dan rincian spesimen rambut; dan
perbandingan mikroskop yang memungkinkan ilmuwan untuk menganalisis dua
potong rambut bersebelahan. 7,9
Spesimen diambil untuk memastikan bahwa sampel tersebut berasal daripada
manusia atau binatang. Namun demikian, agak sulit untuk menentukan sampel
secara direk, jadi harus dilakukan melalui beberapa metode seperti berikut: 9,10
Metode 1:
1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan
memiliki rambut tersebut
2. Teteskan cat kuku pada pertengahan objek gelas sehingga membentuk satu
lapisan yang tipis
3. Biarkan lapisan yang tipis tersebut mongering tetapi jangan sampai kering
total.
20

4. Letakkan 2-3 helai sampel rambut pada cat kuku yang terdapat pada objek
gelas.
5. Tunggu sampai cat kuku kering total, kemudian dengan menggunakan
forsep keluarkan rambut tersebut sehingga meninggalkan tanda rambut
yang dikeluarkan tersebut
6. Periksa objek gelas tersebut di bawah mikroskop. Lihat satu persatu tanda
helaian rambut tersebut dan diinterpretasikan
Setelah selesai , isi data yang diperlukan dan deskripsikan setiap corak yang
dilihat.10

Metode 2: Whole Mount ( metode ini dilakukan untuk melihat struktur internal
rambut):

1. Beri label pada objek gelas dengan tipe binatang yang kemungkinan
memiliki rambut tersebut. Letak 1-2 helai rambut pada pertengahan objek
gelas.
2. 1-2 tetes air diletakkan di atas permukaan rambut supaya rambut di
tempatnya dan letakkan dek gelas di atas rambut. Ini dikenal sebagai wet
mount
3. Lihat sampel tersebut di bawah mikroskop.
4. Isi data yang dijumpai dan yang terlihat pada kertas data
5. Juga diukur panjang rambut tersebut. Perhatikan jikalau ada benda asing
pada rambut. Apakah medulla tampak terpecah-pecah, terpisah-pisah atau
bersinambungan? Atau apakah medulla hilang?
6. Perhatikan warna, diameter dan distribusi pigmen pada rambut.

Mengukur diameter rambut 10


1. Gunakan alat yang khas untuk membuat lubang pada kartu indeks.
Tempelkan sampel rambut pada lubang tersebut.
2. Letakkan kartu indeks tersebut dalam posisi vertikal supaya laser dapat
menembus secara langsung rambut yang ditempel tersebut. Arahkan laser
21

tersebut pada dinding dan hasil yang didapati adalah red spot horizontal
pada dinding, dengan bagian tengahnya paling terang.
3. Ukur jarak antara rambut dengan daerah yang paling terang pada dinding.
Jarakini dilabel sebagai ‘L’
4. Ukur jarak di antara spot yang terdapat di tengah dengan spot pertama dari
salah satu ujungnya. Ini dilabel sebagai ‘x’.
5. Determinasi ketebalan rambut, dalam micron, dengan menggunakan
formula: d=(λL)/x, di mana λ adalah wavelength dari laser yang digunakan

Contoh gambaran rambut di mikroskop:10


Wet Mounts

Scale casts

Analisis rambut forensik memiliki keterbatasannya. Manusia bersama-


sama berkongsi karakteristik rambut, seperti warna dan tekstur, sehingga rambut
22

saja tidak dapat secara positif mengidentifikasikan seseorang sebagai pelaku.


Analisa rambut bisa menunjuk ke yang tersangka, namun, tanpa bukti DNA,
analisa forensik saja tidak dapat menyatakan secara positif bahwa suatu sampel
rambut tertentu berasal dari satu individu tertentu dan bukan orang lain. Bahkan
jika bekas rambut cocok dengan sampel rambut dari yang tersangka, itu akan
mungkin juga cocok dengan sampel dari individu lainnya. Tetapi bahkan dengan
keterbatasan ini, analisa rambut forensik dianggap sebagai salah satu alat yang
paling berharga yang tersedia untuk peneliti TKP.6,7,10

2.3.3. KUKU
Sampel kuku harus diperoleh dari yang melapor jika persoalan pelanggaran
menunjukkan bahwa tanda bukti mungkin hadir, misalnya, jika terjadi perebutan
atau jika rincian serangan ini adalah tidak pasti dan ahli forensik, dalam
mengamati tangan pelapor , mendapati ada sesuatu yang menarik dijumpai di
bawah atau pada permukaan kuku. Juga harus dipertimbangkan jika kuku pecah
selama pelanggaran dan bagian yang pecah bisa dicari dari tempat kejadian.
Sampel harus diperoleh dari yang tersangka jika dituduh bahwa tangannya
melakukan kontak langsung dengan alat kelamin perempuan.6,8,9
Sampel optimal adalah potong seluruh kuku karena ini lebih praktis untuk
ditangani. Namun, dalam beberapa kasus, kuku mungkin terlalu pendek untuk
dipotong atau pelapor mungkin tidak memberi persetujuan untuk mengambil
sampel. Dalam kasus tersebut, mengorek bahan di bawah kuku dilakukan dan
sampel tersebut diambil menggunakan tapered stick atau kedua sisi kuku harus
diseka dengan menggunakan teknik double-swab. Ketika mendapatkan korekan
kuku, ahli forensik harus mencoba untuk tidak mengganggu nail bed.9
Kedua tangan harus diambil sampel dan spesimen dibungkus secara
terpisah dan dimasukkan ke dalam amplop. Pada kasus yang jarang, apabila kuku
patah dan sisa kuku yang patah dijumpai di daerah kejadian, maka sisa kuku di
jari yang relevan harus dipotong dalam waktu 24 jam untuk memungkinkan
23

perbandingan striasi kuku. Jika tidak jelas dari mana jari kuku berasal, maka
mungkin diperlukan untuk memotong dan menyerahkan semua kuku makroskopik
yang patah karena striasi kuku adalah berbeda pada setiap jari. Panjang kuku dan
kerusakan yang terjadi pada kuku harus diperhatikan. 7

2.3.4. GIGI
Sebagai suatu metode identifikasi pemeriksaan gigi memiliki keunggulan :8
1. Gigi merupakan jaringan keras yang resisten terhadap pembusukan dan
pengaruh lingkungan yang ekstrim.

2. Karakteristik individual yang unik dalam hal susunan gigi geligi dan
restorasi gigi menyebabkan identifikasi dengan ketepatan yang tinggi.

3. Kemungkinan tersedianya data antemortem gigi dalam bentuk catatan


medis gigi (dental record) dan data radiologis.

4. Gigi geligi merupakan lengkungan anatomis, antropologis, dan


morfologis, yang mempunyai letak yang terlindung dari otot-otot bibir dan
pipi, sehingga apabila terjadi trauma akan mengenai otot-otot tersebut
terlebih dahulu.

5. Bentuk gigi geligi di dunia ini tidak sama, karena berdasarkan penelitian
bahwa gigi manusia kemungkinan sama satu banding dua miliar.

6. Gigi geligi tahan panas sampai suhu kira-kira 400ºC.

7. Gigi geligi tahan terhadap asam keras, terbukti pada peristiwa Haigh yang
terbunuh dan direndam dalam asam pekat, jaringan ikatnya hancur,
sedangkan giginya masih utuh.

Batasan dari forensik odontologi terdiri dari:5,6

1. Identifikasi dari mayat yang tidak dikenal melalui gigi, rahang dan
kraniofasial.
24

2. Penentuan umur dari gigi.

3. Pemeriksaan jejas gigit (bite-mark).

4. Penentuan ras dari gigi.

5. Analisis dari trauma oro-fasial yang berhubungan dengan tindakan


kekerasan.

6. Dental jurisprudence berupa keterangan saksi ahli.

7. Peranan pemeriksaan DNA dari bahan gigi dalam identifikasi personal.

- Penentuan usia
Perkembangan gigi secara regular terjadi sampai usia 16 tahun.
Identifikasi melalui pertumbuhan gigi ini memberikan hasil yang yang
lebih baik daripada pemeriksaan antropologi lainnya pada masa
pertumbuhan. Pertumbuhan gigi desidua diawali pada minggu ke 6 intra
uteri. Mineralisasi gigi dimulai saat 13 – 17 minggu dan berlanjut setelah
bayi lahir. Trauma pada bayi dapat merangsang stress metabolik yang
mempengaruhi pembentukan sel gigi. Kelainan sel ini akan
mengakibatkan garis tipis yang memisahkan enamel dan dentin di sebut
sebagai neonatal line. Neonatal line ini akan tetap ada walaupun seluruh
enamel dan dentin telah dibentuk. Ketika ditemukan mayat bayi, dan
ditemukan garis ini menunjukkan bahwa mayat sudah pernah dilahirkan
sebelumnya. Pembentukan enamel dan dentin ini umumnya secara kasar
berdasarkan teori dapat digunakan dengan melihat ketebalan dari struktur
di atas neonatal line. Pertumbuhan gigi permanen diikuti dengan
penyerapan kalsium, dimulai dari gigi molar pertama dan dilanjutkan
sampai akar dan gigi molar kedua yang menjadi lengkap pada usia 15 – 17
tahun. Ini bukan referensi standar yang dapat digunakan untuk
menentukan umur, penentuan secara klinis dan radiografi juga dapat
digunakan untuk penentuan perkembangan gigi.9,10
25

Gambar di atas memperlihatkan gambaran panoramic X ray pada anak-


anak (a) gambaran yang menunjukkan suatu pola pertumbuhan gigi dan
perkembangan pada usia 9 tahun (pada usia 6 tahun terjadi erupsi dari akar
gigi molar atau gigi 6 tapi belum tumbuh secara utuh). Dibandingkan
dengan diagram yang diambil dari Schour dan Massler (b) menunjukkan
pertumbuhan gigi pada anak usia 9 tahun.7 Penentuan usia antara 16 dan 22
tahun tergantung dari perkembangan gigi molar tiga yang pertumbuhannya
bervariasi. Setelah melebihi usia 22 tahun, terjadi degenerasi dan
perubahan pada gigi melalui terjadinya proses patologis yang lambat dan
hal seperti ini dapat digunakan untuk aplikasi forensik.7,8

- Penentuan Jenis Kelamin


Ukuran dan bentuk gigi juga digunakan untuk penentuan jenis
kelamin. Gigi geligi menunjukkan jenis kelamin berdasarkan kaninus
mandibulanya. Anderson mencatat bahwa pada 75% kasus, mesio distal
pada wanita berdiameter kurang dari 6,7 mm, sedangkan pada pria lebih
dari 7 mm. Saat ini sering dilakukan pemeriksaan DNA dari gigi untuk
membedakan jenis kelamin.6,9

2.3.5. CAIRAN TUBUH


26

Cairan merupakan beberapa bukti kelumit organik yang paling sering disebut
karena dapat ditentukan dari komposisinya. Cairan yang tertinggal di TKP dapat
mencakup air liur, semen, keringat, dan muntah, yang dapat ditieliti melalui
keseluruhan tes yang besar pada laboratorium pemeriksaan medis.10
Teknik apusan ganda terbukti efektif untuk mengambil air liur baik dari
permukaan kulit maupun dari benda mati. Apusan pertama dilakukan dengan
menggunakan tangkai apusan yang telah dibasahi air untuk membersihkan
permukaan kulit yang kontak dengan lidah dan bibir, dengan tekanan ringan dan
gerakan sirkuler. Kemudian apusan kedua menggunakan tangkai apusan kering
untuk mengumpulkan sisa apusan pertama yang tertinggal di permukaan kulit.
Kedua apusan dikeringkan secara menyeluruh di udara pada suhu kamar, kurang
lebih 45 menit sebelum diserahkan ke pihak berwenang untuk di tes.8
Analisa uji praduga digunakan untuk mengindikasikan kehadiran air liur, yang
secara khusus sangat sulit dilihat dengan mata telanjang. Dua metode test biasa
untuk mengestimasi tingkat amylase dicontoh forensik termasuk Phadebas test
dan test difusi radial tepung yodium. Warna air liur mungkin ditemukan pada
bekas gigitan, putung rokok, dan alat bekas minum. Pendekatan biologi molekuler
menggunakan turunan bagan RNA juga diambil untuk mengembangkan sensifitas
dan spesifik test untuk macam-macam cairan tubuh termasuk air liur. Begitu juga
test biologi molekuler harus bisa digunakan sebagai test untuk menguji kandungan
logam pada darah, air mani, air liur secara bersama-sama dengan kepekaan dan
keakuratan yang tinggi.7

2.3.6. SPERMA
Pemeriksaan sperma merupakan bagian yang sangat penting dalam
mengungkap kasus tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya
dapat membuat terang perkara tersebut, tetapi juga dapat menjelaskan identitas
pelakunya. Mengingat sperma terdiri atas sel spermatozoa dan plasma maka
pertama-tama yang perlu dibuktikan terhadap sesuatu objek yang diduga sperma
adalah membuktikan secara medik ke dua unsur tersebut. Jika benar sperma
manuasia maka selanjutya dapat dilakukan pemeriksaan DNA dengan
memanfaatkan sel-sel yang ditemukan2
27

Adanya air mani yang tercecer baik pada pakainan korban maupun pada
seprei, sarung bantal, kelambu dan bahan tekstil lainnya dengan mudah dapat
diketahui oleh penyidik; adapun cara untuk mengetahuinya adalah sebagai berikut
:2,6

a. Visual : pada pakaian atau tekstil yang berwarna cerah. Bercak air mani
akan berwarna abu-abu atau agak kekuning-kuningan; sedangkan pada
bahan pakaian atau tekstil yang berwarna gelap akan tampak bercak air
mani mengkilat.bentuk bercak biasanya tidak teratur dengan intesitas
warna yang lebih tegas pada bagian pinggir bercak.
b. Mencium baunya : jika bercak air mani masih baru, basah maka dapat
dikenali dari baunya yang khas.
c. Meraba : bercak air mani yang telah mongering pada pakaian atau tekstil
jika diraba dengan dua jari akan member kesan seperti meraba kain yang
telah kering dikanji.
d. Sinar ultra-violet : penyidik perlu dilengkapi dengan lampu senter ultra
violet. Dengan menyinari pakaian atau bahan teksil yang terdapat di TKP
dengan sinar ultra violet, yang memberikan flouresensi putih; oleh karena
air mani mengandung zat berfluoresensi bila di sinari dengan sinar ultra
violet.

Dengan mengetahui cara mencari bercak air mani seperti diatas penyidik akan
lebih selektip dalam mengambil dan mengirim barang bukti pada kasus-kasus
kejahatan seksual atau penyimpanan seksual.6

- PEMERIKSAAN SPERMATOZOA
Spesimen basah dapat diambil dari liang senggama dengan ose platina atau
pipet. Jika dengan cara ini tidak ada cairan yang terambul maka perlu dilakukan
penyemprotan dengan cairan yang fisiologis kedalam liang senggama (fornix
posterior), kemudian cairan tersebut diambil dan dipusingkan (disentrifusir).
Edapan-nya diteteskan di atas gelas obyek, ditutup dengan deck-glass dan
diperiksa di bawah mikroskop secara langsung atau dicat lebih dulu dengan
Methylen atau Hematoxylin Eosin.6
28

Spesimen kering diambil dari bercak-bercak yang telah kering. Sesudah


bercak itu dikerok, ditetesi dengan cairan fisiologis atau dikerok maka bercak itu
dikerok, ditetesi dengan cairan fisiologis atau asam acetat glacial. Jika bercak
menempel pada pakaian dan diatas gelas objek dan diatasnya ditetesi cairan HCl
1% atau asam acetat glacial 0,3%. Sesudah itu dilihat di bawah mikroskop secara
langsung atau dilakukan pengecatan lebih dahulu. Sebaiknya dilakukan tes
skrining lebih dahulu dengan menggunakan ultraviolet. Hanya bercak yang
mengalami fluorescensu saja yang dilakukan pemeriksaan.6,8

- PEMERIKSAAN PLASMA SPERMA


Jika pada pemeriksaan tidak ditemukan spermatozoa, tidak berarti yang
diperiksa buka sperma. Mungkin pemerkosa menderita azosspermia atau telah
menjalani vasektomi sehingga spermatozoa tidak ditemukan. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pemeriksan lanjutan untuk mengetahui adanya unsur plasma; seperti
misalnya acid phospatase, spemine atau choline7.

1. Pemeriksaan Acide Phosphatase


Karena zat ini merupakan enzyme yang mudah rusak maka pemeriksaan
tersebut harus dilakukan secepatnya. Pemeriksaan dapat dilakukan secara
kualitiatif ataupun kuantitatif.
2. Pemeriksaan Spermine (Berbio Test)
Cairan sperma diletakkan diatas gelas obyek, ditetesi larutan asam jenuh,
ditutup deck glass dan dilihat di bawah mikroskop. Akan terbentuk Kristal-
kristal dari spermine nitrat yang bentuknya kecil-kecil seperti jarum dan
berwarna kuning.
3. Pemeriksaan Choline (Florens Test)
Cairan sperma ditetesi larutan yang terdiri atas campuran 1,65 gram KJ, 2,54 J
dan 30 ml aquadest. Dibawah mikorskpo akan terlihat Kristal choline jodida
yang bentuknya seperti jarum atau belah ketupat dan berwarna coklat.

2.3.7. SIDIK JARI


Sidik jari adalah suatu impresi dari alur-alur lekukan yang menonjol dari
epidermis pada telapak tangan dan jari-jari tangan atau telapak kaki dan jari-jari
29

kaki, yang juga dikenal sebagai “dermal ridges” atau “dermal papillae”, yang
terbentuk dari satu atau lebih alur-alur yang saling berhubungan. Dari bayi pun,
kita semua sudah mempunyai sidik jari yang sangat identik dan tidak dimiliki
orang lain. Alur-alur kulit di ujung jari dan telapak tangan dan kaki mulai tumbuh
di ujung jari sejak janin berusia empat minggu hingga sempurna saat enam bulan
di dalam kandungan.9,8
Bila catatan sidik jari seseorang ada, maka mudah untuk diidentifikasi.
Pertama kali, dactylography ini ditemukan oleh Herschel, tapi Sir Francis Balton
adalah orang pertama yang mengambil tanda-tanda ibu jari dan jari-jari lain untuk
identitas seseorang dan membuat golongan-golongannya. Cap jari adalah saluran
–saluran kulit dan pori-pori ini bersifat tetap dan tidak berubah seumur hidup.
Setiap jari tangan mempunyai gambaran yang lain. Kemungkinan gambaran sidik
jari yang sama dari 2 orang yang berlainan adalah 1:64.000.000. Jadi tanda
tersebut dianggap tanda pasti untuk identitas seseorang.7,8
Metode ini membandingkan sidik jari jenazah dengan data sidik jari
antemortem. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merupakan pemeriksaan yang
diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dengan
demikian harus dilakukan penanganan sebaik-baiknya terhadap jari tangan
jenazah untuk pemeriksaan sidik jari, misalnya dengan melakukan pembungkusan
kedua tangan jenazah dengan kantong plastik.2,3
Keunggulan sidik jari dibandingkan dengan DNA adalah bahwa sidik jari
dapat dibedakan antara dua anak kembar (prabhakar 2001), sedangkan DNA tidak
dapat dibedakan. Sebaliknya, DNA dapat memberikan identitas seseorang dengan
lengkap dibandingkan dengan sidik jari laten dan parsial yang tertinggal pada
tempat kejadian.10
Dibawah ini merupakan sifat-sifat khusus yang dimiliki sidik jari :
1. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.
2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali
mendapatkan kecelakaan yang serius.
3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.10
30

Ada 3 golongan bentuk sidik jari, yaitu:


1. Tipe Arch, Pada patern ini kerutan sidik jari muncul dari ujung, kemudian
mulai naik di tengah, dan berakhir di ujung yang lain.
2. Tipe Loop, Pada patern ini kerutan muncul dari sisi jari, kemudian
membentuk sebuah kurva, dan menuju keluar dari sisi yang sama ketika
kerutan itu muncul.
3. Tipe Whorl, Pada patern ini kerutan berbentuk sirkuler yang mengelilingi
sebuah titik pusat dari jari.
Identifikasi melalui sidik jari ini sangat penting, oleh karena itu perlu
dilakukan berbagai usaha untuk mendapatkannya. Kadang-kadang dijumpai mayat
sudah tidak utuh lagi atau sudah mengalami proses pembusukan, pengambilan
sidik jari masih tetap dapat dilakukan. Pada mayat sudah mengalami kerusakan,
jari-jari dimasukkan ke dalam formalin dan dicuci dengan alcohol kemudian
dikeringkan dan diambil cap jarinya. Jari-jari yang berdarah dapat member bekas
pada senjata, pakaian, pintu, jendela dan lain-lain. Bekas tersebut jangan disentuh,
karena polisi akan mengambil gambaran tersebut untuk identifikasi.8,9
Dengan menggunakan pemeriksaan melalui sidik jari, beberapa hal penting
dapat diperoleh, antara lain:
1. Identifikasi pelaku tindak kriminal.
2. Identifikasi mayat yang tidak dikenal walaupun telah terjadi pembusukan.
3. Bekas sidik jari yang didapati pada TKP dapat dicocokkan dengan sidik
jari pada senjata yang diduga dipakai tersangka.
4. Sebagai ganti tanda tangan yang dikenal sebagai Cap Jempol.
Dari sembilan metode identifikasi yang dikenal hanya metode penetuan jati
diri dengan sidik jari (daktiloskopi), yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter,
melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Walaupun pemeriksaan sidik jari tidak
dilakukan oleh dokter, dokter masih mempunyai kewajiban yaitu untuk
mengambilkan atau mencetak sidik jari, khususnya sidik jari pada korban yang
tewas dan keadaan mayatnya yang telah membusuk. Teknik pengembangan sidik
jari pada jari yang keriput, serta mencopot kulit ujung jari yang telah mengelupas
dan memasangnya pada jari yang sesuai pada jari pemeriksa, baru kemudian
31

dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan prosedur standar yang harus


dikethui dokter.7,8,9
Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode
dusting (penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten /
yang tampak dengan mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel pada
lempeng aluminium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli
dapat menggunakan zat kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida, dan
ninhidrin. Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan
cara mengoleskannya pada permukaan benda aluminium yang disimpan di dalam
wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan
benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat
stoples. Sianoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel
pada permukaan benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin
banyak sianoakrilat yang menempel pada permukaan berminyak, semakin
tampaklah sidik jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari
padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau
minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-
kuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera
dipotret agar dapat didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah
perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium
klorida, akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida.
Keringat dari pelaku mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang
dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat
disemprotkan ke permukaan benda yang diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit,
permukaan benda akan kering dan perak nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau
ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat sidik jari yang
mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan
tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan.
Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak dan keringat
32

menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan mengandung minyak atau
keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan terlihat dengan
cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan selama 10-20 menit,
akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas
lampu. 9
Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari
adalah teknik micro-X-ray fluorescence (MXRF). Teknik ini dikembangkan oleh
Christopher Worley, ilmuwan asal University of California yang bekerja di Los
Alamos National Laboratory. Dibandingkan dengan metode lainnya yang biasa
digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF dapat
mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.9,10
Beberapa alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari, yang
diantaranya adalah :
1. Stamping Kit
2. Kartu Sidik Jari AK-23
3. Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari AK-24
4. Tinta Daktiloskopi
5. Roller
6. Magnifier/Loop
7. Sinyalemen
Terdapat pula berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari
yang digunakan dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut antara lain:
1. Fingerprint Magnifier
2. Forensic Comparator Type FC-281
3. Forensic Opsical Comparator Type FX-8A
4. Laboratory Fuming Cabinet
5. Fingerprint Development Station
6. Laser Photonics Printfinder

2.3.8. TOKSIKOLOGI
33

Intoksikasi merupakan suatu keadaan dimana fungsi tubuh menjadi tidak


normal yang disebabkan oleh suatu jenis racun atau bahan toksik lain. Salah satu
contohnya pada intoksikasi karbon monoksida dimana terjadi keadaan toksik
sebagai akibat dari terhirup dan terserapnya gas karbon monoksida, dimana
karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen
dalam darah. 6,7,8
Harus dipikirkan kemungkinan kematian akibat keracuan bila pada
pemeriksaan setempat (scene investigation) terdapat kecurigaan akan keracunan,
bila pada autopsi ditemukan kelainan yang lazim ditemukan pada keracunan
dengan zat tertentu, misalnya lebam mayat yang tidak biasa, luka bekas suntikan
sepanjang vena dan keluarnya buih dari mulut dan hidung serta bila pada autopsi
tidak ditemukan penyebab kematian.
Pemeriksaan forensik dalam proses keracunan dibagi menjadi dua
kelompok:
1. Bertujuan untuk mencari penyebab kematian, misalnya kematian yang
disebabkan keracunan karbon monoksida, morfin, sianida, dsb
2. Untuk mengetahui mengapa suatu peristiwa itu terjadi, misalnya peristiwa
pembunuhan, perkosaan maupun kecelakaan lalu lintas (bertujuan untuk
membiuat rekaan rekonstruksi atas peristiwa yang terjadi, misalnya apakah
racun tsb berperan sehingga terjadi kecelakaan itu).
Guna pemeriksaan tambahan misalnya sampel/organ hasil otopsi untuk
pemeriksaan toksikologi adalah untuk melengkapi Visum et Repertum baik
korban hidup atau jenazah.
- Pengambilan Sampel Pada Korban Yang Tewas
Prinsip pengambilan sampel pada kasus keracunan adalah diambil
sebanyak- banyaknya setelah kita sisihkan untuk cadangan dan untuk pemeriksaan
histopatologi. 10
Secara umum sampel yang harus diambil adalah:
a. Pada korban hidup: sisa makanan / minuman (muntahan), darah -/ + 100 ml,
Urine -/+ 100ml
b. Pada jenazah:
34

- Lambung dengan isinya


- Seluruh usus dengan isinya dengan membuat sekat dengan ikatan-ikatan
pada usus setiap jarak sekitar 60 cm
- Darah, yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari perifer
(vena jugularis, arteri femoralis, dll) masing-masing 50 ml dan dibagi dua.
Yang satu diberi bahan pengawet NaF 1% yang lain tidak diberi pengawet
- Hati, sebagai tempat detoksifikasi tidak boleh dilupakan, diambil sebanyak
500 gram
- Ginjal diambil keduanya, yaitu pada kasus keracunan logam berat
terutama bila urine tidak tersedia
- Otak, diambil 500 gram khusus untuk keracunan kloroform dan sianida.
Hal tersebut dimungkinkan karena otak merupakan jaringan lipoid yang
mampu meretensi racun walau telah mengalami pembusukan
- Urine diambil seluruhnya, penting karena racun akan diekskresikan
melalui urine khususnya untuk tes penyaring pada keracunan narkotika
dan alkohol
- Empedu, karena tempat ekskresi berbagai macam racun terutama narkotika
pada kasus khusus dapat diambil: jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-
10 cm
- Jaringan otot yaitu dari tempat yang terhindar kontaminasi misalnya m.
Psoas sebanyak 200 gram
- Lemak dibawah kulit dinding perut sebanyak 200 gram rambut yang
dicabut sebanyak 10 gram
- Kuku yang dipotong sebanyak 10 gram
- Cairan otak sebanyak-banyaknya

- Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi


Idealnya terdiri dari 9 wadah dikarenakan masing-masing bahan pemeriksaan
diletakkan secara tersendiri, yaitu :
1. 2 buah peles , 2 liter untuk hati dan usus
2. 3 peles , 1 liter untuk lambung beserta isinya, otak dan ginjal
35

3. 4 botol , 25 ml untuk darah (2 buah), urin dan empedu


4. Wadah harus dibersihkan dahulu dengan mencucinya memakai asam
kromat hangat dan dibilas dengan aquades serta dikeringkan.
5. Bahan Pengawet
Jumlah bahan pengawet untuk sampel padat minimal 2x volume sampel tersebut,
bahan pengawet yang dianjurkan:
- Alkohol absolut (untuk sampel padat/ organ)
- Larutan garam jenuh (untuk sampel padat/ organ)
- Natrium fluoride 1% untuk sampel cair
- Natrium fluoride + natrium sitrat (75 mg + 50 mg) untuk setiap 10 ml
sampel cair
- Natrium benzoat dan fenil merkuri nitrat khusus untuk pengawet urine

- Cara Pengiriman
Untuk melakukan pengiriman bahan pemeriksaan forensik, harus memenuhi
kriteria :
1. Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan. Syarat wadah :
- Bahan gelas/plastik, mulut lebar & bersih (baru).
- Minimal 4 buah stoples :
 Stoples I : organ saluran cerna
 Stoples II: Organ lain (hati, otak dll)
 Stoples III: organ UGI
 Stoples IV: darah/ urine
- Tutup rapat, tepi dilapisi lilin (seal) & diikat oleh tali bersambung,
2. Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk control
3. Tiap tempat yang telah terisi disegel dan diberi label
4. Hasil autopsi harus dilampirkan secara singkat
5. Adanya surat permintaan dari penyidik yaitu:
- Surat permohonan pemeriksaan:
• Histopalogi
36

• Toksikologi
• Trace evidence
- Keterangan yg lengkap mengenai :
• Identitas korban
• Peristiwa kematian/modus operandi
• Riwayat dan perjalanan penyakit
• Bahan apa yg dikirim
• Bahan pengawet yg dipakai
• Laporan autopsi
- Berita acara pembungkusan dan penyegelan
- Fotocopy SPVR
- Contoh segel
- Label, memuat identitas korban, jenis dan jumlah bahan pemeriksaan,
tempat dan pengambilan bahan, tanda tangan dan nama penyegel dan
dokter yang mengotopsi, cap stempel, dan segel dinas

BAB 3

KESIMPULAN

Trace evidence adalah bukti yang dijumpai saat objek-objek yang berbeda
berhubungan satu sama lain, benda bergerak atau tidak berwujud yang dikuasai
oleh penyidik sebagai hasil dari serangkaian tindakan penyidik dalam melakukan
penyitaan dan atau penggeledahan dan atau pemeriksaan surat untuk kepentingan
pembuktian dalam penyidikan, penuntutan, dan peradilan. Alat-alat bukti yang sah
adalah sebagaimana yang diterangkan di dalam Pasal 184 KUHAP yaitu
Keterangan saksi, Keterangan ahli, Surat, Petunjuk, Keterangan terdakwa.
Macam-macam trace evidence terdiri dari darah (bercak darah, darah orang hidup,
darah orang mati), rambut, kuku, gigi, cairan tubuh, sperma, sidik jari,toksikologi.
37

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahid, Shahrom A. 1993. Patologi Forensik. Dewan Bahasa dan Pustaka


Kementrian pendidikan malaysia. Kuala Lumpur.118-130.
2. Dahlan, sofwan. 2004. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter
dan Penegak Hukum. Badan penerbit Universitas Diponegoro Semarang.
Chapter 18. Hal 255-269
3. Nelson, Emily. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://www.myforensicsciencedegree.com/trace-evidence/ [Accesed Mei,
2011]
4. George, F. G. 2011. Trace Evidence. Available from :
http://en.wikipedia.org/wiki/Trace_evidence [Accesed Mei, 2011]
5. Gani, M Husni. 2003. Ilmu kedokteran forensik Fakultas Kedokteran
universitas andalas.109-111.
38

6. Indries, Abdul Mun’im., Tjiptomartono, Agung Legowo. 2011. Penerpan


ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan. Sagung Seto. Hal 9-30.
7. Franklin, C. A. 1988. Modi’s Textbook of Medical Jurisprudence And
Toxicology 21th ed. Bombay N.M. Tripathi Private Limited. Chapter VII.
Hal 104-152.
8. Wheeler, Barbara P., Wilson, Lori J. 2008. Practical Forensic Microscopy.
A laboratory Manual. Experiment 21 : semen examinations. Wiley-
Blackwell. Page 289-293
9. Nandy, Apurba. 2001. Principles of Forensic Medicine. India : New
Central Book Agency. Page 129-132.
10. Chadha, P.V. 2003. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi edisi V.
Jakarta: Medika.

Anda mungkin juga menyukai