KAJIAN PUSTAKA
Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di
pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba tepat dimana ada arteri melintas.
Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh
darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri.
regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi. Denyut yang teraba bukan darah yang
dipompa oleh jantung masuk ke aorta melainkan gelombang tekanan yang dialihkan
dari aorta yang merambat lebih cepat daripada darah itu sendiri. Semakin besar
metabolisme dalam suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini
banyaknya aliran darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh. Denyut nadi
normal dapat dikategorikan sesuai umur yaitu: dewasa 60-80 kali/menit, anak 80-100
mengetahui kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan
dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi
dengan pulse rate yaitu dengan cara menghitung perubahan tekanan yang
dirambatkan sebagai gelombang pada dinding darah, dimana pengukuran dapat
dilakukan pada arteri karotis, arteri radialis, arteri ulnaris, arteri brachialis, arteri
femoralis, arteri popliteal, arteri dorsalis pedis, arteri posterior tibial, arteri
Denyut nadi adalah gelombang yang teraba pada arteri akibat dari darah
permenit bagi orang terlatih menunjukkan efektifitas dari jantung dalam memompa
darah, sedangkan denyut nadi istirahat melebihi 100 denyut permenit adalah
kondisi fisik seseorang. Semakin tinggi denyut nadi seseorang, menunjukkan semakin
berat kerja jantung. Jika ini terjadi terus menerus, maka dipastikan bahwa
produktivitas kerja akan menurun. Juga dijelaskan bahwa denyut nadi dipengaruhi
kehamilan, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, rokok, intensitas dan lama kerja,
sikap kerja, faktor fisik dan kondisi psikis. Frekuensi nadi secara bertahap akan
jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat
berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Denyut nadi paling tinggi ada pada bayi
kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. Denyut
nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum sub maksimum pada wanita lebih
tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi
kerja mencapai 128 denyut/menit, pada wanita 138 denyut/menit. Pada kerja
maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154 denyut/menit dan pada wanita 164
mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah)
Rokok dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu studi yang merokok
dengan orang yang dalam bekerja tidak merokok. Berat dan ringannya intensitas kerja
berpengaruh terhadap denyut nadi. Lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang
sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi.
Batas kesanggupan kerja sudah tercapai bila denyut nadi kerja mencapai angka 30
denyut/menit dan di atas bilangan nadi istirahat. Sedangkan nadi kerja tersebut tidak
terus menerus menanjak dan sehabis kerja pulih kembali pada nadi istirahat sesudah ±
15 menit. Kondisi psikis juga dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan
2006).
Frekuensi denyut jantung dipengaruhi oleh kebutuhan aliran darah, sistem
frekuensi denyut jantung dan denyut nadi. Sistem kemoreseptor menerima rangsang
berupa kadar oksigen, kadar karbondioksida dan ion hidrogen dalam darah (Hanifati,
2015).
Maximum heart rate (HR Max) adalah denyut jantung yang dapat dicapai
pada saat berolahraga dan tergantung umur. Formula yang paling sering digunakan
adalah formula Fox and Haskell, untuk memperkirakan maximum heart rate
seseorang digunakan formula yang berdasarkan pada umur. Maximum heart rate
Target Heart Rate (THR) adalah denyut jantung yang dicapai selama
melakukan latihan, dimana jantung dan paru mendapatkan maanfaat maksimal dari
latihan tersebut. Pehitungan THR dilakukan dengan beberapa metode (Wahyuni,
2014).
Metode Karnoven
Metode Zoladz
Heart Rate Reserve (HRR) adalah perbedaan antara maximum heart rate dan
denyut nadi istirahat. Denyut nadi istirahat akan semakin rendah dan heart rate
baik. Persentase HRR setara dengan persentase VO2 reserve (Wahyuni, 2014).
setelah melakukan latihan. Hal ini mengacu pada kemampuan jantung untuk kembali
sendiri denyut normal setelah meningkat selama latihan. Penurunan denyut jantung
yang kurang dari 12 kali/menit berhubungan dengan resiko kematian (Wahyuni,
2014).
cardiac strain. Alat yang digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri
dengan rangsangan electro cardio graph (ECG). Bila peralatan tersebut tidak
tersedia, secara sederhana dapat dilakukan secara manual memakai stopwatch dengan
berikut :
fisik yang menunjukkan kecepatan penurunan denyut nadi setelah pelatihan untuk
mecapai denyut nadi normal seperti sebelum melakukan aktivitas fisik. Proses
pemulihan adalah gambaran dari fungsi sistem saraf otonom yang terdiri dari saraf
Aktivitas tubuh yang semakin tinggi menyebabkan peningkatan aliran darah untuk
mensuplai zat makanan dan oksigen ke jaringan otot sehingga jantung berkontraksi
lebih cepat dan kuat sehingga meningkatkan denyut nadi. Ketika tubuh melakukan
aktivitas fisik berat dalam jangka waktu yang lama tanpa disertai pemulihan yang
aktivitas sistem saraf simpatis dan penurunan aktivitas saraf parasimpatis (Sedlock et
al, 2010).
Perubahan denyut nadi sering digunakan sebagai dasar untuk physical fitness
test. Pemulihan denyut nadi secara langsung berhubungan dengan tingkat daya tahan
kardiovaskuler. Pemulihan denyut jantung pada orang dengan tingkat daya tahan
tingkat daya tahan kardiovaskuler baik. Pemulihan denyut nadi yang cepat sangat
penting untuk mencegah kerja jantung terlalu berat. Aktivasi sistem saraf
parasimpatis merupakan hal yang mendasari pemulihan denyut nadi setelah latihan
Brouha dengan bantuan pulse meter yaitu menghitung denyut nadi pemulihan P1,
Denyut nadi pemulihan P1 adalah denyut nadi per 30 detik terakhir dari menit
Denyut nadi pemulihan P2 adalah denyut nadi per 30 detik terakhir dari menit
Denyut nadi pemulihan P3 adalah denyut nadi per 30 detik terakhir dari menit
Denyut nadi pemulihan P5 adalah denyut nadi per 30 detik terakhir dari menit
Jantung merupakan organ yang sangat penting dan mempunyai tugas untuk
dibutuhkann oleh otot untuk berkontraksi. Semakin besar mekanisme suatu organ,
maka semakin besar aliran darahnya. Hal ini akan dikompensasi jantung dengan
meliputi meningkatkan aliran darah dan jumlah oksigen ke otot skelet yang sedang
berkontraksi, menjaga tekanan arteri untuk tetap menjaga aliran darah ke otak tetap
intramuscular. Aliran darah otot rangka hanya sekitar 2-4 mL/100g, sedangkan pada
kontraksi lebih dari 10% kontraksi maksimal sudah mulai terjadi penekanan terhadap
pembuluh darah, jika tegangan kontraksi otot mencapai 70% kontraksi maksimal
maka aliran darah dalam otot akan terbatas. Peningkatan aliran darah ke otot akan
mencapat 30 kali lebih banyak saat terjadi kontraksi. Untuk pembuangan zat-zat sisa
metabolisme saat otot berkontraksi diperlukan sirkulasi yang lebih besar. Sistem
dan tekanan darah untuk memenuhi asupan oksigen (Guyton dan Hall, 2011).
Pada saat olahraga akan terjadi vasodilatasi di otot skelet yang sedang
hasil metabolit dari kontraksi otot berupa potassium, ion hydrogen, laktat dan
yang dilakukan, kontraksi isometric atau kontraksi isotonik. Pada kontraksi yang
bersifat isometric akan terjadi peningkatan secara cepat di tekanan darah systole dan
diastole. Tetapi stroke volume tidak banyak berubah. Aliran darah ke otot yang
pada kontraksi isotonik justru terjadi penambahan isi sekuncup dan menurunnya
tahanan perifer, maka kenaikan pada tekanan darah diastole tidak terlalu tinggi dan
Pada saat olahraga maksimal akan terjadi peningkatan cardiac output yang
disebabkan terjadinya peningkatan denyut jantung dan stroke volume yang dimediasi
oleh aktivitas vagal, system saraf simpatis dan peningkatan adrenalin dalam darah
(Wahyuni, 2014). Respon kardiovaskuler ketika olahraga dengan durasi lama dan
intensitas berat akan meningkatkan cardiac output pada menit pertama latihan dan
kemudian terjadi fase plateu (menetap) pada menit selanjutnya selama latihan.
Sedangkan stroke volume akan meningkat pada awal latihan, kemudian terjadi fase
plateu (menetap) dan akhirnya akan menurun pada latihan lebih dari 30 menit (Leon
Bloor, 2008).
diastolic ventrikel kiri terjadi karena peningkatan jumlah darah yang kembali ke
output. Penurunan stroke volume setelah latihan 30 menit disebabkan karena stress
termoregulator, keluarnya plasma darah, dan peningatan aliran darah ke kulit melalui
bertahap. Kondisi fisik dapat diukur dengan waktu pengembalian denyut nadi setelah
latihan. Makin cepat denyut nadi kedalam keadaan istirahat makan semakin baik
kondisi seseorang. Saat berolahraga, otot yang bekerja akan meningkatkan kecepatan
otot-otot yang bekerja dan seluruh tubuh. Metabolisme akan menghasilkan sisa
metabolisme berupa asam laktat. Penumpukan asam laktat di dalam otot ini adalah
salah satu hal yang menyebabkan timbulnya rasa lelah pada otot. Dengan melakukan
pendinginan, Kontraksi otot yang ringan yang terjadi pada saat kita akan membantu
otot memompa aliran darah yang akan membawa asam laktat keluar dari otot. Saat
selesai berolahraga, maka frekuensi denyut jantung dan tekanan darah akan kembali
dan hasil metabolisme lain berupa CO2 dan asam laktat maka tidak dibutuhkan
sebelum latihan. Selama ini fase pemulihan yang digunakan adalah pemulihan sistem
tingkat sistem dapat berlangsung dalam skala menit, sedangkan pemulihan sistem
metabolisme energi dapat berlangsung dalam skala jam dan pemulihan cadangan
glikogen dalam skala hari. Fase pemulihan sangat dibutuhkan oleh tubuh guna
mengembalikan kondisi tubuh kekeadaan awal sebelum melakukan latihan untuk
aktivitas berikutnya sehingga tidak cepat mengalami kelelahan dan sindrom pelatihan
yang berlebihan (overtraining). Fase pemulihan ada dua yaitu pemulihan aktif dan
pasif, selama ini lamanya fase pemulihan telah dijadikan pegangan untuk menentukan
keseimbangan antara latihan fisik dan istirahat diperlukan dalam suatu program
latihan. Pada masa pemulihan akan terjadi pemulihan cadangan energi, cadangan
oksigen dan penurunan asama laktat yang memiliki waktu pemulihan yang berbeda.
Latihan fisik yang terlalu berat dan tidak disertai dengan pemulihan yang cukup dapat
selama beberapa minggu sampai beberapa bulan sehingg pemulihan sangatlah penting
Pada masa pemulihan akan terjadi pemulihan cadangan fosfagen, pemulihan glikogen
otot dan pemulihan cadangan oksigen otot. Sehingga terjadi keseimbangan antara
latihan fisik yang berat dan pemulihan diperlukan dalam suatu program latihan
(Wahyuni, 2014). Anggota TNI-AD melakukan latihan fisik yang berat dalam
Pembentukkan cadangan fosfagen akan pulih sebesar 75 % selama 6 menit dan akan
pulih kembali secara penuh antara 10-30 menit. Cadangan ATP akan pulih kembali
sebesar 57% selama 15 detik pemulihan dan ATP akan pulih sebesar 70% selama 30
detik, sedangkan untuk mencapai waktu 100% membutuhkan waktu 3-5 menit.
Selama pelatihan simpanan ATP-CP terpakai sebagian dan dapat diisi kembali selama
masa pemulihan melalui sistem aerobic. Sistem glikogen asam laktat dapat mengisi
kembali sistem fosfagen dengan kecepatan 2,5 mol ATP/menit dan sistem aerob
dapat mengisi kembali dengan kecepatan 1 mol ATP/menit. Jumlah total energi
dalam sistem fosfagen pada seluruh susunan otot dari seorang atlet pria adalah setara
dengan sekitar 0,6 mol ATP/gram otot, sedangkan pada wanita 0,3 mol ATP/gram
otot. Pelatihan dengan intesitas tinggi akan menghabiskan simpanan ATP-CP dalam
sistem asam laktat yang mengakibatkan terjadinya peningkatan asam laktat (Scott,
2005).
menyebabkan pengosongan glikogen otot. Dua kelompok besar tipe pelatihan yang
fisik dengan intensitas ringan dan durasi lama dan aktivitas fisik dengan intensitas
tinggi dengan durai pendek. Aktivitas fisik dengan intensitas ringan dan durasi lama,
pembentukan kembali glikogen dibutuhkan waktu antaraa 1-2 jam dan bahkan sampai
berlangsung 5 hari bila tanpa diet karbohidrat. Jika dilakukan diet karbohidrat tinggi
dalam waktu 10 jam akan terjadi pengisian kembali glikogen mencapai 60 % dan
akan terisi secara penuh selama 46 jam. Sedangkan aktivitas fisik dengan intensitas
tinggi dengan durai pendek, pembentukan kembali glikogen akan terjadi antara 30
menit sampai 2 jam dan pembentukan secara sempurna memerlukan waktu 24 jam
dengan ricncian selama 2 jam akan terjadi pembentukan kembali glikogen sebesar 39
Oksigen digunakan oleh otot selama pelatihan maka harus segera diganti
sistem fosfagen dan glikogen asam laktat. Diperlukan 2 liter oksigen untuk mengganti
sistme glikogen non laktat (fosfagen) dan 8 liter oksigen untuk mengganti sistem
glikogen non laktat. Penggunaan oksigen berlebih setelah pelatihan disebut oxygen
hutang oksigen harus dibayar kembali untuk membentuk ATP-CP dan resintesis
glikogen dari laktat secara sempurna. Pembayaran hutang oksigen yang tidak terkait
dengan asam laktat memerlukan waktu 2-3 menit untuk mengisis cadangan oksigen,
pemulihan cepat dan komponen pemulihan lambat. Komponen pemulihan cepat akan
dan fosfokreatin di dalam otot. Resintesis ATP dan fosfokreatin 70% terjadi pada 30
detik pertama pada fase pemulihan. Resintesis ATP dan fosfokreatin 100% terjadi
kecepatan maksimal sepanjang jarak tempuh tanpa jeda dengan posisi dada
naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah
dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Dalam
mengambil napas dilakukan saat menoleh ke kiri atau ke kanan. Gerakan renang
gaya bebas yang dilakukan dengan cara dua kali gerakan lengan dan disertai dua kali
Kontraksi otot besar berfungsi untuk menghasilkan energi yang tinggi. Pada renang
sprint 50 m akan terjadi peningkatan asam lakta yang cukup tinggi yang akan
akan terpakai dengan cepat dan akan menghasilkan metabolit yaitu asam laktat
sehingga tubuh harus dipulihkan kembali segera setelah melakukan olahraga renang
karena cadangan energi didalam otot yang berkontraksi selama olahraga harus
dipulihkan kembali dan asam laktat yang terbentuk harus dibersihkan dari otot dan
darah. Penurunan kadar asam laktat akan menyebabkan feedback negative ke otak un
tuk menurunkan aktivitas system saraf simpatis dan aktivasi system saraf
2.6.1 Pengertian
Renang merupakan salah satu olahraga air yang dilakukan dengan cara
menggerakkan kaki, tangan, kepala dan badan saat mengapung di permukaan air.
Rangkaian koordinasi dari gerak berbagai anggota badan tersebut menghasilkan laju
atau kecepatan tertentu diatas permukaan air. Renang gaya bebas adalah jenis renang
digerakkan jauh kedepan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua kaki secara
bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang gaya
bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan
di gerakkan keluar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke
samping. Dalam mengambil napas dilakukan saat menoleh ke kiri atau ke kanan.
Dibandingkan gaya renang lainnya, gaya bebas merupakan gaya renang yang bisa
membuat tubuh melaju lebih cepat di air. Renang gaya bebas memerlukan koordinasi
gerakan yang efektif, dimana pada renang gaya bebas terdiri dari dua gerakan tangan
mengayuh secara bergantian dengan dua pukulan gerakan kaki bergantian (Lubalu et
al, 2016).
Renang gaya bebas adalah gerakan renang yang dilakukan dengan cara dua
kali gerakan lengan dan disertai dua kali gerakan kaki (Wahyuni, 2014). Berikut
a. Posisi Badan
Posisi badan terlungkup, kepala sedikit dibawah permukaan air, bagian proksimal
tubuh sedikit lebih rendah daripada bahu dan tungkai lemas dan lurus kebelakang.
Posisi badan dalam renang gaya bebas harus sejajar dan sedatar mungkin, tubuh
harus berputar pada garis pusat atau pada rotasinya, hindari kemungkinan
terjadinya gerakan tangan dan kaki yang berakibat tubuh menjadi naik turun,
b. Gerakan Kaki
Gerakan kaki pada renang gaya bebas berperan sebagai pendorong, penggerak
gaya bebas agar kaki tetap tinggi dalam keadaan streamline sehingga tahanan
menjadi kecil.
c. Gerakan Lengan
Gerakan lengan pada renang gaya bebas berperan sebagi tenanga pendorong,
penggerak dan pengatur keseimbangan tubuh. Gerakan lengan dalam renang gaya
bebas memiliki tahap tarikan yang terbagi menjadi tiga, yaitu tekanan awal (intial
press), dayung kedalam (inward scull) dan dayung keluar (outward scull).
Gambar 2.1
Energi yang dihabiskan saat berenang dipengaruhi oleh hambatan, energi yang
dilepaskan ke dalam air dan kerja internal. Energi total merupakan kombinasi antara
energi aerobik dan anaerobik. Energi total semakin meningkat dengan semakin
terbesar adalah gaya punggung, kemudian gaya kupu-kupu dan gaya dada
karena tekanan sebesar 55% dan hambatan karena gelombang sebesar 23%.
Hambatan ini dapat diturunkan dengan cara latihan. Kecepatan maksimal ditentukan
oleh kekuatan dorongan yang maksimal yaitu dengan kekuatan dan kecepatan otot
yang maksimal. jumlah kayuhan lengan/stroke frequency (SF) dan jarak yang
ditempuh persatu kali kayuhan lengan/distance stroke (d/S) yang terbaik dicapai
dengan berenang gaya bebas dibandingkan dengan ketiga gaya renang lainnya (Alves
et al, 2001).
Sistem energi yang berperan dalam olahraga renang adalah sistem energi
ATP-PC untuk gesekan eksplosif, sistem energi glikolisis anaerobic (asam laktat)
untuk renang intensitas tinggi dengan jarak pendek dan sistem energi glikolisis
aeerobik untuk renang jarak jauh. Metabolisme energi dan peran ketiga system energi
dalam renang sangat bervariasi tergantung jarak dan kecepatan renang. Renang sprint
sumber karbohidrat dan cadangan keratin fosfat akan terpakai dengan cepat dan akan
menghasilkan asam laktat, Setelah melakukan renang sprint 50 meter tubuh harus
laktat dari otot dan darah. Renang sprint gaya bebas 50 meter memerlukan kontraksi
otot-otot besar yang berfungsi untuk menghasilkan energi yang tinggi, otot-otot besar
mengandung serat otot tipe II (fast twitch fibers) dengan energi glikolitik tinggi
sehingga energi yang dihasilkan lebih besar. Simpanan ATP dan fosfokreatin
berkurang dengan cepat dan proses glikolisis akan segera terjadi untuk tetap menjaga
produksi energi. Pada renang sprint 50 meter akan terjadi peningkatan asam laktat
yang cukup tinggi yang menyebabkan terjadinya asidosis (Rodriquez et al, 2010).
Sumber energi sebagian besar berasal dari sistem anaerobic pada renang jarak
pendek, sebaliknya pada renang jarak jauh (800-1500 meter) energi sebagian besar
berasal dari sistem aerobic. Metabolisme energi dan peranan ketiga sistem energi
(sistem energi posphagen, anaerobic dan aerobic) dalam olahraga renang sangat
Tabel 2.1
50 m 38 58 4
100 m 20 39 41
200 m 13 29 58
400 m 6 21 73
800 m 4 14 82
1500 m 3 11 86
untuk kontraksi otot. Peningkatan kebutuhan oksigen pada saat latihan fisik yang
berat terjadi pada menit pertama, pada menit ke 3 sampai ke 4 akan terjadi
keadaan ini disebut dengan fase plateau yang menggambarkan keseimbangan antara
energi yang digunakan untuk kontraksi otot dengan produksi ATP oleh sistem energi
aerobik. Peningkatan kebutuhan energi dari keadaan istirahat terjadi pada saat
Kecepatan renang lambat untuk pemulihan aktif berkisar antara 0,8 m/s
sampai 1,4 m/s yang berarti metabolisme yang berperan adalah sistem energi aerobic.
Energi yang dibutuhkan pada setiap kecepatan renang gaya bebas lebih kecil
membentuk kemampuan fisik seperti daya tahan, kekuatan otot serta bermanfaat pula
rehabilitasi serta prestasi (Lubalu et al, 2016). Studi yang dilakukan oleh Wahyuni
menunjukan bahwa renang gaya bebas dan renang gaya dada dapat mempercepat
pemulihan denyut nadi pada atlet renang (Wahyuni, 2014). Berenang lambat selama
14 menit dapat mempercepat pemulihan kadar asam laktat dan denyut nadi (Felix et
al, 2008).
2.6.4 Mekanisme Pemulihan Denyut Nadi pada Renang Lambat Gaya Bebas
denyut nadi dan kadar asam laktat setelah latihan maksimal. Metode pemulihan pada
olahraga renang dengan berenang lambat sangat efektif karena air dapat
dengan intensitas rendah (28% dari VO2 maksimal) lebih efektif dibandingkan dengan
metode pemulihan secara aktif dengan intensitas tinggi (40%) dari VO2 maksimal.
Pemulihan secara aktif dengan intesitas rendah melancarkan aliran darah untuk otot
sehingga terjadi pembuangan asam laktat yang terbentuk setelah latihan sprint.
Pemulihan secara aktif dengan intensitas lebih rendah memerlukan energi yang
pada olaharga renang dapat dilakukan dengan metode pemulihan secara aktif dengan
berenang secara lambat yang diyakini dapat memperbaiki sintesis fosfokreatin otot
dan mempercepat aktivasi saraf parasimpatis sehingga dapat mempercepat proses
karena pada kondisi lingkungan dengan kelembaban yang tinggi akan menghambat
Lingkungan dengan kelembaban yang tinggi adalah lingkungan yang sudah jenuh
dengan uap air sehingga sulit untuk menerima uap air yang berasal dari proses
evaporasi keringat. Proses evaporasi keringat bertujuan untuk membuang panas tubuh
ke lingkungan. Pelepasan panas pada saat berolah raga sebagian besar terjadi melalui
proses evaporasi keringat yaitu sebesar 80%, radiasi 5%, konduksi dan konveksi
15%. Terganggunya proses pelepasan panas tubuh menyebabkan suhu tubuh akan
terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen dan suplai darah ke otot yang sedang
denyut nadi untuk untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen yang terjadi.
Dehidrasi, peningkatan panas tubuh dan kelelahan terjadi setelah berolah raga dengan
pemulihan denyut nadi karena dapat menyebabkan pembersihan asam laktat dari otot
yang berkontraksi menjadi lebih cepat dan transportasi asam laktat menuju ke otot
yang tidak berkontraksi dan jaringan lain pada tubuh menjadi lebih lancar. Asam
laktat diotot yang sedang berkontraksi dan di jaringan lain akan di ubah kembali
menjadi glukosa dan disimpan dalam otot sebagai cadangan energi. Renang gaya
bebas membutuhkan energi yang lebih sedikit menyebabkan kebutuhan oksigen juga
lebih sedikit. Kebutuhan oksigen yang lebih sedikit juga menyebabkan oxygen debt
bisa digunakan untuk pemulihan. Pemulihan yang terjadi dalam tubuh salah satunya
adalah pemulihan kadar asam laktat. Penurunan kadar asam laktat menyebabkan
menurunkan aktivitas sistem simpatis dan terjadi aktivasi sistem parasimpatis yang
Senam Tai Chi adalah latihan melibatkan seluruh gerakan tubuh dan
memperkuat saraf pusat dengan menggunakan pernapasan perut yang lambat dan
dalam serta pemusatan pikiran. Tai Chi merupakan sebuah senam yang berasal dari
Cina. Senam tai chi terdiri dari berbagai urutan gerakan untuk melatih koordinasi
pernafasan dan berbagai gerakan tangan dan kaki dengan kecepatan lambat (Ismiati,
2013).
Senam Tai Chi adalah olahraga dengan gerakan lambat, pernafasan yang
dalam, dan pemusatan pikiran dengan unsur meditasi. Tai Chi dikenal dapat
membantu mengendalikan stress yang merupakan salah satu faktor risiko hipertensi
dengan cara latihan pernafasan yang tepat dikombinasikan dengan latihan otot ringan
sehingga membuat seseorang menjadi rileks. Teknik pernafasan yang dalam dan
memperlancar aliran darah, dan menurunkan denyut jantung. Tai Chi meningkatkan
dilakukan pada posisi semi squat dan intensitas latihan disesuaikan dengan cara
mengontrol kecepatan dan tinggi postural. Karakteristik Tai Chi adalah konsentrasi
pikiran dengan kontrol nafas, latihan seluruh tubuh pada posisi semi squat, serta
yang luas, aksi isometric dan eksentris yang panjang (Pulcheria, 2016).
Senam Tai Chi adalah kombinasi dari meditasi, pengaturan pernapasan dan
latihan peregangan secara menyeluruh yang meliputi berbagai gerakan olah tangan
dan kaki dengan kecepatan tetap dimana melibatkan otot-otot besar. Tidak hanya
membina kaki, tangan, dan tubuh saja melalui berbagai gerakan, tetapi juga
pernapasan perut yang lambat dan dalam, serta pemusatan pikiran. Olahraga ini
terdiri dari berbagai urutan gerakan. Tai Chi dilakukan pada posisi semisquat dan
intensitas latihan disesuaikan dengan cara mengontrol kecepatan dan tinggi postural
1. Opening Posture
4. Brush Knee
5. Playing the Lute
9. Single Whip
Gambar 2.2
kelompok otot yang merangsang refleks muscle spindle yang berperan dalam
kontraksi otot dan menyebabkan otot menjadi fleksibel. Muscle spindle yang
respon akut setelah peregangan sehingga menimbulkan relaksasi otot. Tai Chi
lengkung dan spiral, pergerakan sendi yang luas, aksi isometrik dan eksentris yang
panjang. Peregangan pada gerakan Tai Chi dapat meningkatkan panjang dan
elastisitas otot serta jaringan di sekitar sendi sehingga menyebabkan relaksasi terkait
Sumber energi dalam senam Tai Chi selama 5 – 6 detik pertama latihan
kontraksi otot menggunakan sumber energi dari ATP yang terdapat di dalam otot.
Selanjutnya 10 – 15 detik sumber energi untuk kontraksi otot adalah kreatin fosfat.
menit. Senam Tai Chi merupakan senam aerobic dan merupakan latihan ketahanan,
hal ini mempengaruhi mitokondria untuk meningkatkan kapasitas serat otot dalam
memproduksi ATP secara aerobik. Senam Tai Chi meningkatkan kemampuan otot
mengkonsumsi oksigen secara maksimal akibat difusi oksigen dan CO2 antara
Sepuluh studi yang memberikan perlakuan Tai Chi dalam populasi heterogen
memberikan hasil perbaikan tekanan darah dan denyut jantung, pemulihan denyut
nadi setelah latihan, dan hemodinamik jantung seperti stroke volume dan cardiac
output. Studi yang tersedia menunjukkan bahwa latihan Tai Chi memiliki efek
menguntungkan bagi pasien dengan kondisi jantung dan beberapa faktor risiko
pasien dengan faktor risiko kardiovaskuler saat diberikan perlakuan Tai Chi dapat
menimbulkan efek pada tekanan darah dan hipertensi. Mengingat bukti yang ada, Tai
Chi merupakan latihan yang bisa menjadi tambahan untuk perawatan konvensional.
Orang dengan deteksi dini faktor risiko kardiovaskuler mungkin enggan untuk
memulai terapi obat dan pendekatan non-farmakologis. Tai chi diakui sebagai strategi
Studi yang dilakukan oleh Tsai dengan judul The beneficial effects of Tai Chi
Chuan on blood pressure and lipid profile and anxiety status in a randomized
controlled trial menunjukkan hasil Pelatihan latihan Tai Chi dapat menurunkan
tekanan darah sehingga Tai Chi dapat digunakan sebagai modalitas dalam merawat
Tai Chi dilakukan dengan menggunakan latihan pernafasan yang tepat dan
mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga terjadi penurunan denyut nadi dan tahanan
perifer yang disebabkan vasodilatasi oleh pembuluh darah. Teknik pernafasan yang
dalam dan gerakan yang lambat membuat konsentrasi oksigen di dalam darah
menjadi lancar, dan denyut jantung menjadi lambat sehingga dapat menurunkan
Tai chi yang dilakukan secara teratur akan menyebabkan timbulnya respon
adaptasi kardiovaskuler, dimana terjadi efisiensi kerja jantung dan peningkatan isi
sekuncup serta otot jantung menjadi lebih kuat sehingga jantung dapat berkontraksi
lebih sedikit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen oleh jaringan tubuh
sehingga terjadi penurunan frekuensi denyut nadi istirahat dan latihan bersamaan
Program latihan harus sesuai dengan prinsip latihan agar dapat berjalan sesuai
tujuan. Prinsip latihan adalah meliputi frekuensi, intensitas dan time. Untuk
mengembangkan daya tahan paru dan jantung intensitas latihan sering menggunakan
denyut jantung, Zona latihan daya tahan paru jantung sebagai berikut (Suharjana,
2007):
Tabel 2.2
umum frekuensi latihan lebih banyak dengan program latihan lebih lama akan
mempunyai pengaruh lebih baik terhadap kebugaran paru dan jantung. Frekuensi
latihan yang baik untuk menjaga kesehatan adalah 3 kali perminggu. Durasi
menunjukkan pada lama waktu yang digunakan untuk latihan. Durasi minimal yang
harus dilakukan pada aktivitas aerobik adalah 15-20 menit (Suharjana, 2007).
salah satunya adalah continuous training yang merupakan latihan kontinyu yang
dilakukan tanpa jeda istirahat. Latihan yang baik adalah 3-5 hari perminggu. Ada
macam-macam bentuk latihan continuous training seperti jogging, jalan kaki, lari