Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Pembangunan Sumber Daya Indonesia menurun karena harus


Manusia (SDM) di Indonesia akan menghabiskan waktunya untuk berobat
menjadi prioritas pembangunan dalam dan mengurus orang sakit. Maka, sudah
lima tahun ke depan. Salah satu syarat saatnya masyarakat Indonesia hari ini
kemajuan suatu bangsa adalah dengan didorong untuk memiliki paradigma sehat
memiliki Sumber Daya Manusia yang yang lebih mengutamakan aspke promotif
berkualitas. Sumber Daya Manusia yang dan preventif, sehingga yang menjadi
berkualitas dapat terwujud ketika semua fokus utamanya adalah menjaga orang
pihak memiliki kepedulian terhadap sehat agar tetap sehat dan dapat
pembangunan pendidikan dan kesehatan. menjalankan aktivitasnya secara
Namun saat ini, pembangunan pendidikan produktif.
di Indonesia belum cukup optimal untuk Jago Preventif sebagai platform
membentuk SDM yang berkualitas dan digital di bidang pendidikan dan
berkarakter, termasuk SDM Kesehatan. kesehatan hadir untuk menjawab berbagai
Sarana dan prasarana pendidikan belum persoalan dan tantangan tersebut, salah
merata, terlebih lagi persoalan tenaga satunya dengan berupaya mewujudkan
pengajar, keterbatasan akses, serta SDM di bidang kesehatan yang
ketimpangan antara institusi besar dan berkualitas tanpa harus dibatasi oleh jarak
kecil, maupun negeri dan swasta. dan waktu untuk menghasilkan SDM
Tak sedikit juga institusi yang berkualitas dan merata di seluruh
pendidikan di Indonesia yang lebih Indonesia. Jago Preventif menyediakan
berorientasi profit daripada kualitas modul pembelajaran ini sebagai salah satu
pendidikan yang seharunya diutamakan. media belajar untuk Sahabat Jago
Oleh karena itu, kompetensi lulusan hasil Preventif sebagai bentuk komitmen Kami
dari proses pendidikan hari ini seringkali untuk pendidikan dan kesehatan
minim akan skills dan bahkan tidak masyarakat Indonesia yang lebih baik.
memahami jati dirinya sebagai insan
intelektual yang seharusnya memiliki Mari sehatkan Indonesia dengan SDM
kompetensi mumpuni sesuai bidang Kesehatan yang berkualitas.
keilmuannya. Masih banyak yang #MenjadiHebatBersamaJagoPreventif
berharap untuk sekedar menjadi pekerja,
padahal mestinya generasi masa kini harus
berpikir dan bertindak untuk turut menjadi
pencipta lapangan kerja.
Persoalan lain terkait dengan
pembangunan kesehatan yang masih
berorientasi pada upaya kuratif, sehingga
pembiayaan kesehatan melonjak dan
menjadi beban negara. Hal tersebut juga Salam,
CEO Jago Preventif
turut menyebabkan produktivitas SDM di
A. Ikram Rifqi
JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page i
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1 Deskripsi Modul ......................................................................................................1

1.2 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................... 1

1.2.1 Tujuan Umum ..................................................................................................1

1.2.2 Tujuan Khusus .................................................................................................1

1.2.3 Kompetensi Luaran .......................................................................................... 2

BAB 2 : PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan ................................................................................ 3

2.2 Sasaran Promosi Kesehatan .................................................................................... 5

2.3 Strategi Promosi Kesehatan .................................................................................... 6

2.4 Metode Promosi Kesehatan ..................................................................................... 7

2.5 Tatanan Pelaksanaan Promosi Kesehatan ............................................................. 10

BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN ....................................................................11

3.1 Pelaksanaan Promkes di Tempat Umum............................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page i


BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Deskripsi Modul


Modul materi pembelajaran ini merupakan bahan ajar ke-5 untuk Sahabat Jago
Preventif yang disusun secara sistematis dan menarik, mencakup resume materi
pembelajaran dan simulasi yang dibuat lebih praktis untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan. Modul konsep promosi kesehatan ini disusun agar Sahabat Jago Preventif
mampu memahami konsep dan strategi promosi kesehatan yang merupakan salah satu
kunci keberhasilan upaya kesehatan masyarakat.
Sebagai seorang ahli kesehatan masyarakat, sangat diperlukan ilmu promosi
kesehatan agar bisa melakukan tindakan promotif dan preventif di masyarakat dengan
sebaik-baiknya. Sebagaimana diketahui bahwa masih banyak permasalahan kesehatan di
masyarakat yang belum teratasi dan perlu adanya strategi serta program promosi
kesehatan yang berkesinambungan. Oleh karena itu, Tim Jago Preventif merasa perlu
untuk menyusun modul materi Konsep Dasar Promosi Kesehatan.
Cara mempelajari modul: Sahabat Jago Preventif diharapkan memahami dengan
cermat uraian tentang konsep, pengertian, contoh, dan ilustrasi yang tersaji dalam modul
ini. Modul ini juga diharapkan mampu mengedukasi dan memberikan pemahaman
kepada pembaca.

1.2 Tujuan Pembelajaran


1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan Sahabat Jago Preventif dapat mengetahui dan memahami mengenai
konsep promosi kesehatan

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan Khusus dari materi pembelajaran ini yaitu:
1. Memahami konsep Promosi Kesehatan
2. Memahami sasaran dan strategi Promosi Kesehatan
3. Memahami penerapan Promosi Kesehatan

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 1


1.2.3 Kompetensi Luaran
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan Sahabat Jago Preventif memiliki
kompetensi diantaranya sebagai berikut:
1. Memahami dan menghayati konsep Promosi Kesehatan
2. Mengimplementasikan strategi Promosi Kesehatan pada berbagai sasaran
3. Mendeskripsikan metode dalam Promosi Kesehatan

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 2


BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Promosi Kesehatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005
tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, promosi kesehatan adalah
upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri serta
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya
setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Salah satu tujuan promosi kesehatan adalah memberikan informasi yang pada
tingkatan lebih lanjut dapat memicu kesadaran masyarakat mengenai program atau
gerakan yang tengah dicanangkan oleh pemerintah. Berdasarkan konsep tersebut, maka
dikembangkan 5 level pencegahan penyakit diantaranya sebagai berikut:
1. Promosi Kesehatan (health promotion)
Promosi kesehatan (health promotion) merupakan tindakan atau upaya kesehatan
yang dilakukan pada saat masyarakat atau individu masih dalam keadaan sehat.
Seseorang tersebut diberi penjelasan tentang kesehatan dan pencegahan penyakit
agar seseorang atau individu tersebut tidak terserang penyakit. Contoh promosi
kesehatan yang dapat merubah perilaku seseorang :
a. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
b. Balita diberikan ASI.
c. Timbang balita.
d. Rumah bebas jentik.
e. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
f. Tersedia air bersih.
g. Tersedia jamban.
h. Makan dengan gizi seimbang.
i. Aktifitas fisik setiap hari.
j. Tidak merokok.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 3


2. Perlindungan Khusus (specific protection)
Merupakan suatu tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
ancaman agen penyakit atau pembawa penyakit tertentu. Tujuan dari specific
protection ini adalah sebagai perlindungan khusus terhadap ancaman penyakit.
Tindakan atau upaya pencegahan penyakit yang terkait dengan level pencegahan ini
adalah:
a. Melakukan imunisasi
b. Perlindungan terhadap ancaman penyakit akibat kerja
c. Perlindungan terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik
d. Melindungi atau menghindari alergen.
e. Melakukan kegiatan kumur-kumur dengan larutan flour untuk mencegah
terjadinya karies pada gigi.
3. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (early diagnosis and prompt treatment)
Tujuan utama dari tindakan ini adalah:
a. Mencegah penyebaran penyakit
b. Mengobati dan menghentikan proses penyakit
c. Menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi serta
kecacatan
Contohnya adalah pemeriksaan payudara sendiri sejak anak mulai menstruasi, pap
smear bagi orang yang telah melakukan hubungan seksual aktif, tes kolesterol,
pemeriksaan Hb, skrining kanker Rahim, dan lain-lain.
4. Membatasi Kecacatan (disability limitation)
Usaha ini merupakan lanjutan dari upaya early diagnosis and prompt treatment yaitu
dengan pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh kembali
dan tidak mengalami kecacatan (tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi
kecacatan, maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi
dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
5. Pemulihan (rehabilitation)
Pada proses ini, diusahakan agar cacat yang diderita tidak menjadi hambatan
sehingga individu tersebut dapat menjalankan hidup dengan optimal secara fisik,
mental dan sosial. Misalnya mengoptimalkan kemampuan anak yang menderita
kanker.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 4


2.2 Sasaran Promosi Kesehatan
Secara prinsipil, sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat. Masyarakat dapat
dilihat dalam konteks komunitas, keluarga maupun individu. Sasaran promosi kesehatan
juga dapat dikelompokkan menurut ruang lingkupnya, yakni tatanan rumah tangga,
tatanan sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum, dan institusi
pelayanan kesehatan. Promosi kesehatan dilaksanakan untuk 3 (tiga) sasaran (Kemenkes
RI, 2011), yaitu:
1. Sasaran Primer
Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah individu
sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Mereka
diharapkan dapat mengubah perilaku hidupnya yang tidak sehat menjadi pola hidup
sehat. Perubahan perilaku tersebut harus didukung oleh:
a. Sistem nilai dan norma sosial serta norma hukum yang dapat diciptakan atau
dikembangkan oleh para pemuka di masyarakat, baik pemuka informal
maupun pemuka formal.
b. Keteladanan dari para pemuka masyarakat.
c. Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok
masyarakat.
d. Pendapat umum (public opinion).
e. Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan, dapat diupayakan atau dibantu
penyediaannya oleh berbagai pihak yang bertanggung jawab dan
berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat pemerintahan dan dunia
usaha.
2. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya
pemuka adat, pemuka agama, dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya
petugas kesehatan, pejabat pemerintahan, dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan,
dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan
pola hidup yang sehat dari individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
a. Berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan pola hidup sehat.
b. Turut menyebarluaskan informasi tentang pola hidup sehat.
c. Menciptakan suasana yang kondusif bagi pola hidup yang sehat.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 5


d. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat
terbentuknya pola hidup sehat.
3. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan publik yang berupa peraturan di
bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam
upaya meningkatkan pola hidup sehat dari individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) dengan cara:
a. Memberlakukan kebijakan atau peraturan perundangundangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya pola
hidup sehat serta kesehatan masyarakat.
b. Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana, dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya pola hidup sehat di kalangan individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada
umumnya.

2.3 Strategi Promosi Kesehatan


Berdasarkan rumusan WHO, strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3
hal yaitu:
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan,
advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan
di berbagai sektor dan tingkat sehingga para pejabat tersebut mau mendukung
program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat
keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalm bentuk undang-
undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal atau
informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang isu
atau usulan program yang diharapkan memperoleh dukungan dari pejabat terkait.
Kegiatan advokasi secara informal, misalnya mengunjungi pejabat yang relevan
dengan program yang diusulkan, untuk secara informal meminta dukungan, baik
dalam bentuk kebijakan, dana atau fasilitas lain (Notoatmodjo, 2010).

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 6


2. Dukungan Sosial (Social support)
Tujuan utamanya agar para tokoh masyarakat dapat menjadi jembatan antara
sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masarakat (penerima
program) kesehatan. Dengan kegiatan, mencari dukungan sosial melalui tokoh
masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan
agar masyarakat menerima dan mau berpartisipasi dalam program tersebut. Oleh
sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya membina suasana yang
kondusif terhadap kesehatan. Bentuk kegiatan dukungan sosial ini antara lain:
pelatihan-pelatihan tokoh masyarakat, seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh
masyarakat dan sebagainya. Dengan demikian, sasaran utama dukungan sosial atau
bina suasana adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat (Notoatmodjo, 2010).
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat secara langsung. Tujuan utama pemberdayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk pemberdayaan dapat diwujudkan dengan
berbagai kegiatan, antara lain: pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk misalnya koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan
pendapatan keluarga (income generating skill). Dengan meningkatkan kemampuan
ekonomi keluarga, maka akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan
kesehatan. Contohnya, terbentuknya dana sehat, terbentuknya pos obat desa,
berdirinya polindes dan sebagainya. Kegiatan semacam ini di masyarakat sering
disebut sebagai gerakan masyarakat untuk kesehatan. Dari uraian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa sasaran pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri
(Notoatmodjo, 2010).

2.4 Metode Promosi Kesehatan


Metode adalah taktik untuk melakukan perubahan pada kelompok sasaran.
1. Metode Promosi Individual (Perorangan)
Dalam promosi kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan
untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru
saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 7
imunisasi tetanus toxoid (TT) karena baru saja memperoleh atau mendengarkan
penyuluhan kesehatan. Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi
akseptor lestari atau ibu hamil segera minta imunisasi, ia harus didekati secara
perorangan. Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu
yang bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu
tersebut. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan
penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui
dengan tepat serta membantunya, maka perlu menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk pendekatan ini, antara lain:
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan
kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut
(mengubah perilaku).
b. Wawancara (interview)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa
ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok
yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu
metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Kelompok besar
di sini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang
baik untuk kelompok besar ini, antara lain:

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 8


a. Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang paling tertua dalam pendidikan

kesehatan tetapi merupakan keterampilan yang paling sulit dikuasai.

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

b. Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan

menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang

ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan

dianggap hangat di masyararkat.

c. Brainstorming

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya

sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan

pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap

peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan

atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam plipchart atau

papan tulis. Sebelum semua peserta meneurahkan pendapatnya, tidak boleh

dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan

pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi

diskusi.

3. Metode Promosi Kesehatan Massa

Metode promosi kesehatan secara massa dipakai untuk mengomunikasikan pesan-

pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau

publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. Oleh

karena itu sasaran sasaran promosi ini bersifat umum, dalam arti tidak

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 9


membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi,

tingkat pendidikan dan sebagainya.

2.5 Tatanan Pelaksanaan Promosi Kesehatan


Berikut tatanan pelaksanaaan Promosi Kesehatan, yaitu sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia. Dalam
pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga, sasaran utamanya adalah orang tua
yang menanamkan dasar perilaku sehat kepada anak-anaknya sejak lahir.
2. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru merupakan
pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah merupakan tempat utuk
menanamkan perilaku kesehatan kepada anak. Sekolah dan lingkungan sekolah
yang sehat sangat tepat untuk berperilaku sehat bagi anak.
3. Promosi kesehatan di tempat kerja
Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan sebagai promotor
kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan sektor kesehatan. Salah satunya
dengan memberikan fasilitas tempat kesehatan yang baik bagi perilaku sehat
karyawan atau pekerjanya.
4. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu dilaksanakan
promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas yang dapat
mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa dengan memberikan poster dan
selebaran mengenai cara-cara menjaga kebersihan, dan sebagainya.
5. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik,
dan sebagainya merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara individual
oleh para petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga yang ada di tempat
pelayanan kesehatan tersebut.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 10


BAB 3 : SIMULASI PEMBELAJARAN

3.1 Pelaksanaan Promkes di Tempat Umum


Sahabat Jago Preventif dapat melakukan perencanaan promosi kesehatan di salah
satu tatanan promosi kesehatan, yaitu tempat umum seperti terminal, stasiun, dan lain-
lain. Misalnya yaitu pengadaan ruang ibu menyusui di terminal melalui strategi promosi
kesehatan yang meliputi:
1. Advokasi
2. Bina suasana atau dukungan sosial
3. Pemberdayaan masyarakat
Pelaksanaan promkes tersebut pastinya terintegrasi, bermitra dengan semua pihak
termasuk tenaga kesehatan, pihak pemerintah, serta masyarakat setempat. Sebelum
melakukan analisis program promosi kesehatan, Sahabat Jago Preventif harus mampu
membuat perencanaan program promosi kesehatan di tempat tersebut.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 11


1. Advokasi
No Kegiatan Sasaran Perilaku yang Isi Pesan Metode Media Pelaksana
diharapkan
1. Advokasi Bupati/Walikota/DPRD Terbentuknya Regulasi ✓ Dialog Regulasi Tim jejaring
penetapan kebijakan yang ✓ Lobby yang PP ASI dan
kebijakan mengenai ruang mendukung mendukung peduli ASI
penyediaan menyusui mengenai ruang
fasilitas ruang ruang menyusui
menyusui di menyusui dan
terminal PP ASI
Eksklusif

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 12


2. Bina Suasana
No Kegiatan Sasaran Perilaku yang Isi Pesan Metode Media Pelaksana
diharapkan
1. Penggalangaan Para pengelola Terbentuknya Nilai seni Pertemuan Buku Tim jejaring
kemitraan dengan terminal ruang menyusui ruang manajemen PP ASI dan
pengelola yang menyusui laktasi dan nakes dari
terminal berkesinambungan pedoman Dinkes
mengenai
ruang
menyusui
2. Pemberian Para pengelola Melestarikan ruang Kriteria lomba Lomba Poster Pengelola
penghargaan ke terminal menyusui terminal,
tempat-tempat pemda
umum

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 13


3. Pemberdayaan Masyarakat
No Kegiatan Sasaran Perilaku yang Isi Pesan Metode Media Pelaksana
diharapkan
1. Penggunaan Pengguna ruang Ibu menyusui dapat ✓ Manfaat Orientasi, Leaflet, poster Tim jejaring
ruang menyusui menyusui (ibu memanfaatkan ruang sosialisasi, PP ASI dan
di terminal menyusui) dengan baik ruang menyusui edukasi nakes dari
menyusui yang ✓ Manfaat Dinkes
telah disediakan ASI

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2010. Panduan Promosi Kesehatan Tingkat Kabupaten/Kota. Jakarta:


Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan: Panduan


bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes
RI.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005 tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

JP - Modul Belajar 5 : KONSEP PROMOSI KESEHATAN Page 15

Anda mungkin juga menyukai