DI SUSUN OLEH :
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
penulis
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..2
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..4
A. Latar belakang…………………………………………………….......4
B. Rumusan masalah……………………………………………………..6
C. Tujuan…………………………………………………………………7
D. Manfaat………………………………………………………………..7
BAB II PEMBAHASAN………………………..………………………………8
2
a. Pengertian gizi seimbang pada bayi……………………………..48
b. Prinsip gizi bagi bayi…………………………………………….49
c. Macam macam makanan bayi…………………………………....49
6. Makanan tambahan mpasi pada bayi………………………………...54
a. Syarat mpasi …………………………………………………….54
b. Jenis jenis mpasi…………………………………………………55
c. Waktu pemberian makanan pendamping………………………..58
7. Gizi pada balita……………………………………………………...66
a. Pengelompokan balita……………………………………………66
b. Kebutuhan energy dan zat gizi pada balita………………………67
c. Pola makan untuk balita………………………………………….70
A. Kesimpulan ………………………………………………………….…..85
B. Saran ……………………………………………....………………….…85
DAFTAR PUSTAKA………………………………..…………………….……86
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi atau nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta
hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi)
membahas sifat-sifat nutrient (zat-zat gizi) yang terkandung dalam makanan,
pengaruh metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan
(ketidakcukupan) gizi. Zat-zat gizi tidak lain adalah senyawa-senyawa kimia yang
terkandung dalam makanan yang pada gilirannya diserap dan digunakan untuk
meningkatkan kesehatan tubuh kita.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu
pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang
lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya
kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Gizi ibu menyusui adalah makanan sehat selain obat yang mengandung
protein, lemak,mineral, air dan karbohidrat yang dibutuhkan oleh ibu menyusui
dalam jumlah tertentu selama menyusui. Masa postpartum merupakan masa
pemulihan karena merupakan faktor penunjang yang utama produksi ASI
sehingga apabila gizi tidak terpenuhi akan menghambat produksi ASI dan dapat
mempengaruhi komposisi serta asupan nutrisi untuk bayi baru lahir. Ibu menyusui
memiliki kebutuhan yang banyak akan asupan gizi yang terkandung di dalam
setiap makanan yang di konsumsinya dengan memperhatikan kebutuhan yang di
perlukan oleh tubuhya. Pendidikan tentang gizi amat penting diberikan untuk
memberikan pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahuinya, sehingga dengan
demikian pola makannya akan lebih diperhatikan melelui penyusunan menu
seimbang yang di anjurkan dalam pemenuhan kecukupan gizinya. Selain dengan
pendidikan, advokasi bisa kita lakukan pada ibu menyusui. Agar terciptanya suatu
dorongan yang mendasar akan pentingnya gizi pada Ibu ataupun untuk bayinya.
4
Menyusui memberikan berbagai manfaat bagi bayi,ibu,keluarga dan
masyarakat,dan ,merupakan cara alami untuk mendapatkan nutrisi yang
baik,,emimgkatkan daya tahan tubuh serta memelihara emosi selama masa
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Air susu ibu mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan serta faktor
antibakteri dan antivirus yang melindungi bayi terhadap infeksi. Air susu ibu
dapat mengurangi kejadian berbagai infeksi selama masa bayi dan balita terhadap
gastroenteritis,infeksi saluran pernafasan,otitis media,sepsis neonatorum,dan
infeksi saluran kemih. Hampir 90% kematian balita terjadi di Negara berkembang
dan lebih dari 40% kematian disebabkan diare dan infeksi saluran pernafasan
akut.penyakit saluran cerna dan saluran nafas dapat dicegah dengan pemberian asi
ekslusif.
5
berbagai komponen susu, laktoferin berperan penting dalam pertahanan terhadap
penyakit.terutama di saluran pencernaan.
Air susu ibu merupakan produk oleh kelenjar mamae yang terdapat pada
payudara.air susu ibu merupakan nutrisi ideal untuk menunjang kesehatan,
pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Asi mengandung lemak,
karbohidrat protein,nutrient mikro,dan antibody dalam jumlah yang tepat untuk
pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi kandungan zat adiktif
lainnya dalam asi yang terutama bekerja untuk fungsi kekebalan tubuh adalah
komponen protein,nitrogen nonprotein lain,karbohidrat, lemak dan vitamin
sehingga dapat di mengerti dengan mendapatkan asi, bayi mendapatkan kekebalan
terhadap berbagai penyakit,seperti radang paru paru,radang telinga,diare dan
resiko alergi.
B. Rumusan masalah
6
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah :
D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu:
7
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Persalinan
Persalinan dipengaruhi oleh tiga unsur utama yaitu tenaga (his, kekuatan
mengedan), kondisi jalan lahir dan keadaan besar kecilnya janin (Wiknyosastro,
2008). Faktor non farmakologis yang dapat meningkatkan kontraksi uterus yaitu
dukungan, mobilisasi dan perubahan posisi, sentuhan kenyamanan, akupresure,
stimulasi puting susu, hidroterapi, kompres air hangat pada fundus, menambah
asupan cairan dan nutrisi.(Chapman, 2006).
8
banyak energi selama persalinan, sedangkan bila menghiraukan intake cairan dan
nutrisi akan mempengaruhi keadaan ibu dan bayi saat persalinan.
Kontraksi otot pada ibu bersalin cenderung berlangsung cukup lama, hal
ini dapat mengakibatkan kelelahan otot yang berujung terhadap adanya
peningkatan kadar keton. Sementara itu aktifitas uterus akan berisiko menurun
9
akibat dari terakumulasinya benda keton dan meningkatnya kadar keton dalam
urin yang melebihi ambang batas normal dapat menurunkan aktifitas uterus.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya peningkatan kadar
keton, ibu bersalin disarankan untuk tidak membatasi makan minum. Karena
puasa bisa mengakibatkan dehidrasi dan asidosis, serta kelelahan, sehingga dapat
meningkatkan kejadian persalinan dengan tindakan dan perdarahan saat
persalinan.
10
penting selama proses persalinan untuk memastikan kecukupan energi dan
mempertahankan kesimbangan normal cairan dan elektrolit bagi Ibu dan bayi.
Cairan isotonik dan makanan ringan yang mempermudah pengosongan lambung
cocok untuk awal persalinan. Jenis makanan dan cairan yang dianjurkan
dikonsumsi pada Ibu bersalin adalah:
Makanan:
1. Roti atau roti panggan (rendah serat) yang rendah lemak baik diberi selai
ataupun madu.
2. Sarapan sereal rendah serat dengan rendah susu.
3. Nasi tim.
4. Biskuit.
5. Yogurt rendah lemak.
6. Buah segar atau buah kaleng.
Minuman:
11
Hubungan status gizi dengan persalinan
Pada saat persalinan status gizi ibu sangat berpengaruh terhadap berat
badan bayi baru lahir serta faktor-faktor yang menjadikan resiko ibu pada saat
bersalin. Pada saat bersalin normal, ibu memerluhkan power untuk mengeluarkan
bayinya, apabila ibu hamil memiliki riwayat status gizi yang kurang baik, ini
dikawatirkan akan berdampak pada power ibu pada saat melahirkan, ibu akan
mudah lelah dan kekurangan energi untuk meneran. Ini akan berakibat pada
persalinan macet, persalinan lama, bahkan kematian bayi akibat dari kurangnya
asupan oksigen ke bayi. Jadi status gizi pada ibu berpengaruh terhadap lancarnya
proses persalinan.
12
2.GIZI PADA IBU MENYUSUI
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang
terpenting adalah makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Pada saat
menyusui selain dibutuhkan tambahan energi dan zat-zat gizi lain, dibutuhkan
pula lebih banyak cairan.
Oleh karena itu ibu menyusui dianjurkan untuk minum 8-12 gelas sehari,
yang bisa didapat dari air putih, susu (untuk tambahan protein) dan sari buah
(untuk tambahan vitamin C). Sayuran dianjurkan yang berkuah serta
memperbanyak makan buah-buahan. Selama menyusui ibu dianjurkan pula untuk
menambah konsentrasi kalsium dan zat besi. Keberhasilan seorang ibu untuk
memberikan ASI yang cukup kepada bayinya sangat ditentukan oleh bagaimana
kualitas dan kuantitas makanan baik semasa hamil maupun setelah bayinya lahir.
13
Karena kondisi ibu yang sedang hamil, maka membutuhkan tambahan
masukan energi untuk mencukupi kebutuhan untuk ibu dan janin.Untuk itu
dibutuhkan sebesar 700 kkal/jari (6 bulan pertama menyusui).Untuk 6 bulan
kedua dibutuhkan sekitar rata-rata 500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan
tambahan sebanyak 400 kkal/hari.
b). Protein
Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama.
Pada 6 bulan kedua dibutuhkan protein sekitar 12 g/hari dan untuk tahun kedua
dibutuhkan sebesar 11g/hari.
c). Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna
itu perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi
untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan
tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
d). Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg,
karena dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun
dalam ASI relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang.
Jika intake kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam
produksi ASI akan diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam
tulang.
e). Vitamin D
Penting untuk kesehatan gigi dan pertumbuhan tulang.Vitamin B-6
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel, mendukung
syaraf dan sistem kekebalan.Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi produksi sel
darah merah dan putih.
f). Folic Acid (Asam folat)
Mensintesis DNA dan membantu dalam pembelahan sel.
g). Vitamin B-12
Mendukung sistem saraf dan produksi sel darah merah.
h). Zinc (Seng)
14
Mendukung sistem kekebalan tubuh yang sehat dan penting
dalam penyembuhan luka.
15
Bahan Tidak Menyusui 0 – Menyusui 7 – Menyusui 13 –
Makanan Menyusui 6 bulan (gr) 12 bulan (gr) 24 bulan
(gr)
Beras 250 = nasi 50 = nasi 100 50 50
500 gr/5 gr/ 1 gelas
gelas
Protein 100 (2 50 (1 potong) 50 50
hewani potong)
16
c. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan
d. satu atau lebih zat gizi.
17
D. Pengaruh status gizi juga akan mempengaruhi dan memberikan
dampak kepada ibu dan bayinya. Antara lain :
a) Jika Ibu menyusui kekurangan gizi menimbulkan gangguan kesehatan
pada ibu dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi proses tumbuh
kembang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi.
b) Bila konsumsi zat kapur (Ca) ibunya berkurang, Ca akan diambil dari
cadangan Cajaringan ibunya, sehingga memberikan osteoporosis dan
kerusakan gigi-gigi caries dentis. Ibu yang telah hamil berkali-kali dan
kurang konsumsi Ca-nya akan lebih mudah menderita kerusakan gigi
ceries dentis tersebut.
18
3.PENYESUAIAN GIZI PADA IBU MENYUSUI
ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi
bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air
susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat
yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat
pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.
ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang
bersifat alamiah. menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain
yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.ASI adalah satu jenis
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi,
sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan
pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup
hampir 200 unsur zat makanan.
c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya.
19
Fisiologi Pengeluaran ASI
20
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir
melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi.
A. Keunggulan ASI
Nutrisi: Mengandung imunoglobulin dan kaya akan DHA (asam lemak tidak
polar yang berikat banyak) yang dapat membantu bayi menahan infeksi serta
membantu perkembangan otak dan selaput mata.
Pencernaan: Protein ASI adalah sejenis protein yang lebih mudah dicerna
selain itu ada sejenis unsur lemak ASI yang mudah diserap dan digunakan oleh
bayi. Unsur elektronik dan zat besi yang dikandung ASI lebih rendah dari susu
formula tetapi daya serap dan guna lebih tinggi yang dapat memperkecil beban
ginjal bayi. Selain itu ASI mudah dicerna bayi karena mengandung enzim-enzim
yang dapat membantu proses pencernaan antara lain lipase (untuk menguraikan
21
lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat) dan protease (untuk
menguraikan protein).
Kebutuhan: Dapat memajukan pendirian hubungan ibu dan anak. ASI adalah
makanan bayi, dapat memenuhi kebutuhan bayi, memberikan rasa aman kepada
bayi yang dapat mendorong kemampuan adaptasi bayi.
Ekonomis: Tidak perlu disterilkan atau lebih mudah dibawa keluar, lebih
mudah diminum, minuman yang paling segar dan suhu minuman yang paling
tepat untuk bayi.
Penampilan: Bayi mesti menggerakkan mulut untuk menghisap ASI, hal ini
dapat membuat gigi bayi menjadi kuat dan wajah menjadi cantik.
Pencegahan: Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat menghindari alergi karena
susu formula seperti mencret, muntah, infeksi saluran pernapasan, asma, bintik-
bintik, pertumbuhan terganggu dan gejala lainnya.
Kebaikan bagi ibu: Dapat membantu kontraksi rahim ibu, lebih lambat datang
bulan sehabis melahirkan sehingga dapat ber-KB alami. Selain itu dapat
menghabiskan kalori yang berguna untuk pengembalian postur tubuh ibu.
Berdasarkan biodata statistik, ibu yang menyusui ASI lebih rendah kemungkinan
menderita kanker payudara, kanker rahim dan keropos tulang.
22
B. Manfaat ASI
Untuk Keluarga :
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu,
serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih
sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga,
menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak
perlu repot membawa berbagai peralatan susu ketika bepergian.
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada
23
sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki
kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI
merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi.
C. Keuntungan Menyusui
D. Komposisi ASI
Komposisi tidak sama dari waktu kewaktu, hal ini berdasarkan pada stadium
laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1. Kolostum: ASI yang dihasilkan pada hari petama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.
2. ASI tansisi: ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari
kesepuluh.
3. ASI mature: ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya
24
Kecukupan ASI
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit
dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
Kolostrum
Protein
Protein dalam ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey
(protein yang mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan
dengan casein.
25
Lemak
Laktosa
Zat besi
Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui
jarang kekurangan zat besi.
Taurin
Lactobacilus
Laktoferin
Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri
dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
26
Lizozim
27
4.ASPEK PADA GIZI IBU MENYUSUI
Zat imunologi lain yang dimiliki ASI Air susu ibu mempunyai sejumlah
faktor yang mempengaruhi mikroflora usus bayi, sehingga menambah kolonisasi
dari jumlah bakteri sementara menghambat kolonisasi yang lainnya. Komponen
komponen imunologi ini termasuk:
28
Dibandingkan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim
per satuan volume.
3. Komplemen, berupa komplemen C3 yang dapat diaktifkan oleh bakteri
melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Juga mempunyai sifat
opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme
pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 dalam
kolostrum sekitar 50%–70% kadar serum dewasa. Pada masa laktasi dua
minggu, kadar komplemen menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar
C3 dan C4 masingmasing 15 mg/dL dan 10 mg/dL.
4. Granulocyte colony – stimulating factor (G-CSF) merupakan sitokin
spesifik yang dapat menambah pertahanan anti bakteri melalui efek
proliferasi, diferensiasi dan ketahanan neutrofil. Mengeluarkan
reseptornya dalam vili usus bayi dan kadar meningkat pada dua hari post
partum.
5. Oligosakarida, menghadang bakteri dengan cara bekerja sebagai reseptor
dan mengalihkan bakteri patogen atau toksin mendekat ke faring dan usus
bayi.
6. Musin, melapisi membran lemak susu dan mempunyai sifat antimikroba,
dengan cara mengikat bakteri dan virus serta segera mengeliminasi dari
tubuh. Musin dapat menghambat adhesi E.coli dan rotavirus. Disamping
itu ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF
yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. Lactadherin protein globule
fat pada ASI dapat merusak membran pembungkus virus. Kvistgaard
dkk28 mendapatkan bahwa PAF-hidrolase dapat melindungi bayi dari
infeksi Rotavirus
7. Lipase, membentuk asam lemak dan monogliserida yang menginaktivasi
organisme, sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeba
histolytica.
8. Interferon dan fibronektin mempunyai aktifitas antiviral dan menambah
sifat lisis dari leukosit susu
29
9. Protein pengikat vitamin B12 dan asam folat, dapat menjadi antibakteri
dengan menghalangi bakteri seperti E.coli dan bacteroides untuk mengikat
vitamin bebas sebagai faktor pertumbuhan
Leukosit (90% dari jumlah sel) di dalam ASI terutama terdiri dari
makrofag (90%). Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat
menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositik,
sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti
IL-1 serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans
pada bayi. Limfosit (10% dari jumlah sel) 50% terdiri atas limfosit T dan 34%
limfosit B. Fungsi limfosit untuk mensintesis antibodi IgA, memberikan respons
terhadap mitogen dengan cara berproliferasi, meningkatkan interaksi makrofag –
limfosit dan pelepasan mediator.Leukosit ASI dapat bertahan terhadap perubahan
pH, suhu dan osmolaritas, sama dengan yang terjadi pada binatang bertahan
selama seminggu pada orang utan dan domba.
30
terutama selama tahun pertama kehidupan. Kejadian meningkatnya faktor bioaktif
dan imun dapat menjelaskan penurunan risiko alergi saluran cerna dan pernapasan
serta penyakit autoimun pada anak yang diberi ASI.
Air susu ibu juga dilaporkan dapat meningkatkan jumlah sIgA pada
saluran napas dan kelenjar ludah bayi usia 4 hari. Hal ini dibuktikan dengan lebih
rendahnya kejadian penyakit radang telinga tengah, pneumonia, penyebaran
bakteri ke bagian tubuh lainnya, meningitis (radang selaput otak), dan infeksi
saluran kemih pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat susu
formula. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama dan dapat terlihat sampai
tahun kedua.
B. Aspek psikologi
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan
meningkatkan produksi 58 hormon terutama oxitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI. Ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (Skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih didalam rahim. proses menyusui
akan memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak. Ikatan batin yang erat, mesra
dan selaras yang diciptakan oleh awal dan lebih permanen sangat penting.
a. Kondisi psikologis
31
ibu primipara dalam kondisi dimana memasuki fase baru, memerlukan banyak
penyesuaian yang signifikan setelah kedatangan bayi baru.
32
seeorang semakin matang dan lebih jauh untuk berfikir sesuatu yang baik
buat dirinya dan akan berdampak pada kondisi psikologis dirinya yang
lebih baik dalam menyiapkan kematangan dalam proses berfikir
kedepanya.
3. Faktor pekerjaan : didapatkan sebagian besar ibu tidak bekerja. Ibu rumah
tangga atau wanita tidak berkerja biasanya kurang mendapat informasi
yang terbaru khususnya tentang kesehatan kerena ibu tersebut hanya
berinteraksi dengan orang dilingkungan rumahnya saja. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap kondisi psikologis ibu, sebagai mana bermula dari
berinteraksi seseorang bisa menambah pengetahuan dijadikan sebagai
pembelajaran untuk menghadapi kondisi ibu yang membutuhkan kesiapan
dalam menjalaninya, yaitu kesiapan ibu dalam memasuki fase baru
menjadi seoeang ibu. Seseorang yang sering berinteraksi dengan orang di
lingkungan kerjanya yang lebih mendapatkan informasi yang lebih luas
dan dapat bertukar pikiran, pengetahuannya akan bertambah banyak.
seorang yang memiliki pekerjaan dengan informasi yang lebih luas
terdapat kecenderungan mempunyai pengetahuan yang lebih baik dan
dengan berkerja seseorang dapat berbuat sesuatu yang bernilai,
bermanfaat, dan memperoleh berbagai pengalaman yang lebih luas
sehingga informasi yang di peroleh lebih banyak.
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu
untuk menyediakan energy yg membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta
mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi
mempunyai pengertian lebih luas disamping untuk kesehatan, gizi dikaitkan
33
dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan
otak, kemampuan belajar dan produktivitas kerja
Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila
tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun sampai saat
ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi sedang,
seperti Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia gizi (Depkes RI, 1996). Hasil
SKRT 1995 menunjukkan bahwa 41 % ibu hamil menderita KEK dan 51% yang
menderita anemia mempunyai kecenderungan melahirkan bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR).Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia
mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III
kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai
resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat
persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah
mengalami gangguan kesehatan (Depke RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru,
sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan,
bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya. Selain itu juga akan
meningkatkan resiko kesakitan dan kematian bayi karena rentan terhadap infeksi
saluran pernafasan bagian bawah, gangguan belajar, masalah perilaku dan lain
sebagainya (Depkes RI, 1998).
34
janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan
metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan
saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.
Status gizi ibu memberikan peranan yang penting terhadap kuantitas dan
kualitas produksi ASI. Misalnya jika ibu kekurangan kalsium akan menyebabkan
kebutuhan kalsium bayi diambil dari cabang kalsium pada jaringan ibu. Jika hal
ini dibiarkan terus berlanjut maka akan mengakibatkan ibu mengalami
osteophorosis dan kerusakan gigi. Kuantitas produksi ASI di pengaruhi oleh
keadaan gizi ibu, ibu dengan gizi baik akan memproduksi ASI sekitar 600 - 800
ml pada bulan pertama, sedangkan ibu dengan gizi kurang hanya memproduksi
ASI sekitar 500 - 700 ml Status gizi ibu menyusui di pengaruhi oleh prinsip, dan
faktor yang mesti diperhatikan dalam pemenuhannya.
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan. Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat
dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah makanan yang menjamin
pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayinya.
35
1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per
hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-
20 gram protein sehari.
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan
kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.
5. Psikologi
6. Kesehatan
7. Pengetahuan dan Pendidikan tentang pantangan, kesukaan, kebutuhan
8. Sosial ekonomi
9. Bayi tidak mau menyusui
10. Masalah pada payudara
36
Zat gizi yang dibutuhkan antara lain:
1. Energi
2. Protein
3. Zat besi
Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karna itu
perlu ditambahkan dengan basal loss sehari-hari. Rata-rata kebutuhan zat besi
untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehingga memerlukan
tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.
4. Kalsium
Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karena
dalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsiun dalam ASI
relative konstan baik dalam kondisi intake kalsium cukup atau kurang. Jika intake
kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksi ASI akan
diambil dari deposit yang ada pada tubuh ibu, termasuk dalam tulang.
5. Vitamin D
6. Vitamin B-6
37
Memetabolisme lemak dan protein, memfasilitasi pertumbuhan sel,
mendukung syaraf dan sistem kekebalan. Vitamin B-6 sangat dibutuhkan bagi
produksi sel darah merah dan putih.
8. Vitamin B-12
9. Zinc (Seng)
38
Tabel Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Protein (g) + 16 + 12
Niasin (mg) +3 +3
Vitamin C (mg) + 25 + 10
Magnesium (mg) + 40 + 30
Besi (mg) +2 +2
Iodium (µg) + 50 + 50
Selenium (µg) + 25 + 20
Kandungan vitamin dan mineral dapat memastikan bahwa ibu dan bayi
memperoleh nutrisi yang mereka butuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang sehat. Semua gizi tersebut dapat didapatkan pada:
a) Sayur-sayuran
39
Sayuran merupakan sumber utama makanan yang kaya zat besi, serat,
asam folat, beta-carotene, vitamin C, lycopene, flavonoids dan beta-glucans.
Makan-makanan kaya zat besi membantu memelihara tingkat energi Anda
sekaligus mampu mencegah anemia. Folate atau asam folat sangat penting dalam
pembentukan sel darah merah. Jika Anda suka sayuran mentah, coba makan
bayam, selada, tomat, ketimun, dan jamur. Jika Anda memilih sayuran yang telah
dimasak, pertimbangkan gambas, kacang polong, jagung, kentang, dan labu.
sebaiknya makan 3-5 hidangan sayuran setiap hari.
b) Buah-buahan
Buah yang sehat dan warnanya terang bagus dikonsumsi setelah makan.
Kandungan vitamin A, B, K, dan C dalam buah baik untuk membangun sistem
kekebalan tubuh ibu dan bayi. Asupan buah juga membantu tubuh penyerapan zat
besi. Konsumsi buah-buahan seperti blueberry dan strawberry sangat disarankan
karena mengandung anti oksidan dan serat tinggi. Buah dapat dimakan dalam
keadaan alami, beku atau dijus. Usahakan makan 3-5 porsi buah setiap hari.
c) Kacang-kacangan
d) Ikan
40
Ikan tinggi omega 3 yang penting bagi pertumbuhan bayi. Tapi ingat,
menurut US Environmental Protection Agency (EPA), ibu menyusui tidak boleh
makan ikan hiu, ikan todak, makarel raja, atau ikan ubin karena tingkat kandungan
merkurinya sangat tinggi. Ikan salmon pollock tuna dan ikan patin masih aman
dikonsumsi 12 ons seminggu karena termasuk jenis ikan rendah merkuri.
Hal yang paling penting dalam memenuhi gizi adalah menjaga pola makanan
bergizi untuk ibu menyusui, terutama makanan yang banyak mengandung protein,
vitamin, mineral, dan cairan.
41
Cairan nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Dianjurkan ibu menyusui minum 2-3 liter perhari,dalam bentuk air putih,susu
buah. Vitamin dan mineral kebutuhan selama menyusui lebih tinggi selama hamil
dan menyusui.
42
penagkal peyakit seperti imunoglubilin,protein yang kaya vitamin B12 (asam
folat),Asi juga mengandung antibodi ,butir-butir darah putih yang melindungi
bayi.
PAGI : SIANG
43
Nasi putih Nasi putih
Pisang pepaya
Nasi putih
Semur daging
Tempe bb tomat
Buah pisang
Susu
44
50 gr
Beras 1 ptg sdg
25 gr
Pindang ikan 1 ptg sdg
25 gr
Tempe kedelai 2 ½ sdm
100 gr
Minyak 1 gls
100 gr
kangkung 1 buah
20 gr
pisang ambon 2 sdm
10 gr
Jam 10.00 1 sdm
susu
Gula pasir
NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT
SIANG
telur 50 gr 1 butir
Minyak 15 gr 1 ½ sdm
Bayam 50 gr ½ gls
teh 10 gr 1 sashet
45
kacang hijau 15 gr 1 ½ sdm
susu
NAMA BAHAN BERAT ( GRAM ) URT
MALAM
minyak 10 gr 1 sdm
Bayam 50 gr ½ gls
Susu 20 gr 2 sdm
46
Tabel Tambahan Makanan Untuk Ibu Menyusui
47
5. GIZI SEIMBANG PADA BAYI
A. Pengertian Gizi Seimbang Pada Bayi
Sedangkan pengertian bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu memiliki berat lahir 2.500 gr – 4.000 gr.
Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui dua cara secara normal melalui vagina
atau melalui operasi caesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang baru karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi
asupan makanan dari ibu selain itu kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap
penyakit. Karena itulah bayi memerlukan perawatan yang insentif. Jaga
kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup pada bayi melalui ASI . Selain
pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri ciri bayi baru lahir normal dan
sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi lahir sehat:
48
b. Refleks isap, terjadi apabila terdapat benda menyentuh bibir yang disertai
refleks menelan
c. Refleks moro ,ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetri apabila
kepala tiba tiba digerakkan
d. Refleks mengeluarkan lidah, terjadi apabila diletakkan benda dalam mulut
yang sering ditafsirkan bayi menolak makanan yang diberikan
Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI memiliki tinjauan
baik segi gizi,daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
49
dan mencegah terjadi perdarahan postpartum. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan postpartum mengurangi prevalensi anemia zat
besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
b) Aspek keluarga berencana :merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rata-rata jarak kehamilan
ibu yang menyusui ialah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.
c) Aspek psikologi :ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayi nya
karma dapat menyusui.
a) Nutrisi (zat gizi) yang sesuai untuk bayi :mengandung lemak, karbohidrat,
protein, garam, dan mineral serta vitamin.
b) Mengandung zat protektif:terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim,komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, imunisasi seluler dan tidak menimbulkan
alergi.
c) Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan sewaktu menyusui kulit
bayi akan menempel pada kulit ibu. Sehingga akan memberikan manfaat
untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan
rasa aman dan kasih sayang.
d) Menyebabkan pertumbuhan yang baik:bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik. Setelah lahir,
pertumbuhansetelah priode perinatal baik dan mengurangi obesitas.
e) Mengurangi kejadian karies dentis:insiden karies dentis yang mendapat
susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapatkan ASI,karena
menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan gigi
menjadi asam sehingga merusak gigi.
50
f) Mengurangi kejadian maloklusi :penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
g) Manfaat bagi Keluarga :
h) Aspek ekonomi :ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit
sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
i) Aspek psikologi :kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga .
j) Aspek kemudahan :menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan
Dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
51
2. Buah alpukat
Buah alpukat tinggi akan potasium, serat, dan lemak tak jenuh tunggal yang
bermanfaat. bagi kesehatan jantung segala usia.Pada MPASI pertama,ibu bisa
menghancurkan alpukat hingga menjadi bubur sebelum memberikan nya pada si
kecil. Saat bayi sudah mengengam sendok sendiri, biarkan dia menyendok sendiri
dan makan tanpa disuapi.
3.Selai kacang
Selai kacang mengandung nutrisi seperti protein nabati, vitamin E, dan lemak
jenuh tunggal yang sehat.
4.Ikan salmon
Minyak yang terkandung pada lemakikan akan asam lemak omega tiga, yaitu
bermanfaat bagi perkembangan mata dan otak. Ikan juga merupakan sumber
protein yang mengandung vitamin D yang sangat dibutuhkan oleh si kecil. Ikan
salmon sangat baik untuk pertumbuhan bayi.
5.Telur
Telur merupakan sumber protein, lemak serta biotin dan zat besi yang sangat
penting bagi pertumbuhan bayi.
6.Sayuran hijau
52
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya:
53
6.MAKANAN TAMBAHAN MPASI PADA BAYI
Makanan tambahan untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik,
yaitu rupa dan aroma yang layak.Selain itu, dilihat dari segi kepraktisan, makanan
bayi sebaiknya mudah disiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat.
Makanan pendamping asi harus memenuhi persyaratan khusus tetang jumlah zat-
zat yang diperlukan bayi seperti protein, energy, lemak, vitamin, mineral dan zat-
zat 18 tambahan lainnya. Menurut muchtadi(2004) hal-hal penting yang harus
diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan pada byi adalah sebagai
berikut:
a. Makanan bayi (termasuk asi) harus mengandung semua zat gizi yang
diperlukan bayi.
b. Makanan tambahan harus kepada bayi yang telah berumur 6 bulan
sebanyak 4-6 kali sehari.
c. Sebelum berumur 2 tahun bayi belum dapat mengonsumsi makanan orang
dewasa
d. Makanan campuran ganda (multi mix) yang terdiri dari makana pokok,
lauk pauk, dan sumber vitamin lebih cocok bagi bayi, baik ditinjau dari
nilai gizinya maupun sifat fisik makanan tersebut.
e. Makan harus diolah dari bahan makanan yang bersih dan aman. Harus
dijaga.
f. Keamanan terhadap kontaminasi dari organ biologi bahaya seperti kuman,
virus, parasit, dan zat kimia, racun yang berbahaya, mulai dari persiapan
bahan makanan, pengolahan, penyimpanan, distribusi sampai dengan
penyajian.
g. Bahan lainnya dapat ditambahkan untuk mempertahankan konsisten dan
rasa makanan asaltidak mengandung zat berbahaya, misalnya gula, garam,
coklat dan lainnya.
54
h. Fortifikasi makanan adalah penambahan zat gizi tertentu kedalam bahan
makanan atau makanan sehingga mencapai kadar yang dapat
meningkatkan status gizi.
Pada mp asi yang penting adalah penambahn zat gizi miko seperti zat besi,
yodium kedalam biscuit, cookies, roti, garam dan makanan suplemen. Kendala
penambahan zat gizi mikro ke dalam makanan adalah perubahan cita rasa dan dan
warna, perubahan tekstur dan lain-lain, sehingga memerlukan suatu aplikasi
teknologi yang memandai agar dapat mencapai tujuan mp asi yang dibuat dirumah
tangga (mp asi tradisional) pada umumnya kurang memenuhi kebutuhan zat gizi
terutama micronutrien seperti Fe, Zn, apalagi pada keluarga dengan tingkat social
ekonomi yang rendah 19 yang gambarnya dapat dilihat sebagai beriku : untuk
memenuhui kebutuhan zat besi bayi 6-12 bulan (6,8 mg) dibutuhkan 180 gr hati
ayam (4 pasang) atau 550 gr telur atau 500 gr ikan atau 450 gr daging sapi atau
350 gr kacangan sehingga sulit untuk dapat diberikan dari dapur ibu. Pendapat
lain,pembuatan mp-asi ditingkat rumah tangga masih cukup untuk memenuhui
kebutuhan gizi apabila dilakukan pengaturan pada sumber makanan bergizi yang
sesuai dengan bahan makanan lokasi yang tersedia baik variasi dan jumlah yang
dibutuhkan masing-masing anak. Makan pagi dengan semangkuk kecil bubur
hevarmout, makan siang dengan sepiring sedang (3 sendok makan) nasi, satu
sendok kacang merah, dan setengah butir jeruk, dan makan malam dengan
sepiring sedang (3 sendok makan) nasih, 1 sendok makan hati dan 1 sendok
makan sayuran hijau. Dengan demikian kebutuhan ebergi hamper terpenuhi,
demian pula dengan kebutuhan protein, vitamin A maupun zat besi.
B. JENIS-JENIS MP-ASI
55
b. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit
pertama setelah melahirkan.
c. Dengan menyusyui akan terbinah hubungan kasih saying anatara ibu
dan anak.
d. Berikan kolostum, karena mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan
yang d
e. ibutuhkan bayi. Berikan ASI sering mungkin sesuai keinginan bayi.
2. Makanan bayi berumur 4-6 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan sesuai keinginan anak.
b. Bentuk makanan lumat, halus, aktivitas bayi sudah mempunyai reflex
mengunyah.
c. Contoh makanan lumat antara lain pisang yang dilumatkan, papaya
yang dilumatka, biskuit yang ditambahakan air susu, bubur susu.
d. Diberikan 2 kali sehari, setiap kali pemberian 2 sendok makan sedikit
demi sedikit.
e. Diberikan samabil mengajak bicara kepada bayi untuk menimbulakan
sentuhan kasih sayang.
f. Jangan sekali-kali MP-ASI diberikan dengan dot sambil tidur karena
dapat menyebabkan infeksi telinga.
3. Makanan bayi berumur 6-9 bulan
a. Pemberian ASI tetap diteruskan.
b. Bentuk makanan lumat karena alat cerna bayi sudah lebih berfungsi,
contoh nasi timun, bubur susu.
c. Berikan 2 kali sehari setelah diberikan ASI.
d. Porsi tiap pemberian sebagai berikut :
a) Pada umur 6 bulan : 6 sendok makan
b) Pada umur 7 bualan : 7 sendok maan
c) Pada umur 8 bulan : 8 sendok makan
d) Pada umur 9 bulan : 9 sendok makan
e) Untuk menambah nilai gizi, nasi dapat ditambahkan sumber zat
lemak sedikit demi se
56
f) dikit, seperti margarine, minyak kelapa.
g) Bila bayi masih lapar, ibu dapat menambahnya.
4. Makanan bayi umur 9-12 bulan ;/
a. Pemberian ASI tetap diberikan.
b. Pada umur ini bayi diperkenalkan dengan makanan keluarga secara
bertahap dengan takaran yang cukup.
c. Bentuk makanan lunak.
d. Berikan makanan selingan satu kali sehari.
e. Makanan selingan usahakan bernilai tinggi seperti bubur kacang hijau,
bubur sumsum.
f. Biasakan mencampurkan berbagai lauk pauk dan sayuran kedalam
makann lunak secara berganti-ganti.
g. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini berpengaruh baik
dalam kebiasaan makan.
5. Makanan bayi umur 12-24 bulan
a. Frekuensi pemberian ASI dikurangi sedikit demi sedikit.
b. Susunan makanan terdiri dari makanan pokok lauk-pauk sayuran dan
buah
c. Besar porsi adalah separuh dari makanan orang dewasa.
d. Gunakan aneka ramgam bahan makanansetiap harinya.
e. Diberikan sekurang-kurangnya tiga kali sehari.
f. Berikan makanan selingan dua kali sehari.
g. Abak dilatih untuk makan dan cuci tangan sendiri.
h. Biasakan untuk mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan
i. Biasakan anak makan bersama-sama keluarga.
57
C. WAKTUPEMBERIAN MAKANAN BAYI UMUR 0 – 6 BULAN
a. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif ) Kontak fisik dan hisapan bayi akan
merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada
periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat
bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk
bayi dan ibu. Dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara
ibu dan anak.
b. Berikan kolostrum Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama,
kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi
dan zat kekebalan yang tinggi.
c. Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara sampai
kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8 – 10 kali
setiap hari.
INGAT !
• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif
Intinya, pemberian menu MPASI untuk bayi usia 6 bulan tidak bisa hanya
satu macam saja. Sebaiknya kombinasikan menu MPASI bayi 6 bulan bersama
sumber makanan lain dengan tekstur yang lebih halus.
Jika MPASI bayi 6 bulan hanya terdiri atas satu macam, justru berisiko
membuat anak kekurangan zat gizi lainnya. Selain itu, perkembangan otak bayi
bisa terhambat bahkan sampai masalah gizi tertentu, seperti stunting.
Di sisi lain, pemberian vitamin dan mineral di dalam MPASI bayi, khususnya
zat besi, seng, dan vitamin A, sebaiknya tidak terlewatkan. Salah satu sumber zat
58
gizi yang baik untuk MPASI bayi 6 bulan yakni hati sapi, daging sapi, serta
sayuran berdaun.
Pertama yakni MPASI yang disediakan secara khusus alias buatan rumah
tangga maupun pabrik.Sementara yang kedua yakni MPASI dari makanan yang
biasa dimakan anggota keluarga tapi telah dimodifikasi.Hal ini bertujuan agar
MPASI lebih mudah dimakan oleh bayi 6 bulan sekaligus dapat memenuhi
kebutuhan zat gizi hariannya.Sebagai orangtua, Anda diimbau untuk jangan asal
dalam memberikan MPASI bayi di usia 6 bulan. Berikut beberapa hal penting
yang harus diperhatikan dalam menyediakan bahan makanan untuk MPASI bayi 6
bulan.
Mengingat zat besi merupakan salah satu mineral yang kebutuhannya kadang
tidak terpenuhi setelah usia 6 bulan, pilihlah bahan makanan utama yang kaya zat
besi. Sumber zat besi yang bisa diberikan untuk bayi seperti daging merah, hati
sapi atau ayam, kuning telur, makanan laut, dan lain sebagainya.
Berikan makanan padat pertama atau MPASI untuk bayi 6 bulan yang berasal
dari sumber beras.Sementara pemberian gandum dan campuran serealia lainnya
dengan kandungan gluten, sebaiknya ditunda sampai bayi berusia 8 bulan.
Pemberian telur
Telur bisa mulai diberikan pada bayi meskipun belum berusia 1 tahun.Tidak
ada urutan tertentu mengenai jenis atau bahan makanan yang sebaiknya diberikan
terlebih dahulu pada bayi.
59
Sementara untuk jenisnya, berikut beberapa pilihan MPASI untuk bayi di
usia 6 bulan:
Setelah bayi sudah menerima makanan tersebut dengan baik, kemudian Anda
bisa memberikan makanan lainnya yang lebih bervariasi.Berbagai jenis makanan
yang bisa Anda berikan selanjutnya seperti daging, ayam, ikan, telur, hati sapi,
dan lainnya.
Bayi usia 6 bulan yang sudah menunjukkan tanda siap untuk menerima
MPASI bisa segera diperkenalkan dengan makanan pertama.
Dalam hal ini, berikan MPASI bayi 6 bulan dengan tekstur lunak dan lembut
terlebih dahulu.Di samping karena bayi 6 bulan belum mempunyai gigi yang
lengkap, sistem pencernaannya juga belum siap untuk menerima makanan
keluarga.
Mungkin akan memakan waktu beberapa lama sampai bayi 6 bulan benar-
benar dapat menerima berbagai macam makanan padat atau MPASI. Bayi perlu
60
waktu untuk terbiasa dengan rasa dan tekstur baru dari makanan padat. Penting
bagi Anda untuk mengenalkan makanan padat ke bayi secara bertahap seiring
bertambahnya usia. Sembari mempersiapkan tekstur yang sesuai, jangan lupa
perhatikan dan jaga kebersihan proses pengolahan MPASI untuk bayi 6 bulan.
Berikut beberapa poin penting yang harus diterapkan dalam membuat dan
menyajikan makanan atau MPASI untuk bayi 6 bulan :
Anda mungkin hanya perlu memberikan makanan satu kali dalam sehari atau
bayi hanya mampu menerima 2-3 sendok makan per hari.Jika bayi usia 6 bulan
sudah mampu menerima makanan padat atau MPASI satu kali dalam sehari,
kemudian Anda dapat tingkatkan jumlahnya menjadi 2-3 kali. Selain makanan
utama tersebut, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menganjurkan
pemberian selingan sekitar 1-2 kali sehari.Ketika memberikan MPASI di usia 6
bulan ini diselingi dengan ASI, sebaiknya susui bayi sebelum Anda memberikan
makanan padat.
61
Pasalnya, menyusu sebelum makan merupakan cara yang baik untuk
membantu menjaga transisi pemberian ASI ke makanan padat. Dengan begitu,
bayi tetap mendapatkan ASI yang masih ia butuhkan bersamaan dengan makanan
padatnya. Jika bayi diberi makan terlebih dahulu baru diberi ASI, dikhawatirkan
kemampuan menerima ASI-nya akan lebih sedikit. Selanjutnya, frekuensi serta
porsi pemberian MPASI bayi 6 bulan bisa ditingkatkan secara bertahap di
beberapa bulan ke depan.
Hindari makan sembari bermain, menonton TV, atau bermain gadget yang
bisa mengganggu fokus bayi. Jika bayi menolak berbagai jenis MPASI di usia 6
bulan ini, coba sajikan makanan dalam berbagai kombinasi rasa dan tekstur. Tak
kalah penting, usahakan untuk selalu menjaga kontak mata saat Anda sedang
menyuapi bayi.Cobalah untuk mengajaknya bicara agar lebih bersemangat saat
makan dan bukan justru memarahinya karena tidak mau makan.
62
sama terdapat di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah: sebanyak
52,15% dari 1.268 bayi sudah mendapat MP-ASI di bawah usia 6 bulan. Telah
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan
di Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007. Penelitian
merupakan survei dengan tipe explanatory research, dengan populasi seluruh ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif.Sampel berjumlah 147 orang.
Akan melihat perkembangan anak yang satu dengan yang lain memiliki
kecepatan yang berbeda. Meski pola perkembangan pada semua anak umumnya
sama, ada sejumlah perbedaan yang bersifat individual yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
63
Perlu memahami setiap anak akan mengikuti pola yang dapat diramalkan
pada jalur dan kecepatannya sendiri. Pada umur yang sama, setiap anak juga tidak
selalu mencapai tingkat perkembangan yang sama.
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Termasuk faktor genetik di
antaranya jenis kelamin, ras (suku bangsa), dan faktor bawaan yang sifatnya
patologik (penyakit tertentu). Potensi genetik yang baik, bila berinteraksi dengan
lingkungan yang positif, akan membuahkan hasil perkembangan yang optimal.
2. Lingkungan
A. Cuaca
Cuaca yang ekstrem dan bencana alam dapat berdampak terhadap tumbuh
kembang anak.Cuaca yang tidak mendukung dapat berakibat pada berkurangnya
persediaan pangan, timbulnya wabah penyakit, dan lain-lain.
B. Sanitasi
64
demam berdarah, atau tipus, tentu akan mengalami hambatan dalam tumbuh
kembangnya.
C. Rumah tinggal
3. Nutrisi
65
7.GIZI PADA BALITA
A. Pengelompokan balita
Menurut Adriani (2012), balita atau sering disebut anak bawah lima tahun
merupakan usia dalam daur kehidupan dimana pertumbuhan tidak sepesat pada
masa bayi, tetapi aktivitas mulai meningkat. Usia balita merupakan masa
kehidupan yang sangat penting dan perlu perhatian serius. Pada masa ini
berlangsung proses tumbuh kembang yang sangat pesat yaitu pertumbuhan fisik
dan perkembangan psikomotorik, mental, serta sosial.
Angka kecukupan zat-zat gizi didasarkan atas beberapa hasil penelitian yang
terutama dikembangkan dari kebutuhan bayi dan orang dewasa. Perbedaan
kecukupan zat gizi antara kelompok anak cukup besar, sehingga Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk anak dibagi berdasarkan
kelompok umur (Almatsier, 2004).
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Orang Indonesia (Per
Orang Perhari)
66
Kebutuhan zat gizi makro anak
a) Vitamin
b) Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 5 mcg
d) Vitamin E: 4 miligram (mg)
e) Vitamin K: 5 mcg
f) Mineral
g) Kalsium: 200 mg
h) Fosfor: 100 mg
i) Magnesium: 30 mg
j) Natrium: 120 mg
k) Kalium: 500 mg
a) Vitamin
67
b) Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 5 mcg
d) Vitamin E: 5 miligram (mg)
e) Vitamin K: 10 mcg
f) Mineral
g) Kalsium: 250 mg
h) Fosfor: 250 mg
i) Magnesium: 55 mg
j) Natrium: 200 mg
k) Kalium: 700 mg
l) Besi: 7 mg
a) Vitamin
b) Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 15 mcg
d) Vitamin E: 6 miligram (mg)
e) Vitamin K: 15 mcg
f) Mineral
g) Kalsium: 650 mg
h) Fosfor: 500 mg
i) Magnesium: 60 mg
68
j) Natrium: 1000 mg
k) Kalium: 3000 mg
l) Besi: 8 mg
a) Vitamin
b) Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
c) Vitamin D: 15 mcg
d) Vitamin E: 7 miligram (mg)
e) Vitamin K: 20 mcg
f) Mineral
g) Kalsium: 1000 mg
h) Fosfor: 500 mg
i) Magnesium: 95 mg
j) Natrium: 1200 mg
k) Kalium: 3800 mg
l) Besi: 9 mg
69
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu balita makan dan
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan. Nutrisi sangat penting bagi pertumbuhan
balita yang optimal.
Sebenarnya makanan apa saja yang dibutuhkan si Kecil dalam satu hari?
Si Kecil butuh kalori sekitar 1000-1300 per hari. Tapi nyatanya, kebutuhan kalori
ini akan sulit terpenuhi jika si Kecil menolak untuk makan. Sehingga Ibu pun
harus pintar-pintar mengakali pola makannya, agar kebutuhan kalori mereka
terpenuhi.
70
Balita biasanya belum mau mengonsumsi tiga kali makan besar dalam satu
hari. Biasanya si Kecil hanya berselera untuk satu kali makan besar dan beberapa
kali makanan kecil atau camilan. Sehingga Ibu bisa mengira-ngira berapa banyak
makanan yang perlu disiapkan.Ibu bisa membiasakan gaya hidup sehat, pola
makan seimbang dan mulai dengan siapkan menu yang menarik untuk balita.
71
Hal terpenting yang harus Ibu ingat mengenai pola makan si Kecil adalah selalu
siapkan makanan dalam porsi kecil dan cek berat badannya setiap bulan. Jika
berat badannya menurun, konsultasi dengan dokter, tapi selama berat badannya
tidak menunjukkan penurunan, Ibu tidak perlu khawatir.
72
Untuk jenis-jenis makanan yang baik untuk makanan balita, berikut daftarnya:
Baik itu sayur dan buah-buahan segar, beku, kaleng, atau yang dikeringkan.
Pastikan bahwa sayur dan buah-buahan selalu menjadi bagian dari menu yang ada
di meja makan.
Namun, jangan khawatir jika mereka hanya mau makan satu dua jenis sayur
karena masih dalam fase pengenalan.
Anda bisa memberikan sayur dan buah secara rutin dengan porsi kecil, agar
anak belajar menyukai rasa. Jadikan sayuran sebagai menu yang menarik, seperti
sayuran berkuah bening, atau dijadikan sup.
73
o Makanan berkarbohidrat
Anda juga dapat memberi balita, makanan yang terbuat dari biji gandum utuh
(whole grain), seperti roti gandum, pasta, dan nasi merah.
Akan tetapi, menu makan ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak usia
kurang dari dua tahun.
Alasannya, biji gandum akan membuat si kecil lebih cepat kenyang sebelum ia
dapat menerima kalori dan nutrisi yang dibutuhkan. Setelah berusia lebih dari dua
tahun, Anda dapat mengenalkan lebih banyak makanan whole grain lainnya secara
bertahap.
Produk-produk ini juga kaya akan vitamin A yang membantu tubuh untuk
melawan infeksi dan dibutuhkan untuk kesehatan kulit dan mata.
Mengingat balita merupakan anak dengan kelompok usia 2-5 tahun, Anda
sudah bisa mengganti ASI atau susu formula dengan susu UHT.
Mengutip dari laman NHS, Anda bisa mencoba untuk memberi susu UHT
sebanyak 350 ml setiap hari. Namun bila si kecil terlihat tidak selera, bisa
digantikan dengan makanan mengandung susu, seperti keju dan yoghurt agar
nutrisi balita tetap terjaga.
Selain susu, keju juga berperan penting dalam kesehatan balita karena
mengandung kalsium, protein, dan vitamin A.
74
Meski balita Anda sudah memasuki usia 2-5 tahun, keju yang dikonsumsi
harus tetap yang sudah melalui proses pasteurisasi. Bila tidak, si kecil bisa terkena
bakteri bernama listeria dan membuat kesehatannya terganggu.
Daging, ikan, telur, biji-bijian (misalnya kacang hijau dan kacang polong), dan
produk olahan biji (misalnya tahu, tempe) adalah sumber protein dan zat besi
yang baik.
Memilih camilan atau makanan ringan yang sehat untuk balita memang tidak
mudah. Si kecil cenderung memilih jenis makanan yang manis dan kalau
dikonsumsi terlalu banyak, bisa meningkatkan kadar gula.
a) Buah potong
b) Pisang goreng dengan parutan keju
c) Roti tawar memakai selembar keju dan daging giling
d) Sereal yang dicampur susu UHT
75
e) Biskuit rendah gula
f) Keju
g) Puding
Namun hal ini berbeda dengan balita karena bisa menimbulkan masalah
kesehatan. Tetap berikan balita makanan dengan kondisi matang, seperti telur,
daging, dan ikan.
Tersedak adalah kondisi yang paling sering dialami oleh balita karena makanan
yang terlalu besar atau teksturnya licin. Healthy Children menyebutkan bahwa
anak di bawah usia 4 tahun sangat berbahaya bisa mengalami tersedak.
Beberapa buah bertekstur licin dan sering membuat anak tersedak yaitu anggur
dalam keadaan utuh, melon, pisang, leci, lengkeng, dan rambutan. Untuk
mengatasinya, potong menjadi beberapa bagian tapi tidak terlalu kecil dan tetap
bisa dikunyah oleh anak.
Jenis makanan yang ukurannya kecil juga bisa membuat anak terhindar dari
tersedak. Hindari pemberian kacang polong, popcorn, permen, cokelat yang sulit
untuk anak kunyah, sehingga berpotensi untuk membuatnya tersedak.
76
b) Hindari memberikan susu skim
Bila Anda melihat susu jenis ini di toko, sebaiknya tidak diberikan pada si kecil.
Pasalnya, susu skim hanya mengandung 1 persen lemak dan tidak bisa mencukupi
kebutuhan lemak anak balita.
Susu skim bisa mengganggu perkembangan dan pertumbuhan balita karena tidak
bisa mencukupi kebutuhan nutrisi balita, baik dijadikan bahan makanan maupun
langsung diminum.
77
PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita
sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan
diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. Hanya dikonsumsi
oleh balita gizi buruk dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai
makanan pengganti makanan utama.
Sedangkan PMT pemulihan berbasis bahan makanan lokal ada dua jenis
yanitu berupa Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk bayi dan anak
usia 6 – 23 bulan ) dan makanan tambahan untuk pemulihan anak balita 24-59
bulan berupa makanan keluarga.
78
F.Cara pemberian makanan pada balita
Ada beberapa masalah gizi yang mungkin timbul pada anak usia 1-5 tahun
atau Balita. Empat masalah yang sering timbul di antaranya adalah :
Penolakan terhadap makan, sulit makan, hanya sedikit makanan yang dimakan
atau pilih-pilh makanan
Kebiasaan makan camilan di antara waktu makan utama dapat mengurangi nafsu
makan pada waktu makan
• Orang tua harus memberi contoh dengan mengajak makan bersama keluarga.
Memperkenalkan makanan secara bertahap, terus mencoba makanan yang baru
dan tetap tenang bila anak menolak makan. Tawarkan makanan dilain waktu.
Membentuk kebiasaan makan sejak dini adalah yang berbaik dengan memberi
contoh dan pujian yang wajar. Bentuk suasana yang nyaman ketika makan.
• Perhatikan ukuran makanan disesuaikan dengan gigi geligi anak yang masih
tumbuh (potongan kecil atau finger food), porsi kecil tapi sering .
• Pemilihan bahan makanan: pilih sayuran yang muda, buah yang matang,
masak daging dan ayam hingga empuk.
• Snack atau makanan camilan: pilih yang bergizi: susu, potongan buah, puding
susu, sereal, yoghurt, roti panggang. Pemberian snack tidak dekat dengan waktu
pemberian makanan utama karena akan mengurangi nafsu makan.
• Agar anak tidak lekas bosan, ibu sebaiknya menyusun menu 10 hari yang
bervariasi- silahkan melihat kumpulan resep di buku resep atau majalah/tabloid.
79
• Cukup aktivitas fisik: bermain bersama teman, berlari, main sepeda roda tiga.
Aktivitas fisik yang cukup meningkatkan nafsu makan anak. Pastikan anak cukup
makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
• Jenis: dalam sehari makanlah bervariasi makanan dari berbagai kelompok
makanan
• Jadwal makan, Buat jadual makan anak 3 kali makan utama dan 2 kali-3 kali
makan snack. Beri kesempatan anak merasa lapar.
Jam 15.00: snack sore: buah potong dan puding o Jam 18.00: makan malam:
nasi soto daging
80
Contoh jumlah zat gizi dan porsi makan sesuai dengan kebutuhan anak:
Kebutuhan Energi anak berbeda-beda, penuhi kebutuhan gizi anak sesuai usianya
agar pertumbuhannya optimal. Anak usia 1-3 tahun membutuhkan energi 1.000
kkal sedangkan usia 4-6 tahun kebutuhan energinya adalah 1.550 kkal.
81
mangkuk sedang, ½ gelas
belimbig
Masa balita adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat. Pada masa
ini, otak balita telah siap menghadapi berbagai stimulasi seperti belajar berjalan
dan berbicara lebih lancar.
82
Kecil setiap hari. Atur agar semua sumber gizi tersebut ada dalam menu setiap
hari.
• Susu Pertumbuhan - Susu sebagai salah satu sumber kalsium, juga penting
dikonsumsi si Kecil. Sedikitnya balita membutuhkan 350 ml susu per hari. Susu
Pertumbuhan dari Nutricia merupakan susu lengkap gizi yang mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi anak usia 12 bulan ke atas dan menjadi pelengkap menu si
Kecil.
Menu Seimbang
Merupakan kombinasi dari berbagai bahan berikut:
• Karbohidrat: Seperti nasi, roti, sereal, kentang, atau mi.
Kenalkan beragam karbohidrat secara bergantian. Selain sebagai menu utama,
karbohidrat bisa diolah sebagai makanan selingan atau bekal sekolah seperti
puding roti atau donat kentang yang lezat.
• Buah dan sayur: Seperti pisang, pepaya, jeruk, tomat, dan wortel.
Jenis sayuran beragam mengandung zat gizi berbeda. Berikan setiap hari baik
dalam bentuk segar atau diolah menjadi jus.
• Susu dan produk olahannya: Seperti susu pertumbuhan, keju dan yoghurt.
Pastikan balita Ibu mendapatkan asupan kalsium yang cukup dari konsumsi
susunya
• Protein: Seperti ikan, susu, daging, telur, kacang-kacangan.
Tunda pemberiannya bila timbul alergi atau ganti dengan sumber protein lain.
Untuk vegetarian, gabungkan konsumsi susu dengan minuman berkadar vitamin C
tinggi untuk membantu penyerapan zat besi.
• Lemak: Seperti yang terdapat dalam minyak, santan, mentega, roti, dan kue juga
mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
Pastikan si Kecil mendapatkan kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak
digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat).
83
H.Makanan yang harus dihindari dan dibatasi untuk balita
Beberapa makanan perlu perhatian ekstra untuk dihindari, diantaranya:
• Makanan yang terlalu berminyak, junk food, dan makanan berpengawet
sebaiknya dihindari. Gunakan bahan makanan segar untuk menu makan keluarga
terutama untuk si Kecil.
• Penggunaan garam bila diperlukan sebaiknya digunakan dalam jumlah sedikit.
Pilih garam beriodium yang baik untuk kesehatan. Bila membeli makanan dalam
kemasan, perhatikan juga kandungan garamnya.
• Aneka jajanan di pinggir jalan yang tidak terjamin kebersihan dan kandungan
gizinya. Ibu bisa membuat sendiri 'jajanan' untuk balita Ibu hingga ia tidak tergiur
untuk jajan.
• Telur dan kerang, karena seringkali menimbulkan alergi bahkan keracunan bila
Ibu tidak memilih yang segar dan salah mengolahnya. Biasakan mengolah telur
sampai matang untuk menghindari bakteri yang dapat mengganggu pencernaan.
• Kacang-kacangan bisa menjadi pencetus alergi. Jangan berikan kacang bila si
Kecil belum terampil mengunyah karena bisa tersedak.
84
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu,
yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI
berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus
otot serta kebiasaan makan yang memuaskan.
Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga,
masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah
dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan.
B. Saran
85
DAFTAR PUSTAKA
Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku
kedokteran ECG.
Marimbi,Hanun. 2010. tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada
balita. Yogyakarta: Nuba Medika.
86
Almatsier, S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
2001.Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
Hananto, W. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan
Bahan Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta, 2002.
Marimbi, Hanum. 2010.tumbuh kembang, status gizi dan imunisasi dasar pada
balita. Yogyakarta : Nuba Mediak
A.Aziz Alimul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan, Jakarta.Penerbit Medika Salemba.
87