Anda di halaman 1dari 88

MAKALAH

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

DI SUSUN OLEH :

ADE ANGGREANI ( 19240001 )


AMINAH (19240002)
ANGELA MARCELINA (19240003)
ANITA PRATAMI (19240004)
EGAN SARIASIH ( 19240006 )
FIA MERSIANA ( 19240007 )
INDAH DWI WAHYUNI ( 19240008 )
MESI APRIYANI ( 19240009 )
NABILA FATHIA ( 19240015p )
SELVI MARDIANTI ( 19240012)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (DIII)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah. Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas  kuliah .

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

bengkulu, 9 april 2020

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..4

A. Latar belakang…………………………………………………….......4
B. Rumusan masalah……………………………………………………..6
C. Tujuan…………………………………………………………………7
D. Manfaat………………………………………………………………..7

BAB II PEMBAHASAN………………………..………………………………8

1. Gizi pada ibu bersalin………………………………………………...8


a. Pengertian persalinan……………………………………………...8
b. Gizi pada masa persalinan…………………………………….…..8
c. Status gizi ibu ……………………………………………………11
2. Gizi pada ibu menyusui………………………………………….…...13
a. Prinsip gizi pada ibu menyusui…………………………………..13
b. Faktor faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui…………..16
c. Pengaruh status gizi bagi ibu menyusui…………………………17
3. Penyesuaian gizi pada ibu menyusui………………………………...19
a. Penyesuaian phisiologis………………………………………….19
b. Keunggulan dan manfaat asi……………………………………..23
c. Keuntungan menyusui……………………………………………24
4. Aspek pada gizi ibu menyusui……………………………………….28
a. Aspek imunologi…………………………………………………28
b. Aspek psikologis…………………………………………………31
c. Penilaian status gizi ibu menyusui……………………………….33
d. Kebutuhan gizi ibu menyusui……………………………………43
5. Gizi seimbang pada bayi……………………………………………..48

2
a. Pengertian gizi seimbang pada bayi……………………………..48
b. Prinsip gizi bagi bayi…………………………………………….49
c. Macam macam makanan bayi…………………………………....49
6. Makanan tambahan mpasi pada bayi………………………………...54
a. Syarat mpasi …………………………………………………….54
b. Jenis jenis mpasi…………………………………………………55
c. Waktu pemberian makanan pendamping………………………..58
7. Gizi pada balita……………………………………………………...66
a. Pengelompokan balita……………………………………………66
b. Kebutuhan energy dan zat gizi pada balita………………………67
c. Pola makan untuk balita………………………………………….70

BAB III PENUTUP……………………………………………………………..85

A. Kesimpulan ………………………………………………………….…..85
B. Saran ……………………………………………....………………….…85

DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………………….……86

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta
hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi)
membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan,
pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan
(ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung
protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui
dalam jumlah tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa
pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI
sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat
mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui
memiliki kebutuhan yang banyak akan asupan gizi yang terkandung di dalam
setiap makanan yang di konsumsinya dengan memperhatikan kebutuhan yang di
perlukan oleh tubuhya. Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk
memberikan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan
demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan menu
seimbang yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan
pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu
dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya.

4
Menyusui memberikan berbagai manfaat bagi bayi,ibu,keluarga dan
masyarakat,dan ,merupakan cara alami untuk mendapatkan nutrisi yang
baik,,emimgkatkan daya tahan tubuh serta memelihara emosi selama masa
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Air susu ibu mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan serta faktor
antibakteri dan antivirus yang melindungi bayi terhadap infeksi. Air susu ibu
dapat mengurangi kejadian berbagai infeksi selama masa bayi dan balita terhadap
gastroenteritis,infeksi saluran pernafasan,otitis media,sepsis neonatorum,dan
infeksi saluran kemih. Hampir 90% kematian balita terjadi di Negara berkembang
dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernafasan
akut.penyakit saluran cerna dan saluran nafas dapat dicegah dengan pemberian asi
ekslusif.

Menyusui secara ekslusif akan menjamin terpenuhinya nutrisi dan


berbagai manfaat dari asi,seperti perkembangan dan perlindungan terhadap infeksi
dan beberapa penyakit kronik lainnya.pemberian asi secara ekslusif di
rekomendasikan sampai bayi berusia 6 bulan ketika makanan pada mulai di
perkenalkan dan sampai di usia 12 bulan atau lebih,selama yang diinginkan oleh
ibu dan anak.

Angka di mulainya pemberian asi sejak dini cukup tinggi di


Australia,yaitu 96% namun hanya 15% bayi yang pada akhirnya mendapat asi
ekslusif sampai usia 6 bulan.angka menyusui adalah 70,3% untuk pernah
menyusui 36,2% untuk mneyusui yang di lanjutkan pada bulan ke 6 38,5% untuk
asi ekslusif pada bulan ke 6.

Menyusui mempertahankan proteksi ibu bayi setelah kelahiran dengan


membantu transfer faktor maternal yang memodulasi sistem imun pada periode
yang krusial di saat bayi sedang mengembangkan imunitasnya sendiri.
Perlindungan ini di peroleh dari adanya berbagai protein fungsional seperti
immunoglobulin A,laktoferin, faktor pertumbuhan,dan sitokin. Diantara nya

5
berbagai komponen susu, laktoferin berperan penting dalam pertahanan terhadap
penyakit.terutama di saluran pencernaan.

Air susu ibu merupakan produk oleh kelenjar mamae yang terdapat pada
payudara.air susu ibu merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Asi mengandung lemak,
karbohidrat protein,nutrient mikro,dan antibody dalam jumlah yang tepat untuk
pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi kandungan zat adiktif
lainnya dalam asi yang terutama bekerja untuk fungsi kekebalan tubuh adalah
komponen protein,nitrogen nonprotein lain,karbohidrat, lemak dan vitamin
sehingga dapat di mengerti dengan mendapatkan asi, bayi mendapatkan kekebalan
terhadap berbagai penyakit,seperti radang paru paru,radang telinga,diare dan
resiko alergi.

B. Rumusan masalah

berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan


masalah dalam makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud gizi pada masa persalinan ?


2. Apa saja prinsip gizi bagi ibu menyusui ?
3. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui ?
4. Apa saja keunggulan dan manfaat asi ?
5. Apa keuntungan menyusui bagi ibu ?
6. Bagaimana penilaian status gizi pada ibu menyusui?
7. Apa yang dimaksud gizi seimbang pada bayi ?
8. Apa saja jenis makanan pada bayi ?
9. Apa yang menjadi syarat mpasi dan waktu pemberian nya ?
10. Apa saja kebutuhan gizi dan jenis makanan pada balita ?

6
C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari gizi pada masa persalinan


2. Mengetahui prinsip gizi pada ibu menyusui
3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi gizi pada ibu menyusui
4. Memahami tentang keunggulan dan manfaat pada asi
5. Mengetahui keuntungan dari menyusui
6. Memahami tentang penilaian status pada ibu menyusui
7. Mengetahui gizi seimbang pada bayi
8. Mengetahui tentang jenis makanan pada bayi
9. Memahami kebutuhan mpasi dan waktu pemberian nya
10. Mengetahui keuntungan gizi dan jenis makanan pada balita

D. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu:

1.  Manfaat bagi penulis :


a.     Agar penulis bisa mengembangkannya kepada orang lain tentang gizi
yang seimbang pada ibu bersalinan dan menyusui
2.  Manfaat bagi pembaca :
a.    Agar pembaca mendapat ilmu lebih banyak mengenai gizi yang
seimbang pada ibu bersalin dan menyusui serta memahami makanan pada
bayi dan gizi yang terkandung pada asi.

7
BAB 2

PEMBAHASAN

1. GIZI PADA IBU BERSALIN

A. Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam


uterus pada umur kehamilan 37–42 minggu dengan ditandai adanya lendir
bercampur darah yang keluar pervaginam serta kontraksi pada uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan dan dilatasi serviks dan mendorong janin
keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau
bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Eka
Puspita, 2014).

Persalinan dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu tenaga (his, kekuatan
mengedan), kondisi jalan lahir dan keadaan besar kecilnya janin (Wiknyosastro,
2008). Faktor non farmakologis yang dapat meningkatkan kontraksi uterus yaitu
dukungan, mobilisasi dan perubahan posisi, sentuhan kenyamanan, akupresure,
stimulasi puting susu, hidroterapi, kompres air hangat pada fundus, menambah
asupan cairan dan nutrisi.(Chapman, 2006).

B. Gizi dalam persalinan

Ketika proses persalinan berlangsung, ibu memerlukan stamina dan


kondisi tubuh yang prima. Metabolisme pada ibu bersalin akan mengalami
peningkatan, hal tersebut diakibatkan terjadinya peningkatan kegiatan otot tubuh
yang disertai dengan adanya kecemasan. Kegiatan otot tubuh ibu saat mengedan
memerlukan energi yang optimal. Dengan energi yang optimal, ibu akan
mendapatkan kekuatan atau energy yang optimal pula. Energi yang dimiliki oleh
ibu berasal dari asupan nutrisi dan hidrasi. Hal ini sesuai dengan pendapat King et
al (2011) ibu bersalin yang memenuhi cairan dan nutrisi akan memiliki lebih

8
banyak energi selama persalinan, sedangkan bila menghiraukan intake cairan dan
nutrisi akan mempengaruhi keadaan ibu dan bayi saat persalinan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecukupan nutrisi ibu bersalin


berhubungan dengan kemajuan persalinan. Ibu bersalin yang memenuhi
kebutuhan nutrisinya akan melalui proses persalinan dengan baik dan mengalami
kemajuan persalinan yang baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Broach et al
(1988) dan Foulkes et al (1985) menyatakan bahwa pembatasan makan minum
atau puasa saat persalinan dapat menyebabkan dehidrasi dan asidosis, kelelahan,
bahkan meningkatkan persalinan tindakan dan kehilangan darah intra partum.
(Munro, 2012).

a) Hubungan gizi dan kemajuan persalinan

Asupan oral makanan dan minuman sangatlah dibutuhkan oleh ibu


bersalin untuk tenaga, menghindari kelelahan yang berakibat dehidrasi, serta
menjamin kesejahteraan ibu dan janin. Selain itu, asupan nutrisi menjadikan
kontraksi dan seluruh proses melahirkan lebih efisien. Ibu bersalin sebaiknya
dianjurkan untuk makan dan minum selama proses persalinan agar mendapatkan
energi yang dibutuhkan selama persalinan, sehingga kejadian partus lama yang
disebabkan karena kelelahan akan dapat dihindarkan.

Percobaan terkontrol acak yang dilakukan oleh O'Sullivan et al. (2009)


yaitu dari 2426 wanita nulipara menunjukkan bahwa pemberian makan rendah
lemak, diet residu rendah selama persalinan meningkatkan jenis persalinan
spontan. Sedangkan wanita yang hanya makan makanan ringan atau hanya minum
air putih mengalami partus lama dan meningkatkan jenis persalinan dengan
tindakan (Munro, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa jenis makanan atau
minuman yang dikonsumsi saat persalinan juga dapat mempengaruhi lamanya
persalinan.

Kontraksi otot pada ibu bersalin cenderung berlangsung cukup lama, hal
ini dapat mengakibatkan kelelahan otot yang berujung terhadap adanya
peningkatan kadar keton. Sementara itu aktifitas uterus akan berisiko menurun

9
akibat dari terakumulasinya benda keton dan meningkatnya kadar keton dalam
urin yang melebihi ambang batas normal dapat menurunkan aktifitas uterus.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya peningkatan kadar
keton, ibu bersalin disarankan untuk tidak membatasi makan minum. Karena
puasa bisa mengakibatkan dehidrasi dan asidosis, serta kelelahan, sehingga dapat
meningkatkan kejadian persalinan dengan tindakan dan perdarahan saat
persalinan.

Pembatasan makan dan minum pada ibu melahirkan memberikan rasa


ketidaknyamanan pada ibu. Selain itu, kondisi gizi buruk berpengaruh terhadap
lama persalinan dan tingkat kesakitan yang diakibatkannya, dan puasa tidak
menjamin perut kosong atau berkurang keasamannya. Lima penelitian yang
melibatkan 3130 Ibu bersalin. Pertama penelitian membandingkan antara ibu
bersalin yang diberi pembatasan makan dan minum dengan yang diberi kebebasan
makan dan minum. Kedua penelitian membandingkan antara ibu bersalin yang
hanya minum dengan yangdiberi makan dan minum tertentu. Dua penelitian lagi
membandingkan ibubersalin yang hanya minum air mineraldengan minuman
karbohidrat. Hasilpenelitian menunjukkan tidak adanyakerugian atau dampak
terhadap persalinan pada ibu yang diberi kebebasan makan dan minum. Dengan
demikian, ibu bersalin diberikan kebebasan untuk makan dan minum sesuai yang
mereka kehendaki. Berdasarkan penelitian tersebut, bidan dalam memberikan
asuhan persalinan sebaiknya tidak membatasi asupan nutrisi selama proses
persalinan berlangsung. Hal ini pun didukung oleh pendapat beberapa organisasi
bahwa asupan oral saat persalinan normal diberikan sekehendak wanita, minuman
air bening dapat diberikan pada persalinan tanpa komplikasi, minuman isotonik
selama persalinan dapat mencegah ketosis.

b) Makanan yang dianjurkan dalam persalinan

Makanan yang disarankan dikonsumsi pada kelompok Ibu yang makan


saat persalinan adalah roti, biskuit, sayuran dan buah-buahan, yogurt rendah
lemak, sup, minuman isotonik dan jus buah-buahan. Nutrisi dan hidrasi sangat

10
penting selama proses persalinan untuk memastikan kecukupan energi dan
mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi Ibu dan bayi.
Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan lambung
cocok untuk awal persalinan. Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan
dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah:

Makanan:

1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai
ataupun madu.
2. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt rendah lemak.
6. Buah segar atau buah kaleng.

Minuman:

1. Minuman yogurt rendah lemak.


2. Es blok.
3. Jus buah-buahan.
4. Kaldu jernih.
5. Diluted squash drinks.
6. Air mineral.
7. Cairan olahraga atau cairan isotonik.

C. Status Gizi Pada Ibu

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk


variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Cara
pengukurannya dengan memantau pertumbuhan berat badan ibu selama
kehamilan dengan menggunakan data rekam medik, yaitu dengan melihat berat
badan pada akhir kehamilan dikurang dengan berat badan awal kehamilan, lalu
dibandingkan dengan indeks massa tubuh ibu sebelum kehamilan.

11
Hubungan status gizi dengan persalinan

Pada saat persalinan status gizi ibu sangat berpengaruh terhadap berat
badan bayi baru lahir serta faktor-faktor yang menjadikan resiko ibu pada saat
bersalin. Pada saat bersalin normal, ibu memerluhkan power untuk mengeluarkan
bayinya, apabila ibu hamil memiliki riwayat status gizi yang kurang baik, ini
dikawatirkan akan berdampak pada power ibu pada saat melahirkan, ibu akan
mudah lelah dan kekurangan energi untuk meneran. Ini akan berakibat pada
persalinan macet, persalinan lama, bahkan kematian bayi akibat dari kurangnya
asupan oksigen ke bayi. Jadi status gizi pada ibu berpengaruh terhadap lancarnya
proses persalinan.

12
2.GIZI PADA IBU MENYUSUI

A. Prinsip Gizi Untuk Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. 
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Pada saat
menyusui selain dibutuhkan tambahan energi dan zat-zat gizi lain, dibutuhkan
pula lebih banyak cairan.
Oleh karena itu ibu menyusui dianjurkan untuk minum 8-12 gelas sehari,
yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein) dan sari buah
(untuk tambahan vitamin C). Sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsentrasi kalsium dan zat besi. Keberhasilan seorang ibu untuk
memberikan ASI yang cukup kepada bayinya sangat ditentukan oleh bagaimana
kualitas dan kuantitas makanan baik semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.

a.      Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui


Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus
dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa
bayi.Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat membantu
pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan.Selain itu, produksi ASI juga dapat
bertambah. Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa hamil dan
menyusui tentu akan menimbulkan dampak negative terhadap status gizi
ibu,kesehatan ibu dan anak karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas
rendah. Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
a). Energi

13
Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan
masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin.Untuk itu
dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6 bulan pertama menyusui).Untuk 6 bulan
kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan
tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
b). Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama.
Pada 6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.
c). Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna
itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi
untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan
tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
d). Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg,
karena dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun
dalam ASI relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang.
Jika intake kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam
produksi ASI akan diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam
tulang.
e). Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel, mendukung
syaraf dan    sistem kekebalan.Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi produksi sel
darah merah dan putih.
f). Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
g). Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
h). Zinc (Seng)

14
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting
dalam penyembuhan luka.

Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan


Energi (kkal) + 700 + 500
Protein (g) + 16 + 12
Vitamin (RE) + 350 + 300
Tiamin (mg) + 0,3 + 0,3
Riboflavin (mg) + 0,4 + 0,3
Niasin (mg) +3 +3
Vitamin B-12 (µg) + 0,3 + 0,3
Asam folat (µg) + 50 + 40
Vitamin C (mg) + 25 + 10
Kalsium (mg) + 400 + 400
Fosfor (mg) + 300 + 200
Magnesium (mg) + 40 + 30
Besi (mg) +2 +2
Seng (mg) + 10 +10
Iodium (µg) + 50 + 50
Selenium (µg) + 25 + 20

Tabel Tambahan Makanan Untuk Ibu Menyusui

15
Bahan Tidak Menyusui 0 – Menyusui 7 – Menyusui 13 –
Makanan Menyusui 6 bulan (gr) 12 bulan (gr) 24 bulan
(gr)
Beras 250 = nasi 50 = nasi 100 50 50
500 gr/5 gr/ 1 gelas
gelas
Protein 100 (2 50 (1 potong) 50 50
hewani potong)

Telur 50 (1 butir) 50 (1 potong) 50 50

Protein 100 (4 50 (2 potong) 50 50


nabati potong)

Kacang 25 (2,5 sdm) 51 (5 sdm) - -


hijau

Sayuran 200 (2 gelas) 100 (1 gelas) 100 100

Buah 201 (2 100 (1 potong) 100 100


potong)

Minyak 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25

Gula 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25

Susu 25 (2,5 sdm) 50 (5 sdm) 50 25


bubuk

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui


a. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
b. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-
20 gram protein sehari.

16
c. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan
d. satu atau lebih zat gizi.

C. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui


Bila kebutuhan energi wanita usia reproduksi sebesar 2100 kcal / hari,
seorang ibu menyusui memerlukan asupan rata-rata 2700 kcal dalam
kesehariannya. Tambahan sebesar 500 – 700 kkal tersebut tak lain diperlukan
untuk keperluan Biosintesis ASI. Ekstra energi tersebut tidak semuanya harus di
dapatkan dari intake makanan yang di konsumsi ibu menyusui sehari-hari. 200
kcal ternyata telah tersedia di tubuh ibu berupa cadangan deposit yang telah di
bentuk sejak dimulainya proses masa kehamilan. Sisa 300 – 500 kcal / hari lah
yang baru di harapkan diperoleh dari intake makanan keseharian sang ibu. Jadi
tidak tepat bila dikatakan seorang ibu menyusui harus makan dengan porsi besar-
besaran agar tidak kelaparan dan produksi ASI lancar.
Saat menyusui minuman keras sebisa mungkin dihindari. Selain itu
merokok selama menyusui dapat membahayakan bayi dan mengurangi produksi
susu. Penggunaan pil KB selama menyusui harus dihindari sebab dampak jangka
panjang hormon dalam pil masih belum diketahui. Pil KB juga diketahui
mengurangi produksi susu. Namun, pil POP (Progesteron Only Pil / low-dose)
tidak mempengaruhi produksi susu, dan pada kasus khusus pil ini boleh di
gunakan (misalnya pada kasus ibu Diabetes yang tidak boleh hamil). Namun,
kebanyakan wanita sebaiknya menggunakan metode KB alamiah, kondom, atau
IUD daripada menggunakan KB hormonal.

2.Semua kalori tidak diciptakan setara – Memilih makanan yang mengandung


kalori sesuai deKebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan
nutris air susu dan jumlah penghasilan susu. Ibu menyusui disarankan
memperoleh tambahan zat makanan 500 Kal yang digunakan untuk memproduksi
ASI dan untuk aktifitas ibu sendir

17
D. Pengaruh status gizi juga akan mempengaruhi dan memberikan
dampak kepada ibu dan bayinya. Antara lain :
a) Jika Ibu menyusui kekurangan gizi menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh
kembang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi.
b) Bila konsumsi zat kapur (Ca) ibunya berkurang, Ca akan diambil dari
cadangan Cajaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan
kerusakan gigi-gigi caries dentis. Ibu yang telah hamil berkali-kali dan
kurang konsumsi Ca-nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi
ceries dentis tersebut.

18
3.PENYESUAIAN GIZI PADA IBU MENYUSUI

A. Penyesuaian Fisiologi Produk ASI

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.

ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.ASI adalah satu jenis
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup
hampir 200 unsur zat makanan.

ASI dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:

a. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama


disekresi oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4.
Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan “meconium” yaitu air
ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses
persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per hari.

b. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum


sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari
ke-4 sampai hari ke-10.

c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.

19
Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara


rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu
dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang
lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu
pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let
Down/Pelepasan ASI). Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak
kehamilan. Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama
besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus
laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah
pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan
progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang
dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum.

Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari


plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut
terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar
prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen.

Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan


produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan
oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan
meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh psikis,anestesi, operasi,
rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan. Sedangkan
yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi
buruk, dan pengaruh obat-obatan.

ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI


yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap
payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi
sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah

20
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir
melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi.

Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI”


ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi,
dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang
menghambat refleks ”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan bingung
atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan
nyeri. Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi
sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu
mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi
harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya
menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang
perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui,
hal ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke
bentuk semula.

A. Keunggulan ASI

Komposisi: ASI mengandung zat-zat gizi, antara lain:faktor pembentuk sel-sel


otak, terutama DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein
utama dari susu yang berbentuk cair) lebih banyak daripada kasein (protein utama
dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35.

Nutrisi: Mengandung imunoglobulin dan kaya akan DHA (asam lemak tidak
polar yang berikat banyak) yang dapat membantu bayi menahan infeksi serta
membantu perkembangan otak dan selaput mata.

Pencernaan: Protein ASI adalah sejenis protein yang lebih mudah dicerna
selain itu ada sejenis unsur lemak ASI yang mudah diserap dan digunakan oleh
bayi. Unsur elektronik dan zat besi yang dikandung ASI lebih rendah dari susu
formula tetapi daya serap dan guna lebih tinggi yang dapat memperkecil beban
ginjal bayi. Selain itu ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim
yang dapat membantu proses pencernaan antara lain lipase (untuk menguraikan

21
lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat) dan protease (untuk
menguraikan protein).

Kebutuhan: Dapat memajukan pendirian hubungan ibu dan anak. ASI adalah
makanan bayi, dapat memenuhi kebutuhan bayi, memberikan rasa aman kepada
bayi yang dapat mendorong kemampuan adaptasi bayi.

Ekonomi: Lebih murah: menghemat biaya alat-alat, makanan, dll yang


berhubungan dengan pemeliharaan, mengurangi beban perekonomian keluarga.

Kebersihan: ASI boleh langsung diminum jadi bias menghindari penyucian


botol susu yang tidak benar ataupun hal kebersihan lain yang disebabkan oleh
penyucian tangan yang tidak bersih oleh ibu. Dapat menghindari bahaya karena
pembuatan dan penyimpanan susu yang tidak benar.

Ekonomis: Tidak perlu disterilkan atau lebih mudah dibawa keluar, lebih
mudah diminum, minuman yang paling segar dan suhu minuman yang paling
tepat untuk bayi.

Penampilan: Bayi mesti menggerakkan mulut untuk menghisap ASI, hal ini
dapat membuat gigi bayi menjadi kuat dan wajah menjadi cantik.

Pencegahan: Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat menghindari alergi karena
susu formula seperti mencret, muntah, infeksi saluran pernapasan, asma, bintik-
bintik, pertumbuhan terganggu dan gejala lainnya.

Kebaikan bagi ibu: Dapat membantu kontraksi rahim ibu, lebih lambat datang
bulan sehabis melahirkan sehingga dapat ber-KB alami. Selain itu dapat
menghabiskan kalori yang berguna untuk pengembalian postur tubuh ibu.
Berdasarkan biodata statistik, ibu yang menyusui ASI lebih rendah kemungkinan
menderita kanker payudara, kanker rahim dan keropos tulang.

22
B. Manfaat ASI

Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,


masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.Ketika bayi berusia 0-
6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung lebih
dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia sebagaimana
susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan ideal
untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada
bayi yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu
menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan
hubungan ibu dengan bayinya.

Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan,


apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah
dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat
menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak,
tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi
yang tidak diberi ASI.

Untuk Keluarga :

Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu,
serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih
sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga,
menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak
perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian.

Untuk Masyarakat dan Negara :

Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada

23
sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki
kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI
merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi.

C. Keuntungan Menyusui

Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu


untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak
yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah
ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko terkena kanker
rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada
ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak
perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa
berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu
formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya,
ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional

D. Komposisi ASI

Komposisi tidak sama dari waktu kewaktu, hal ini berdasarkan pada stadium
laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Kolostum: ASI yang dihasilkan pada hari petama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.
2. ASI tansisi: ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari
kesepuluh.
3. ASI mature: ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya

24
Kecukupan ASI

Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari:

1. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir minggu


setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10%.
2. Kurve petumbuhan beat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat
badan pada:
Triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu
Triwulan ke 2: 500-600 gr setiap bulan
Triwulan ke 3: 350-450 gr setiap bulan
Triwulan ke 4: 250-350 gr setiap bulan
Atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir pada umur 4-5
bulan dan 3 kali lipat pada umur 1 tahun.
3. Bayi lebih banyak mengompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah
dan tertidur.
5. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit
dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:

Kolostrum

Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan


vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.

Protein

Protein dalam ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey
(protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan
dengan casein.

25
Lemak

Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan


komponen yang gizi yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan,
bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia
muda.

Laktosa

Merupakan karbohidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber


energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan
lactobacillus bifidus.

Zat besi

Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui
jarang kekurangan zat besi.

Taurin

Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan


penting dalam maturasi otak bayi.

Lactobacilus

Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli


yang sering menyebabkan diare pada bayi.

Laktoferin

Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri
dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.

26
Lizozim

Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,


caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat
menyusu dengan botol dan dot.

27
4.ASPEK PADA GIZI IBU MENYUSUI

A. Aspek imunologi pada asi

Imunoglogi pada ASI Air susu ibu mengandung imunoglobulin M, A, D,


G, dan E, namun yang paling banyak adalah sIgA. Sekretori IgA pada ASI
merupakan sumber utama imunitas didapat secara pasif selama beberapa minggu
sebelum produksi endogen sIgA, konsentrasi paling tinggi pada beberapa hari
pertama post partum. Selama masa pasca lahir, bayi rentan terhadap infeksi
patogen yang masuk, oleh sebab itu sIgA adalah faktor protektif penting terhadap
infeksi. Studi dari Swedia menyatakan bahwa kadar antibodi IgA dan IgM secara
bermakna lebih tinggi pada bayi mendapat ASI dibandingkan yang tidak
mendapat ASIImunoglobulin A (Ig A) yang terdapat di dalam antibodi maternal
didapat dari sistem imun saluran cerna dan pernafasan yang dibawa melalui
sirkulasi darah dan limfatik ke kelenjar payudara, akhirnya dikeluarkan melalui
ASI sebagai sIgA.

Zat imunologi lain yang dimiliki ASI Air susu ibu mempunyai sejumlah
faktor yang mempengaruhi mikroflora usus bayi, sehingga menambah kolonisasi
dari jumlah bakteri sementara menghambat kolonisasi yang lainnya. Komponen
komponen imunologi ini termasuk:

1. Laktoferin, merupakan protein yang terikat dengan zat besi, diproduksi


oleh makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara bersifat
bakteriostatik dan bakterisid. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan
cara berikatan dengan zat besi sehingga tidak tersedia untuk bakteri
pathogen
2. Lisozim, suatu enzim yang diproduksi oleh makrofag, neutrofil, dan epitel
kelenjar payudara, dapat memecah dinding sel bakteri Gram positif yang
ada pada mukosa usus dan menambah aktifitas bakterisid sIgA terhadap E.
coli dan beberapa Salmonella.10,23 Kadar dalam ASI 0,1 mg/ml yang
bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan.

28
Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim
per satuan volume.
3. Komplemen, berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri
melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat
opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme
pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam
kolostrum sekitar 50%–70% kadar serum dewasa. Pada masa laktasi dua
minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar
C3 dan C4 masingmasing 15 mg/dL dan 10 mg/dL.
4. Granulocyte colony – stimulating factor (G-CSF) merupakan sitokin
spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek
proliferasi, diferensiasi dan ketahanan neutrofil. Mengeluarkan
reseptornya dalam vili usus bayi dan kadar meningkat pada dua hari post
partum.
5. Oligosakarida, menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai reseptor
dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus
bayi.
6. Musin, melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba,
dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari
tubuh. Musin dapat menghambat adhesi E.coli dan rotavirus. Disamping
itu ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF
yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. Lactadherin protein globule
fat pada ASI dapat merusak membran pembungkus virus. Kvistgaard
dkk28 mendapatkan bahwa PAF-hidrolase dapat melindungi bayi dari
infeksi Rotavirus
7. Lipase, membentuk asam lemak dan monogliserida yang menginaktivasi
organisme, sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeba
histolytica.
8. Interferon dan fibronektin mempunyai aktifitas antiviral dan menambah
sifat lisis dari leukosit susu

29
9. Protein pengikat vitamin B12 dan asam folat, dapat menjadi antibakteri
dengan menghalangi bakteri seperti E.coli dan bacteroides untuk mengikat
vitamin bebas sebagai faktor pertumbuhan

10. Probiotik, bayi yang mendapat ASI mempunyai kandungan Lactobacilli


yang tinggi, terutama Lactobacillus bifidus (Bifidobacterium bifidum).
Glikan merupakan komponen ASI yang menstimulasi pertumbuhan dan
kolonisasi L. bifidus Kuman ini akan mengubah laktosa menjadi asam
laktat dan asam asetat, situasi asam dalam cairan usus akan menghambat
pertumbuhan E. Coli.

Sel yang terdapat pada ASI

Leukosit (90% dari jumlah sel) di dalam ASI terutama terdiri dari
makrofag (90%). Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat
menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositik,
sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti
IL-1 serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans
pada bayi. Limfosit (10% dari jumlah sel) 50% terdiri atas limfosit T dan 34%
limfosit B. Fungsi limfosit untuk mensintesis antibodi IgA, memberikan respons
terhadap mitogen dengan cara berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag –
limfosit dan pelepasan mediator.Leukosit ASI dapat bertahan terhadap perubahan
pH, suhu dan osmolaritas, sama dengan yang terjadi pada binatang bertahan
selama seminggu pada orang utan dan domba.

Imunitas pasif dari ibu

Sementara menunggu sistem imunologi endogen bayi matang, berbagai


komponen imunologi dan bioaktif susu bekerja secara sinergis untuk memberikan
sistem penyokong imunologi pasif dari ibu ke bayinya pada hari dan bulan
pertama kelahiran. Beberapa studi secara jelas mengatakan keuntungan secara
klinis menunjukkan penurunan risiko infeksi saluran cerna dan pernapasan

30
terutama selama tahun pertama kehidupan. Kejadian meningkatnya faktor bioaktif
dan imun dapat menjelaskan penurunan risiko alergi saluran cerna dan pernapasan
serta penyakit autoimun pada anak yang diberi ASI.

Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada
saluran napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih
rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran
bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi
saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu
formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat sampai
tahun kedua.

B. Aspek psikologi

Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
meningkatkan produksi 58 hormon terutama oxitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI. Ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (Skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih didalam rahim. proses menyusui
akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin yang erat, mesra
dan selaras yang diciptakan oleh awal dan lebih permanen sangat penting.

a. Kondisi psikologis

Terjadinya gangguan psikologis pada ibu adalah dipengaruhi oleh beberapa


faktor, diantaranya responden yang diambil 100% ibu primipara sehinga terlihat
pada penelitian seorang ibu cemas dan panik mendengar bayinya sedang
menangis, ibu kebingungan karena masih baru pertama menghadapi situasi yang
seperti itu dan itu menjadi faktor kesiapan ibu memasuki fase baru menjadi
seorang ibu, dalam kondisi baru ibu memerlukan kesiapan dan kematangan dalam
menerima pengalaman baru dalam hidupnya yaitu menjadi seorang ibu atau orang
tua dari bayi yang baru dilahirkanya. pada ibu pasca melahirkan khususnya pada

31
ibu primipara dalam kondisi dimana memasuki fase baru, memerlukan banyak
penyesuaian yang signifikan setelah kedatangan bayi baru.

Adapun faktor yang mempengaruhi kondisi psikologis ibu:

1. faktor umur : mengalami gangguan psikologis dikarenakan ini adalah


pengalaman pertama pada ibu primipara khususnya memasuki fase baru
menjadi seorang ibu. Meskipun pada umur 20-35 dianggap umur yang pas
dalam bereproduksi. Tetapi hasil pengamatan penelelitin umur sebagian
besar pada umur 20-25 yang termasuk dalam kriteria muda sehingga Ibu
masih keliahatan takut, gugup serta gelisah, banyak ibu yang mengeluh
saat bayinya menangis karena ibu kebingungan bagaimana caranya agar
bayi tidak menangis lagi. Pada dasarnya dengan bertambahnya umur ibu,
dapat menambah pengalaman ibu dimana pengalaman juga bisa diperoleh
dari diri sendiri maupun dari orang lain, dengan begitu ibu dapat
memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru. Hal tersebut sesuai teori
Notoatmodjo (2003) bahwa pengalaman itu adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran, oleh sebab itu pengalaman pribadi ibu juga dapat
digunakan untuk memperoleh pengetahuan baru dalam hal baru yang
nantinya dijadikan pembelajaran yang dapat berdampak pada kondisi
psikologis yang lebih baik.
2. Faktor pendidikan: mempunyai jenjang menengah atas. Hal ini
menunjukan meskipun pada tingkat pendidikanya menengah tidak semua
kondisi dan kesiapan secara matang, karena pada jenjang ini sebagian
besar masih terlihat seperti kematangan psikologis dan banyak hal yang
kurang diketahui dalam kondisi setelah kelahiran. Banyak ibu yang tidak
tahu bagaimana cara menyusui dan mengendong bayi. Faktor pendidikan
mempengaruhi pada perilaku seseorang, yang berpendidikan lebih tinggi
akan lebih tahu bagamana cara menyesuaikan diri terhadap penyesuaian
masuk ke fase baru. semakin tinggi tingkat pendidikan ibu semakin muda
menerima informasi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan atau orang
lain maupun dari media masa sehingga semakin tinggi pendidikan

32
seeorang semakin matang dan lebih jauh untuk berfikir sesuatu yang baik
buat dirinya dan akan berdampak pada kondisi psikologis dirinya yang
lebih baik dalam menyiapkan kematangan dalam proses berfikir
kedepanya.
3. Faktor pekerjaan : didapatkan sebagian besar ibu tidak bekerja. Ibu rumah
tangga atau wanita tidak berkerja biasanya kurang mendapat informasi
yang terbaru khususnya tentang kesehatan kerena ibu tersebut hanya
berinteraksi dengan orang dilingkungan rumahnya saja. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologis ibu, sebagai mana bermula dari
berinteraksi seseorang bisa menambah pengetahuan dijadikan sebagai
pembelajaran untuk menghadapi kondisi ibu yang membutuhkan kesiapan
dalam menjalaninya, yaitu kesiapan ibu dalam memasuki fase baru
menjadi seoeang ibu. Seseorang yang sering berinteraksi dengan orang di
lingkungan kerjanya yang lebih mendapatkan informasi yang lebih luas
dan dapat bertukar pikiran, pengetahuannya akan bertambah banyak.
seorang yang memiliki pekerjaan dengan informasi yang lebih luas
terdapat kecenderungan mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan
dengan berkerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai,
bermanfaat, dan memperoleh berbagai pengalaman yang lebih luas
sehingga informasi yang di peroleh lebih banyak.

C. Penilaian status gizi pada ibu menyusui

Perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya


kebutuhan gizi. Perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi,
pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan akibat gizi salah. (Undang-undang RI
No. 29 Tahun 2004).

Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy yg membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan

33
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi


pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila gtatus gizi ibu normal pada masa
sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,
cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi sedang,
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil
SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia
mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat
persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi
saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain
sebagainya (Depkes RI, 1998).

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu


kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan
energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

34
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan
kualitas produksi ASI. Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan
kebutuhan kalsium bayi diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal
ini dibiarkan terus berlanjut maka akan mengakibatkan ibu mengalami
osteophorosis dan kerusakan gigi. Kuantitas produksi ASI di pengaruhi oleh
keadaan gizi ibu, ibu dengan gizi baik akan memproduksi ASI sekitar 600 - 800
ml pada bulan pertama, sedangkan ibu dengan gizi kurang hanya memproduksi
ASI sekitar 500 - 700 ml Status gizi ibu menyusui di pengaruhi oleh prinsip, dan
faktor yang mesti diperhatikan dalam pemenuhannya.

1.      Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.

2.      Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi ASI

35
1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-
20 gram protein sehari.
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan   satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.
5. Psikologi
6. Kesehatan
7. Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
8. Sosial ekonomi
9. Bayi tidak mau menyusui
10. Masalah pada payudara

3. Pengaruh status gizi bagi ibu menyusui 


      Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu
dan jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh
tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan
untuk aktivitas ibu itu sendiri.

a)      Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui

Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui sangatlah harus


dipertimbangkan karena menyangkut gizi anak sebelum lahir dan semasa bayi.
Selain itu, ibu yang memiliki gizi yang cukup juga dapat membantu pemulihan
yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi ASI juga dapat bertambah.
Apabila gizi ibu tidak di penuhi dengan baik semasa hamil dan menyusui tentu
akan menimbulkan dampak negative terhadap status gizi ibu, kesehatan ibu dan
anak karena ASI yang akan dihasilkan akan berkualitas rendah.

36
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:

1. Energi

Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan


masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin. Untuk itu
dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6 bulan pertama menyusui). Untuk 6 bulan
kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan
tambahan sebanyak 400 kkal/hari.

2.  Protein

Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6


bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.

3.  Zat besi

Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna itu
perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi
untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan
tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.

4. Kalsium

Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena
dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun dalam ASI
relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake
kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan
diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.

5. Vitamin D

 Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.

6.  Vitamin B-6

37
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung syaraf dan    sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi
produksi sel darah merah dan putih.

7.  Folic Acid (Asam folat)

Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.

8.  Vitamin B-12

Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.

9.  Zinc (Seng)

Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting dalam penyembuhan


luka.

38
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui

Zat gizi 0-6 bulan 7-12 bulan

Energi (kkal) + 700 + 500

Protein (g) + 16 + 12

Vitamin (RE) + 350 + 300

Tiamin (mg) + 0,3 + 0,3

Riboflavin (mg) + 0,4 + 0,3

Niasin (mg) +3 +3

Vitamin B-12 (µg) + 0,3 + 0,3

Asam folat (µg) + 50 + 40

Vitamin C (mg) + 25 + 10

Kalsium (mg) + 400 + 400

Fosfor (mg) + 300 + 200

Magnesium (mg) + 40 + 30

Besi (mg) +2 +2

Seng (mg) + 10 +10

Iodium (µg) + 50 + 50

Selenium (µg) + 25 + 20

Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi
memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:

a)      Sayur-sayuran

39
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat,
asam folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans.
Makan-makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi Anda
sekaligus mampu mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam
pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka sayuran mentah, coba makan
bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran yang telah
dimasak, pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu.
sebaiknya makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.

b)      Buah-buahan

Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan.
Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem
kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat
besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan
karena mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan  makan 3-5 porsi buah setiap hari.

c)      Kacang-kacangan

Kacang mengandung banyak protein dan merupakan sumber lemak sehat.


Protein penting memperbaiki sel-sel vital dalam tubuh. Banyak kacang-kacangan
yang juga mengandung vitamin B, E, C, folat, kalium, kalsium, magnesium dan
fosfor. Tingkat cukup kalsium diperlukan untuk membangun tulang yang sehat
dan gigi. Kacang juga baik untuk camilan termasuk kenari, kacang pinus, kemiri,
hazelnut, kacang Brasil dan pistachio.

d)     Ikan

40
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat,
menurut US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh
makan ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan
merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman
dikonsumsi  12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.

Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola makanan
bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak mengandung protein,
vitamin, mineral, dan cairan.

Syarat gizi seimbang untuk ibu menyusui     :

1. Tinggi kalori dan protein


2. Cukup vitamin dan mineral
3. Mudah dicerna dan tidak merangsang
4. Tinggi cairan : 800 – 1000 ml/hr
5. Tinggi konsumsi cairan dan buah segar
6. Susunan menu bervariasi dan seimbang

KEBUTUHAN ZAT GIZI IBU MENYUSUI

Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air


susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding
selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi
baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal diperlukan oleh ibu untuk tiap 100
ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira 640 kal/ hari untuk 6
bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk menghasilkan jumlah
susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal
ketika menyusui (Dudek, 2001).

Protein ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal


ketika menyususi.jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500kal yang dianjurkan.

41
Cairan nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter perhari,dalam bentuk air putih,susu
buah. Vitamin dan mineral kebutuhan selama menyusui lebih tinggi selama hamil
dan menyusui.

DAMPAK KEKURANGAN GIZI IBU MENYUSUI

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan


pada ibu dan bayi nya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh anak,bayi
mudah sakit mudah terinfeksi. Kekurangan zat zat esensial menimbulkan
gangguan pada mata ataupun tulang.

Standart kebutuhan gizi ibu menyusui

Menyusui anak sangat di anjurkan baik dari segi kesehatan maupun


Agama. Islam sangat menganjurkan agar ibu-ibu muslimah menyempurnakan
susuanya selama dua tahun ,jika ingin menghentikan susuanya maka hendakalah
ia bermusyawarah dengan suaminya untuk menentukan ibu susuanya untuk
menentukan ibu susuan pengganti lainya.seseorang ibu yang menyusui
memerlukan 2700-3000 kalori setiap harinya.cadangan lemak setiap hari akan
mensuplai 200-300 kalori perhari.ibu yanh hamil harus banyak menkomsumsi
sumber protein (daging ,keju, telur, dan susu) agar Asi berkualitas.Asi yang
berkualitas dapat menyediakan asam amino bagi bayi.Asi merupakan makanan
utama yang ideal untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologik
bayi,merupakan satu-satunya jenis pangan atau cairan yang perlu diminum oleh
anak manusia dalam waktu empat samapai dengan enam bulan pertama
kehidupanya.Asi memiliki unsur-unsur seperti kalsium dan zat besi sehingga bayi
yang di beri Asi hampir tidak mengalami Anemia .bayi yang di beri asi dapat
bermanfaat terhadap pertumbuhan jaringan otaknya,dan tahan terhadap
flu,brokitis ,pneumonia,diare karena Asi mengandung macropages yaitu zat

42
penagkal peyakit seperti imunoglubilin,protein yang kaya vitamin B12 (asam
folat),Asi juga mengandung antibodi ,butir-butir darah putih yang melindungi
bayi.

Untuk menjamin kesehatan ibu menyusui dan pertumbuhan/


perkembangan bayi maka perlu asupan gizi yang cukup.menurut anjuran makanan
satu hari yang Dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI untuk ibu yang
menyusui membutuhkan 5 mangkok nasi (@ 200 g) atau padanannya , 2 ikan
(50g) atau padananya tempe (@ 25 g) atau padanannya,3 mangkok sayur (100 g),
dua iris buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas susu (200 ml.)

D. kebutuhan gizi pada ibu menyusui

Menyusun menu sehari sesuai perhitungan ( factor-faktor yang perlu diperhatikan


dan analisis energy dan zat gizinya ).

1. Kebutuhan karbohidrat : 50-70 % : dari total energy


2. Kebutuhan protein : 10-15 % dari total energy
3. Kebutuhan lemak : 20-35 % dari total energy.
4. Penambahan energy dan zat-zat gizi

Factor-faktor yang perlu diperhatikan :

Dalam menghitung kebutuhan energy perhatikan tingkat aktifitas (sesuai


demgan aktifitas sehari hari) dalam menyusun menu untuk ibu menyusui yaitu :
seimbang,tidak ada pantangan makanan,mudah di cerna dan tidak terlalu banyak
merangsang pencernaan.

CONTOH MENU UNTUK IBU MENYUSUI :

PAGI : SIANG

43
Nasi putih Nasi putih

Pepes ikan Telur bb bali

Tempe goreng Tempe bacem

Oseng-oseng kangkung Sayur bening

Pisang pepaya

Air putih teh manis

Jam 10.00 : susu Jam 16.00 : kacang hijau


MALAM

Nasi putih

Semur daging

Tempe bb tomat

Tumis bayam + labu siam

Buah pisang

Susu

KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN IBU MENYUSUI

NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT


PAGI ; 200 gr 5 mangkok nasi sdg

44
50 gr
Beras 1 ptg sdg
25 gr
Pindang ikan 1 ptg sdg
25 gr
Tempe kedelai 2 ½ sdm
100 gr
Minyak 1 gls
100 gr
kangkung 1 buah
20 gr
pisang ambon 2 sdm
10 gr
Jam 10.00 1 sdm

susu

Gula pasir
NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT
SIANG

Beras 200 gr 5 mangkok nasi sdg

telur 50 gr 1 butir

Minyak 15 gr 1 ½ sdm

Tempe kedelai 25 gr 1 ptg sdg

Jagung muda 50 gr ½ gls

Bayam 50 gr ½ gls

pepaya 100 gr 2 iris sdg

teh 10 gr 1 sashet

gula pasir 10 gr 1 sdm

Jam 16.00 : 50 gr 5 sdm

45
kacang hijau 15 gr 1 ½ sdm

gula pasir 20 gr 2 sdm

susu
NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT
MALAM

Beras 200 gr 5 mangkok nasi sdg

Daging sapi 50 gr 2 ptg sdg

Tempe kedelai 25 gr 1 ptg sdg

minyak 10 gr 1 sdm

Bayam 50 gr ½ gls

Labu siyam 50 gr ½ gls

Susu 20 gr 2 sdm

Gula pasir 10 gr 1 sdm

46
Tabel Tambahan Makanan Untuk Ibu Menyusui

Bahan Tidak Menyusui 0 – Menyusui 7 – Menyusui 13 –


Makanan Menyusui 6 bulan (gr) 12 bulan (gr) 24 bulan
(gr)
Beras 250 = nasi 50 = nasi 100 50 50
500 gr/5 gr/ 1 gelas
gelas
Protein 100 (2 50 (1 potong) 50 50
hewani potong)
Telur 50 (1 butir) 50 (1 potong) 50 50
Protein 100 (4 50 (2 potong) 50 50
nabati potong)
Kacang 25 (2,5 sdm) 51 (5 sdm) - -
hijau
Sayuran 200 (2 gelas) 100 (1 gelas) 100 100
Buah 201 (2 100 (1 100 100
potong) potong)
Minyak 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Gula 25 (2,5 sdm) 25 (2,5 sdm) 25 25
Susu bubuk 25 (2,5 sdm) 50 (5 sdm) 50 25

47
5. GIZI SEIMBANG PADA BAYI
A. Pengertian Gizi Seimbang Pada Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah


terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi
selalu menjadi perhatian utama. Terutama, pada bayi yang lahir prematur maupun
bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu
maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga harus selalu mengawasi
serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai berumur 1 tahun.

Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu memiliki berat lahir 2.500 gr – 4.000 gr.
Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui dua cara secara normal melalui vagina
atau melalui operasi caesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi
asupan makanan dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap
penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif. Jaga
kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup pada bayi melalui ASI . Selain
pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri ciri bayi baru lahir normal dan
sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi lahir sehat:

1. Berat badan 2500 – 4000 gr


2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernapasan ± 60 – 40 kali/menit
7. Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
sedangkan bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada.
8. Memiliki empat gerak refleks bayi yaitu:
a. Refleks Rooting,bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi

48
b. Refleks isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir yang disertai
refleks menelan
c. Refleks moro ,ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetri apabila
kepala tiba tiba digerakkan
d. Refleks mengeluarkan lidah, terjadi apabila diletakkan benda dalam mulut
yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan yang diberikan

B. Prinsip gizi bagi bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun,dengan bertambahnya


umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang
melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapatkan makanan tambahan/makanan
pendamping ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil /menyusui, stres mental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100 -110 kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150 -160 cc
susu tial kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.

C. Macam-macam Makanan bagi Bayi.

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu:.

1. ASI (Air Susu Ibu)

Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI memiliki tinjauan
baik segi gizi,daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.

a) Aspek kesehatan ibu :Isapan bayi akan merangsang terbentuknya


oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksiton akan membantu involusi uterus

49
dan mencegah terjadi perdarahan postpartum. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan postpartum mengurangi prevalensi anemia zat
besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
b) Aspek keluarga berencana :merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rata-rata jarak kehamilan
ibu yang menyusui ialah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
c) Aspek psikologi :ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayi nya
karma dapat menyusui.

Manfaat ASI bagi bayi:

a) Nutrisi (zat gizi) yang sesuai untuk bayi :mengandung lemak, karbohidrat,
protein, garam, dan mineral serta vitamin.
b) Mengandung zat protektif:terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim,komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, imunisasi seluler dan tidak menimbulkan
alergi.
c) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan sewaktu menyusui kulit
bayi akan menempel pada kulit ibu. Sehingga akan memberikan manfaat
untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan
rasa aman dan kasih sayang.
d) Menyebabkan pertumbuhan yang baik:bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik. Setelah lahir,
pertumbuhansetelah priode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
e) Mengurangi kejadian karies dentis:insiden karies dentis yang mendapat
susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapatkan ASI,karena
menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi
menjadi asam sehingga merusak gigi.

50
f) Mengurangi kejadian maloklusi :penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
g) Manfaat bagi Keluarga :
h) Aspek ekonomi :ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit
sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
i) Aspek psikologi :kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga .
j) Aspek kemudahan :menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan
Dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.

Manfaat bagi Negara :

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak:Adanya faktor protektif


dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik serta
angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian
epidemiologi menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dan
penyakit infeksi, seperti diare, etitis media, dan infeksi saluran pernapasan
bagian bawah.
b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit:dengan adanya rawat gabung
memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak
sakit.
c) Mengurangi devisa untuk susu formula :ASI dapat dianggap kekayaan
nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa
sebesar Rp. 8,6 M untuk membeli susu formula
d) Meningkatkan kualitas penerus bangsa:Anak yang mendapatkan ASI akan
tumbuh kembang secara optimal, kualitas generasi penerus bangsa akan
terjamin.

51
2. Buah alpukat

Buah alpukat tinggi akan potasium, serat, dan lemak tak jenuh tunggal yang
bermanfaat. bagi kesehatan jantung segala usia.Pada MPASI pertama,ibu bisa
menghancurkan alpukat hingga menjadi bubur sebelum memberikan nya pada si
kecil. Saat bayi sudah mengengam sendok sendiri, biarkan dia menyendok sendiri
dan makan tanpa disuapi.

3.Selai kacang

Selai kacang mengandung nutrisi seperti protein nabati, vitamin E, dan lemak
jenuh tunggal yang sehat.

4.Ikan salmon

Minyak yang terkandung pada lemakikan akan asam lemak omega tiga, yaitu
bermanfaat bagi perkembangan mata dan otak. Ikan juga merupakan sumber
protein yang mengandung vitamin D yang sangat dibutuhkan oleh si kecil. Ikan
salmon sangat baik untuk pertumbuhan bayi.

5.Telur

Telur merupakan sumber protein, lemak serta biotin dan zat besi yang sangat
penting bagi pertumbuhan bayi.

6.Sayuran hijau

Sayuran hijau bermanfaat untuk mengurangi risiko terserang penyakit


sekaligus menjaga berat badan. Selain itu,sayuran hijau mengandung banyak
vitamin dam mineral sehingga sangat tepat digunakan untuk menu MPASI.

D. Makanan pendamping ASI

52
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya:

1. Buah-buahan yang dihaluskan dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang


Ambon, pepaya, jeruk dan tomat.
2. Makanan lunak dan lembek. Misalnya bubur, susu, dan nasi tim.
3. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng /karton/sachet.

Tujuan pendamping ASI:

1. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang


2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP ASI:

1. Perhatikan kebersihan alat makanan.


2. Membuat makanan secukupnya.
3. Berikan makanan sebaik-baiknya.
4. Membuat variasi makanan.
5. Ajak makan bersama keluarga lain.
6. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
7. Makanan yang berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

53
6.MAKANAN TAMBAHAN MPASI PADA BAYI

A. SYARAT PEMBERIAN MP ASI

Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik,
yaitu rupa dan aroma yang layak.Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan
bayi sebaiknya mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat.
Makanan pendamping asi harus memenuhi persyaratan khusus tetang jumlah zat-
zat yang diperlukan bayi seperti protein, energy, lemak, vitamin, mineral dan zat-
zat 18 tambahan lainnya. Menurut muchtadi(2004) hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan pada byi adalah sebagai
berikut:

a. Makanan bayi (termasuk asi) harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan bayi.
b. Makanan tambahan harus kepada bayi yang telah berumur 6 bulan
sebanyak 4-6 kali sehari.
c. Sebelum berumur 2 tahun bayi belum dapat mengonsumsi makanan orang
dewasa
d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makana pokok,
lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari
nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.
e. Makan harus diolah dari bahan makanan yang bersih dan aman. Harus
dijaga.
f. Keamanan terhadap kontaminasi dari organ biologi bahaya seperti kuman,
virus, parasit, dan zat kimia, racun yang berbahaya, mulai dari persiapan
bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, distribusi sampai dengan
penyajian.
g. Bahan lainnya dapat ditambahkan untuk mempertahankan konsisten dan
rasa makanan asaltidak mengandung zat berbahaya, misalnya gula, garam,
coklat dan lainnya.

54
h. Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi tertentu kedalam bahan
makanan atau makanan sehingga mencapai kadar yang dapat
meningkatkan status gizi.

Pada mp asi yang penting adalah penambahn zat gizi miko seperti zat besi,
yodium kedalam biscuit, cookies, roti, garam dan makanan suplemen. Kendala
penambahan zat gizi mikro ke dalam makanan adalah perubahan cita rasa dan dan
warna, perubahan tekstur dan lain-lain, sehingga memerlukan suatu aplikasi
teknologi yang memandai agar dapat mencapai tujuan mp asi yang dibuat dirumah
tangga (mp asi tradisional) pada umumnya kurang memenuhi kebutuhan zat gizi
terutama micronutrien seperti Fe, Zn, apalagi pada keluarga dengan tingkat social
ekonomi yang rendah 19 yang gambarnya dapat dilihat sebagai beriku : untuk
memenuhui kebutuhan zat besi bayi 6-12 bulan (6,8 mg) dibutuhkan 180 gr hati
ayam (4 pasang) atau 550 gr telur atau 500 gr ikan atau 450 gr daging sapi atau
350 gr kacangan sehingga sulit untuk dapat diberikan dari dapur ibu. Pendapat
lain,pembuatan mp-asi ditingkat rumah tangga masih cukup untuk memenuhui
kebutuhan gizi apabila dilakukan pengaturan pada sumber makanan bergizi yang
sesuai dengan bahan makanan lokasi yang tersedia baik variasi dan jumlah yang
dibutuhkan masing-masing anak. Makan pagi dengan semangkuk kecil bubur
hevarmout, makan siang dengan sepiring sedang (3 sendok makan) nasi, satu
sendok kacang merah, dan setengah butir jeruk, dan makan malam dengan
sepiring sedang (3 sendok makan) nasih, 1 sendok makan hati dan 1 sendok
makan sayuran hijau. Dengan demikian kebutuhan ebergi hamper terpenuhi,
demian pula dengan kebutuhan protein, vitamin A maupun zat besi.

B. JENIS-JENIS MP-ASI

Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik


bentuk maupun jumlahnya.

1. Makanan bayi berumur 0-4 bulan


a. Hanya asi saja (ASI Eksklusif).

55
b. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah melahirkan.
c. Dengan menyusyui akan terbinah hubungan kasih saying anatara ibu
dan anak.
d. Berikan kolostum, karena mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan
yang d
e. ibutuhkan bayi. Berikan ASI sering mungkin sesuai keinginan bayi.
2. Makanan bayi berumur 4-6 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan sesuai keinginan anak.
b. Bentuk makanan lumat, halus, aktivitas bayi sudah mempunyai reflex
mengunyah.
c. Contoh makanan lumat antara lain pisang yang dilumatkan, papaya
yang dilumatka, biskuit yang ditambahakan air susu, bubur susu.
d. Diberikan 2 kali sehari, setiap kali pemberian 2 sendok makan sedikit
demi sedikit.
e. Diberikan samabil mengajak bicara kepada bayi untuk menimbulakan
sentuhan kasih sayang.
f. Jangan sekali-kali MP-ASI diberikan dengan dot sambil tidur karena
dapat menyebabkan infeksi telinga.
3. Makanan bayi berumur 6-9 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan.
b. Bentuk makanan lumat karena alat cerna bayi sudah lebih berfungsi,
contoh nasi timun, bubur susu.
c. Berikan 2 kali sehari setelah diberikan ASI.
d. Porsi tiap pemberian sebagai berikut :
a) Pada umur 6 bulan : 6 sendok makan
b) Pada umur 7 bualan : 7 sendok maan
c) Pada umur 8 bulan : 8 sendok makan
d) Pada umur 9 bulan : 9 sendok makan
e) Untuk menambah nilai gizi, nasi dapat ditambahkan sumber zat
lemak sedikit demi se

56
f) dikit, seperti margarine, minyak kelapa.
g) Bila bayi masih lapar, ibu dapat menambahnya.
4. Makanan bayi umur 9-12 bulan ;/
a. Pemberian ASI tetap diberikan.
b. Pada umur ini bayi diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap dengan takaran yang cukup.
c. Bentuk makanan lunak.
d. Berikan makanan selingan satu kali sehari.
e. Makanan selingan usahakan bernilai tinggi seperti bubur kacang hijau,
bubur sumsum.
f. Biasakan mencampurkan berbagai lauk pauk dan sayuran kedalam
makann lunak secara berganti-ganti.
g. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini berpengaruh baik
dalam kebiasaan makan.
5. Makanan bayi umur 12-24 bulan
a. Frekuensi pemberian ASI dikurangi sedikit demi sedikit.
b. Susunan makanan terdiri dari makanan pokok lauk-pauk sayuran dan
buah
c. Besar porsi adalah separuh dari makanan orang dewasa.
d. Gunakan aneka ramgam bahan makanansetiap harinya.
e. Diberikan sekurang-kurangnya tiga kali sehari.
f. Berikan makanan selingan dua kali sehari.
g. Abak dilatih untuk makan dan cuci tangan sendiri.
h. Biasakan untuk mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan
i. Biasakan anak makan bersama-sama keluarga.

57
C. WAKTUPEMBERIAN MAKANAN BAYI UMUR 0 – 6 BULAN

a. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ) Kontak fisik dan hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada
periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat
bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk
bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara
ibu dan anak.
b. Berikan kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama,
kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi
dan zat kekebalan yang tinggi.
c. Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali
setiap hari.

INGAT !

• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif

D. KIAT PEMBERIAN MAKANAN MP-ASI

Intinya, pemberian menu MPASI untuk bayi usia 6 bulan tidak bisa hanya
satu macam saja. Sebaiknya kombinasikan menu MPASI bayi 6 bulan bersama
sumber makanan lain dengan tekstur yang lebih halus.

Jika MPASI bayi 6 bulan hanya terdiri atas satu macam, justru berisiko
membuat anak kekurangan zat gizi lainnya. Selain itu, perkembangan otak bayi
bisa terhambat bahkan sampai masalah gizi tertentu, seperti stunting.

Di sisi lain, pemberian vitamin dan mineral di dalam MPASI bayi, khususnya
zat besi, seng, dan vitamin A, sebaiknya tidak terlewatkan. Salah satu sumber zat

58
gizi yang baik untuk MPASI bayi 6 bulan yakni hati sapi, daging sapi, serta
sayuran berdaun.

1. Perhatikan jenis makanannya

Sebelum memberikan makanan pertama untuk bayi di usia 6 bulan,


perhatikan kalau ada beberapa jenis sediaan MPASI.

Pertama yakni MPASI yang disediakan secara khusus alias buatan rumah
tangga maupun pabrik.Sementara yang kedua yakni MPASI dari makanan yang
biasa dimakan anggota keluarga tapi telah dimodifikasi.Hal ini bertujuan agar
MPASI lebih mudah dimakan oleh bayi 6 bulan sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi hariannya.Sebagai orangtua, Anda diimbau untuk jangan asal
dalam memberikan MPASI bayi di usia 6 bulan. Berikut beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dalam menyediakan bahan makanan untuk MPASI bayi 6
bulan.

Beri makanan sumber zat besi

Mengingat zat besi merupakan salah satu mineral yang kebutuhannya kadang
tidak terpenuhi setelah usia 6 bulan, pilihlah bahan makanan utama yang kaya zat
besi. Sumber zat besi yang bisa diberikan untuk bayi seperti daging merah, hati
sapi atau ayam, kuning telur, makanan laut, dan lain sebagainya.

Beri makanan sumber beras

Berikan makanan padat pertama atau MPASI untuk bayi 6 bulan yang berasal
dari sumber beras.Sementara pemberian gandum dan campuran serealia lainnya
dengan kandungan gluten, sebaiknya ditunda sampai bayi berusia 8 bulan.

Pemberian telur

Telur bisa mulai diberikan pada bayi meskipun belum berusia 1 tahun.Tidak
ada urutan tertentu mengenai jenis atau bahan makanan yang sebaiknya diberikan
terlebih dahulu pada bayi.

59
Sementara untuk jenisnya, berikut beberapa pilihan MPASI untuk bayi di
usia 6 bulan:

a) Sayuran yang dihaluskan (puree), seperti wortel, ubi, kentang, brokoli.


b) Buah-buahan yang dihaluskan (puree), seperti apel, pir, mangga, atau
pepaya yang sudah dimasak (dikukus), atau alpukat dan pisang yang
ditumbuk.
c) Bubur yang terbuat dari nasi, tepung beras, atau tepung beras merah, dan b
d) isa ditambahkan dengan ASI atau kaldu ayam maupun kaldu daging.
e) Sereal khusus bayi yang telah difortifikasi dengan zat besi.

Setelah bayi sudah menerima makanan tersebut dengan baik, kemudian Anda
bisa memberikan makanan lainnya yang lebih bervariasi.Berbagai jenis makanan
yang bisa Anda berikan selanjutnya seperti daging, ayam, ikan, telur, hati sapi,
dan lainnya.

2. Perhatikan tekstur makannya

Bayi usia 6 bulan yang sudah menunjukkan tanda siap untuk menerima
MPASI bisa segera diperkenalkan dengan makanan pertama.

Dalam hal ini, berikan MPASI bayi 6 bulan dengan tekstur lunak dan lembut
terlebih dahulu.Di samping karena bayi 6 bulan belum mempunyai gigi yang
lengkap, sistem pencernaannya juga belum siap untuk menerima makanan
keluarga.

Bayi 6 bulan masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi di masa peralihan


dari ASI ke makanan keluarga secara bertahap.Oleh karena itu, mulailah dengan
memberi MPASI bayi 6 bulan makanan lunak dalam porsi kecil dengan
konsistensi halus \dan telah melalui proses penyaringan sebelumnya. Hancurkan
terlebih dahulu makanan tersebut sampai halus dan lunak sehingga memudahkan
bayi usia 6 bulan untuk menelan MPASI.

Mungkin akan memakan waktu beberapa lama sampai bayi 6 bulan benar-
benar dapat menerima berbagai macam makanan padat atau MPASI. Bayi perlu

60
waktu untuk terbiasa dengan rasa dan tekstur baru dari makanan padat. Penting
bagi Anda untuk mengenalkan makanan padat ke bayi secara bertahap seiring
bertambahnya usia. Sembari mempersiapkan tekstur yang sesuai, jangan lupa
perhatikan dan jaga kebersihan proses pengolahan MPASI untuk bayi 6 bulan.

Berikut beberapa poin penting yang harus diterapkan dalam membuat dan
menyajikan makanan atau MPASI untuk bayi 6 bulan :

a) Mencuci tangan sebelum mengolah makanan dan memberikan makan


bayi.
b) Simpan makanan di tempat yang bersih.
c) Gunakan peralatan memasak dan makan yang telah dicuci bersih.
d) Sebaiknya gunakan sendok, piring, dan mangkuk, serta hindari
penggunaan botol saat memberikan makan.

3. Perhatikan porsi makanannya

Awal-awal masa perkenalannya dengan MPASI, bayi 6 bulan masih


membutuhkan asupan ASI.ASI masih menjadi makanan utama bayi karena
memberikan vitamin, zat besi, dan protein.Itu sebabnya, makanan padat berguna
sebagai pendamping ASI dan bukan pengganti ASI.Jika memungkinkan, WHO
menganjurkan pemberian ASI sampai bayi berusia 2 tahun.Pada saat ini, bayi
hanya mampu makan sedikit makanan lunak yang Anda berikan karena ukuran
lambung bayi masih kecil.

Anda mungkin hanya perlu memberikan makanan satu kali dalam sehari atau
bayi hanya mampu menerima 2-3 sendok makan per hari.Jika bayi usia 6 bulan
sudah mampu menerima makanan padat atau MPASI satu kali dalam sehari,
kemudian Anda dapat tingkatkan jumlahnya menjadi 2-3 kali. Selain makanan
utama tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menganjurkan
pemberian selingan sekitar 1-2 kali sehari.Ketika memberikan MPASI di usia 6
bulan ini diselingi dengan ASI, sebaiknya susui bayi sebelum Anda memberikan
makanan padat.

61
Pasalnya, menyusu sebelum makan merupakan cara yang baik untuk
membantu menjaga transisi pemberian ASI ke makanan padat. Dengan begitu,
bayi tetap mendapatkan ASI yang masih ia butuhkan bersamaan dengan makanan
padatnya. Jika bayi diberi makan terlebih dahulu baru diberi ASI, dikhawatirkan
kemampuan menerima ASI-nya akan lebih sedikit. Selanjutnya, frekuensi serta
porsi pemberian MPASI bayi 6 bulan bisa ditingkatkan secara bertahap di
beberapa bulan ke depan.

4. Terapkan responsive feeding

Responsive feeding adalah cara pemberian MPASI secara langsung alias


dengan menyuapi bayi usia 6 bulan sampai nantinya ia bisa makan sendiri tapi
tetap dengan bantuan Anda. Dalam hal ini, Anda disarankan agar lebih sabar dan
tidak terlalu memaksa kemampuan bayi.Sebisa mungkin, biarkan pikiran bayi
fokus ke makanan di hadapannya.

Hindari makan sembari bermain, menonton TV, atau bermain gadget yang
bisa mengganggu fokus bayi. Jika bayi menolak berbagai jenis MPASI di usia 6
bulan ini, coba sajikan makanan dalam berbagai kombinasi rasa dan tekstur. Tak
kalah penting, usahakan untuk selalu menjaga kontak mata saat Anda sedang
menyuapi bayi.Cobalah untuk mengajaknya bicara agar lebih bersemangat saat
makan dan bukan justru memarahinya karena tidak mau makan.

E. PENGARUH STATUS GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG


BAYI

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) sejak bayi berusia 6


bulan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang optimal
pada bayi. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2002 menunjukkan
bahwa persentase ibu yang memberi makanan bayi terlalu dini kepada bayinya
cukup tinggi: 32% ibu memberikan makanan tambahan kepada bayinya ketika
berumur 2-3 bulan; 69% terhadap bayi yang berumur 4-5 bulan. Kondisi yang

62
sama terdapat di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah: sebanyak
52,15% dari 1.268 bayi sudah mendapat MP-ASI di bawah usia 6 bulan. Telah
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan
di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Penelitian
merupakan survei dengan tipe explanatory research, dengan populasi seluruh ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif.Sampel berjumlah 147 orang.

Data diolah dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian


menunjukkan variabel predisposisi yang mempunyai pengaruh secara signifikan
terhadap pemberian MP-ASI adalah sikap (p=0,048). Variabel pendukung yang
mempunyai pengaruh terhadap pemberian MP-ASI adalah keterpaparan media
(p=0,038); variabel pendorong yang mempunyai pengaruh terhadap pemberian
MP-ASI adalah dukungan keluarga (p=0,019) dan kebiasaan memberi MP-ASI di
masyarakat < 6 bulan (p=0,036). Variabel yang tidak berpengaruh terhadap
pemberian MP-ASI dalam penelitian ini adalah umur, paritas, pendidikan,
pengetahuan, pekerjaan, jarak pelayanan kesehatan, dan dukungan petugas
kesehatan.Disarankan perlu adanya peningkatan frekuensi penyuluhan tentang
pemberian MP-ASI > 6 bulan di masyarakat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan jajarannya dengan melibatkan semua komponen yang
ada.

Perkembangan adalah proses kontinu yang dipengaruhi faktor bawaan dan


lingkungan (nature & nurture). Perkembangan anak setelah lahir lebih mudah
diamati daripada saat masih dalam kandungan.

Akan melihat perkembangan anak yang satu dengan yang lain memiliki
kecepatan yang berbeda. Meski pola perkembangan pada semua anak umumnya
sama, ada sejumlah perbedaan yang bersifat individual yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.

63
Perlu memahami setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan
pada jalur dan kecepatannya sendiri. Pada umur yang sama, setiap anak juga tidak
selalu mencapai tingkat perkembangan yang sama.

Bisa saja si Kecil baru bisa memahami kalimat-kalimat sederhana saat


berusia 2 tahun, sedangkan anak tetangga yang berusia sama sudah memiliki
kemampuan tersebut saat berusia 18 bulan. Contoh lain adalah anak kembar
identik yang tinggal di lingkungan yang sama pun akan memiliki respons berbeda.
Berikut adalah tiga faktor utama yang turut memengaruhi pola perkembangan
anak:

1. Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik di
antaranya jenis kelamin, ras (suku bangsa), dan faktor bawaan yang sifatnya
patologik (penyakit tertentu). Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan
lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil perkembangan yang optimal.

2. Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal si kecil akan memengaruhi kecepatan dan kualitas


tumbuh kembangnya. Contoh lingkungan fisik yang memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak yaitu:

A. Cuaca

Cuaca yang ekstrem dan bencana alam dapat berdampak terhadap tumbuh
kembang anak.Cuaca yang tidak mendukung dapat berakibat pada berkurangnya
persediaan pangan, timbulnya wabah penyakit, dan lain-lain.

B. Sanitasi

Kebersihan lingkungan turut memengaruhi kualitas kesehatan si kecil.Bila


lingkungan tempat tinggal anak kurang higienis atau rentan terhadap polusi, bibit
penyakit dapat mudah berkembang. Anak yang sering sakit, misalnya diare,

64
demam berdarah, atau tipus, tentu akan mengalami hambatan dalam tumbuh
kembangnya.

C. Rumah tinggal

Keadaan rumah yang layak, dengan konstruksi bangunan yang tidak


membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak, akanmenjamin kesehatan
penghuninya.

3. Nutrisi

Pemberian nutrisi yang memadai, bersama dengan stimulasi, sangatlah


penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otak si kecil. Salah
satu nutrisi, seperti kolin berperan serta dalam proses pembentukan sel saraf otak
dan mielinisasi (pematangan selubung saraf). Cari tahu jenis-jenis nutrisi yang
dibutuhkan si kecil untuk mengoptimalkan kepintarannya.

Ketimbang mengkhawatirkan perbedaan pola perkembangan si kecil dengan


anak lain seusianya, lebih baik Mam fokus pada upaya mewujudkan sinergi
kepintarannya.

65
7.GIZI PADA BALITA

A. Pengelompokan balita
Menurut Adriani (2012), balita atau sering disebut anak bawah lima tahun
merupakan usia dalam daur kehidupan dimana pertumbuhan tidak sepesat pada
masa bayi, tetapi aktivitas mulai meningkat. Usia balita merupakan masa
kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian serius. Pada masa ini
berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik
dan perkembangan psikomotorik, mental, serta sosial.

Angka kecukupan zat-zat gizi didasarkan atas beberapa hasil penelitian yang
terutama dikembangkan dari kebutuhan bayi dan orang dewasa. Perbedaan
kecukupan zat gizi antara kelompok anak cukup besar, sehingga Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dibagi berdasarkan
kelompok umur (Almatsier, 2004).

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (Per
Orang Perhari)

Kelompok Energi Protein Lemak Karbohidrat


Umur (kkal) (g) (g) (g)

0-6 bulan 550 12 34 58


7-11 bulan 725 18 36 82
1-3 tahun 1125 26 44 155
4-6 tahun 1600 35 62 220
7-9 tahun 1850 49 72 254

Sumber : Angka Kecukupan Gizi 2013 dalam Hardinsyah, 2014

B. Kebutuhan dan zat gizi pada balita


1. Usia 0-6 bulan

66
Kebutuhan zat gizi makro anak

a) Energi: 550 kkal


b) Protein: 12 gr
c) Lemak 34 gr
d) Karbohidrat 58 gr

Kebutuhan zat gizi mikro anak

a) Vitamin
b) Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 5 mcg
d) Vitamin E: 4 miligram (mg)
e) Vitamin K: 5 mcg
f) Mineral 
g) Kalsium: 200 mg
h) Fosfor: 100 mg
i) Magnesium: 30 mg
j) Natrium: 120 mg
k) Kalium: 500 mg

2. Usia 7-11 bulan

Kebutuhan zat gizi makro anak

a) Energi: 725 kkal


b) Protein: 18 gr
c) Lemak 36 gr
d) Karbohidrat 82 gr
e) Serat: 10 gr
f) Air: 800 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro anak

a) Vitamin

67
b) Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 5 mcg
d) Vitamin E: 5 miligram (mg)
e) Vitamin K: 10 mcg
f) Mineral 
g) Kalsium: 250 mg
h) Fosfor: 250 mg
i) Magnesium: 55 mg
j) Natrium: 200 mg
k) Kalium: 700 mg
l) Besi: 7 mg

3. Usia 1-3 tahun

Kebutuhan zat gizi makro anak

a) Energi: 1125 kkal


b) Protein: 26 gr
c) Lemak 44 gr
d) Karbohidrat 155 gr
e) Serat: 16 gr
f) Air: 1200 ml

Kebutuhan zat gizi mikro anak

a) Vitamin 
b) Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 15 mcg
d) Vitamin E: 6 miligram (mg)
e) Vitamin K: 15 mcg
f) Mineral 
g) Kalsium: 650 mg
h) Fosfor: 500 mg
i) Magnesium: 60 mg

68
j) Natrium: 1000 mg
k) Kalium: 3000 mg
l) Besi: 8 mg

4. Usia 4-6 tahun

Kebutuhan zat gizi makro anak

a) Energi: 1600 kkal


b) Protein: 35 gram (gr)
c) Lemak: 62 gr
d) Karbohidrat: 220 gr
e) Serat: 22 gr
f) Air: 1500 ml

Kebutuhan zat gizi mikro anak

a) Vitamin
b) Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 15 mcg
d) Vitamin E: 7 miligram (mg)
e) Vitamin K: 20 mcg
f) Mineral 
g) Kalsium: 1000 mg
h) Fosfor: 500 mg
i) Magnesium: 95 mg
j) Natrium: 1200 mg
k) Kalium: 3800 mg
l) Besi: 9 mg

C. Pola makan untuk balita


Ibu bisa membiasakan gaya hidup sehat, pola makan seimbang dan mulai
dengan siapkan menu yang menarik untuk balita.

69
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu balita makan dan
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan
balita yang optimal.

1. Rencanakan waktu makan yang teratur


A. Rutinitas adalah hal penting bagi balita, jadi jaga jadwal makan dan
makanan selingan setiap hari. Jangan merencanakan makan mendekati
waktu tidur siang si Kecil, karena mungkin ia akan terlalu lelah untuk
makan.
B. Berikan makanan selingan yang menyehatkan, dua atau tiga kali dalam
sehari. Cobalah potongan buah segar, sayuran rebus, biskuit, roti isi kecil,
atau potongan keju.
C. Jangan memberikan terlalu banyak minum karena akan membuat mereka
kenyang ketika waktu makan tiba.

D. Latih ia makan sendiri di kursi makannya. Biarkan si Kecil yang


memutuskan seberapa banyak makanan yang dia perlukan setiap kali
makan. Mereka akan mengetahui kapan mereka merasa kenyang dan
kapan merasa lapar.

Memberi makan si Kecil membutuhkan kesabaran dan kreativitas. Banyak


ibu yang mengeluh lantaran balita menolak untuk makan dan sangat selektif
dengan makanan yang disajikan. Hampir semua balita memiliki kebiasaan untuk
menyukai satu jenis makanan saja dalam satu hari. Selain itu, sayuran atau buah
menjadi makanan yang paling sulit untuk mereka sukai. Padahal si Kecil juga
membutuhkan nutrisi yang ada dalam buah dan sayuran.

Sebenarnya makanan apa saja yang dibutuhkan si Kecil dalam satu hari?
Si Kecil butuh kalori sekitar 1000-1300 per hari. Tapi nyatanya, kebutuhan kalori
ini akan sulit terpenuhi jika si Kecil menolak untuk makan. Sehingga Ibu pun
harus pintar-pintar mengakali pola makannya, agar kebutuhan kalori mereka
terpenuhi.

70
Balita biasanya belum mau mengonsumsi tiga kali makan besar dalam satu
hari. Biasanya si Kecil hanya berselera untuk satu kali makan besar dan beberapa
kali makanan kecil atau camilan. Sehingga Ibu bisa mengira-ngira berapa banyak
makanan yang perlu disiapkan.Ibu bisa membiasakan gaya hidup sehat, pola
makan seimbang dan mulai dengan siapkan menu yang menarik untuk balita.

2. Tips Pola Makan Seimbang

Berikut beberapa tips yang dapat digunakan untuk membantu mereka


mendapatkan pola makan yang seimbang:

A. Tawarkan camilan dalam sebuah wadah besar yang menarik. Sajikan


makanan dalam cup berwarna-warni, cetakan puding atau cetakan muffin,
biarkan ia mengeksplorasi makanannya.
B. Buatkan saus dari berbagai jenis sayuran atau daging. Berikan makanan
kecil berupa roti, biskuit atau sayuran dan sajikan bersama saus yang telah
Ibu buat dari berbagai jenis sayuran/daging.
C. Bentuk sandwich atau pizza dengan menggunakan cookie cutter, sajikan
dalam porsi kecil.
D. Sajikan semua makanan dalam porsi kecil. Jangan pernah menyediakan
porsi besar, sebab kapasitas perutnya masih cukup kecil. Jika si Kecil tidak
mau menghabiskan makanan, jangan simpan sisa makanannya. Coba
tawarkan lagi makanan yang sama beberapa jam kemudian. Jika si Kecil
menolak, berikan makanan yang lain.
E. Berikan buah bergantian dengan sayur. Jika ia menolak mengonsumsi
sayur, coba berikan buah. Ibu bisa memberikan pisang atau alpukat
sebagai sumber energi disaat mereka menolak makanan besar, sehingga
gula darah mereka dapat stabil dan mereka tidak menjadi rewel.
Tidak semua anak mau menerima makanan baru dengan mudah. Tapi Ibu
bisa terus mencoba memberikan hingga beberapa kali. Jika si Kecil tidak
mau makan berat tiga kali dalam sehari, berikan makan berat paling tidak
satu kali. Ibu bisa memberikan makanan kecil yang padat kalori dengan
nutrisi yang seimbang untuk camilannya, misalnya risol dan kroket, dll.

71
Hal terpenting yang harus Ibu ingat mengenai pola makan si Kecil adalah selalu
siapkan makanan dalam porsi kecil dan cek berat badannya setiap bulan. Jika
berat badannya menurun, konsultasi dengan dokter, tapi selama berat badannya
tidak menunjukkan penurunan, Ibu tidak perlu khawatir.

D. Jenis makanan pada balita


Memasuki usia balita (2-5 tahun), anak Anda sudah bisa menyantap menu
makanan keluarga di rumah. Ia tidak perlu lagi tekstur makanan yang dihaluskan
atau biskuit khusus bayi. Kondisi ini sangat memudahkan orangtua dalam
menyajikan menu makanan, karena hanya melakukan satu proses memasak.
Meski begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian dan
jenis makanan balita agar sesuai nutrisi dan gizi si kecil. Berikut penjelasannya.

E. Pilihan makanan yang baik untuk balita

Mengingat jenis makanan balita sudah semakin bervariasi dan bisa


mengikuti menu makan orang dewasa, Anda harus berhati-hati dalam memilih.
Makanan si kecil harus tetap diawasi agar tubuhnya mendapatkan nutrisi dan
gizi seimbang demi tumbuh kembang anak. 

Kids Health menyebutkan bahwa kebutuhan gizi balita tergantung pada


usia, aktivitas yang sering dilakukan, dan ukuran tubuh balita. Namun, idealnya
balita membutuhkan 1000-1400 kalori per hari. Berikut tabel yang bisa menjadi
acuan dalam pemberian makanan pada balita:

72
Untuk jenis-jenis makanan yang baik untuk makanan balita, berikut daftarnya:

o Sayuran dan buah-buahan

Sudah bukan rahasia lagi kalau sayur dan buah merupakan jenis makanan


yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat untuk balita. Penting untuk
mengenalkan berbagai macam sayuran dan buah-buahan sedini mungkin pada
balita.

Baik itu sayur dan buah-buahan segar, beku, kaleng, atau yang dikeringkan.
Pastikan bahwa sayur dan buah-buahan selalu menjadi bagian dari menu yang ada
di meja makan.

Tiap sayur dan buah-buahan mengandung vitamin dan mineral yang berbeda.


Jadi, semakin bervariasi jenis makanan sayur dan buah yang balita konsumsi,
semakin baik untuk pertumbuhannya.

Namun, jangan khawatir jika mereka hanya mau makan satu dua jenis sayur
karena masih dalam fase pengenalan.

Anda bisa memberikan sayur dan buah secara rutin dengan porsi kecil, agar
anak belajar menyukai rasa. Jadikan sayuran sebagai menu yang menarik, seperti
sayuran berkuah bening, atau dijadikan sup.

73
o Makanan berkarbohidrat 

Makanan berkarbohidrat mengandung energi, nutrisi, dan serat yang baik


untuk balita. Jenis makanan ini umumnya digemari oleh anak-anak, mulai dari roti
ataupun sereal, kentang atau ubi, nasi, sampai pasta.

Anda juga dapat memberi balita, makanan yang terbuat dari biji gandum utuh
(whole grain), seperti roti gandum, pasta, dan nasi merah.

Akan tetapi, menu makan ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak usia
kurang dari dua tahun.

Alasannya, biji gandum akan membuat si kecil lebih cepat kenyang sebelum ia
dapat menerima kalori dan nutrisi yang dibutuhkan. Setelah berusia lebih dari dua
tahun, Anda dapat mengenalkan lebih banyak makanan whole grain lainnya secara
bertahap.

o Susu dan produk olahannya

Susu segar dan makanan produk olahan susu lainnya yang berlemak tinggi


adalah sumber utama kalsium untuk balita. Ini berfungsi untuk menunjang
pertumbuhan dan kesehatan tulang dan gigi. 

Produk-produk ini juga kaya akan vitamin A yang membantu tubuh untuk
melawan infeksi dan dibutuhkan untuk kesehatan kulit dan mata.

Mengingat balita merupakan anak dengan kelompok usia 2-5 tahun, Anda
sudah bisa mengganti ASI atau susu formula dengan susu UHT. 

Mengutip dari laman NHS, Anda bisa mencoba untuk memberi susu UHT
sebanyak 350 ml setiap hari. Namun bila si kecil terlihat tidak selera, bisa
digantikan dengan makanan mengandung susu, seperti keju dan yoghurt agar
nutrisi balita tetap terjaga.

Selain susu, keju juga berperan penting dalam kesehatan balita karena
mengandung kalsium, protein, dan vitamin A.

74
Meski balita Anda sudah memasuki usia 2-5 tahun, keju yang dikonsumsi
harus tetap yang sudah melalui proses pasteurisasi. Bila tidak, si kecil bisa terkena
bakteri bernama listeria dan membuat kesehatannya terganggu.

o Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan sumber protein lainnya

Anak-anak membutuhkan asupan protein dan zat besi yang tinggi selama masa


pertumbuhan. Coba untuk mengenalkan balita pada makanan berprotein tinggi
setidaknya satu porsi dalam sehari.

Daging, ikan, telur, biji-bijian (misalnya kacang hijau dan kacang polong), dan
produk olahan biji (misalnya tahu, tempe) adalah sumber protein dan zat besi
yang baik. 

Penting untuk diingat, jangan berhenti memberikan anak Anda ikan-ikan


berlemak tinggi karena manfaatnya akan jauh lebih besar dibanding risiko
kesehatan. Hal ini tentu saja selama mereka tidak mengonsumsi lebih dari jumlah
yang direkomendasikan.

o Jenis makanan ringan yang sehat untuk balita

Memilih camilan atau makanan ringan yang sehat untuk balita memang tidak
mudah. Si kecil cenderung memilih jenis makanan yang manis dan kalau
dikonsumsi terlalu banyak, bisa meningkatkan kadar gula. 

NHS menyebutkan bahwa minum minuman manis bisa menyebabkan masalah


pada gigi, meningkatkan risiko diabetes dan obesitas. Anda perlu membiasakan si
kecil mengonsumsi air putih setiap hari.

Untuk menggantikan camilan yang kurang sehat, ada beberapa pilihan


makanan ringan sehat dan lezat untuk balita yang bisa dicoba.

a) Buah potong
b) Pisang goreng dengan parutan keju
c) Roti tawar memakai selembar keju dan daging giling
d) Sereal yang dicampur susu UHT

75
e) Biskuit rendah gula
f) Keju
g) Puding

o Hal yang harus diperhatikan saat memilih makanan untuk balita

Hindari pemilihan makanan yang bisa membahayakan si kecil, seperti


tersedak. Meski balita usia 2-5 tahun sudah bisa mengonsumsi makanan yang
sama dengan orang dewasa, tetap perlu dilakukan pengawasan. Berikut hal yang
harus diperhatikan saat memilih makanan untuk si kecil:

a) Makanan mentah tidak baik untuk balita


b) Orang dewasa masih memiliki antibodi yang baik untuk melawan bakteri
dari makanan mentah atau setengah matang.

Namun hal ini berbeda dengan balita karena bisa menimbulkan masalah
kesehatan. Tetap berikan balita makanan dengan kondisi matang, seperti telur,
daging, dan ikan. 

 Makanan tekstur licin bahaya untuk balita

Tersedak adalah kondisi yang paling sering dialami oleh balita karena makanan
yang terlalu besar atau teksturnya licin. Healthy Children menyebutkan bahwa
anak di bawah usia 4 tahun sangat berbahaya bisa mengalami tersedak. 

Beberapa buah bertekstur licin dan sering membuat anak tersedak yaitu anggur
dalam keadaan utuh, melon, pisang, leci, lengkeng, dan rambutan. Untuk
mengatasinya, potong menjadi beberapa bagian tapi tidak terlalu kecil dan tetap
bisa dikunyah oleh anak.

a) Berikan makanan berukuran kecil

Jenis makanan yang ukurannya kecil juga bisa membuat anak terhindar dari
tersedak. Hindari pemberian kacang polong, popcorn, permen, cokelat yang sulit
untuk anak kunyah, sehingga berpotensi untuk membuatnya tersedak.

76
b) Hindari memberikan susu skim

Bila Anda melihat susu jenis ini di toko, sebaiknya tidak diberikan pada si kecil.
Pasalnya, susu skim hanya mengandung 1 persen lemak dan tidak bisa mencukupi
kebutuhan lemak anak balita.

Susu skim bisa mengganggu perkembangan dan pertumbuhan balita karena tidak
bisa mencukupi kebutuhan nutrisi balita, baik dijadikan bahan makanan maupun
langsung diminum.

Sebelum memberikan susu yang tepat untuk anak, konsultasikan terlebih dahulu


dengan dokter.

E.Teman gizi pada balita


Masalah gizi dapat terjadi pada setiap siklus kehidupan, dimulai sejak
janin. hingga menjadi bayi, anak, dewasa sampai usia lanjut. Saat ini Indonesia
menghadapi masalah gizi ganda yaitu gizi kurang dalam bentuk Kurang energy
Protein, kurang vitamin A, Anemia dan gangguan akibat kurang Iodium dan gizi
lebih berkaitan dengan timbulnya penyakit degenerative seperti Diabetes Mellitus,
jantung,hipertensi,dll. Masalah gizi kurang merupakan salah satu faktor penyebab
kematian bayi. Keadaan tersebut secara langsung disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang mencukupi gizi balita. Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat tentang anak balita, pemerintah mengembangkan
program Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian


makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta
kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan
pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu Pemberian


Makanan Tambahan (PMT) pemulihan dan Pemberian Makanan Tambahan
(PMT) penyuluhan. Memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi yang dibutuhkan oleh balita.

77
PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan
diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi
oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai
makanan pengganti makanan utama.

Makanan tambahan pemulihan diutamakan berbasis bahan makanan lokal.


Jika bahan lokal terbatas dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di
wilayah setempat dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa
untuk keamanan pangan. Diuatamakan berupa sumber protein hewani dan nabati
serta sumber vitamin dan mineral terutama berasaal dari sayur dan buah. PMT
pemulihan ini diberikan sekali dalam satu hari selama 90 hari berturut-turut atau 3
bulan.

Makanan tambahan pemulihan dapat berupa pabrikan dan lokal. PMT


pemulihan pabrikan merupakan yaitu makanan pendamping ASI dalam bentuk
biskuit yang mengandung 10 vitamin dan 7 mineral. Biskuit hanya untuk anak
usia 12 – 24 bulan melalui pengadaan Departemen Bina Gizi Masyarakat Depkes
RI, dengan nilai gizi : energi total 180 kkal, lemak 6 gram, protein 3 gr. Jumlah
persajinya mengandung 29 gr karbohidrat total, 2 gr serat pangan, 8 gr gula dan
120 mg natrium.

Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis
yanitu berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak
usia 6 – 23 bulan ) dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59
bulan berupa makanan keluarga.

PMT Penyuluhan adalah makanan tambahan yang diberikan kepada balita


yang disediakan oleh kader posyandu. Tujuan PMT Penyuluhan adalah sebagai
sasaran penyuluhan kepada orang tua blita tentang makanan kudapan ( snack )
yang baik diberikan untuk balita, sebagai sarana untuk membantu mencukupi
kebutuhan gizi balita, dan sebagai sarana untuk menggerakkan peran serta
masayarakat dalam mendukung kesinambungan penyelenggaraan posyandu

78
F.Cara pemberian makanan pada balita
Ada beberapa masalah gizi yang mungkin timbul pada anak usia 1-5 tahun
atau Balita. Empat masalah yang sering timbul di antaranya adalah :

Penolakan terhadap makan, sulit makan, hanya sedikit makanan yang dimakan
atau pilih-pilh makanan

Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama dapat mengurangi nafsu
makan pada waktu makan

Tingginya konsumsi jus buah atau minuman ringan

Tingginya konsumsi camilan/kudapan- kue, biskuit, keripik, kudapan manis dan


permen

Solusi atau anjuran yang dapat dilakukan adalah :

•    Orang tua harus memberi contoh dengan mengajak makan bersama keluarga.
Memperkenalkan makanan secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru
dan tetap tenang bila anak menolak makan. Tawarkan makanan dilain waktu.
Membentuk kebiasaan makan sejak dini adalah yang berbaik dengan memberi
contoh dan pujian yang wajar. Bentuk suasana yang nyaman ketika makan.

•    Perhatikan ukuran makanan disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih
tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering .

•    Pemilihan bahan makanan: pilih sayuran yang muda, buah yang matang,
masak daging dan ayam hingga empuk.

•    Snack atau makanan camilan: pilih yang bergizi: susu, potongan buah, puding
susu, sereal, yoghurt, roti panggang. Pemberian snack tidak dekat dengan waktu
pemberian makanan utama karena akan mengurangi nafsu makan.

•    Agar anak tidak lekas bosan, ibu sebaiknya menyusun menu 10 hari yang
bervariasi- silahkan melihat kumpulan resep di buku resep atau majalah/tabloid.

79
•    Cukup aktivitas fisik: bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.
Aktivitas fisik yang cukup meningkatkan nafsu makan anak. Pastikan anak cukup
makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

 Dalam pemberian makan setiap hari perhatikan 3 J yaitu jenis,jumlah dan


jadwal makan:

•    Jenis: dalam sehari makanlah bervariasi makanan dari berbagai kelompok
makanan

 makanan pokok : sebagai sumber tenaga dan mengenyangkan


 lauk pauk dari hewani dan nabati sebagai zat pembangun, antibodi atau
kekebalan tubuh
 sayur dan buah sebagai zat pengatur dan pelindung, kaya vitamin, mineral
dan serat
 susu kaya protein dan kalsium untuk pertumbuahn tulang dan gigi. cukup
minum air putih

•    Jumlah: sesuai kebutuhan anak

•    Jadwal makan, Buat jadual makan anak  3 kali makan utama dan 2 kali-3 kali
makan snack. Beri kesempatan anak merasa lapar.

Contoh jadwal makan dan menu

Jam 07.00 : Makan Pagi : Nasi goreng dan omelet telur

Jam 10.00 : Snack pagi : susu 1 gelas

Jam 12.00: makan siang : Nasi+sup sayuran+ayam kecap

Jam 15.00: snack sore: buah potong dan puding o    Jam 18.00: makan malam:
nasi soto daging

 Jam 20.00 : Snack malam: susu 1 gelas

80
Contoh jumlah zat gizi dan porsi makan sesuai dengan kebutuhan anak:
Kebutuhan Energi anak berbeda-beda, penuhi kebutuhan gizi anak sesuai usianya
agar pertumbuhannya optimal. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan energi  1.000
kkal sedangkan usia 4-6 tahun kebutuhan energinya adalah 1.550 kkal.  

Pilihan Bahan makanan Porsi anak 1-3 Porsi  anak 4-6


tahun Energi: 1000 tahun; Energi:
Kkal per hari 1.550 Kkal per
hari

Sumber karbohidrat-pati 3 – 4 porsi. 7-8 porsi


(nasi, roti, kentang) 1 porsi
senilai dengan: ·        4 .
sendok makan nasi ·        1
lembar roti tawar ·        1
buah kentang sedang

Lauk Pauk Hewani dan 2-3  porsi 3-4 porsi


Nabati: ikan, daging, telur,
ayam/unggas Satu porsi
senilai dengan: ·        1
butir telur ayam, ·        1
potong ayam dada sebesar
kotak korek api ·        1
potong ikan ukuran sedang,
1 potong tenggiri 75 gram
·        2 potong tempe
sebesar @ kotak korek api
·        3 potong tahu sebesar
@ kotak korek api

Sayuran 1 porsi: setengah 2 porsi 3-4 porsi

81
mangkuk sedang, ½ gelas
belimbig

Buah 1 porsi senilai 2 porsi. 3 porsi.


dengan: ·        1 buah jeruk
sedang ·        pepaya
potong 1 mangkuk sendang
·        apel setengah buah

Susu ·        1 gelas: 200 ml 2-3 gelas: 2.3 gelas;

G.Menu seimbang balita


Balita butuh lebih banyak lemak dan lebih sedikit serat agar terjadi penambahan
berat badan yang sehat. Berikan si Kecil makanan anak dengan nutrisi yang
seimbang.

Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa
ini, otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan
dan berbicara lebih lancar.

Cermati perbedaan ini saat Ibu merencanakan menu makan si Kecil:


• Gula & Garam - Konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah
maksimum orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan si
Kecil karena makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Kadang
makanan Ibu terlalu banyak garam atau gula, atau bahkan mengandung bahan
pengawet atau pewarna buatan.
• Porsi Makan - Porsi makan si Kecil juga berbeda dengan orang dewasa. Mereka
membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap nutrisi dalam jumlah lebih
kecil namun sering.
• Kebutuhan Energi & Nutrisi - Bahan makanan sumber energi seperti
karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib dikonsumsi si

82
Kecil setiap hari. Atur agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu setiap
hari.
• Susu Pertumbuhan - Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting
dikonsumsi si Kecil. Sedikitnya balita membutuhkan 350 ml susu per hari. Susu
Pertumbuhan dari Nutricia merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu si
Kecil. 

Menu Seimbang
Merupakan kombinasi dari berbagai bahan berikut:
• Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.
Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama,
karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti
puding roti atau donat kentang yang lezat.
• Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik
dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
• Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt.
Pastikan balita Ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi
susunya
• Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.
Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C
tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
• Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga
mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak. 
Pastikan si Kecil mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak
digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).

83
H.Makanan yang harus dihindari dan dibatasi untuk balita
Beberapa makanan perlu perhatian ekstra untuk dihindari, diantaranya:
• Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet
sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga
terutama untuk si Kecil.
• Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit.
Pilih garam beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam
kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya.
• Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan
gizinya. Ibu bisa membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur
untuk jajan.
• Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila
Ibu tidak  memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur
sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
 • Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si
Kecil belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.

84
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketika proses persalinan berlangsung, ibu memerlukan stamina dan


kondisi tubuh yang prima. Asupan oral makanan dan minuman sangatlah
dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk tenaga, menghindari kelelahan yang berakibat
dehidrasi, serta menjamin kesejahteraan ibu dan janin.

Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. 
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.

Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan


pada ibu dan bayi nya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh anak,bayi
mudah sakit mudah terinfeksi. Kekurangan zat zat esensial menimbulkan
gangguan pada mata ataupun tulang.

B.   Saran

Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa


namun manusia tidak ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan guna memperbaiki makalah ini.

85
DAFTAR PUSTAKA

Irianto, Koes. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung:Alfabeta.

Chapman. (2006). Acceptance and mindfullness in Behavior therapy : A


Comparison of DialecticalBehaviour Therapy and Acceptance and commitment
therapy. International Journal of Behavioral Consultation and Therapy.Vol.2 No
3,www.elsevier.com/locate/ejogrb.

King R et al. (2011). Oral Nutrition in Labour :’Whose choice is it anyway?’ A


review of the Literature. Midwifery Journal p.674-686.www.elsevier.com/midw

Purwitasari.Desi,Dkk.2009. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Nuha


Medika
Lailiyana,Dkk.2010. Buku Ajar Gizi Kesehatan Reproduksi. Jakarta:EGC.
Proverawati.Atika,Dkk.2009. Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan.
Yogyakarta:Nuha Medika.
Arisman.2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta. Arisman.2009.Gizi Dalam
Daur Kehidupan, Ed 2. Jakarta.
KEMENKES.Pedoman Gizi Seimbang.2014.Jakarta:Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
wiryo,Sp.A,DR.Dr.Hananto.2002.Gizi Untuk Praktisi Kesehatan.Jakarta.
Jurnal : David H. Simanjuntak,Etti Sudaryati “Gizi Pada Ibu Hamil Dan
Menyusui “ Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Baskoro, Anton . 2008 . ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui . Yogyakarta : Banyu
Medika.

Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku
kedokteran ECG.

Marimbi,Hanun. 2010. tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada
balita. Yogyakarta: Nuba Medika.

86
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan
Bahan Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002.

Marimbi, Hanum. 2010.tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada
balita. Yogyakarta : Nuba Mediak

Prawirohardjo, Sarwono.2009. acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.

Arikunto.(2009) Dasar-dasar evaluasi pendidik. Jakarta. Bumi Aksara.

Soetjiningsih dkk.(2013).Tumbuh kembang anak,edisi 2.Jakarta.

Farida yuyuk Baliwati,ddk (2004).Pangan dan gizi.Jakarta penebar swadaya.

Azwar Asrul,(2010).Pengantar Administrasi kesehatan,ciputat-Tangerang Bina


Aksara.

A.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan, Jakarta.Penerbit Medika Salemba.

Nursalam,Susilaningrum Rekawati,Utami Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi


dan Anak (untuk Perawat dan Bidan).Cetakan Kedua, Jakarta.Penerbit Medika
Salemba.Halaman 42-43

87

Anda mungkin juga menyukai