“ Privatisasi”
Oleh :
ADE MASTURA
BP/NIM :2019/1910536006
S1 AKUNTANSI INTAKE D3
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1. Pengertian Privatisasi
Dari berbagai definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa privatisasi adalah
pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi milik swasta. Pengertian ini
sesuai dengan yang termaktub dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN,
yaitu penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam
rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.
2. Tujuan Privatisasi
Pada dasarnya kebijakan privatisasi ditujukan untuk berbagai aspek harapan, dilihat dari
aspek keuangan, pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi), ekonomi dan politik.
Dari segi keuangan, privatisasi ditujukan untuk meningkatkan penghasilan pemerintah terutama
berkaitan dengan tingkat perpajakan dan pengeluaran publik; mendorong keuangan swasta untuk
ditempatkan dalam investasi publik dalam skema infrastruktur utama; menghapus jasa-jasa dari
kontrol keuangan sektor publik.
Dari beberapa cara tersebut, UU Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN di dalam pasal
78 hanya membolehkan tiga cara dalam privatisasi yakni :
1. Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal.
2. Penjualan saham langsung kepada investor.
3. Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan yang bersangkutan.
4. Manfaat Privatisasi:
Dampak kebijakan privatisasi BUMN jelas terlihat pada perubahan kebijakan pemerintah
dan kontrol regulasi. Dimana dapat dikatakan sebagai sarana transisi menuju pasar bebas,
aktivitas ekonomi akan lebih terbuka menuju kekuatan pasar yang lebih kompetitif, dengan
adanya jaminan tidak ada hambatan dalam kompetisi, baik berupa aturan, regulasi maupun
subsidi. Kebijakan privatisasi dikaitkan dengan kebijakan eksternal yang penting seperti tarif,
tingkat nilai tukar, dan regulasi bagi investor asing. Juga menyangkut kebijakan domestik, antara
lain keadaan pasar keuangan, termasuk akses modal, penerapan pajak dan regulasi yang adil, dan
kepastian hukum serta arbitrase untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kasus
perselisihan bisnis.
Dampak lain yang sering dirasakan dari kebijakan privatisasi yaitu menyebarnya
kepemilikan pemerintah kepada swasta, mengurangi sentralisasi kepemilikan pada suatu
kelompok atau konglomerat tertentu. Sebagai sarana transisi menuju pasar bebas, aktivitas
ekonomi akan lebih terbuka menuju kekuatan pasar yang lebih kompetitif, dengan jaminan tidak
ada hambatan dalam kompetisi, baik berupa aturan, regulasi maupun subsidi. Untuk itu
diperlukan perombakan hambatan masuk pasar dan adopsi sebuah kebijakan yang dapat
membantu perkembangan dan menarik investasi swasta dengan memindahkan efek keruwetan
dari kepemilikan pemerintah. Seharusnya program privatisasi ditekankan pada manfaat
transformasi suatu monopoli publik menjadi milik swasta. Hal ini terbatas pada keuntungan
ekonomi dan politik. Dengan pengalihan kepemilikan, salah satu alternatif yaitu dengan
pelepasan saham kepada rakyat dan karyawan BUMN yang bersangkutan dapat ikut melakukan
kontrol dan lebih memotivasi kerja para karyawan karena merasa ikut memilki dan lebih
semangat untuk berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kinerja BUMN yang sehat. Hal ini
dapat berdampak pada peningkatan produktivitas karyawan yang berujung pada kenaikan
keuntungan.