Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME UU NAPZA ANALISIS BIOMEDIK DAN FORENSIK

NAMA : Dinda Meviansyah

NPM : 260110170153

A. NARKOTIKA
 Definisi dan Klasifikasi
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan – golongan
sebagaimana terlampir dalam Undang – Undang ini (UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 1
Ayat 1). Narkotika diklasifikasikan berdasarkan Permenkes No. 50 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Penggolongan Narkotika menjadi 3 golongan, yaitu sebagai berikut :
a. Narkotika Golongan 1 terdapat 161 jenis dilarang digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan (UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 8 Ayat 1).
b. Narkotika Golongan 2 terdapat 91 jenis dapat digunakan untuk produksi obat diatur
dengan Peraturan Menteri (UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 37).
c. Narkotika Golongan 3 terdapat 15 jenis dapat digunakan untuk produksi obat diatur
dengan Peraturan Menteri (UU No. 35 Tahun 2009 Pasal 37).

 Aturan Hukum
1. UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika → revisi dari UU No. 22 Tahun 1997
(tidak berlaku) → revisi dari UU No. 9 Tahun 1976 (tidak berlaku).
2. PP No. 40 Tahun 2013 Tentang Pelaksanaan Undang – Undang No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika.
3. Permenkes No. 50 Tahun 2018 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika →
Permenkes No. 20 Tahun 2018 (tidak berlaku) → Permenkes No. 7 Tahun 2018 (tidak
berlaku) → Permenkes No. 58 Tahun 2017 → Permenkes No. 41 Tahun 2017 (tidak
berlaku) → Permenkes No. 2 Tahun 2017 (tidak berlaku) → Permenkes No. 13 Tahun
2014 (tidak berlaku).

 Perubahan Tiap Revisi


1. UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika terdapat perbaikan pada bagian tindak
pidana mengikuti perkembangan situasi dan kondisi untuk menanggulangi dan
memberantas tindak pidana → UU No. 22 Tahun 1997 menggolongan narkotika
menjadi 3 golongan → UU No. 9 Tahun 1976 hanya menyebutkan 12 bahan narkotika
tanpa terdapat penggolongan narkotika.
2. Permenkes No. 50 Tahun 2018 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika →
Permenkes No. 20 Tahun 2018 (tidak berlaku) → Permenkes No. 7 Tahun 2018 (tidak
berlaku) → Permenkes No. 58 Tahun 2017 → Permenkes No. 41 Tahun 2017 (tidak
berlaku) → Permenkes No. 2 Tahun 2017 (tidak berlaku) → Permenkes No. 13 Tahun
2014 (tidak berlaku). Pada permenkes mengenai perubahan penggolongan narkotika
terdapat perbedaan pada jumlah jenis setiap golongan narkotika sebagai berikut :

Jumlah Jenis Narkotika


Aturan Hukum
Golongan 1 Golongan 2 Golongan 3
Permenkes No. 50 Tahun 2018 161 jenis 91 jenis 15 jenis
Permenkes No. 20 Tahun 2018 155 jenis 90 jenis 15 jenis
Permenkes No. 7 Tahun 2018 147 jenis 91 jenis 15 jenis
Permenkes No. 58 Tahun 2017 144 jenis 91 jenis 15 jenis
Permenkes No. 41 Tahun 2017 133 jenis 91 jenis 15 jenis
Permenkes No. 2 Tahun 2017 114 jenis 91 jenis 15 jenis
Permenkes No. 13 Tahun 2014 82 jenis 86 jenis 14 jenis
UU No. 35 Tahun 2009 65 jenis 86 jenis 14 jenis

B. PSIKOTROPIKA
 Definisi dan Klasifikasi
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU No. 5 Tahun 1997
Pasal 1 Ayat 1). Psikotropika diklasifikasikan menjadi 3 golongan berdasarkan UU No. 5
Tahun 1997 Pasal 2 Ayat 2, yaitu sebagai berikut :
a. Psikotropika Golongan I yang hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan
b. Psikotropika Golongan II yang berkasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
c. Psikotropika Golongan III yang berkasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
d. Psikotropika Golongan IV yang berkasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

 Aturan Hukum
1. UU No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika.
2. Permenkes No. 57 Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika →
revisi dari Permenkes No. 3 Tahun 2017 (tidak berlaku) → revisi dari Permenkes No.
9 Tahun 2015 (tidak berlaku).

 Perubahan Tiap Revisi

No Aturan Hukum Perubahan


.
1. UU No. 5 Tahun 1997 Isi:
Tentang Narkotika BAB I : Ketentuan Umum
BAB II: Ruang Lingkup dan Tujuan
BAB III: Produksi
BAB IV: Peredaran
BAB V: Ekspor dan Impor
BAB VI: Label dan Iklan
BAB VII: Kebutuhan Tahunan dan Pelaporan
BAB VIII: Pengguna Psikotropika dan
Rehabilitasi
BAB IX: Pemantauan Prekursor
BAB X: Pembinaan dan Pengawasan
BAB XI: Pemusnahan
BAB XII: Peran Serta Masyarakat
BAB XIII: Ketentuan Pidana
BAB XIV: Ketentuan Peralihan
BAB XV: Ketentuan Penutup

Penggolongan Psikotropika:
Golongan I: 26 jenis
Golongan II: 14 jenis
Golongan III: 9 jenis
Golongan IV: 60 jenis
Permenkes No. 9 Tahun 2015 Pengubahan golongan IV psikotropika dengan
2. tentang Perubahan menambahkan 1 jenis obat.
Penggolongan Psikotropika
Permenkes No. 3 Tahun 2017 Pengubahan penggolongan psikotropika:
tentang Perubahan  Golongan I menjadi 0
3.
Penggolongan Psikotropika  Golongan II menjadi 3 jenis
 Golongan IV menjadi 62 jenis
Permenkes No. 57 Tahun Pengubahan penggolongan psikotropika:
4. 2017 tentang Perubahan  Golongan II menjadi 4 jenis
Penggolongan Psikotropika  Golongan IV tetap 62 jenis

C. PREKURSOR
 Definisi dan Klasifikasi
Prekursor merupakan suatu zat, bahan kimia atau bahan pemula yang diguanakan
sebagai zat aktif dalam pembuatan Narkotika dan Psikotropika (Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor). Prekursor digolongkan
dalam Prekursor Tabel I dan Prekursor Tabel II berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 Tentang Prekursor, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1 Tabel 2
 Acetic Anhydride. Acetone
 N-Acetylanthranilic Acid Anthranilic Acid

 Ephedrine Ethyl Ether

 Ergometrine Hydrochloric Acid


Methyl Ethyl Ketone
 Ergotamine
Phenylacetic Acid
 Isosafrole
Piperidine
 Lysergic Acid
Sulphuric Acid
 3,4-Methylenedioxyphenyl-2-propanone
Toluene
 Norephedrine
 1-Phenyl-2-Propanone
 Piperonal
 Potassium Permanganat
 Pseudoephedrine
 Safrole

 Aturan Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 Tentang
Prekursor.

D. OBAT – OBAT TERTENTU


 Definisi
Obat – obat tertentu merupakan obat – obat yang bekerja di sistem susunan syaraf
pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat
menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Contohnya yaitu obat-obat yang mengandung bahan seperti tramadol, triheksifenidil,
klorpromazin, amitriptilin, dan/atau haloperidol. Obat – obat tersebut hanya dapat
digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau ilmu pengetahuan.
(Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering
Disalahgunakan).

 Aturan Hukum
1. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2016 tentang  Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering
Disalahgunakan.

E. ZAT ADIKTIF
 Definisi
Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang
membahayakan kesehatan dengan ditandai perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena
fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam
mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut
daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala
putus zat. Contoh bahan yang merupakan zat adiktif adalah tembakau, rokok, nikotin dan
tar (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012).

 Aturan Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang
Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai